RENUNGAN EDISI 29 DESEMBER 2024 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2025 " Membangun Karakter Ilahi "

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 27 Desember 2024

RENUNGAN EDISI 29 DESEMBER 2024

 RENUNGAN HARIAN



RENUNGAN SENIN
Bacaan: IMAMAT 2

Bacaan Setahun: 2 Petrus 1-3

Nas: "Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa kurban sajian kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung terbaik. Ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya." (Imamat 2:1)


Latihan sebelum Perayaan

Sebagai murid Sekolah Minggu semasa kecil, saya selalu dilibatkan dalam drama Natal anak. Saya ingat, empat bulan sebelum perayaan Natal di gereja kami, guru Sekolah Minggu sudah melatih kami. Seminggu sekali saya dan anak-anak lainnya sudah latihan. Dua minggu sebelum perayaan, kami latihan tiap hari. Drama paling lama sepuluh menit, tapi latihannya berbulan-bulan. Tujuannya, agar kami bisa memberikan penampilan terbaik.

Semua orang suka dan berharap diberikan yang terbaik. Kita menghargai orang yang berusaha memberikan kasih yang terbaik, daripada orang yang berusaha setengah-setengah atau asal jadi. Tuhan sebagai Pencipta dan Pemilik hidup kita, sangat berharap kita memberikan kasih yang terbaik. Saat membahas kurban sajian, Alkitab mencatat persembahan yang diberikan hendaknya tepung yang terbaik (ay. 1, 4, 5, 7). Artinya, tepung yang terbaik itu keharusan. Tuhan ingin yang terbaik dari kita karena Dia sudah lebih dulu memberikan kasih. Tuhan sudah memberikan nyawa Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk menebus dosa kita. Saat bekerja, Tuhan mau kita bekerja sebaik mungkin. Saat memperlakukan istri dan anak, perlakukan mereka sebaik mungkin. Saat melayani seseorang, layanilah sebaik mungkin.

Kebiasaan memberikan yang terbaik mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri. Tuhan dan sesama senang kalau kita melakukan yang terbaik. Kita sendiri pasti senang kalau mendapatkan pemberian terbaik. Mari kita sama-sama berusaha selalu melakukan dan memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan sesama. --RTG/www.renunganharian.net

* * *
TUHAN INGIN YANG TERBAIK DARI KITA KARENA DIA
SUDAH LEBIH DULU MEMBERIKAN KASIH YANG TERBAIK.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: 1 KORINTUS 8

Bacaan Setahun: 1 Yohanes 1-5

Nas: Bagi kita hanya ada satu Allah, yaitu Bapa, yang dari Dia berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang karena Dia segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)


Ibadah Horizontal

Memiliki wawasan pengetahuan yang luas tentang Alkitab tentu menolong kita dalam menumbuhkan iman yang baik. Namun, diperhadapkan dengan realita di tengah masyarakat, adakalanya iman kita terbentur dengan tradisi budaya. Jika demikian, mana pilihan kita, tetap berpegang pada prinsip Alkitab secara kaku sesuai pengetahuan kita atau memberi ruang untuk peduli terhadap mereka yang berbeda?

Hidup kristiani harus senantiasa serasi dengan Alkitab. Namun, hidup bermasyarakat menuntut orang beriman tidak sekadar menghidupi aturan Alkitab tentang boleh atau tidak boleh. Persoalan yang dihadapi jemaat Korintus, misalnya. Haruskah persoalan makanan menjadikan mereka terpecah? Jika demikian, iman kepada Tuhan dapat menjadi batu sandungan bagi masyarakat yang masih menghidupi budaya yang berbeda. Menanggapi hal ini Paulus mengajak umat untuk menjadikan firman Tuhan sebagai sumber pengetahuan yang benar, untuk menimbang dan memutuskan tanpa meniadakan kasih. Pengetahuan yang dimiliki juga harus dapat membangun iman sesama, bukan sebaliknya, menjadi batu sandungan bagi sesama.

Persekutuan orang beriman adalah tempat saling membangun dan melengkapi di dalam kasih. Hal ini menjadi dasar bagi kekristenan untuk memandang penting kebersamaan. Ibadah bukan melulu mengenai hubungan secara vertikal kepada Tuhan. Tuhan pun menghendaki umat-Nya membangun ibadah secara horizontal. Menyatakan kasih, memberi kepedulian, dan membangun sesama. Bukankah kasih kepada Tuhan juga nyata melalui sikap kita terhadap sesama? --EBL/www.renunganharian.net

* * *
MEMPERTAHANKAN KEYAKINAN TANPA MEMEDULIKAN SESAMA SAMA
SAJA MENJADIKAN DIRI SENDIRI BATU SANDUNGAN BAGI MEREKA.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: 1 KORINTUS 8

Bacaan Setahun: 1 Yohanes 1-5

Nas: Bagi kita hanya ada satu Allah, yaitu Bapa, yang dari Dia berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang karena Dia segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. (1 Korintus 8:6)


Ibadah Horizontal

Memiliki wawasan pengetahuan yang luas tentang Alkitab tentu menolong kita dalam menumbuhkan iman yang baik. Namun, diperhadapkan dengan realita di tengah masyarakat, adakalanya iman kita terbentur dengan tradisi budaya. Jika demikian, mana pilihan kita, tetap berpegang pada prinsip Alkitab secara kaku sesuai pengetahuan kita atau memberi ruang untuk peduli terhadap mereka yang berbeda?

Hidup kristiani harus senantiasa serasi dengan Alkitab. Namun, hidup bermasyarakat menuntut orang beriman tidak sekadar menghidupi aturan Alkitab tentang boleh atau tidak boleh. Persoalan yang dihadapi jemaat Korintus, misalnya. Haruskah persoalan makanan menjadikan mereka terpecah? Jika demikian, iman kepada Tuhan dapat menjadi batu sandungan bagi masyarakat yang masih menghidupi budaya yang berbeda. Menanggapi hal ini Paulus mengajak umat untuk menjadikan firman Tuhan sebagai sumber pengetahuan yang benar, untuk menimbang dan memutuskan tanpa meniadakan kasih. Pengetahuan yang dimiliki juga harus dapat membangun iman sesama, bukan sebaliknya, menjadi batu sandungan bagi sesama.

Persekutuan orang beriman adalah tempat saling membangun dan melengkapi di dalam kasih. Hal ini menjadi dasar bagi kekristenan untuk memandang penting kebersamaan. Ibadah bukan melulu mengenai hubungan secara vertikal kepada Tuhan. Tuhan pun menghendaki umat-Nya membangun ibadah secara horizontal. Menyatakan kasih, memberi kepedulian, dan membangun sesama. Bukankah kasih kepada Tuhan juga nyata melalui sikap kita terhadap sesama? --EBL/www.renunganharian.net

* * *
MEMPERTAHANKAN KEYAKINAN TANPA MEMEDULIKAN SESAMA SAMA
SAJA MENJADIKAN DIRI SENDIRI BATU SANDUNGAN BAGI MEREKA.

* * *




RENUNGAN KAMIS
Bacaan: KISAH PARA RASUL 9:1-19

Bacaan Setahun: Wahyu 1-3

Nas: Namun, firman Tuhan kepadanya, "Pergilah, sebab orang ini alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku di hadapan bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel." (KISAH PARA RASUL 9:15)


Membagikan Kasih-Nya

Sebuah video yang menjadi viral menayangkan seorang polisi bernama Ferdinand bersama para tahanan lain yang dengan tulus merayakan ulang tahun seorang tahanan. Mereka memberikan beberapa kotak piza yang di atasnya dihiasi sebuah lilin. Tahanan yang menerimanya sangat terharu dan bertekad untuk benar-benar bertobat dari masa lalunya yang kelam. Tindakan tersebut sungguh menegaskan bahwa penjahat sekalipun pantas mendapatkan perlakuan baik.

Mungkin hari ini kita ragu untuk berbuat baik kepada seorang yang terkenal sangat jahat, entah karena kita sudah "mengecap" dirinya tidak akan pernah bisa berubah atau kita takut bahwa kita akan memperoleh perlakuan buruk darinya. Hendaknya kita belajar dari Ananias, yang tergugah untuk menghampiri Paulus, menyatakan kasih karunia Allah yang ingin memakai sisa hidupnya selanjutnya untuk kemuliaan-Nya, mengabaikan perasaannya bahwa Paulus sudah terkenal sebagai penganiaya jemaat Allah. Tuhan dapat memakai kita untuk memberikan sentuhan kasih-Nya sehingga penjahat sekalipun dapat kembali ke jalan-Nya dan berguna bagi-Nya di sisa hidupnya.

Mari kita buka hati kita untuk mendengar bimbingan Roh-Nya, sekalipun mungkin di mata orang banyak kita tidak patut untuk mendekati orang yang selama ini sudah menjadi "sampah" di masyarakat. Melalui kasih Tuhan yang kita tunjukkan, orang yang terkenal jahat pun dapat tersentak, yakin bahwa Tuhan masih memberikan kesempatan kepadanya untuk menata hidup yang baru. --KSD/www.renunganharian.net

* * *
KASIH KEPADA MEREKA YANG SUDAH DICAP BURUK MEMUNGKINKAN
MEREKA BERTOBAT DAN MEMPERSEMBAHKAN HIDUP BAGI TUHAN.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: YESAYA 9:1-6

Bacaan Setahun: Wahyu 4-8

Nas: Sebab, seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita; tampuk pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebut orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:5)


Janji Personal

Bayangkan Anda pertama kali ke Jakarta. Biaya ditanggung sepenuhnya oleh teman Anda. Disediakan fasilitas lengkap, termasuk kendaraan. Dan, disediakan peta agar Anda leluasa berjalan-jalan sendiri. Atau, teman Anda, yang mengenal seluk-beluk Jakarta dengan sangat baik, berjanji menemani Anda setiap saat. Mana yang lebih Anda inginkan?

Janji akan Juru Selamat bersifat sangat personal. Allah tidak menjanjikan nasihat yang ajaib, tetapi Penasihat Ajaib. Bayangkan jika Anda memiliki surat berisi nasihat ayah yang sudah meninggal. Anda tidak dapat lagi menemuinya untuk menanyakan maksud nasihatnya secara lebih jelas.

Dia disebut Allah yang Perkasa, bukan keperkasaan. Dia mampu dan berkuasa untuk menjalankan dan menyelesaikan rencana-Nya.

Dia adalah Bapa yang Kekal, bukan kekekalan. Betapa mengerikannya jika kita hidup di dalam kekekalan, tetapi terpisah dari Allah! Syukurlah, Allah berkenan menjadi Bapa yang menyayangi kita dengan kasih yang kekal.

Dia juga Raja Damai, bukan kedamaian. Jika kita diberi kedamaian, siapa yang dapat memastikan bahwa keadaan itu tidak akan berubah? Syukurlah, Allah berkenan menjadi Raja yang memerintah atas hidup kita di dalam damai sejahtera-Nya.

Itulah Allah yang menyelamatkan kita. Dia bukan hanya menyediakan berkat yang berlimpah-limpah. Namun, Dia memberikan diri-Nya sendiri. Dia menyertai kita untuk selama-lamanya. Sungguh suatu sukacita yang tiada bandingannya! --ARS/www.renunganharian.net

* * *
ALLAH TIDAK MEMBERIKAN PETA DAN MEMINTA KITA BERJALAN SENDIRI;
ALLAH MENJADI PEMANDU DAN MENUNTUN LANGKAH KITA SETIAP HARI.

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: 1 YOHANES 2:1-6

Bacaan Setahun: Wahyu 9-12

Nas: Siapa yang mengatakan bahwa ia tinggal di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. (1 Yohanes 2:6)


Tanda Pengenalan

Seorang pegawai baru membagikan makan siang untuk teman-teman sekantornya. Sesaat setelah makan, seorang pegawai senior menghampirinya dan bertanya, "Bu, apakah Anda ini putrinya Bu Ana? Saya dulu sekantor dengan beliau di PT X." "Oh, iya Pak. Benar sekali. Namun, bagaimana Bapak bisa menebak demikian?" "Dari kemiripan wajah dan kesamaan rasa masakan Anda tadi."

Memiliki kemiripan dengan orang tua adalah kecenderungan anak. Selain disebabkan oleh faktor genetik, ini terjadi karena anak dibesarkan dalam asuhan orang tua. Orang tua menjadi guru dan teladan bagi anak hampir dalam segala hal. Hal ini berlaku pula dalam kehidupan rohani. Iman Kristen mengakui bahwa Allah adalah Bapa kita, dan kita adalah anak-anak-Nya. Jika kita mengaku mengenal Allah, bahkan mengaku sebagai anak-anak-Nya, maka semestinya buah kebersamaan kita dengan-Nya nampak dari cara hidup kita yang sama dengan cara hidup Kristus. Karena Kristus adalah manifestasi Bapa yang pastinya akan kita ikuti jejak-Nya.

Pengenalan akan Allah menggerakkan hati menuju kepada ketaatan. Hidup tanpa ketaatan menunjukkan bahwa pengenalan kita akan Allah hanya sekadar kepura-puraan. Lagi pula, rancangan kasih Allah tidak akan pernah mencapai kesempurnaannya tanpa pengamalan firman-Nya dalam hidup kita. Sebab, kita diampuni dan dibenarkan supaya turut mengambil bagian yang lebih besar lagi dari Roh Allah, yakni pengudusan. Pengudusan hidup dari Allah membawa kita kepada ketaatan. Dan ketaatan menjadi tanda kasih kita kepada Allah. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
BERSAKSI TENTANG KRISTUS BERARTI MENAMPAKKAN
CARA HIDUP-NYA MELALUI KEHIDUPAN KITA.

* * *



MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


THEMA JPA 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #UnlimitedLove #KasihTanpaBatas #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2024 #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Membangun Karakter Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu  " Membangun Karakter Penyembahan " Why. 19:1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyarin...

Post Bottom Ad

Halaman