RENUNGAN EDISI 25 MEI 2025 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2025 " Membangun Karakter Ilahi "

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 24 Mei 2025

RENUNGAN EDISI 25 MEI 2025

 RENUNGAN HARIAN



RENUNGAN SENIN
Bacaan: 2 RAJA-RAJA 18:1-8

Bacaan Setahun: 2 Tawarikh 32-34

Nas: Ia berumur dua puluh lima tahun pada waktu menjadi raja dan selama dua puluh sembilan tahun memerintah di Yerusalem. Nama ibunya Abi, anak Zakharia. (2 Raja-Raja 18:2)


Peran Seorang Ibu

Beberapa kali, nama seorang ibu disebut dalam kitab Raja-raja ini. Misalnya, nama Zerua disebut sebagai ibu dari Yerobeam (1Raj. 11:26). Dalam bacaan hari ini, nama Abi disebut sebagai ibu dari Raja Hizkia. Namun, Alkitab sama sekali tidak menyebutkan peran apa saja yang telah dilakukan Abi sepanjang hidup Hizkia. Apakah sedemikian kecilnya peran seorang ibu sehingga Alkitab hanya cukup menulis namanya saja tanpa mencantumkan apa saja yang telah dilakukannya terutama di dalam keluarganya?

Bukan menjadi rahasia umum lagi jika dalam budaya Israel, pria lebih diutamakan daripada wanita. Namun, Tuhan pastilah tidak memandang sebelah mata peran seorang ibu. Sekalipun nama-nama ibu "hanya" disebut sesekali, tentunya keberadaan ibu punya peran yang besar bagi keluarga dan anak-anaknya. Di zaman itu, peran orang tua, termasuk ibu, berperan penting membentuk kepribadian dan kerohanian anak-anak mereka. Raja Hizkia hidup benar, pasti juga ada pengaruh sang ibu yang mendidiknya dalam Tuhan, bagaimana anak bertumbuh dengan kepribadian yang baik atau jahat, para ibu memegang peran yang besar.

Di masa lalu tidak sedikit para ibu gigih dalam mengajarkan kebenaran Alkitab kepada anak-anaknya dan siang malam berdoa untuk mereka. Para ibu ini sadar bahwa pengajaran seperti apa yang mereka berikan kepada anak pastilah akan berpengaruh pada karakter mereka ketika dewasa nanti. Santa Monika, ibu dari Bapa Gereja Agustinus, berdoa selama puluhan tahun hingga anaknya, Agustinus, bertobat dan mengenal Kristus. Apakah kita sebagai ibu bagi anak-anak kita telah mengajarkan hal yang benar kepada mereka? Renungkanlah, seperti apakah anak-anak kita bertumbuh dalam masa depan mereka, itu terbentuk dari peran kita saat membentuk mereka hari ini. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
APA YANG KITA TANAM HARI INI AKAN BERTUMBUH
MEMBENTUK KARAKTER ANAK-ANAK KITA DI KEMUDIAN HARI.

* * *





RENUNGAN SELASA
Bacaan: 1 KORINTUS 15:12-34

Bacaan Setahun: 2 Tawarikh 35-36

Nas: Janganlah sesat! "Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33)


Pergaulan yang Buruk

Anda yang hidup di lingkungan orang tidak percaya cenderung mengalami tekanan sosial lebih besar. Apalagi lingkungan itu memusuhi Anda karena iman kepercayaan Anda berbeda dengan mereka. Tekanan akan lebih besar lagi bila lingkungan Anda itu buruk moralitasnya. Sulit bagi siapa pun untuk bertahan hidup kudus di lingkungan demikian.

Kota Korintus merupakan kota yang sangat rusak pada zaman Rasul Paulus. Orang-orang yang telah percaya kepada Kristus buah penginjilan Rasul Paulus mengalami kondisi yang berat karenanya. Mereka dihina dan ditertawakan karena telah meninggalkan kepercayaan lamanya. Selain itu, orang percaya juga hidup di bawah tekanan lingkungan yang tidak mudah. Lingkungan mereka toksik. Seks bebas menjadi budaya. Ada seribu imam wanita yang menyembah dewi cinta Yunani, Afrodit, yang dianggap suci. Para imam wanita ini pada dasarnya adalah pelacur yang setiap malam menjual diri dan berhubungan dengan para pria. Masyarakat di sana juga gemar bermabuk-mabukan dan berpesta pora. Sebagian orang percaya juga terpengaruh dan mengikuti cara hidup masyarakat setempat. Paulus menggambarkan orang percaya demikian adalah akibat dari pergaulan mereka. Seharusnya orang percaya mempertahankan kebiasaan baiknya dan tidak tenggelam dalam pergaulan dengan mereka yang memiliki pola hidup berbeda.

Nasihat Paulus juga relevan bagi kita yang hidup di lingkungan tidak ramah di zaman ini. Iman dan moralitas kristiani haruslah kita pertahankan sampai akhir. --HEM/www.renunganharian.net

* * *
DI BAWAH TEKANAN SOSIAL YANG BERAT DI ZAMAN INI,
PERTAHANKAN IMAN DAN MORALITAS DENGAN MENJAUHKAN DIRI
DARI PENGARUH BURUK PERGAULAN.

* * *




RENUNGAN RABU
Bacaan: PENGKHOTBAH 9:1-12

Bacaan Setahun: Ezra 1-3

Nas: Lagi pula aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan pertempuran bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan penghargaan bukan untuk yang cerdik cendekia, ka (Pengkhotbah 9:11)


Cepat Tak Selalu Menang

Pertandingan cabang olahraga climbing di Olimpiade 2024 membuat saya tercengang. Atlet Indonesia, Veddriq Leonardo tak membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan perlombaan. "Cepat sekali naiknya, bak Spiderman di dunia nyata!" gumam saya saat menonton cuplikan aksi Leonardo pada babak final. Leonardo akhirnya sukses menggaet emas dengan torehan waktu 4, 75 dan terpaut hanya 0, 02 detik dari pesaingnya!

Dalam suatu pertandingan yang membutuhkan kecepatan, ternyata kemenangan tak selalu ditentukan hanya oleh kecepatan. Ada faktor lain seperti kecerdasan, kerja sama tim, penerapan strategi yang tepat, hingga pengalaman bertanding yang dapat menentukan suatu pertandingan. Fakta inilah yang tampaknya mengilhami tulisan Pengkhotbah bahwa kemenangan dalam perlombaan bukan untuk yang cepat, juga bukan bagi mereka yang kuat. Secara implisit, Pengkhotbah hendak mengarahkan agar pembacanya dapat menjalani hidup dengan mawas diri, juga rendah hati, karena kemenangan, keunggulan, hingga kecukupan hidup tak selalu dimiliki oleh mereka yang punya segala kelebihan.

Beberapa kisah di Alkitab juga mendukung pernyataan Pengkhotbah. Kita tahu kisah-kisah kemenangan para tokohnya, juga bangsa Israel, yang notabene memiliki keterbatasan, baik dalam hal kemampuan berbicara, berperang, atau kalah dalam jumlah, tetapi menang karena mereka disertai Allah. Jadi, sekiranya hari ini kita merasa punya kelemahan dan keterbatasan, serahkanlah semua itu kepada Allah. Hanya Dia yang sanggup mengubahkan keterbatasan kita menjadi keunggulan dan kemenangan. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
MEMILIKI KELEBIHAN TANPA DIBARENGI KERENDAHHATIAN
HANYA AKAN MENYEBABKAN MUNCULNYA KESOMBONGAN.

* * *




RENUNGAN KAMIS
Bacaan: YOHANES 4:1-42

Bacaan Setahun: Ezra 4-7

Nas: Banyak orang Samaria dari kota percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu yang bersaksi, "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." (Yohanes 4:39)


Lewat Satu Orang

Seorang pemuda bersukacita karena berhasil membawa satu temannya kepada Yesus. Ia menjemput teman itu naik mobil untuk bersama-sama pergi ke gereja. Pagi ini temannya dibaptis. Di jalan, pemuda itu melihat begitu banyak orang lalu-lalang di sepanjang jalan. Sejenak terpikir upayanya sia-sia. Satu tidak berarti apa-apa dibanding banyaknya orang di luar sana yang belum mengenal Tuhan.

Hari itu, banyak orang Samaria percaya kepada Yesus. Sebelumnya bukan Yesus berkhotbah kepada mereka semua. Bukan Dia berseru, "Percayalah kepada-Ku." Peristiwa menggembirakan tersebut terjadi lewat satu orang. Yesus berbicara hanya pada seorang perempuan berdosa. Telah lima kali perempuan itu bersuami, dan pada saat itu ada padanya seorang laki-laki yang bukan suaminya (ay. 18). Yesus menunjukkan penerimaan dan kasih sehingga hati perempuan itu tersentuh (ay. 21-26). Selanjutnya perempuan itu menyentuh hati sekumpulan orang-orang sebangsanya yang berada di luar kota melalui perkataan kesaksiannya, "Ia [Yesus] mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat" (ay. 39).

Benar, di dunia ini masih terdapat amat banyak orang yang belum mengenal Tuhan. Namun, bukan berarti upaya akan sia-sia sekiranya saat ini kita baru memenangkan satu. Meneropong peristiwa yang terjadi pada orang-orang Samaria di hari itu, kita diingatkan akan adanya kemungkinan Injil tersebar luas lewat satu orang. Satu hati nanti menyentuh seribu, seribu menyentuh sejuta, dan akhirnya seluruh dunia. Kiranya nas renungan hari ini kembali mengobarkan semangat kita untuk menginjil. Mari lanjutkan upaya membawa satu demi satu jiwa bagi Yesus! --LIN/www.renunganharian.net

* * *
SATU JIWA YANG KINI KITA BAWA KEPADA YESUS NANTI
DAPAT MENJADI KESUKAAN BAGI KERAJAAN SURGA.

* * *





RENUNGAN JUMAT
Bacaan: NEHEMIA 2:11-20

Bacaan Setahun: Ezra 8-10

Nas: Aku menjawab mereka, kataku, "Allah Semesta Langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun." (Nehemia 2:20)


Jangan Menyerah Berbuat Baik

Diberi perhatian oleh orang lain tentu merupakan hal yang menyenangkan hati. Namun, bagaimana jadinya apabila perhatian yang diberikan justru disebabkan rasa iri? Hal tersebut tentu menyesakkan hati. Sebab mereka bukan memberikan semangat, tetapi justru menjatuhkan; bukan memotivasi, tetapi justru melemahkan.

Sikap demikian didapatkan oleh Nehemia bersama dengan orang-orang Yahudi yang masih tersisa di Yerusalem, ketika mereka hendak membangun kembali tembok Yerusalem. Sejatinya, Nehemia telah mendapatkan izin dari Raja Artahsasta. Namun, hal tersebut tidak diterima dengan baik oleh orang-orang dari bangsa-bangsa lain. Mereka iri sehingga berupaya menjatuhkan mental Nehemia dengan memutarbalikkan fakta dan mengatakan bahwa Nehemia hendak memberontak terhadap raja. Nehemia sendiri tidak terpancing dengan tuduhan mereka. Ia memilih untuk tetap mengarahkan hatinya pada Allah untuk membangun kembali tembok Yerusalem. Ia tahu bahwa ketika suatu hal dilakukan bersama Allah maka tidak ada yang mustahil, sebab Allah pasti memberi pertolongan. Iman Nehemia memampukannya untuk tidak kecewa dan marah, melainkan melihat Allah yang mendatangkan semangat dan sukacita.

Setiap perbuatan baik yang kita lakukan belum tentu akan ditanggapi positif oleh orang lain. Belajar dari Nehemia, marilah kita mendasarkan hati dengan segala niat dan upaya kita kepada Allah. Bersama Allah, kita mendapatkan kekuatan, semangat, dan sukacita untuk terus mengupayakan hal baik dalam hidup. --ZDP/www.renunganharian.net

* * *
DASARKAN HATI DAN PERBUATAN KEPADA ALLAH,
DAN TERUSLAH BERBUAT BAIK. JANGAN MENYERAH.

* * *





RENUNGAN SABTU
Bacaan: 3 YOHANES 1:1-4

Bacaan Setahun: Nehemia 1-3

Nas: Sebab, aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan bersaksi tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran. (3 Yohanes 1:3)


Beda Tipis

Di zaman media sosial saat ini, sangat tipis bedanya seseorang menunjukkan kebaikan atau keberhasilannya dengan meninggikan dirinya atau ingin dipuji ketika menampilkan sesuatu di akun media sosialnya. Motivasilah yang membedakannya, tetapi sesungguhnya godaan untuk ingin meninggikan diri dan mendapatkan pujian selalu ada, setiap akan memosting sesuatu.

Yohanes bersukacita karena Gayus hidup dalam kebenaran. Gayus tidak menyebar-nyebarkan tentang semua kebaikannya, bagaimana ia hidup benar di setiap aspek hidupnya dan bagaimana ia menolong dan memberi tumpangan orang-orang dalam perjalanan untuk kebenaran (3Yoh. 1:6). Walaupun ia bisa menyampaikan atau menyaksikan semua itu, ia tidak melakukan karena bisa saja ia jatuh kepada motivasi yang salah untuk mendapatkan pujian. Gayus tentunya tidak memikirkan bagaimana ia dikenal oleh banyak orang, ia hanya menjalani hidup dan pelayanannya yang unik dengan benar dengan apa adanya dan setulusnya. Namun, orang yang mengalami kasih, perhatian, dan pelayanannya yang tulus, tidak bisa untuk tidak menyaksikan kebaikannya kepada Yohanes dan jemaat. Semua itu bukan untuk meninggikan Gayus tapi membawa sukacita dalam jemaat dan kemuliaan nama Tuhan.

Kadang banyak hal baik dan keberhasilan yang ingin kita perlihatkan dan saksikan kepada orang lain, tetapi rasanya berat karena takut salah motivasi. Mari tetap lakukan semua hal baik itu dan biarlah bukan kita, tetapi orang-orang di sekitar kita yang melihat semua itu dan teberkati, kemudian menyaksikan kepada banyak orang bagi kemuliaan Tuhan. --ANT/www.renunganharian.net

* * *
APA MOTIVASI KITA KETIKA MENUNJUKKAN KEBAIKAN
ATAU KEBERHASILAN KITA?

* * *









MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2025 #MembangunKarakterIlahi #JPAVision #multimediaJPA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARTA EDISI 6 JULI 2025

 JADWAL IBADAH SEPEKAN JPA MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK " & JPA VISION : " Mempersiapkan Ba...

Post Bottom Ad

Halaman