RENUNGAN EDISI 11 MEI 2025 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2025 " Membangun Karakter Ilahi "

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 10 Mei 2025

RENUNGAN EDISI 11 MEI 2025

 RENUNGAN HARIAN




RENUNGAN SENIN
Bacaan: LUKAS 24:36-49

Bacaan Setahun: 1 Tawarikh 12-14

Nas: "Kamulah saksi-saksi dari semuanya ini." (Lukas 24:48)


Menjadi Saksi-Saksi Yesus

Hal apa sajakah yang sudah kita lakukan sebagai orang percaya? Daripada melakukan kehendak-Nya, sering kali kita justru melakukan kehendak diri sendiri. Kita hidup bagi diri sendiri karena menempatkan diri kita sebagai yang utama dalam hati. Sikap demikian sering kali kita lakukan, terlebih ketika sedang menghadapi pergumulan.

Dua hal yang Yesus tegaskan dalam bacaan ini. Pertama, Yesus hadir di tengah murid-murid-Nya dengan memberikan damai sejahtera. Namun, mereka tidak menanggapi dengan sikap yang sama. Hal tersebut bukan berarti bahwa damai sejahtera Yesus gagal tersampaikan dalam diri mereka. Namun, merekalah yang lebih memilih menumbuhkan ketakutan daripada rasa percaya, bahkan menganggap Yesus sebagai hantu. Terpujilah Ia yang tidak menyerah atas damai sejahtera-Nya. Yesus bersedia meyakinkan mereka dengan memakan sepotong ikan sehingga damai sejahtera itu sungguh mereka rasakan. Kedua, dalam damai sejahtera-Nya, Yesus memanggil para murid-Nya untuk turut menggenapi nubuat-Nya, sebagaimana Ia menggenapinya melalui kehadiran-Nya. Yesus memanggil mereka untuk menjadi saksi-Nya dengan turut menyampaikan berita pertobatan dan pengampunan dosa yang telah diberikan-Nya sehingga manusia sungguh-sungguh beroleh hidup.

Kita dipanggil untuk turut menggenapi firman-Nya, sebab Yesus sendiri telah menggenapinya bagi kita. Sebagai umat-Nya, mari kita memulai panggilan-Nya dari hati kita, yakni hati yang diisi dengan kehadiran Yesus sehingga kita dapat menjadi saksi-Nya yang merasakan dan membagikan damai sejahtera-Nya. --ZDP/www.renunganharian.net

* * *
TERIMALAH DAMAI SEJAHTERA YESUS DAN JADILAH SAKSI-NYA.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: IBRANI 10:19-39

Bacaan Setahun: 1 Tawarikh 15-17

Nas: Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam perbuatan baik. (Ibrani 10:24)


Hikikomori

Kecanggihan teknologi memudahkan kita mengerjakan banyak hal tanpa harus bertemu dengan orang lain. Kondisi ini cenderung membuat kita merasa tidak memerlukan kehadiran orang lain. Akibatnya, semakin banyak orang menarik diri dari pergaulan serta enggan bersosialisasi. Mereka lebih nyaman mengurung diri di rumah dalam waktu yang lama. Mereka tidak suka berelasi dengan orang lain. Perilaku ini disebut hikikomori dalam bahasa Jepang. Sedihnya, perilaku ini ternyata bisa menyebabkan stres, depresi, bahkan memunculkan keinginan untuk bunuh diri.

Orang-orang Kristen abad pertama juga punya alasan untuk menutup diri serta menjauhi orang lain, yakni penderitaan hebat yang mereka alami. Iman kepada Kristus membuat mereka ditentang serta dimusuhi banyak orang, dijadikan tontonan, mengalami penghinaan, harta mereka dirampas, serta menyaksikan rekan seiman menderita (ay. 32-34). Begitu pun, mereka tidak undur. Mereka tetap bertekun mengikut Kristus. Dalam situasi seperti inilah penulis surat Ibrani mendorong orang-orang Kristen untuk saling memperhatikan dan saling mendukung. Bukan justru mengurung diri atau menjauhi persekutuan (ay. 25).

Ketika kita bergaul dan bersekutu dengan orang-orang lain, potensi gesekan atau konflik memang akan semakin terbuka. Namun, jika kita menyikapinya dengan berlandaskan kasih dan pengajaran Kristus maka komunitas orang beriman mestinya menjadi wadah untuk saling membangun, saling mengampuni, serta saling memperhatikan. Seharusnya tidak ada yang mengalami penolakan, terkucil, atau tersisihkan. Melainkan, setiap anggota hendaknya terus belajar untuk saling memperhatikan layaknya seorang saudara yang terkasih. --HT/www.renunganharian.net

* * *
SALING MEMPERHATIKAN DI DALAM KASIH DAN KEBENARAN
SEHARUSNYA MENJADI CIRI PERSEKUTUAN PARA PENGIKUT KRISTUS.

* * *




RENUNGAM RABU
Bacaan: KOLOSE 3:18-25

Bacaan Setahun: 1 Tawarikh 18-21

Nas: Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)


Pelayanan Tukang Parkir

Sekelompok mahasiswa mengadakan persekutuan. Pada kesempatan itu sang dosen pembimbing menanyakan keterlibatan mereka dalam pelayanan di gereja masing-masing. Seorang mahasiswa pun mengaku melayani sebagai tukang parkir. "Maklum, saya tidak pandai bernyanyi, bermain alat musik, juga multimedia, " akunya. Teman-temannya tertawa. Namun, sang dosen mengacungkan ibu jarinya. "Bagus!" ujarnya dengan nada dan mimik muka sangat serius.

Tidak semua orang mau memandang dengan hormat segala jenis bidang pelayanan. Ada yang dipandang prestisius dan rohani, ada pula yang dianggap remeh. Tukang parkir tampak sangat tidak rohani bagi sebagian orang sehingga kurang layak disebut sebagai pelayanan sekalipun jasanya diperlukan. Ketika situasi aman dan segala sesuatu berjalan dengan baik: kendaraan berjajar rapi di tempar parkir, tidak ada yang kemalingan helm, tidak ada yang jalannya terhalang, besar kemungkinan jasa tukang parkir tidak nampak. Namun, ketika kendaraan tidak tertata rapi, banyak yang terhalangi jalannya, bahkan ada yang kehilangan helm atau kaca spion mobil, barulah tukang parkir dicari dan dianggap penting.

Tuhan tidak menuntut kita menguasai suatu bidang tertentu dalam melayani. Tuhan tidak menilai kita dari jenis pelayanan kita, melainkan motivasi dan kesungguhan hati kita dalam melakukannya. Karena itu, semua jenis pelayanan bersifat rohani selama ditujukan bagi kemuliaan Tuhan: dikerjakan dengan tulus dan penuh tanggung jawab. Pelayanan yang demikianlah yang berkenan bagi Dia. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
SEGALA BENTUK PELAYANAN KITA MENDATANGKAN SUKACITA TUHAN
SELAMA DILAKUKAN DENGAN SEGENAP HATI BAGI KEMULIAAN NAMA-NYA.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: KISAH PARA RASUL 3:1-10

Bacaan Setahun: 1 Tawarikh 22-24

Nas: Namun, Petrus berkata, "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, bangkit dan berjalanlah!" (Kisah Para Rasul 3:6)


Telinga yang Peka

Orang lumpuh itu telah menjadi pemandangan biasa di pintu gerbang Bait Allah. Setiap hari ia duduk di sana untuk meminta sedekah, dan orang yang lalu-lalang menuju Bait Allah memberikan derma seikhlasnya. Namun, sore itu ia mengalami sesuatu yang berbeda. Petrus juga mendengar seruannya meminta sedekah, tetapi memberikan respons yang lain. Ia tidak memberikan uang atau makanan, tetapi sesuatu yang jauh lebih bermakna bagi orang itu: kesembuhan dalam nama Yesus Kristus.

Mengapa Petrus bersikap demikian? Ia mendengarkan dengan telinga yang peka. Ia mencoba menilik lebih jauh kebutuhan sesungguhnya orang lumpuh tersebut. Orang itu meminta uang, dan uang memang bisa menjadi solusi sementara bagi masalahnya, tetapi benarkah hal itu yang dia butuhkan? Kadang-kadang seseorang meminta sesuatu yang tidak dia perlukan. Petrus pun mendengarkan dengan saksama, menimbang-nimbang dengan cermat, dan menyadari bahwa kerinduan terdalam orang itu tidak lain adalah mengalami kesembuhan.

Dalam berkomunikasi, kita kerap mendengarkan dengan ancang-ancang hendak menawarkan solusi praktis secara cepat. Padahal, kita perlu menyimak lebih dari sekadar kata-kata lawan bicara kita, tetapi juga emosi di balik kata-katanya. Ketika seorang teman berkeluh-kesah menumpahkan masalah, misalnya, tidak perlu kita terlalu cepat mengambil kesimpulan. Bisa jadi ia tidak mengharapkan solusi atau nasihat. Bisa jadi ia hanya memerlukan perhatian dan telinga yang mau mendengar. Tanggapan berdasarkan telinga yang peka bakal lebih bermakna bagi sahabat kita. --ARS/www.renunganharian.net

* * *
JAWABAN YANG TERBURU-BURU MERUSAK KOMUNIKASI,
JAWABAN YANG PENUH PERTIMBANGAN MELEGAKAN HATI.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 1 SAMUEL 13

Bacaan Setahun: 1 Tawarikh 25-27

Nas: Kata Samuel kepada Saul, "Sungguh bodoh tindakanmu itu! Engkau tidak menaati perintah Tuhan, Allahmu, yang dititahkan-Nya kepadamu. Tadinya Tuhan hendak mengokohkan kerajaanmu atas Israel untuk selamanya. (1 Samuel 13:13)


Kemuliaan Dalam Ketaatan

Di tengah lembah yang sunyi ada seorang tukang kayu yang dengan tekun mengukir sebuah perahu kayu. Cahaya matahari mengiringi kerja kerasnya untuk terus memperbaiki detail-detail kecil yang dapat membuat perahunya sempurna. Ia paham bahwa ada sesuatu yang berharga yang tersembunyi di dalam kerja keras, kesabaran, dan ketaatan yang terus-menerus.

Dalam 1 Samuel 13, kita melihat bagaimana iman, kesabaran, dan ketaatan Saul diuji ketika ia harus menunggu Samuel untuk mempersembahkan kurban sebelum melanjutkan peperangan melawan orang Filistin. Namun, ketika Samuel tidak segera tiba, Saul menjadi gelisah dan bertindak secara impulsif dengan mempersembahkan kurban itu sendiri. Saul terlalu tergesa-gesa ketika menghadapi situasi sulit yang pada akhirnya membawa konsekuensi buruk bagi dirinya sendiri dan orang Israel. Meskipun Saul adalah seorang raja yang dipilih, kepanikannya mengalahkan ketaatannya kepada Allah.

Kisah Saul mengajarkan kepada kita betapa pentingnya ketaatan terhadap kehendak Allah, bahkan dalam situasi-situasi sulit sekalipun. Terkadang, kita mungkin merasa frustrasi atau terburu-buru ingin mencari solusi ketika kita dihadapkan pada ketidakpastian. Namun, kita harus ingat bahwa Tuhan memiliki rencana dan waktu-Nya sendiri yang sempurna. Mari belajar memercayai rencana Allah dan tidak membiarkan keputusasaan mengambil alih ketaatan kita kepada kehendak Allah. Dengan berpegang teguh pada-Nya, kita akan mengalami kemuliaan dalam ketaatan dan kesetiaan kita. --STP/www.renunganharian.net

* * *
KETAATAN KEPADA TUHAN ADALAH KUNCI UNTUK MENGUNGKAPKAN
RENCANA-NYA YANG INDAH DALAM HIDUP KITA.

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: AMSAL 22:7

Bacaan Setahun: 1 Tawarikh 28 -2 Tawarikh 1

Nas: Orang kaya menguasai orang miskin, yang berutang menjadi budak orang yang mengutangi. (Amsal 22:7)


Menolak Diperbudak

Lebih dari sepuluh tahun lalu, seorang pria menipu keluarga saya, yang mendatangkan kerugian cukup banyak. Mungkin jika ditaksir dengan nominal uang saat ini, bisa mencapai empat juta rupiah. Setelah bergumul beberapa waktu, saya pun merelakan uang itu karena tak ingin hati kami ternodai oleh peristiwa tersebut. Namun, anehnya sampai hari ini justru pelaku tindakan tak terpuji itu masih salah tingkah ketika melihat atau tak sengaja berpapasan dengan saya di jalan.

Dari perenungan akan pengalaman itulah saya mengerti arti nas renungan hari ini: orang yang berutang menjadi budak dari orang yang mengutangi. Hidupnya akan seperti terpenjara, tidak ada kebebasan, dan akan menjadi salah tingkah manakala bertemu dengan si pemberi utang. Ia baru akan terbebas ketika utangnya dibereskan. Perkara yang sama bisa dialami oleh orang yang tidak membereskan masalah uang yang diperoleh dengan cara menipu. Sebaliknya, bagi orang yang menjadi korban, manakala ia dapat membebaskan hatinya dari kemarahan, sakit hati, atau dendam maka hatinya akan bersih dan bebas dari "perbudakan" yang bisa berdampak buruk.

Sejatinya, setiap masalah perlu dibereskan supaya tidak menimbulkan dampak negatif atau membelenggu kebebasan hati dan pikiran kita, terutama dalam perkara keuangan. Sungguh tidak nyaman menjalani hidup seperti ini, bukan? Jadi, adakah masalah keuangan yang sedang membelenggu hidup Anda? Segeralah ambil keputusan untuk membereskan, supaya kita dapat merasakan hidup dalam kebebasan sepenuhnya. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
ALLAH SUDAH MEMBERI KEBEBASAN SEJATI,
JANGAN BIARKAN HIDUP KITA DIPERBUDAK OLEH APA PUN.

* * *



MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2025 #MembangunKarakterIlahi #JPAVision #multimediaJPA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARTA EDISI 6 JULI 2025

 JADWAL IBADAH SEPEKAN JPA MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK " & JPA VISION : " Mempersiapkan Ba...

Post Bottom Ad

Halaman