RENUNGAN EDISI 3 NOVEMBER 2024 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 02 November 2024

RENUNGAN EDISI 3 NOVEMBER 2024

 RENUNGAN HARIAN





RENUNGAN SENIN
Bacaan: EFESUS 4:26-27

Bacaan Setahun: Lukas 10-11

Nas: Apabila kamu menjadi marah, janganlah berbuat dosa: Janganlah matahari terbenam, sebelum padam kemarahanmu. (Efesus 4:26)


Marah

Marah adalah salah satu bentuk emosi yang sebenarnya lumrah terjadi. Ada yang berpendapat marah yang tidak tersalurkan, justru akan merusak diri sendiri. Di sisi lain, ada juga pendapat yang terkesan rohani mengatakan, "Jangan marah! Tuhan tidak suka! Orang beriman harus sabar. Terima apa adanya saja." Lalu, bagaimana kita melihat dua pendapat ini? Apakah orang beriman tidak boleh marah?

Dalam konteks membicarakan perubahan yang terjadi di dalam manusia baru yang telah mengenal Allah melalui Yesus Kristus, Paulus menulis kepada jemaat di Efesus, bila mereka marah, janganlah sampai marah itu menimbulkan dosa. Jangan sampai timbul amarah dan dendam, serta keinginan melampiaskan marah menjadi tindakan yang justru menempatkan orang beriman kembali hidup di dalam perhambaan dosa. Janganlah karena kita marah, justru menjadi kesempatan untuk iblis menjatuhkan kita kembali ke dalam perhambaan dosa. Sederhananya, boleh marah, tetapi bukan marah-marah, bukan pula jadi amarah dan angkara murka. Marah, tetapi tidak untuk selamanya. Paulus katakan, "Janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu." Marah pada tempatnya, setelah itu segera berdamai dengan Tuhan, dengan diri sendiri dan orang lain.

Orang beriman dapat saja marah. Marah pada ketidakadilan, pada saat ada orang lain melakukan tindakan tidak benar, saat ada orang lain diperlakukan tidak adil, dan saat ada orang lain bertindak semena-mena. Marah yang lantas diubah menjadi tindakan menyatakan keadilan, kebenaran, dan damai sejahtera, serta memberikan solusi di dalam kehidupan ini. Bukan sekadar marah-marah karena justru menimbulkan penyakit dan merugikan diri sendiri. --AAS/www.renunganharian.net

* * *
KEMARAHAN ATAS KETIDAKADILAN DAN KETIDAKBENARAN
MENDORONG KEADILAN DAN KEBENARAN DITEGAKKAN.

* * *




RENUNGAN SELASA
Bacaan: KEJADIAN 28:10-22

Bacaan Setahun: Lukas 12-13

Nas: Ia sampai di suatu tempat dan bermalam di situ karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu di tempat itu dan memakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. (Kejadian 28:11)


Bantal Batu

Saat tidur, bantal yang empuk sudah pasti menjadi teman setia. Bantal tidak hanya memperlancar peredaan darah dan membuat tidur nyenyak, tetapi ia juga memberi kita rasa nyaman dan menyehatkan tubuh. Sebaliknya, bantal yang terlalu keras akan membuat saraf-saraf leher menjadi tegang dan kesehatan pun terganggu. Pernahkah kita membayangkan seorang yang menjadikan batu sebagai alas kepalanya waktu tidur?

Sudah terlalu lama Yakub "terlelap" dengan "bantal empuk" di rumahnya. Saking nyamannya, ia hidup tidak lagi mengandalkan Tuhan, melainkan otak dan kekuatannya. Namun, kini ia harus meninggalkan tempat nyamannya itu jauh-jauh karena ancaman Esau. Yakub pun terpaksa membaringkan dirinya di tanah dan memakai batu untuk alas kepalanya. Sungguh tidak nyaman. Namun, justru di situlah ia bermimpi menyaksikan pintu surga yang terbuka untuknya. Berawal dari bantal batu itulah ia menyaksikan anugerah Allah yang menyapa dirinya. Bahkan di tempat itulah ia mendengar secara langsung akan janji Allah kepada Abraham, kepada dirinya, juga janji penyertaan-Nya. Dan untuk mengingat anugerah itu, Yakub menjadikan batu itu menjadi sebuah tugu peringatan.

Berada di tempat nyaman kerap membuat kita lupa diri. Kita mulai merasa diri kuat, tidak butuh Tuhan, dan buta kepada anugerah-Nya. Karena kasih-Nya, terkadang Tuhan perlu menghancurkan kenyamanan itu dan membawa kita ke tempat yang keras dan jauh dari rasa nyaman. Batu-batu yang keras itu bisa berupa masa-masa sulit yang harus kita lewati dan itulah cara Tuhan memurnikan hidup kita. Di tempat yang keras itulah Tuhan memperlihatkan anugerah-Nya, menyatakan janji-Nya, dan memulihkan kita. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
DI TEMPAT YANG KERAS KEANGKUHAN DIRI DILUCUTI
HINGGA HANYA MENGANDALKAN TUHAN DAN ANUGERAH-NYA.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: MAZMUR 130

Bacaan Setahun: Lukas 14-16

Nas: Berharaplah pada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan banyak sekali pembebasan dilakukan-Nya. (Mazmur 130:7)


Alamat yang Tepat

Hidup senang, selalu bahagia, dan tanpa pernah merasakan susah, tentu saja menjadi harapan banyak orang. Tidak jarang orang lantas mengejarnya dengan cara bagaimanapun. Faktanya, hidup ini tidak lepas dari berbagai pergumulan, kesulitan, dan masa-masa sukar. Kita tidak siap dengan hal ini. Saat terjadi, kita kehilangan pegangan, pengharapan, dan menjadi lemah, serta mendorong kita untuk mencarinya pada tempat yang salah.

Mazmur 130 ini dipercaya sebagai mazmur yang ditulis di masa pembuangan. Tentu saja kita dapat memahami situasi yang terjadi dan dirasakan oleh umat Tuhan pada saat itu. Mereka harus menghadapi kenyataan terusir dari tanah mereka sendiri, dikalahkan oleh bangsa asing yang jelas tidak percaya kepada Tuhan Allah bangsa Israel, kota-kota mereka dihancurkan dan mereka menjadi orang yang terpaksa tinggal di negeri asing. Pasti ada perasaan susah, sedih, kecewa dan tentu saja, rindu untuk kembali ke negeri mereka sendiri. Melalui mazmurnya ini, pemazmur mengajak umat untuk berseru kepada Tuhan yang pastilah mendengar suara seruan umat-Nya. Juga untuk terus memiliki pengharapan di dalam Tuhan dan menantikan pertolongan Tuhan yang akan membebaskan umat-Nya pada waktunya (ay. 6-7). Bahkan bukan itu saja, pemazmur menegaskan bahwa Tuhan juga akan mengampuni segala kesalahan umat-Nya (ay. 8).

Di tengah segala kesusahan, kesesakan, dan pergumulan yang tengah kita hadapi, tentu kita berharap akan adanya pembebasan, keselamatan, dan pertolongan. Alamat yang tepat kepada siapa kita berharap mendapatkan semuanya menjadi krusial. Jangan salah alamat! Tuhan Allah dalam Yesus Kristus adalah alamat yang tepat. Ia pasti dan sanggup menolong kita. --AAS/www.renunganharian.net

* * *
TARUHLAH PENGHARAPANMU PADA ALAMAT YANG TEPAT,
YAITU TUHAN SEMESTA ALAM.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: KEJADIAN 39:1-6

Bacaan Setahun: Lukas 17-18

Nas: Namun, TUHAN menyertai Yusuf sehingga ia menjadi orang berhasil. Ia tinggal di rumah tuannya, orang Mesir itu. (Kejadian 39:2)


Tanda Berkat Tuhan

Apa yang muncul di benak kita ketika mendengar pernyataan "Orang itu diberkati Tuhan"? Mayoritas kita membayangkan orang itu mempunyai rumah megah, mobil mewah, sekotak perhiasan emas, berlian dan permata, atau omzet yang terus bertambah. Pertanyaannya, benarkah semua yang muncul di benak kita ialah "tanda berkat Tuhan"? Benarkah berkat Tuhan tergambar dari banyaknya harta kekayaan?

Tuhan menyertai Yusuf sehingga ia menjadi orang yang berhasil (ay. 2). Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan, "The Lord was with Joseph so that he prospered" (NIV). "Prosper" berarti makmur, suatu kehidupan yang diberkati Tuhan. Yusuf adalah orang dengan tanda berkat Tuhan. Sungguh menarik karena saat itu Yusuf tidak mempunyai rumah megah, kereta kuda yang mewah, ataupun perhiasan melimpah. "Omzet" juga Yusuf tidak punya karena statusnya ialah budak, pekerja tanpa upah. Alasan Yusuf dimasukkan ke dalam golongan orang yang diberkati Tuhan dapat kita ketahui dari penjelasan sebelumnya. The Lord was with Joseph (Tuhan menyertai Yusuf). Dari sini dapat kita ketahui bahwa tanda berkat Tuhan bukan banyaknya harta kekayaan, tetapi penyertaan-Nya di sepanjang kehidupan.

"Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman, " janji Yesus sebelum Dia naik ke surga (Mat. 28:20b). Penyertaan Yesus berikan untuk kita selamanya. Itu berarti kita pun termasuk golongan orang dengan tanda berkat Tuhan. Mengetahui kebenaran ini, mulai sekarang jangan ada di antara kita berkecil hati atau merasa rendah diri karena belum mempunyai ini dan itu, atau mencapai jumlah penghasilan tertentu! Sebaliknya, mari bersukacita karena kita orang-orang yang diberkati. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
OLEH KARENA PENYERTAAN TUHAN SENANTIASA DIBERIKAN KEPADA KITA
MAKA KITA DAPAT SELALU MENYATAKAN DIRI KITA DIBERKATI TUHAN.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: MARKUS 5:25-34

Bacaan Setahun: Lukas 19-20

Nas: Sebab, katanya, "Asal kusentuh saja jubah-Nya, aku akan sembuh." (Markus 5:28)


Masih Menyala

Pada zamannya, Nelson Mandela merindukan perubahan di negerinya. Yakni penghapusan sistem politik apartheid yang mendiskriminasi dan menindas kaum kulit hitam secara luar biasa di Afrika Selatan. Seiring dengan itu, ia memperjuangkan pula pemilihan umum "satu orang satu suara" bagi semua warga. Nyatanya, malah dirinya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Namun, tahun-tahun ia menjalani hukuman itu tak membuat kerinduan dan pengharapannya pupus. Setelah 27 tahun, ia dibebaskan dan mulailah perjuangannya menampakkan hasil. Mandela menyebutnya, "Jalan panjang menuju kebebasan."

Waktu 12 tahun menjalani sakit perdarahan bukan kurun waktu yang singkat (ay. 25). Terkucil dari semua ritual keagamaan karena dianggap cemar (najis). Berobat ke tabib mana saja tak memberi hasil. Semua harta sudah dipertaruhkan. Nihil. Tetap saja darah meleleh. Malah semakin hari semakin memburuk saja (ay. 26). Namun, yang mengejutkan ialah penderitanya tidak berhenti berpengharapan. Waktu 12 tahun tanpa menyaksikan perubahan apa-apa tidak memadamkan pengharapannya! Ketika berjumpa Yesus, dirinya masih berpikir tentang kesembuhan. "Asal kusentuh saja jubah-Nya, aku akan sembuh, " bisiknya lirih (ay. 28). Itulah yang Yesus sebut sebagai iman (ay. 34).

Menghadapi tantangan hidup dalam kurun waktu panjang sungguh tak mudah. Bisa-bisa semua mimpi sirna dibunuh oleh rasa jenuh, semua keinginan akan perbaikan keadaan pun lenyap. Rasa lelah menguasai. Kita cenderung menjadi apatis. Semangat berjuang pergi tanpa jejak. Justru di sinilah iman berperan. Iman itu percaya jikalau Tuhan berkehendak, kapan pun selalu masih ada alternatif. Iman membuat pengharapan dalam hati kita masih tetap menyala. --PAD/www.renunganharian.net

* * *
TUHAN PUNYA PERHITUNGAN WAKTU YANG TERBAIK,
DIA TAK PERNAH TERLAMBAT.

* * *



RENUNGAN SABTU

Bacaan: MAZMUR 1

Bacaan Setahun: Lukas 21-22

Nas: Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. (Mazmur 1:2)


Merenungkan Firman

Seorang remaja tertarik membandingkan pengkhotbah yang satu dengan lainnya. Ia menemukan bahwa ada pengkhotbah yang tak pernah kehabisan ide khotbahnya, tetapi pengkhotbah lainnya tidak demikian. Ia pun bertanya kepada ayahnya, seorang pendeta, "Pengkhotbah bisa kehabisan ide kalau sering khotbah. Bagaimana supaya tidak kehabisan ide?" Ayahnya hanya merespons pendek, "Bagai tikus mati kelaparan di lumbung yang penuh padi." Maksud sang ayah, Alkitab ibarat lumbung yang padinya melimpah. Jadi bila ada yang kehabisan ide, patut dipertanyakan mengapa dia tidak mampu memanfaatkan sumber yang melimpah itu.

Hidup berbuah adalah hasil perenungan Taurat Tuhan siang dan malam, juga berperilaku menjauhi kejahatan. Pemazmur menyatakan bahwa insan yang melakukan kedua hal ini sebagai berbahagia (ay. 1-2). Orang demikian ibarat pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang berbuah pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya (ay. 3). Menyegarkan, tidak pernah kekeringan. Jadi, kunci memperoleh berkat dari firman Tuhan adalah dengan merenungkan dan menghidupinya. Maka, inspirasi kehidupan pun akan mengalir deras.

Di era digital sekarang ini, kita bebas membaca Alkitab maupun membahasnya secara terbuka melalui berbagai media. Kita sama sekali tidak sulit memperoleh bahan berkualitas yang menjelaskan maksud ayat atau bagian-bagian Alkitab. Masa sekarang merupakan kesempatan terbaik untuk menggali Alkitab dan merenungkannya. Sayang sekali bila kesempatan ini tidak dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya. --HEM/www.renunganharian.net

* * *
KEJARLAH KEBAHAGIAAN DAN HASILKAN BUAH LEBAT DENGAN MENJAUHI
KEJAHATAN DAN MERENUNGKAN FIRMAN TUHAN SIANG DAN MALAM.

* * *


MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #UnlimitedLove #KasihTanpaBatas #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2024 #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman