RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: Ayub 8-10
Nas: "Tetapi, jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." (Markus 9:22)
Allah yang Seperti Itu
"Jika Engkau dapat ..., " begitu kata pria itu kepada Tuhan. Pria itu tampak berharap pada Tuhan, tetapi dia tidak yakin bahwa Tuhan akan bisa menolongnya. Pria itu seperti sekadar mencoba siapa tahu Tuhan dapat menyembuhkan anaknya. Tampak jelas bahwa pria itu tidak memercayai Tuhan dengan keteguhan iman seperti yang Tuhan kehendaki.
Namun, amatlah mengherankan bahwa meski demikian-meskipun pria itu tidak memercayai Tuhan dengan iman seperti yang Tuhan kehendaki-Tuhan ternyata tetap berbelaskasihan dan berkenan menolong.
Apa yang kita lihat di sana?
Lagi-lagi, kita melihat betapa pertolongan Tuhan, apa pun bentuknya, diberikan kepada kita bukan berdasarkan aspek apa pun yang ada pada kita, melainkan semata-mata karena belas kasih dan kemurahan Tuhan. Bukan percaya kita (aspek dalam diri kita, sesuatu dari kita) yang menolong kita, melainkan kasih Tuhan yang begitu besar, kasih tanpa syarat, yang memberikan anugerah kepada orang yang baik maupun yang jahat, kepada orang yang benar maupun yang tidak benar (Mat. 5:45).
Jika demikian, apakah kita tak usah beriman kepada Tuhan? Sama sekali bukan begitu! Namun, justru kepada Allah yang mengasihi semua orang tanpa syarat itu, kepada Allah yang tetap mengasihi semua orang entah orang itu percaya atau tidak percaya, entah orang itu baik atau jahat, kepada Allah yang seperti itulah kita ingin memercayakan hidup dan berserah diri, kepada Allah yang seperti itulah kita ingin bersyukur dengan segenap hati, segenap diri, seumur hidup kita. --EE/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: FILIPI 1:1-11
Bacaan Setahun: Ayub 11-13
Nas: Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. (Filipi 1:3)
Ingatan Penghasil Sukacita
Hanya dengan mengingat nama seseorang kita dapat memberikan beragam respons. Ada nama yang mungkin meninggalkan sakit hati, kebencian, kepahitan, atau rasa kecewa bagi kita. Namun, ada juga nama yang menghangatkan hati atau membawa sukacita bagi kita. Kesan-kesan itu tentunya tidak muncul tanpa alasan, melainkan berasal dari jejak-jejak yang mereka tinggalkan sebelumnya.
Ketika Rasul Paulus mengingat jemaat di kota Filipi, hatinya dipenuhi syukur. Tiap kali ia berdoa bagi mereka, ia bersukacita (ay. 4). Ia juga sangat merindukan mereka (ay. 8). Alasannya ialah karena mereka memiliki persekutuan yang erat dalam Kristus sejak mereka mendengar Injil dan terus bertumbuh di dalamnya (ay. 5). Mereka juga tak henti-hentinya menunjukkan kasih dengan mendukung pelayanan Paulus, termasuk ketika ia dipenjarakan karena Kristus (ay. 7). Dukungan itu juga ditunjukkan dengan mengirimkan uang untuk mendukung pelayanan Paulus (Flp. 4:15-18), bahkan mereka secara khusus mengutus Epafroditus untuk melayani keperluan Paulus (Flp. 2:25-30). Tak heran jika sang rasul berkata, "Kamu ada di dalam hatiku" (ay. 7).
Kira-kira, kesan apakah yang kita tinggalkan dalam kehidupan orang-orang? Apakah nama kita membangkitkan syukur dan sukacita di hati mereka? Ataukah sebaliknya? Selagi Tuhan memberi kita anugerah kehidupan, kita masih dapat melakukan berbagai perbuatan kasih, yang kelak akan meninggalkan jejak-jejak yang mendatangkan sukacita dalam hidup banyak orang. Seperti itulah seharusnya kehidupan yang dijalani oleh setiap orang yang percaya kepada Kristus. --HT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: 1 PETRUS 1:3-5
Bacaan Setahun: Ayub 14-16
Nas: Yang dipelihara dalam kekuatan Allah melalui imanmu untuk keselamatan yang telah siap dinyatakan pada zaman akhir. (1 Petrus 1:5)
Dipelihara dalam Kekuatan Allah
Sebagai seorang anak, tak ada yang lebih menenangkan hati kecuali kita memahami bahwa ada orang tua yang sanggup memelihara kehidupan keluarga. Adanya keyakinan bahwa jerih lelah orang tua juga akan tersalurkan untuk pemenuhan kebutuhan, tentu akan mengurangi beban psikologis sehingga anak dapat berfokus untuk menyiapkan masa depannya dengan menuntut ilmu atau bekerja ketika sudah tiba waktunya mencari nafkah. Bagaimana dengan pemeliharaan dari Allah yang berlaku bagi orang-orang percaya?
Ketika Petrus menuliskan tentang pemeliharaan dalam kekuatan Allah, kebenaran itu tak hanya dalam urusan keselamatan jiwa dan iman kepada Kristus sampai akhir zaman, tetapi menyangkut pula soal pemeliharaan dalam kehidupan keseharian. Kalau seorang percaya meyakini dirinya dipelihara dalam kekuatan Allah, seharusnya tak ada lagi yang perlu ditakutkan. Topangan tangan kasih Allah akan memampukan kita untuk setia dalam iman kepada Kristus sampai akhir hayat. Kita pun dapat lebih tenang dalam menjalani hidup karena pemeliharaan Allah melampaui apa pun yang sanggup kita upayakan demi pemenuhan kebutuhan hidup.
Sama seperti ketenangan yang dirasakan seorang anak karena pemeliharaan orang tuanya, maka sebagai orang percaya seharusnya kita pun dapat menjalani hidup dengan tenang karena janji pemeliharaan-Nya atas kita. Pribadi yang tak pernah terlelap, pemilik kekuatan tanpa batas, dan Pribadi yang tak pernah kehabisan cara untuk menolong dan memberkati umat-Nya. Percayakah kita akan kebenaran yang menenteramkan ini? --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: GALATIA 4:1-11
Bacaan Setahun: Ayub 17-20
Nas: Jadi, kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, kamu juga ahli-ahli waris oleh perbuatan Allah. (Galatia 4:7)
Anak yang Dewasa
Berita kedatangan Yesus yang membebaskan umat dari belenggu tak juga membuat orang Yahudi memerdekakan diri dari Taurat. Karena itu Paulus menggambarkan mereka ibarat anak yang belum dewasa. Mereka lebih senang berada dalam kegelapan, menjadi hamba yang harus tunduk pada perintah Allah tanpa benar-benar mengetahui alasan dibaliknya. Padahal, mereka semestinya hidup di bawah Injil, kasih karunia yang jauh lebih terang dan memerdekakan. Oleh-Nya, mereka diangkat menjadi anak-anak Allah yang dewasa, yang berhak menjadi ahli waris dalam kerajaan-Nya.
Iman kepada Yesus Kristus memungkinkan orang percaya diangkat menjadi anak-anak-Nya. Dengan berserah kepada Roh Kudus kita dapat mengambil sifat seperti Yesus Kristus, menjadi serupa dengan-Nya. Kita boleh menyebut Allah sebagai Bapa. Kita juga berhak menjadi pewaris seluruh kekayaan Kristus. Kita dijadikan-Nya anak-anak yang merdeka. Kewargaan kita terjamin di surga karena kita adalah anak perjanjian.
Namun demikian, perlu kita garis bawahi bahwa pewaris kerajaan surga adalah anak-anak yang dewasa. Bukan seperti anak-anak kecil yang hanya tahu merengek dan meminta kepada orang tuanya, anak-anak yang dewasa mengerti akan tugas tanggung jawab mereka. Lagi pula, Alkitab mencatat bahwa yang disebut sebagai anak-anak Allah adalah mereka yang membawa damai (Mat. 5:9), mengasihi musuh (Luk. 6:35), percaya dalam nama-Nya (Yoh. 1:12), beriman dalam Yesus Kristus (Gal. 3:26), berbuat kebenaran dan mengasihi saudara (1Yoh. 3:10). --EBL/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: MAZMUR 3
Bacaan Setahun: Ayub 21-23
Nas: Tetapi, Engkau, Tuhan, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku. (Mazmur 3:3)
Perisai dan Musik
Selama pandemi Covid-19, kita dianjurkan untuk mematuhi protokol kesehatan 5M, yaitu Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas. Tujuannya mencegah kita tertular virus, dan, jika kita sudah tertular, tidak menyebarkan virus kepada orang lain. Protokol ini melindungi dan menjaga kesehatan kita.
Daud menggambarkan perlindungan Tuhan sebagai perisai. Dalam bahasa Ibrani, kata untuk perisai adalah magen, yang mirip dengan kata nagen. Selain berarti perisai, magen juga berarti pelindung. Adapun nagen berarti musik atau musik yang dimainkan dengan alat petik. Daud piawai memainkan alat petik. Saat ia mengalami stres, Daud dapat menyendiri dan memainkan alat petiknya, dan memperoleh ketenangan melalui permainan musik tersebut. Daud, dengan demikian, menyatakan bahwa Allah itu bukan saja pelindungnya, melainkan juga pemberi ketenangan atau kesehatan jiwa di tengah berbagai masalah yang menyerangnya.
Begitulah perlindungan Tuhan dalam kehidupan kita. Dia tidak hanya menjadi perisai yang melindungi kita dari serangan musuh atau masalah hidup, tetapi Dia juga bekerja di dalam batin kita seperti musik yang membangkitkan ketenangan jiwa sehingga kita dikuatkan untuk menghadapi badai tersebut. Seperti Daud pula, selain berdoa dan berpegang teguh pada janji-Nya, kita dapat bermain musik atau mengerjakan hobi yang menenteramkan hati saat bergumul dengan persoalan hidup. --ARS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: MATIUS 13:44-46
Bacaan Setahun: Ayub 24-28
Nas: "Tetapi, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, dan semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33)
Cari dan Temukan Tuhan
Saya berdiskusi dengan anak remaja perihal pengalaman mencari. Ada yang pernah mencari sisir yang hilang, setelah mencari selama setengah jam tidak menemukan, ia berhenti mencari dengan alasan capai dan akan beli lagi. Sebaliknya, bila mencari handphone yang hilang, mereka akan terus mencari sampai menemukan karena bernilai tinggi, selain harganya mahal juga berisi berbagai informasi penting. Kesungguhan dan keseriusan mencari tergantung seberapa bernilainya sesuatu bagi kita. Sesuatu yang sangat bernilai akan kita cari sampai menemukannya.
Seberapa nilai Kerajaan Allah bagi kita? Kerajaan Surga adalah harta abadi, seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamnya lagi. Oleh sebab sukacitanya, pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara-mutiara yang indah. Setelah ditemukannya satu yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu (ay. 44-46). Mempertimbangkan betapa bernilainya Kerajaan Surga yang berdampak sampai di keabadian, marilah kita mencari Tuhan dengan tekun, dengan segenap hati dan jiwa, sampai menemukan-Nya (Ams. 8:17, Ul. 4:29). Jangan sampai aktivitas dan kesibukan menghalangi kita untuk mencari dan menemukan Tuhan, absen ibadah dengan alasan kesibukan yang sebetulnya bisa dikerjakan kemudian.
Carilah dan temukan Tuhan sekarang juga, jangan tunda, karena kesempatan terbatas. Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! (Yes. 55:6). --IN/www.renunganharian.net
* * *
JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Jika semua sudah disusun seperti ini, jelas semua berjalan dengan hikmat manusia dan jelas tidak berjalan dengan hikmat yang diajarkan Roh Kudus.
BalasHapusBagaimana mau ada keselamatan jika semua berjalan dengan hikmat manusia.
Mazmur 94:11 TUHAN mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka.
2 Petrus 1:20-21
20 Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
1 Korintus 3:18-20
18 Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.
19 Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya."
20 Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka."
1 Yohanes 2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.