RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: Nehemia 8-9
Nas: Sesudah itu, Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya dan Daud meniduri dia. Adapun perempuan itu baru membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya. (2 Samuel 11:4)
Bagian yang Lapuk
Pada sebuah bangunan tua tersimpan banyak harta karun. Pintu bangunan itu dikunci, kemudian digembok. Tiba-tiba, harta karun itu hilang! Tidak ada tanda-tanda gemboknya dirusak atau pintunya didobrak. Rupanya si pencuri yang cerdik mencari dengan saksama bagian dari tembok bangunan itu yang lapuk. Begitu ditemukan, sekali tendang runtuhlah tembok itu dan ia pun leluasa menjalankan aksi pencurian.
Daud adalah sosok yang teguh di hadapan Tuhan. Ia boleh diibaratkan seperti sebuah bangunan yang kokoh. Disodori lawan kuat seperti Goliat, iman Daud tidak goyah, tetapi semakin kuat. Berbeda dengan orang Israel lainnya yang meringkuk ketakutan, Daud maju memenangkan pertandingan (1Sam. 17:50). Dihadapkan mertua yang haus kekuasaan seperti Saul yang begitu ingin membunuhnya, kerendahhatian Daud memukau para pengikutnya. Sekalipun mempunyai dua kesempatan untuk balik menyerang, Daud tidak bersedia mengambil nyawa Saul karena ia seorang yang diurapi Tuhan (1Sam. 26:11). Iblis tidak menyerah! Dicarinya dengan saksama area kehidupan Daud yang lapuk. Iblis menemukannya! Ketika Daud berjalan-jalan di atas sotoh istana, Iblis menyodorkan pemandangan seorang perempuan yang sedang mandi. Daud yang beriman dan rendah hati, kalah oleh nafsu yang membara. Sekali Iblis menendang, jatuhlah Daud ke dalam dosa perzinaan, tipu muslihat dan pembunuhan.
Iblis si pencuri terus-menerus mencari kelemahan kita. Tidak ingin kehidupan kita ditendang habis oleh Iblis, kita perlu senantiasa berjaga-jaga di dalam doa (Mat. 26:41). Doa akan membuat kita waspada akan titik lemah area kehidupan kita sehingga tidak dibobol Iblis. --LIN/www.renunganharian.net
* * *
LINDUNGI AREA KEHIDUPAN KITA YANG LAPUK
DENGAN SENANTIASA BERJAGA-JAGA DI DALAM DOA.
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: AMSAL 27:17
Bacaan Setahun: Nehemia 10-11
Nas: Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. (Amsal 27:17)
Pemotong Keramik
Sambil menunggu proses pemasangan batu nisan dikerjakan, perhatian saya mendadak tertuju pada seseorang yang sedang memotong keramik supaya bisa pas dipasang untuk memperindah pusara. "Kok bisa lurus ya, meskipun tanpa penggaris atau sejenisnya?" gumam saya sambil terheran-heran. Maklum, saya sendiri yakin takkan bisa melakukan pemotongan yang presisi tanpa alat bantu. Akhirnya, saya menyadari bahwa ada faktor penentu yang membedakan saya dengan orang yang sedang memotong keramik tadi, yakni pengalaman!
Teori untuk mengerjakan sesuatu memang penting untuk dipelajari, juga dipahami sejelas mungkin. Namun, sehebat apa pun teori dipahami atau dikuasai, tanpa pernah dipraktikkan dalam kehidupan nyata maka semuanya akan sia-sia. Hanya teori yang dipraktikkan secara nyata, dalam durasi tertentu akan membuat seseorang menjadi berpengalaman. Dalam dunia kerja, durasi dalam mengerjakan sesuatu diyakini berbanding lurus dengan tingkat keahlian seorang pekerja, asalkan dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
Namun, sayang sekali, tak jarang ada orang yang cepat merasa puas dan tak lagi mengembangkan keahliannya. Alhasil, pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakannya dengan semakin ahli, mulai mengalami kemunduran hingga akhirnya kalah dalam persaingan. Bukankah besi juga tetap terjaga ketajamannya karena secara kontinu diasah dengan besi lainnya? Jadi, mengapa terkadang kita mudah menyerah dan merasa tak ada gunanya mengasah keahlian, yang sebenarnya dapat membuat kita semakin ahli dalam bidang apa pun? --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
KEAHLIAN APA PUN JIKA TIDAK DIJAGA KETAJAMANNYA
DAPAT MENJADI TUMPUL.
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: 1 SAMUEL 21:10-15
Bacaan Setahun: Nehemia 12-13
Nas: Waktu aku merasa takut, aku percaya kepada-Mu. (Mazmur 56:4)
Waktu Aku Takut
Dalam keadaan terjepit, seseorang bisa melakukan "hal gila" agar menemukan jalan keluar. Itu pernah dialami Daud. Ia terpaksa kabur dari persembunyiannya karena dikejar-kejar Saul. Pelariannya membawanya ke Gat, tempat para musuhnya tinggal. Orang-orang pun mengenalinya, menangkapnya, dan membawanya di hadapan Raja Akhis. Raja Akhis bisa saja melenyapkan Daud sebagai balasan pada apa yang telah dilakukannya kepada ribuan orang Filistin. Daud terjepit, ia berada dalam bahaya. Di saat terjepit itulah ia berpura-pura gila. Ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahmeleleh ke janggutnya hingga membuat Akhis memandangnya dengan rendah dan mengusirnya. Dengan hati hancur, Daud melarikan diri ke gua Adulam di Yudea. Ia merangkak masuk ke dalam gua itu dalam kesendiriannya, dalam kesepiannya.
Dan pada titik terendah di hidupnya dengan dikelilingi musuh-musuhnya, Daud mulai merenungkan kasih Allah yang lembut dan setia. "Waktu aku merasa takut, aku percaya kepada-Mu. Sengsaraku telah Kaucatat; taruhlah air mataku ke dalam kirbat-Mu" (Mzm. 56:4, 9).
Hidup kita mungkin seperti Daud. Terjepit oleh masalah yang mengimpit atau kita berada dalam gua penderitaan. Namun, dalam kesendirian serta kesepiannya itu mari belajar melihat kesetiaan Tuhan dalam hidup kita. Ya, hanya kehadiran Tuhan saja yang sanggup melenyapkan rasa takut di hati kita. Kita akan menikmati kesetiaan-Nya. --SYS/www.renunganharian.net
* * *
APA PUN YANG MEMBUAT KITA TAKUT, PERCAYA DAN BERSERAHLAH
KEPADA TUHAN SUMBER PENGHIBURAN KITA.
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: NEHEMIA 2:11-20
Bacaan Setahun: Ester 1-5
Nas: Aku menjawab mereka, kataku, "Allah Semesta Langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun. Tetapi, kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem!" (Nehemia 2:20)
Keyakinan dan Kesiapan
Untuk membangun sebuah rumah maka diperlukan berbagai persiapan, seperti dana, material, dan tenaga. Namun, kesiapan tersebut belumlah cukup, sebab kita dapat menjumpai berbagai hambatan yang dapat membuat kita berkecil hati. Bila kita tidak memiliki keyakinan dalam membangun rumah tersebut maka rumah itu tidak akan dapat dibangun jika menemui berbagai hambatan.
Berbagai hinaan diterima Nehemia ketika ia hendak membangun kembali tembok Yerusalem. Tetapi bukannya berkecil hati, ia dan orang-orang Yahudi justru semakin teguh dalam pekerjaan pembangunan tersebut. Dari keteguhan hatinya itu, kita dapat melihat beberapa hal. Pertama, Nehemia mendasarkan pembangunan itu pada keyakinan bahwa Allah menyertai pembangunan tersebut. Ia tidak merasa diri mampu melakukannya sendiri, tetapi hanya karena pertolongan-Nya sajalah mereka dapat berhasil dalam membangun tembok Yerusalem. Kedua, keyakinannya itu juga disertai dengan kesiapan mereka untuk membangun. Nehemia menunjukkan kesadaran bahwa dalam keyakinan kepada Allah, juga diperlukan adanya usaha yang dilakukan. Hal itu ditunjukkannya dengan mempersiapkan dan merencanakan segala sesuatunya untuk membangun.
Nehemia menunjukkan bahwa keyakinan akan sia-sia tanpa adanya kesiapan diri begitu pula sebaliknya. Keyakinan yang disertai dengan kesiapan akan menguatkan hati kita untuk terus melangkah maju sekalipun menghadapi berbagai hambatan. Karena Allah akan menyertai setiap usaha yang dilakukan umat-Nya yang bersandar kepada-Nya. --ZDP/www.renunganharian.net
* * *
PERSIAPKANLAH SEGALA SESUATUNYA,
DAN YAKINLAH KEPADA PERTOLONGAN-NYA.
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: KEJADIAN 50:22-26
Bacaan Setahun: Ester 6-10
Nas: Yusuf masih dapat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf. (Kejadian 50:23)
Akhir Hidup Yusuf
Saya senang membaca biografi para tokoh, terutama cara mereka menjalani hidup, juga seputar akhir hidup mereka. Mencermati hal itu membuat saya selalu bisa mengambil hikmah, terinspirasi, dan terdorong untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Hari ini kita membaca lima ayat yang menjadi akhir kisah kehidupan Yusuf, yang sejak masa mudanya terbilang penuh drama itu. Minimal ada dua poin yang bisa kita renungkan dari kebenaran firman Tuhan ini.
Pertama, Yusuf hidup sampai umur 110 tahun dan sempat melihat keturunan dari Manasye dan Efraim, bahkan sampai keturunan ketiga (ay. 22-23). Kalau kita ingat masa muda Yusuf, mungkin orang akan berpikir hidup Yusuf akan berakhir lebih cepat, tetapi campur tangan Allah dalam kehidupan Yusuf membuat kisah hidup anak Yakub itu berbeda. Kedua, Yusuf mengingatkan saudara-saudaranya agar tetap berharap pada Allah, yang disembah oleh Abraham, Ishak, dan Yakub. Dua kali Yusuf berkata, "Allah pasti akan memperhatikan kamu" (ay. 24-25), yang terdengar seperti nasihat agar mereka tetap berpaut kepada Allah karena perhatian Allah akan tetap tertuju kepada umat-Nya.
Saat ini kita mungkin merasa nyaris tak ada masa depan karena pergumulan hidup yang berat. Atau kita mungkin merasa Allah mengabaikan kita. Namun, nas renungan hari ini mengingatkan kita akan kasih setia Allah dalam kehidupan umat-Nya. Percayalah bahwa Allah yang bekerja dalam kehidupan Yusuf, saat ini Ia juga sedang memperhatikan hidup kita, siap menolong, bahkan mengubahkan kehidupan kita. --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
SESUNGGUHNYA ALLAH TAK PERNAH
MELUPAKAN UMAT YANG DIKASIHI-NYA.
* * *
Bacaan: MAZMUR 119:33-40
Bacaan Setahun: Ayub 1-4
Nas: Palingkanlah mataku dari hal yang sia-sia, buatlah aku hidup di jalan-Mu! (Mazmur 119:37)
Bukan Penghalang
Pada musim-musim tertentu, biasanya pemilik peternakan kuda akan memakaikan "kacamata" pada kuda-kudanya. "Kacamata" itu terbuat dari jala-jala tipis sehingga kuda-kuda itu tetap bisa melihat. Jala-jala itu menjaga kedua mata mereka dari lalat-lalat yang membawa penyakit mata. Jadi, sekalipun terasa kurang nyaman, "kacamata" kuda itu berguna untuk menjaga kedua mata mereka dari penyakit dan ancaman kebutaan.
Tiap-tiap orang mungkin memiliki pandangan berbeda terhadap firman Tuhan. Sebagian orang menganggap bahwa firman Tuhan bagaikan "kacamata kuda" yang menghalangi mereka untuk melihat semua kesenangan dunia yang seharusnya dapat mereka nikmati. Melakukan firman Tuhan bukan lagi dipandang sebagai kebahagiaan tetapi sebagai beban berat. Itu sebabnya mengapa mereka akhirnya menolak menaatinya. Mereka tidak menyadari bahwa firman Tuhan sangat berguna sebagai penuntun hidup dalam kebenaran dan menghindarkan mata hati dari kebutaan akibat dosa.
Pemazmur menyatakan bahwa orang-orang yang hidup menurut Taurat Tuhan dan memegang peringatan-peringatan-Nya adalah orang-orang yang berbahagia (Mzm. 119:1-2). Firman Tuhan atau Alkitab adalah penolong untuk memalingkan atau menghindarkan matanya dari pada melihat hal yang hampa dan sia-sia (ay. 37). Tuhan memberikan peringatan-peringatan-Nya untuk dilakukan bukan untuk menghalangi kita menikmati hidup. Sebaliknya, firman Tuhan menolong kita untuk membuat kita hidup di jalan-Nya sehingga kita dapat menikmati kebenaran dan hidup yang sejati. --SYS/www.renunganharian.net
* * *
TITAH TUHAN ITU BENAR, MENYUKAKAN HATI; PERINTAH TUHAN
ITU MURNI, MEMBUAT MATA BERCAHAYA.-MAZMUR 19:9
* * *
JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar