RENUNGAN EDISI 24 MARET 2024 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 23 Maret 2024

RENUNGAN EDISI 24 MARET 2024

 RENUNGAN HARIAN





RENUNGAN SENIN
Bacaan: MATIUS 26:6-13

Bacaan Setahun: Hakim-hakim 1-2

Nas: "Sebab, dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku." (Matius 26:12)


Kenangan Tetap Tinggal

Seorang anak dengan sindrom asperger kehilangan papanya akibat serangan jantung. Kehidupan setelah kepergian papa, cukup berat bagi anak itu. Bersyukur karena papanya telah dari jauh hari mempersiapkan anak itu untuk hidup mandiri. Di tengah keterbatasannya, anak tersebut terus-menerus mengingat pesan papanya, untuk melakukan segala sesuatu persis seperti papanya masih ada. Kenangan itu yang menjadi kekuatan bagi anak tersebut setelah papanya tiada.

Perempuan yang datang mengurapi Yesus tidak memahami bahwa saat ia mencurahkan minyak wangi ke atas kepala Yesus, sebenarnya itu adalah saat-saat terakhir bagi Yesus sebelum Ia disalib. Kenangan yang tak ternilai harganya karena perempuan itu memiliki kesempatan untuk menunjukkan kasihnya kepada Yesus. Buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal, bukan benda yang sembarangan saat itu. Hal itu pula yang membuat para murid gusar karena menyangka perempuan itu melakukan pemborosan. Sebaliknya, sepanjang hidupnya perempuan itu memiliki kenangan yang kuat dengan Tuhan Yesus.

Adakah orang yang kita kasihi mungkin sedang menghadapi hari-hari terakhirnya saat ini? Bagaimana perasaan Anda? Bisa jadi belum siap, namun tetap masih ada hal yang bisa dilakukan untuk menjadikan momen-momen ini berharga. Memberikan yang terbaik yang bisa Anda lakukan, kelak akan menjadi kenangan tak terlupakan. Kenangan yang mengingatkan bahwa Anda telah mengasihi orang tersebut dengan segenap hati Anda. Kenangan yang pada akhirnya akan menghibur Anda sendiri. --MRD/www.renunganharian.net

* * *
KEPERGIAN ORANG YANG KITA KASIHI TIDAK DAPAT TERELAKKAN, NAMUN
MENCIPTAKAN KENANGAN BAIK MENJADI PENGHIBURAN SATU HARI KELAK.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: PENGKHOTBAH 7:1-22

Bacaan Setahun: Hakim-hakim 3-5

Nas: Pergi ke rumah duka lebih baik daripada pergi ke tempat pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaklah orang yang hidup memperhatikannya. (Pengkhotbah 7:2)


Kesudahan Setiap Manusia

Ada banyak ketidakpastian di dunia ini dan ada satu hal yang pasti dialami semua manusia, yaitu kematian. Saya kerap berada di rumah duka baik sebagai tuan rumah atau sebagai tamu. Saya sudah merasakan kehilangan Ayah, Ibu, dan kakak kandung. Saya turut berduka saat hamba Tuhan, kawan, atau tetangga yang saya kenal meninggal dunia. Setiap kali melayat di rumah duka dan merenungkan apa yang dialami almarhum sebelum meninggal, saya selalu dingatkan untuk memperhatikan hidup saya. Karena kelak saya juga pasti mati.

Kematian adalah peristiwa yang kebanyakan orang tidak suka membahas, tapi suka tidak suka kita harus memperhatikannya sebagai orang yang masih hidup. Sebagai orang Kristiani, kematian sebetulnya bukan hal yang menakutkan, karena Kristus sudah mengalahkan maut. Saat kita meninggal dunia, kita bertemu dengan Kristus yang adalah kebangkitan dan hidup (Yoh. 11:25). Satu hal yang harus kita perhatikan, sudahkah saya memiliki hikmat yang benar, sehingga saya menjalani hidup dalam kebenaran firman Tuhan? Apakah saya hidup sebagai orang fasik, atau saya hidup sebagai seorang kristiani yang berhikmat? Apakah saya selalu rindu bertumbuh untuk hidup seperti Kristus telah hidup?

Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan, jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri, hidup ini hanya sementara. Sepenggal lirik lagu yang biasa kita dengar ini benar adanya. Mari kita jangan selalu sibuk untuk urusan duniawi yang hanya sementara, sehingga tidak memperhatikan kematian yang pasti kita alami. --RTG/www.renunganharian.net

* * *
KEMATIAN ADALAH SATU PERISTIWA YANG PASTI KITA SEMUA ALAMI.

* * *



RENUNGAN RABU

Bacaan: YOHANES 8:31-38

Bacaan Setahun: Hakim-hakim 6-7

Nas: Lalu Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang telah percaya kepada-Nya, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku." (Yohanes 8:31)


Kebebasan Sejati

Ada dua ekstrem pengertian kebebasan di dunia ini, yaitu ekstrem pertama, manusia bisa sebebas-bebasnya, dan ekstrem kedua, manusia itu tidak mungkin bebas. Apakah benar pengertian seperti ini? Kebebasan menurut Alkitab adalah bukan bebas sebebas-bebasnya melakukan segala sesuatu, tetapi manusia diberi kemampuan memilih yang benar.

Hal tentang kebebasan ini disalah mengerti oleh orang-orang Yahudi pada jaman itu (ay. 33). Orang-orang Yahudi mengartikan perkataan Yesus (ay. 31-32) secara harfiah, yaitu mereka lepas dari perbudakan dan penjajahan orang Romawi. Mereka dengan sombong mengatakan bahwa mereka tidak pernah menjadi hamba siapa pun karena mereka adalah keturunan Abraham. Namun, Yesus mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa setiap orang yang berbuat dosa, mereka berada dalam perbudakan, meskipun terlepas dari penjajahan bangsa lain.

Yesus mengatakan bahwa firman Tuhan membebaskan (ay. 31-32). Bagaimana dengan kita? Apakah kita mau merespons apa yang dikatakan Tuhan Yesus untuk tinggal di dalam firman-Nya? Apa pilihan yang kita ambil setiap hari sesuai dengan firman-Nya? Hanya dengan tinggal di dalam firman-Nya kita memperoleh kebebasan sejati itu. Hanya dengan merenungkan firman-Nya kita dimampukan membuat pilihan yang benar. Dengan anugerah-Nya kita dimampukan untuk melakukan dan hidup seturut dengan firman Tuhan. --TRI/www.renunganharian.net

* * *
KEBEBASAN SEJATI ITU TIDAK PERNAH BERTENTANGAN
DENGAN FIRMAN TUHAN.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: MARKUS 4:30-34

Bacaan Setahun: Hakim-hakim 8-9

Nas: Dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri. (Markus 4:34)


Masih Kurang?

Seorang pejabat sebuah denominasi besar bercerita tentang pengalamannya mengundang Eugene Peterson untuk datang dan berbicara dalam konferensi tahunan pendeta mereka. "Berapa banyak kira-kira peserta yang akan datang?" tanya Eugene. "Antara tujuh sampai delapan ratus orang, " jawab pengundang. Setelah terdiam sejenak, Eugene dengan penuh hormat menolak undangan tersebut.

Khawatir jangan-jangan jumlah pesertanya masih kurang banyak bagi penulis terkenal dan penerjemah Alkitab versi The Message ini, pejabat tadi bertanya apakah ada yang bisa mereka lakukan untuk mengubah keputusannya. "Pada titik ini dalam hidup saya, saya ingin menjadikan setiap menit sungguh-sungguh bermakna." Eugene menjelaskan, "Saya jarang berbicara kepada kelompok yang banyaknya lebih dari dua puluh orang. Jika Anda dapat mengatur pertemuan semacam itu, sungguh suatu kehormatan bagi saya untuk datang."

Tampaknya Eugene, sebagaimana Yesus, memahami bagaimana Bapa bekerja. Tidak sulit bagi Yesus pada saat itu untuk mengumpulkan kerumunan orang. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti-Nya, kagum mendengar pengajaran-Nya, takjub menyaksikan mukjizat-Nya. Namun, Dia tidak menganut pedoman pelayanan bahwa lebih besar otomatis lebih sukses. Ada saatnya Dia malah menjauhi mereka. Ada saat-saat ketika Dia memilih untuk melayani secara intensif kelompok kecil murid-murid-Nya.

Bagaimana dengan kita? Bagaimana kita menata pola hidup dan pelayanan kita? Bagaimana kita mengukur kesuksesan? --ARS/www.renunganharian.net

* * *
EFEKTIVITAS PELAYANAN DITENTUKAN OLEH
KUALITAS KEDALAMAN HUBUNGAN DAN PENGARUH KITA.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: YOHANES 15:1-17

Bacaan Setahun: Hakim-hakim 10-12

Nas: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti carang tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4)


Tinggal dalam Yesus

Hidup dalam keterpisahan dengan seseorang yang kita kasihi tentu sangatlah menyakitkan. Berpisah dengan seseorang akibat sebuah masalah, membuat hubungan menjadi hancur. Keterpisahan karena kematian menimbulkan dampak kesedihan mendalam dan butuh waktu panjang untuk memulihkannya.

Yesus tahu bahwa sedikit waktu lagi Ia akan berpisah dengan murid-murid-Nya. Murid-murid pastilah merasa kehilangan, namun Yesus sangat berharap agar mereka tetap berpaut dan melekat kepada-Nya. Secara fisik mereka memang berpisah, tetapi itu bukan berarti membuat hubungan mereka renggang. Yesus memerintahkan mereka untuk tinggal di dalam-Nya seperti carang yang melekat pada pokok anggurnya. Dengan demikian mereka akan berbuah lebat dan memuliakan Allah. Tinggal dalam Yesus atau melekat kepada-Nya berarti tinggal di dalam kasih-Nya, hidup dalam ketaatan pada firman-Nya, dan hidup saling mengasihi seperti Yesus mengasihi mereka.

Apa yang disampaikan oleh Yesus mengingatkan kita apa sesungguhnya yang paling utama sebagai murid Kristus: tinggal dan melekat dengan Dia. Ketika kita bersedia tinggal di dalam Yesus, maka kita menyadari panggilan hidup yang telah Ia tetapkan, yakni menghasilkan buah untuk memuliakan Dia. Bersedia tinggal di dalam Yesus berarti ada kerelaan dan kerendahhatian untuk dibersihkan dan dibentuk agar hidup kita semakin banyak berbuah. Sekalipun perintah ini tidaklah mudah dan membutuhkan disiplin untuk mengusahakannya, namun kita percaya bahwa Roh Kudus, Sang Penghibur yang telah dijanjikan-Nya itu, akan selalu memampukan kita. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
JIKA KITA MENOLAK UNTUK TINGGAL DI DALAM YESUS,
KITA TIDAK AKAN PERNAH MENGHASILKAN BUAH,
APALAGI MEMULIAKAN-NYA.

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: MARKUS 14:32-42

Bacaan Setahun: Hakim-hakim 13-15

Nas: Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. (Efesus 6:10)


Ketika Berjuang Sendiri

Saat masih belum menikah, ada masa di mana saya harus berjuang sendiri. Mau berkeluh kesah kepada orang tua, ayah dan ibu sudah meninggal. Teman-teman sibuk dengan urusan pekerjaan, pacar, atau hobi mereka. Tindakan apa yang harus dilakukan saat harus berjuang sendiri? Kuatkan diri dan jangan membanggakan kebaikan yang sudah pernah kita lakukan kepada orang lain. Karena pasti kita akan kecewa dan makin lemah iman.

Yesus berbuat baik kepada orang-orang yang bertemu dengan-Nya. Yesus menyembuhkan sakit mereka, Yesus mengajar mereka kebenaran firman Allah, Yesus berbelaskasihan kepada mereka, Yesus membuat mukjizat untuk mereka. Akan tetapi, saat Yesus harus menjalani salib, Yesus berjuang sendiri. Ketika Yesus mengungkapkan isi hati-Nya kepada ketiga murid-Nya (ay. 34), mereka tidak mampu menguatkan-Nya. Yang terjadi mereka tidur (ay. 37). Setelah Yesus ditangkap, semua murid-Nya lari. Petrus yang sesumbar berkata imannya tidak akan guncang (Mrk. 14:29), akhirnya menyangkal Yesus tiga kali. Faktanya, Yesus tidak pernah menyalahkan murid-murid-Nya atau orang-orang yang pernah Dia kasihi, Yesus menjalani salib sampai selesai agar kita sekarang mendapat keselamatan.

Yesus sudah merasakan beratnya berjuang sendiri. Dia berempati dengan apa yang kita rasakan saat berjuang sendiri. Tuhan mengizinkan kita mengalami masa-masa sulit dan harus berjuang sendiri agar kita kuat dan bertumbuh di dalam Dia. Kita menjadi orang yang mengandalkan Tuhan, bukan mengandalkan kekuatan diri sendiri atau orang-orang yang kita anggap kuat dan mampu menolong kita. --RTG/www.renunganharian.net

* * *
TUHAN IJINKAN KITA MENGALAMI MASA-MASA SULIT DAN HARUS
BERJUANG SENDIRI AGAR KITA KUAT DAN BERTUMBUH DI DALAM DIA.

* * *





MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #UnlimitedLove #KasihTanpaBatas #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2024 #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman