RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: Yosua 1-4
Nas: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!" (Matius 3:2)
Status Andalan
Orang Yahudi merasa diri suci dan aman dari penghukuman Tuhan sebab mereka memiliki status sebagai anak-anak Abraham. Status ini menjadi andalan dan kebanggaan mereka, mengingat Abraham adalah "bapa orang beriman". Mereka sangka keselamatan anak turun Abraham pasti terjamin, sebab Abraham orang pilihan Allah.
Malang, anggapan itu tak sejalan dengan pengajaran Yohanes. Keselamatan tidak dapat diperoleh dengan mengandalkan status. Baik status keturunan Abraham, pun status Kristen yang diperoleh karena baptis. Yohanes memang membaptis orang-orang yang datang kepadanya dengan mengaku dosa. Namun, pertobatan guna mempersiapkan jalan bagi Tuhan yang dimaksud Yohanes tidak cukup jika hanya dibuktikan dengan baptisan. Begitu pula dengan tekun berdoa, rajin melayani, dan gemar memberi persembahan. Bahkan ketaatan melakukan ketentuan agama seperti orang Farisi yang melakukan Taurat dengan sempurna pun tidaklah cukup.
Satu-satunya status yang dapat diandalkan dan sanggup menyelamatkan adalah memiliki status sebagai anak-anak Allah. Status yang diperoleh dengan menghidupi pertobatan sejati. Sungguh menyesali dosa lama, memiliki kerinduan hati untuk taat pada kehendak Allah. Ada kerendahhatian dan kesediaan diri untuk menerima didikan Roh. Memiliki motivasi murni untuk memuliakan Tuhan. Membarui sikap hidup, menyelaraskannya dengan karakter Kristus. Pancaran citra Kristus yang demikian bahkan tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, melainkan juga dapat menjadi kesaksian bagi setiap orang yang melihatnya. --EBL/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: AMSAL 22:1-3
Bacaan Setahun: Yosua 5-8
Nas: Ketika orang cerdik melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka. (Amsal 22:3)
Waspada yang Menyelamatkan
Sejak kecil kita mungkin diajarkan untuk berani mencoba dan menghadapi segala sesuatu. Mungkin maksudnya baik, supaya tumbuh mentalitas yang kuat dan pantang menyerah dalam diri kita sebagai anak. Namun, seberapa dari kita menyadari bahwa ada hal-hal tertentu dalam kehidupan ini dimana ketidakberanian mencoba atau melakukan sesuatu, justru dapat menyelamatkan kita dari malapetaka?
Jika sampai hari ini kita masih tidak berani melakukan korupsi, tidak berani bermain api asmara dengan wanita atau pria lain, atau perbuatan membahayakan lainnya, patutlah kita bersyukur dengan catatan tersebut. Tanpa kita sadari, lewat ketidakberanian melakukan hal-hal di atas, hidup kita masih aman dan keluarga masih utuh. Nas renungan hari ini juga berbicara tentang ketidakberanian yang positif, yakni bersembunyi karena melihat adanya malapetaka di depan mata. Dalam situasi ini, keputusan untuk bersembunyi bukan karena tidak berani, melainkan karena waspada agar jangan sampai mengalami celaka.
Dalam menjalani hidup yang penuh bahaya tak terduga, kita memang perlu mengembangkan kewaspadaan dan tidak mudah panas hati terhadap "tantangan keberanian", yang membuat banyak orang terjebak dan mengalami melapetaka. Namun, sebagai orang percaya kita juga perlu mengingat bahwa Roh Kudus diberikan untuk menolong kita, bisa lewat suara hati atau firman Tuhan yang menggema dalam hati. Ada baiknya kita dengarkan dan jangan pernah abaikan, supaya kita selamat dari ancaman malapetaka. --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: MATIUS 20:20-28
Bacaan Setahun: Yosua 9-11
Nas: "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28)
Terhina
Banyak orang memiliki prinsip "pantang dihina". Mereka umumnya memiliki pengalaman menyakitkan karena terhina secara ekonomi, sosial, atau fisik. Sebagian orang lalu berupaya sekeras-kerasnya untuk mendaki tangga sosial agar dapat naik ke kelas yang lebih tinggi dan terhormat. Namun, prinsip itu menjadikan mereka pribadi yang mudah tersinggung.
Pada zaman Yesus, para murid-Nya turut mengalami kenaikan kelas sosial secara tidak terduga. Yesus sedemikian populer, dikagumi, dan dipuja banyak orang. Murid-Nya pun ikut menjadi tenar. Dengan kuasa mukjizat Yesus, tentu dengan mudah Ia dapat menumbangkan setiap musuh-Nya. Tampaknya tak lama lagi Yesus akan menjadi pahlawan Yahudi dengan mematahkan penjajahan Romawi. Itu sebabnya ibunda Yakobus dan Yohanes memohon agar Yesus mendudukkan anak-anaknya di takhta mulia-Nya kelak. Di luar dugaan, Yesus mengemukakan prinsip untuk menjadi mulia, namun berkebalikan secara total dengan imajinasi para murid.
Tak lama setelah peristiwa itu, Yesus menerima penghinaan yang paling keji. Ia difitnah, ditampar, diludahi, dicambuk dan ditancapkan mahkota berduri, dipaksa memikul kayu salib, ditelanjangi, serta dibunuh dengan cara yang sama dengan hukuman yang ditimpakan ke atas para penjahat besar. Tetapi Yesus menjalani semuanya itu dengan rela. Tanpa penolakan, apalagi ketersinggungan. Itu karena Dia menjadikan diri-Nya pelayan bagi semua orang. Cawan pahit kehinaan selaku pengikut Kristus itu pula yang harus diminum oleh setiap orang yang percaya. --HEM/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 1 KORINTUS 10:1-13
Bacaan Setahun: Yosua 12-15
Nas: Sebab itu, siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! (1 Korintus 10:12)
Lilitan Mematikan
Seorang pemain sirkus mencari anak ular dalam hutan untuk dilatih bermain sirkus. Pemain sirkus itu mula-mula melatihnya dengan membelitkannya ke kakinya selama beberapa minggu. Setelah ular itu makin besar, dilatihnya ular itu membelit seluruh tubuhnya. Suatu kali dalam sebuah pertunjukan yang ditonton ribuan orang, ia mulai menampilkan atraksi bermain bersama ular kesayangannya itu. Seluruh penonton berdecak kagum melihat atraksi berbahaya itu. Lalu pemain sirkus itu pun mempertontonkan aksi lain, yaitu melilitkan ular besar ke sekujur tubuhnya. Tanpa disadari, ular itu melilit tubuh tuannya begitu keras. Pemain sirkus itu berteriak memberi perintah, tapi sia-sia. Penonton mulai cemas. Dan benar, beberapa menit kemudian pemain sirkus itu mati terbelit ular.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan hal yang sama tentang betapa berbahayanya hidup dalam dosa. "Siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" Kenyataannya bahwa orang yang merasa kuat dan menyombongkan dirinya saat ia bermain dengan dosa, pasti akhirnya akan terjatuh!
Kadang-kadang dosa terlihat tidak membahayakan. Kita seolah merasa tidak terganggu dan merasa dapat mengendalikannya. Bahkan mungkin kita merasa telah terlatih mengatasinya. Kenyataannya, jika dosa itu sudah melilit hidup kita, kita tidak akan bisa melepaskan diri darinya. --SYS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: AMSAL 26:23-28
Bacaan Setahun: Yosua 16-18
Nas: Siapa menggali lubang akan jatuh ke dalamnya, dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan berbalik menimpa dia. (Amsal 26:27)
Theagenes dari Thasos
Nama Theagenes dari Thasos begitu dikenal dalam dunia olahraga Yunani kuno. Konon kehebatan orang ini begitu luar biasa, sampai menjadi tak terkalahkan. Untuk mengenang kehebatan Theagenes, didirikanlah patung perunggu di pusat kota. Namun, kehebatan Theagenes rupanya membuat seseorang di Thasos menjadi iri hati karena tak pernah mampu mengalahkan rekor Theagenes. Orang ini lantas mengekspresikan kebenciannya dengan mencambuki patung Theagenes dan berniat merobohkannya. Namun, si pembenci itu malah tertimpa patung yang semula berniat dirobohkannya, lalu menemui ajalnya.
Kebencian dan iri hati tak hanya berdampak merusak, tapi dalam tingkat tertentu ternyata dapat berbalik menimpa orang yang suka mengobarkan kebencian. Nas renungan hari ini hendaknya membuat setiap pembacanya berpikir setiap kali hendak mencelakai orang, yang digambarkan dengan menggali lubang dan menggelindingkan batu. Jika Allah tidak berkenan atas perbuatan itu, maka tinggal menunggu waktu saja si pelaku akan terjatuh ke lubang yang dibuatnya atau kembali "terkena batu" yang pernah dilemparkan ke orang lain.
Tentu saja kita tidak harus mengalami hal yang buruk terlebih dahulu untuk menyadari bahwa niat buruk terhadap orang lain ternyata tidak diperkenan oleh Tuhan. Kita mungkin pernah mendengar atau mengalami sendiri akibat dari niat buruk yang gagal kita cegah sebelum menjadi perbuatan yang malah berbalik mengenai diri kita. Oleh karena itu, mulai hari ini perhatikanlah cara kita menangani godaan iri hati dan keinginan membalas. --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: MARKUS 5:25-34
Bacaan Setahun: Yosua 19-21
Nas: Dia sudah mendengar tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menyentuh jubah-Nya. (Markus 5:27)
Sudah Mendengar
Ada seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Berulang-ulang ia diobati oleh berbagai-bagai tabib, namun tidak jua sembuh. Malah keadaannya semakin memburuk. Suatu hari ia mendengar Yesus lewat. Perempuan itu keluar menerobos kerumunan orang banyak untuk menjamah jubah Yesus. Maka seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia sembuh.
Menurut hukum Taurat, perempuan yang mengalami pendarahan dianggap najis (Im. 15:25). Benar-benar berisiko perempuan itu menerobos kerumunan orang banyak! Jika ketahuan, ia dapat terkena amukan massa. Satu alasan perempuan itu berani mengambil risiko ialah karena ia tahu keadaannya tidak akan sama lagi sesudah menjamah jubah Yesus. Sebab, katanya, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh" (ay. 28). Sungguh iman yang luar biasa. Bila kita telaah, rahasia iman perempuan itu terletak pada pendengaran. Sebelumnya ia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus dan ia percaya kepada-Nya (ay. 27). Seperti itu pula rahasia iman kita. Saat susah, kita berseru kepada Yesus. Kita percaya Yesus akan menolong. Padahal kita belum pernah bertemu atau melihat Yesus. Alasannya? Kita sudah mendengar berita tentang Yesus. Seseorang pernah menceritakan Yesus kepada kita.
Dunia sarat akan penderitaan. Malangnya masih banyak orang tidak tahu ke mana harus mencari pertolongan. Seorang diri mereka menanggung sengsara di kehidupan ini. Tidakkah kita menaruh iba terhadap mereka? Mulai hari ini, marilah kita memberitakan Yesus kepada orang-orang di sekeliling kita. Pastikan mereka semua sudah mendengar berita tentang Yesus. Jadi hati mereka tidak lagi merana. Saat susah, mereka dapat berseru kepada Yesus untuk mendapatkan pertolongan. --LIN/www.renunganharian.net
* * *
JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar