RENUNGAN EDISI 10 MARET 2024 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Kamis, 07 Maret 2024

RENUNGAN EDISI 10 MARET 2024

RENUNGAN HARIAN 





RENUNGAN SENIN
Bacaan: LUKAS 15:1-10

Bacaan Setahun: Ulangan 14-16

Nas: "Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Lukas 15:7)


Sukacita Surga

Pada umumnya orang merasakan sukacita saat mendapatkan berkat materi, kesehatan, jodoh, promosi dan berbagai berkat jasmani lainnya.

Yesus mengatakan sukacita yang lain. Dia memberikan perumpamaan tentang domba yang hilang; gembala mempunyai seratus ekor domba dan jika kehilangan seekor, ia meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor dan pergi mencari yang sesat itu. Kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, setibanya di rumah ia mengajak sahabat dan tetangganya bersukacita bersamanya sebab domba yang hilang telah ditemukan. Yesus berkata, demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat. Yesus melanjutkan dengan perumpamaan senada tentang perempuan yang memiliki sepuluh dirham. Yesus mengakhiri dengan mengatakan hal yang sama, demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.

Alkitab tidak menyatakan ada sukacita di surga saat manusia mendapatkan berkat materi dan jasmani. Karena itu, kita jangan hanya terbeban untuk mengejar dan bersukacita atas berkat-berkat materi dan jasmani. Terlebih kita harus berjuang dan memiliki beban yang sungguh terhadap jiwa-jiwa yang terhilang; dengan mendoakan orang berdosa berbalik dari dosanya, bersaksi melalui perkataan dan terlebih melalui sikap hidup kita untuk menjangkau jiwa-jiwa terhilang. Pada saat jiwa-jiwa terhilang ditemukan kembali, inilah sukacita sesungguhnya yang Tuhan kehendaki, sehingga menimbulkan sukacita di surga. --IN/www.renunganharian.net

* * *
BERSUKACITALAH ATAS PERTOBATAN ORANG BERDOSA,
BUKAN HANYA ATAS BERKAT MATERI DAN JASMANI.

* * *




RENUNGAN SELASA
Bacaan: MARKUS 1:35-39

Bacaan Setahun: Ulangan 17-20

Nas: "..., supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." (Markus 1:38)


Tetap Fokus

Setelah sehari sebelumnya begitu sibuk dari pagi sampai larut malam untuk memanggil murid-murid yang pertama, menyembuhkan ibu mertua Petrus, dan juga menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan, di hari berikutnya, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, Yesus bangun, pergi ke tempat sunyi dan berdoa. Kesibukan pelayanan ternyata tidak membuat-Nya lelah untuk berdoa. Mengapa Dia tetap memprioritaskan relasinya dengan Bapa melalui doa sekalipun dalam kesibukan-Nya?

Ketika murid-murid-Nya menemukan Dia, mereka menyampaikan bahwa semua orang mencari Dia. Tetapi Yesus justru mengajak murid-murid-Nya pergi ke tempat lain. Yesus punya alasan kuat, sekalipun dicari-cari dan dibutuhkan orang banyak di Kapernaum, Dia tetap fokus pada panggilan-Nya untuk memberitakan Injil. Dia tidak menjadi tergoda dan terlena untuk mengikuti keinginan orang banyak atau kehendak-Nya sendiri. Doa di tengah kesibukan membuat Dia tetap fokus pada panggilan-Nya, dan setia sampai akhir.

Tidak mudah untuk kita tetap fokus kepada panggilan Tuhan bagi hidup kita di dunia yang begitu cepat dan sibuk. Sedikit saja terlena, kita mungkin saja mengikuti berbagai ajakan dan tren yang bisa menjauhkan dan menggeser fokus kita. Karena itu, marilah terus menjaga relasi dengan Tuhan dalam doa, sekalipun kita begitu sibuk, supaya kita tetap fokus pada panggilan-Nya dan mampu memilih kesibukan mana yang perlu dan tidak. --ANT/www.renunganharian.net

* * *
DOA MEMBAWA KITA FOKUS PADA KEHENDAK-NYA
DAN BUKAN KEHENDAK KITA.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: KISAH PARA RASUL 4:1-22

Bacaan Setahun: Ulangan 21-23

Nas: "Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kis. 4:12)


Keistimewaan

Apa keistimewaan agama Anda? Pertanyaan itu dilontarkan Kepala Kanwil Depdikbud di suatu daerah ketika upacara berlangsung puluhan tahun silam. Pesertanya adalah para kepala sekolah seluruh kota itu. Seorang kepala sekolah Kristen lalu berseru dengan suara nyaring mengutip ayat di atas. Sang kepala sekolah di kemudian hari lalu bercerita kepada rekannya, bahwa saat itu dia merasa mati pun dia rela. Namun, yang terjadi justru sang Kepala Kanwil Depdikbud setempat memuji jawabannya.

Banyak orang kristiani percaya bahwa keselamatan ada di semua keyakinan. "Banyak jalan menuju Roma" adalah pepatah yang sering dikutip. Sebetulnya tidak demikian halnya. Oleh nama Yesus itulah, Petrus dan Yohanes ditangkap dan diadili. Padahal Petrus baru saja menyembuhkan orang yang lumpuh kakinya sejak lahir dalam nama Yesus. Petrus dan Yohanes diancam untuk tidak lagi berbicara atas nama Yesus. Namun, mereka menjawab dengan berani bahwa mereka mau lebih taat kepada Allah. Mereka bersama teman-temannya pun berdoa dan justru semakin berani memberitakan firman Tuhan.

Sama seperti para rasul, kita adalah orang-orang yang tidak sempurna. Namun, oleh belas kasihan Allah, kita bisa percaya kepada-Nya dan hidup kita diselamatkan oleh Yesus Kristus. Itu sama sekali bukan oleh jasa maupun perbuatan baik kita (Ef. 2:8-9). Tetapi kita diharapkan tidak berdiam diri. Kita perlu memberitakan firman-Nya, tentu dengan hikmat. Juga dengan tetap bersikap hormat kepada penganut keyakinan yang berbeda. --HEM/www.renunganharian.net

* * *
KEISTIMEWAAN KEKRISTENAN ADALAH KESELAMATAN
YANG DIBERIKAN HANYA OLEH YESUS KRISTUS.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: FILIPI 2:1-11

Bacaan Setahun: Ulangan 24-27

Nas: Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama. (Filipi 2:8-9)


Jalan Kemuliaan

Kita menyebut "kemuliaan" ketika seseorang mendapat anugerah kehormatan atas jasa-jasanya. Kita menyebut seseorang "dimuliakan" ketika ia dielu-elukan setelah pulang dari medan pertempuran. Atau kita menyebut seseorang "dimuliakan" saat ia dihormati oleh begitu banyak orang. Namun, Alkitab menjelaskan kepada kita tentang arti kemuliaan yang sejati. Kemuliaan tidak selalu berarti mahkota dan penghormatan. Kemuliaan terjadi ketika seseorang rela meninggalkan segala kenyamanan demi melayani orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Ia rela meski untuk itu ia harus banyak mengalami derita dan pengorbanan hidup.

Bagi Yesus, meninggalkan segala kemuliaan surga dan menjadi sama seperti manusia yang hina dan mengorbankan diri-Nya untuk keselamatan manusia adalah sebuah kemuliaan. Sekalipun jalan itu penuh dengan penderitaan dan penghinaan, bahkan sangat dipermalukan manusia, namun itulah jalan menuju kemuliaan yang sesungguhnya.

Tak dipungkiri jika dunia selalu menawarkan kemuliaan berdasar harta dan takhta, sebaliknya Yesus memberi teladan bagaimana seharusnya umat-Nya beroleh kemuliaan yang sejati. Ketika kita menyadari panggilan hidup kita adalah untuk memberi diri dan melayani, rela mengorbankan diri untuk kebahagiaan orang lain, itulah jalan menuju kemuliaan yang sejati, walau untuk semua itu kita harus mengalami derita seketika lamanya. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
KEMULIAAN TIDAK SELALU BERARTI KEHORMATAN, TETAPI HIDUP YANG
RELA MELAYANI DAN MEMBERI DIRI DEMI KEBAHAGIAAN SESAMA.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 2 KORINTUS 4:7-9

Bacaan Setahun: Ulangan 28-29

Nas: Namun, harta ini kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (2 Korintus 4:7)


Bejana Tanah Liat

Kami mempunyai celengan ayam dari tanah liat yang sangat besar di teras depan rumah. Tiga tahun telah berjalan, rupiah demi rupiah terkumpul dalam celengan, baik uang logam maupun uang kertas. Berharap akan kami pecahkan ketika kedua anak kami menikah, sebagai tanda melepas masa lajang mereka. Tetapi belum genap waktunya, suatu hari seorang tamu tanpa sengaja memecahkan celengan itu. Ya, dapat dimengerti celengan itu bisa pecah karena terbuat hanya dari tanah liat.

Ayat di atas menjelaskan kekuatan kita sesungguhnya berasal dari Allah. Kita ibarat bejana dari tanah liat yang tidak berkuasa menyelamatkan dirinya sendiri. Kesadaran akan sumber kekuatan hanya dalam Kristus mendorong kita bersandar dan bergantung hanya kepada Allah. Kekayaan, jabatan, kepandaian, koneksi, prestasi dan sebagainya, bukanlah sumber kekuatan. Kita seharusnya senantiasa menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan dengan cara: mengenyangkan diri kita dengan firman Allah (Mzm. 119:105), memercayai Allah dalam doa (Mzm. 5:3) dan memercayai Allah dengan melayani orang lain (Yoh. 21:15).

Hal-hal apakah yang selama ini kita anggap sebagai sumber kekuatan kita? Pilihan memang di tangan kita, namun Allah merindukan kita hidup bersandar dan bergantung sepenuhnya hanya kepada Dia. Hidup berkemenangan tiada terbatas hanya dapat diperoleh dari sumber kekuatan yang tiada terbatas pula, tidak mungkin dari diri kita yang terbatas ini. --AWS/www.renunganharian.net

* * *
HIDUP BERKEMENANGAN TIADA TERBATAS HANYA DIPEROLEH
DARI SUMBER KEKUATAN YANG TIADA TERBATAS PULA.

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: BILANGAN 16:1-5

Bacaan Setahun: Ulangan 30-31

Nas: Mendengar hal itu, sujudlah Musa. (Bilangan 16:4)


Kepemimpinan dan Kekuasaan

Kursi pemimpin sering kali dianggap sebagai "kursi empuk", karena memberikan posisi yang sangat nyaman dengan kekuasaan yang besar. Sehingga, kursi pemimpin menjadi kursi yang panas, karena kenyamanan yang ditawarkan membuat banyak orang memperebutkannya. Hal ini menunjukkan bahwa pada kenyataannya, banyak orang salah dalam memahami arti pemimpin, bahkan justru gila akan kekuasaan.

Begitu pula yang dilakukan oleh Korah dan para pemimpin umat Israel, di mana mereka bersekongkol untuk menggulingkan kepemimpinan Musa dengan alasan bahwa Musa telah meninggikan dirinya dan mempermainkan umat Tuhan yang kudus. Mereka merasa bahwa mereka layak menjadi pemimpin, karena mereka telah dipilih umat melalui rapat. Tetapi, ketika mereka melancarkan pemberontakannya dan meminta Musa turun, Musa justru sujud dan berkata bahwa Tuhan akan menunjukkan siapa yang layak mendekat kepada-Nya. Artinya, Musa hendak menunjukkan bahwa sebenarnya Musa merasa tidak layak menjadi pemimpin, tetapi Allah yang melayakkannya; karena seorang pemimpin bukanlah dipilih oleh manusia, tetapi dipilih oleh Allah sendiri.

Melalui sikap Musa, kita ditunjukkan bahwa seorang pemimpin bukanlah seorang yang berkuasa, tetapi seorang yang mau merendahkan diri. Musa mengajak kita untuk mendasarkan kepemimpinan kita dengan kerendahhatian. Karena kekuasaan hanya akan melahirkan kekacauan, tetapi kerendahhatian akan melahirkan kedamaian dan penyertaan dari Allah. --ZDP/www.renunganharian.net

* * *
KEKUASAAN AKAN MELAHIRKAN KEKACAUAN,
TETAPI KERENDAHHATIAN MEMBERIKAN KEDAMAIAN.

* * *




MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #UnlimitedLove #KasihTanpaBatas #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2024 #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman