RENUNGAN EDISI 31 DESEMBER 2023 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 30 Desember 2023

RENUNGAN EDISI 31 DESEMBER 2023

 RENUNGAN HARIAN



RENUNGAN SENIN
Bacaan: MATIUS 2:1-12

Bacaan Setahun: Wahyu 6-8

Nas: Mereka masuk ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. (Matius 2:11)


Mengenali Sang Raja

Ketika melihat bintang Kristus, orang-orang Majus melihat sesuatu yang istimewa-tanda kelahiran seorang Raja. Kemungkinan mereka telah membaca nubuatan mengenai kelahiran Dia yang dirindukan oleh segala bangsa. Semula mereka mencarinya di istana, tempat yang lumrah untuk mencari raja yang baru lahir. Nyatanya, tidak ada bayi raja yang lahir di istana saat itu. Ketika akhirnya mereka menemukan bayi Yesus hanya di sebuah rumah biasa, dari orang tua yang rakyat jelata, hal itu tidak menggoyahkan keyakinan mereka. Mereka bersukacita dan menyembah Dia.

Betapa berbeda dengan respons penduduk Yerusalem. Sudah sekitar dua tahun Yesus berada di tengah mereka. Yang menyambut Dia hanya para gembala, kemudian Simeon dan Hana. Berita kelahiran Yesus tidak bergaung lebih luas. Dan, ketika Herodes dan penduduk Yerusalem mendengar pencarian orang Majus, bukannya bersukacita, mereka malah terkejut. Toh hanya Herodes yang bereaksi keras atas berita itu. Merasa terancam oleh kehadiran bayi raja ini, ia pura-pura mencari tahu dan menyatakan ingin menyembah-Nya, padahal ia justru hendak membunuh-Nya!

Apakah kehadiran Yesus sungguh-sungguh mendatangkan sukacita bagi kita? Ataukah kita merasakan kehadiran-Nya sebagai gangguan, atau bahkan ancaman, bagi kehidupan kita? Apakah kita condong memprioritaskan Dia, atau malah berusaha menyingkirkan Dia di tengah kepadatan jadwal kita? Apakah kita mengenali dan mengakui Dia sebagai raja atas hidup kita? --ARS/www.renunganharian.net

* * *
BAGI ORANG-ORANG YANG MENYEMBAH-NYA,
YESUS SANG RAJA MEMBANGKITKAN SUKACITA.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: LUKAS 2:8-20

Bacaan Setahun: Wahyu 9-11

Nas: Tetapi Maria menyimpan segala perkataan itu di dalam hatinya dan merenungkannya. (Lukas 2:19)


Kearifan dalam Diam

Tertangkap kamera melakukan perbuatan yang dapat memperburuk citra dirinya, seorang artis segera mengadakan klarifikasi. Ia memberikan penjelasan sedemikian rupa di depan pers supaya nama baiknya tetap terjaga. Demi nama baik pula, ia mengunggah setiap kegiatan amal yang dilakukannya.

Maria mengalami peristiwa yang luar biasa hina, sekaligus luar biasa istimewa. Ia hamil di luar nikah. Kejadian ini sudah pasti menuntut pengertian dan kesabaran luar biasa. Sekalipun kehamilannya berasal dari Roh, bukankah ia tidak bisa mengendalikan pandangan masyarakat tentangnya? Namun, Maria memilih untuk diam dan menyerahkan hal kemurnian moralnya kepada Allah. Begitu pula ketika kelahiran Anaknya diperhatikan malaikat. Maria tidak serta-merta memberitakan kabar itu supaya orang banyak datang memujanya. Lagi-lagi Maria memilih diam, menyimpan perkara itu dalam hatinya dan merenungkannya.

Di zaman seperti sekarang ini, banyak orang tidak tahan untuk tidak memberitakan tentang dirinya melalui media sosial. Apalagi hal yang menyinggung nama baik dan harga diri. Media sosial menjadi cara ampuh untuk menaikkan pamor. Namun, orang bijak tidak mengumbar dan menjual semua hal tentang dirinya. Mereka juga mengambil waktu untuk diam, merenungkan pergumulannya hanya bersama Tuhan. Bukan hal mudah bersikap tenang dan memilih diam. Karena diam tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang. Tetap diam ketika dipandang hina maupun saat berjaya hanya dapat dilakukan orang yang telah beres dengan dirinya sendiri. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
BERPIKIR DENGAN TENANG, BERSABAR DAN TETAP MENGALAH YANG TAMPAK
DALAM DIAM, SEJATINYA MILIK ORANG DIGDAYA YANG TELAH BERES DENGAN DIRINYA.

* * *




RENUNGAN RABU
Bacaan: IBRANI 11

Bacaan Setahun: Wahyu 12-13

Nas: Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik, yaitu tanah air surgawi. (Ibrani 11:16)


Menanti

Di kasir swalayan, berdiri berjajar orang-orang yang menanti giliran membayar belanjaan. Di halte, tampak orang-orang menanti bus lewat. Di pasar, para penjual ikan, sayur, dan buah menanti kedatangan para pembeli. Pasangan suami istri muda yang duduk-duduk di kursi taman menanti berita kehamilan. Duduk tepat di sebelahnya seorang pemuda yang menanti panggilan lamaran kerja. Di pojok sana seorang pemudi menanti kapan Tuhan memberikan seorang kekasih kepadanya.

Kehidupan di dunia diwarnai oleh banyak penantian. Tanpa terkecuali, kita saat ini mempunyai sesuatu untuk dinantikan. Kita menunggu waktu tergapainya sebuah keinginan, terealisasinya sebuah tujuan atau terpenuhinya sebuah harapan. Namun, ada satu hal yang sama yang kita semua nantikan. Hal itu ialah tanah air surgawi, suatu kediaman yang kita pandang dengan iman. Teramat rindu hati kita menanti waktu untuk berpindah menuju kota yang telah dipersiapkan Tuhan bagi kita dalam Kerajaan Surga. Di sana tiada air mata, ratap tangis, dan dukacita (lih. Why. 21:4). Terlepas semua susah dan derita, lalu selamanya kita hidup bersama dengan Tuhan.

Akan bosan bila kita hanya menanti. Waktu terbuang sia-sia bila hanya berdiam diri. Tuhan menghendaki masa penantian kita lakukan dengan menjalani hidup sehari-hari berpadanan dengan panggilan kita untuk hidup baru. Apa saja yang kita kerjakan, katakan, hidupi, harus sesuai dengan firman dan kehendak Allah, agar hidup kita menjadi saksi Kristus dan memuliakan Bapa di surga. Itulah berita Injil bagi sesama di sekitar kita. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
SELAGI MENANTI WAKTU BERPINDAH MENUJU TANAH AIR SURGAWI, MARI KITA
LAKUKAN TINDAKAN YANG BERARTI KEKAL BAGI UMAT MANUSIA DI BUMI.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: FILEMON 1:8-22

Bacaan Setahun: Wahyu 14-16

Nas: Kalau engkau menganggap aku saudaramu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. (Filemon 1:17)


Permintaan yang Sulit

Filemon adalah orang Kristiani kaya dan berpengaruh di kota Kolose. Ia mengenal Kristus melalui pelayanan Rasul Paulus. Di rumahnyalah persekutuan jemaat berkumpul. Kemudian seorang budaknya yang bernama Onesimus melarikan diri dengan mencuri harta tuannya. Tapi Onesimus tertangkap dan dipenjara. Di sanalah ia bertemu dengan Paulus yang juga dipenjarakan karena memberitakan Injil. Berkat pelayanan Paulus, Onesimus percaya kepada Kristus dan hidupnya berubah, sehingga Paulus sendiri menganggapnya sebagai anak. Onesimus pun membantu serta melayani Paulus selama di penjara.

Lalu Paulus mengirim surat kepada Filemon, agar ia berkenan menerima Onesimus kembali. Menerimanya sebagai saudara, bukan sebagai budak. Paulus menjadikan dirinya penjamin atas perubahan hidup Onesimus. Bahkan soal perhitungan kerugian finansial, Paulus bersedia menggantinya, jika Filemon menginginkannya. Jika kita berada di posisi Filemon, apa yang akan kita lakukan?

Alkitab tidak menyebutkan secara gamblang soal bagaimana tanggapan Filemon. Namun dari Kolose 4:9, kita tahu bahwa nantinya Onesimus menjadi rekan pelayanan Paulus dan menyebutnya "saudara seiman kita yang setia dan terkasih". Berarti, Filemon menerima permintaan sulit yang disampaikan oleh Rasul Paulus. Ia mengampuni serta menerima Onesimus. Statusnya sebagai budak dilepaskan dan ia dimerdekakan. Kebesaran hati Filemon ini turut mengubah hidup Onesimus. Memang, dibutuhkan pengorbanan, kerelaan mengampuni, keluasan hati untuk memberi kesempatan kepada orang-orang yang gagal. Itulah juga makna Injil. Kiranya kita menghidupinya. --HT/www.renunganharian.net

* * *
KESEMPATAN YANG KITA BERIKAN KEPADA MEREKA YANG PERNAH GAGAL, DAPAT
MENGANTARKAN MEREKA PADA HIDUP BARU YANG BERDAMPAK SECARA KEKAL.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 1 RAJA-RAJA 17:7-16

Bacaan Setahun: Wahyu 17-18

Nas: Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. (1 Raja-raja 17:15)


Memberi dan Diberi

Sebuah stasiun televisi menayangkan kisah seorang anak yang disuruh ibunya membeli telur. Karena kurang hati-hati, telur-telur itu pecah. Ia takut pulang ke rumah dan berusaha menjual telur pecah itu kepada orang-orang yang ditemuinya di jalan. Sudah 8 jam ia berusaha, tapi tidak ada seorang pun yang menolongnya. Di tengah keputusasaannya, seorang ibu tua merasa iba dan bersedia membeli telur pecah itu seharga tiga belas ribu rupiah, uang hasil penjualan barang-barang bekasnya sepanjang hari itu. Ibu itu rupanya hanyalah orang yang miskin, tetapi ia bersedia menolong anak itu. Di akhir cerita, ibu itu menerima hadiah yang tak disangka.

Di tengah bencana kelaparan, janda di Sarfat hanya memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak sebagai bahan makanan terakhir yang akan dimakannya bersama anaknya. Hingga Nabi Elia datang dengan kondisi lapar dan meminta dibuatkan roti bundar kecil. Janda itu punya alasan untuk menolak. Namun, ketika hatinya disentuh oleh Tuhan, ia pun bersedia menolong. Ya, di tengah keterbatasannya, ibu itu rela memberi demi menolong orang lain.

Tidaklah mudah untuk berbagi ketika kita sendiri dalam kondisi kekurangan. Seperti janda di Sarfat yang dalam kekurangan dan keterbatasannya bersedia berbagi roti ketika Elia meminta pertolongannya, hari ini atau suatu saat nanti mungkin kita akan mengalami ujian yang sama. Apakah kita rela hati untuk memberi dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan uluran tangan kita? --SYS/www.renunganharian.net

* * *
BERBAGI DENGAN ORANG LAIN ADALAH BENTUK TERBAIK
DARI MENSYUKURI APA YANG TELAH KITA DAPATKAN.

* * *




RENUNGAN SABTU
Bacaan: MAZMUR 13

Bacaan Setahun: Wahyu 19-20

Nas: Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku. (Mazmur 13:5)


Berapa Lama Lagi?

Daud adalah raja yang terkenal dalam sejarah umat Israel. Kemenangannya atas Goliat, raksasa Filistin, dicatat dan selalu dikenang. Bahkan Mesias yang dinantikan kedatangan-Nya disebut Anak Daud. Tetapi jangan kita anggap hidup Daud mulus-mulus saja. Tidak! Jalan hidupnya berliku, naik turun, berduri, dan berbatu. Hal itu salah satunya tecermin dalam bacaan kita kali ini, Mazmur 13.

Daud sedang berada dalam pergumulan berat. Entah masalah apa yang sedang ia hadapi. Dia berharap Tuhan segera menolong dia. Namun, pertolongan Tuhan tak kunjung datang. Sampai empat kali dia berseru, "Berapa lama lagi?" Apakah Tuhan melupakan dia? Syukurlah, Daud tidak berhenti berdoa. Dia tetap berharap kepada Tuhan. "Kepada kasih setia-Mu aku percaya, " demikian ucapan doanya.

Seperti Daud, kita mungkin sempat menghadapi persoalan berat yang tak kunjung berhenti. Kita berdoa nemohon pertolongan Tuhan, namun pertolongan-Nya tak kunjung tiba. Jangan putus asa. Teruslah berharap. Ingatlah akan dua hal berikut ini, waktu Tuhan bukanlah waktu kita. Kita sering tidak sabar dan ingin Tuhan segera bertindak. Tapi Tuhan berkata, "Nanti dulu. Belum tiba saat yang tepat." Butuh kesabaran ekstra ketika kita menanti pertolongan Tuhan. Kedua, metode dan bentuk pertolongan Tuhan bisa saja tidak sama dengan yang kita bayangkan. Butuh kepekaan rohani untuk dapat memahami metode dan bentuk pertolongan Tuhan. --HPG/www.renunganharian.net

* * *
KETIKA KITA TERGODA UNTUK BERSERU, "BERAPA LAMA LAGI?" KEPADA TUHAN,
INGATLAH KASIH SETIA-NYA YANG TELAH KITA ALAMI SEPANJANG HIDUP.

* * *





MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2023 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #UnlimitedLove #KasihTanpaBatas #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman