RENUNGAN EDISI 3 DESEMBER 2023 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 01 Desember 2023

RENUNGAN EDISI 3 DESEMBER 2023

 RENUNGAN HARIAN





RENUNGAN SENIN
Bacaan: ULANGAN 24:19-22

Bacaan Setahun: 1 Korintus 14-16

Nas: "Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir ...." (Ulangan 24:22)


Bermurah Hati

Jika diringkas, ayat 19‒21 pada bacaan hari ini, Tuhan berpesan, "Tiap kali kalian memetik panenan, jangan habiskan panenan itu sampai bersih. Selalu sisakan untuk mereka yang miskin dan lemah." Lalu, Tuhan menandaskan, "Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir" (ay. 22a). Apa gerangan maksud Tuhan?

Seorang budak tak punya hak maupun kekuatan untuk menawar, apalagi untuk membela diri. Nasibnya sepenuhnya bergantung pada kemurahan hati majikannya. Ya, bergantung pada kemurahan. Dan, di titik itulah Tuhan bertitah. Maka perintah, "Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir, " sebenarnya berarti, "Jangan pernah lupa, engkau pun sepenuhnya bergantung pada kemurahan." Sebab itu, Tuhan memerintahkan umat-Nya untuk bermurah hati, dengan cara berbagi, "Jangan habiskan semua untuk diri sendiri. Selalu berikan sebagian untuk sesama, terutama mereka yang lemah."

Kita pun diundang untuk bermurah hati dengan bersedia berbagi. Berbagi sandang, pangan, bahkan papan. Berbagi berkat, rezeki, waktu, perhatian, dan-ini penting-berbagi peluang. Jika Anda punya modal cukup dan berkesempatan mengelola bisnis, jangan ambil semua peluang untuk diri sendiri. Bermurah hatilah. Bagikanlah sebagian peluang yang ada untuk orang lain, supaya mereka pun punya peluang dan mendapat berkat dari sana.

"Jangan pernah lupa, engkau pun sepenuhnya bergantung pada kemurahan, " begitu pesan Tuhan ketika itu. Dan, begitu pula pesan Tuhan kepada kita semua sekarang. --EE/www.renunganharian.net

* * *
JANGAN HABISKAN SEMUA UNTUK DIRI SENDIRI.
SELALU BERBAGILAH DENGAN SESAMA, TERUTAMA MEREKA YANG LEMAH.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: EFESUS 5:15-21

Bacaan Setahun: 2 Korintus 1-4

Nas: Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. (Efesus 5:21)


Merendahkan Diri

Dua ekor kambing berpapasan di sebuah jembatan di atas jurang yang dalam. Jembatan itu hanya berupa sebatang kayu panjang. Di bawahnya terdapat sungai kecil dengan bebatuan tajam. Kedua kambing itu nyaris berada tepat di tengah jembatan. Kondisi jembatan yang sempit tidak memungkinkan mereka untuk berbalik arah. Melihat ada yang menghalangi jalannya, kambing-kambing itu marah. Keduanya berlaga dan saling menanduk. Alhasil, keduanya terjatuh ke jurang dan mati. Di kesempatan berbeda, dua kambing lain juga berhadapan dengan situasi yang sama. Lalu salah satu kambing menekukkan kakinya serta meniarap. Ia mengizinkan kambing di depannya terus berjalan dengan menginjak tubuhnya. Hasilnya, mereka berdua dapat menyeberang dengan selamat.

Banyak orang berpikir bahwa merendahkan diri akan membuat mereka terlihat rendah atau hina. Itu sebabnya banyak orang cenderung ingin menonjolkan dirinya agar mendapat pengakuan dari orang lain. Padahal, merendahkan diri adalah salah satu sifat yang Tuhan inginkan dari kita. Merendahkan diri berbeda dengan rendah diri. Ini bukan sikap minder, malu-malu, atau tidak percaya diri. Ini adalah tanda kerendahhatian. Rela mengesampingkan kehebatan pribadi serta menjalin relasi yang harmonis dengan orang lain.

Sikap inilah yang hendaknya dimiliki setiap orang percaya. Dikembangkan secara tulus sebagai buah pengenalan kita akan Kristus. Bukan tindakan pura-pura atau karena ada motif tersembunyi. Inilah salah satu cara kita untuk mencerminkan teladan Kristus kepada dunia. --HT/www.renunganharian.net

* * *
MERENDAHKAN DIRI ADALAH TANDA KERENDAHHATIAN,
YANG LAHIR DARI PENGENALAN AKAN KRISTUS YANG SEJATI.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: KISAH PARA RASUL 20:17-38

Bacaan Setahun: 2 Korintus 5-8

Nas: "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Lebih berbahagia memberi daripada menerima." (Kis. 20:35)


Memberi Itu Bahasa Terbaik

"Aku telah seharian bekerja mencari nafkah, sedangkan kamu ngapain seharian di rumah?" perkataan yang terdengar dari pertengkaran suami istri. Istri mempermasalahkan suami yang tidak bersedia membantu anaknya mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah. Suami merasa itu adalah tugas istri. Ya, tuntutan dan bukan memberi, acapkali menjadi bahasa yang disampaikan antarsesama.

Ayat di atas menegaskan ciri pelayanan Paulus yakni memberi diri bagi orang lain, bukan tuntutan kepada orang lain, disampaikan pada penghujung pelayanannya di Efesus yang mengharukan. Kutipan perkataan Yesus tersebut tidak tercatat pada Injil lainnya, bernilai tinggi dan sangat istimewa. Jika semua orang hanya mau menerima tanpa mau memberi, lalu siapa yang akan memberi? Jika semua orang memilih untuk memberi, semua orang akan menerima, itulah maksud "terlebih berbahagia memberi". Allah menghendaki memberi menjadi sebuah gaya hidup orang percaya, bukan berhenti sebagai perintah saja.

Memberi adalah bahasa terbaik dalam membangun hubungan antarsesama. Hubungan sesama yang retak dipulihkan ketika ada tindakan memberi. Ada kasih dan penerimaan dalam tindakan memberi. Kita bersedia memberikan ruang bagi kesalahan orang lain, tidak membangun prasangka serta tidak meletakkan tuntutan pada bahu orang lain. Mari terus sampaikan tindakan memberi sebagai bahasa terbaik dalam hubungan antarsesama di tengah dunia yang egois. --AWS/www.renunganharian.net

* * *
TUNTUTAN KEPADA SESAMA HANYA AKAN MELAHIRKAN KONFLIK.
MEMBERI KEPADA SESAMA TIDAK AKAN BERHENTI MELAHIRKAN SEJAHTERA.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: MARKUS 5:21-43

Bacaan Setahun: 2 Korintus 9-13

Nas: Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan. (Markus 5:25)


Interupsi yang Memberkati

Yairus, kepala rumah ibadat, tersungkur di depan kaki Yesus. Ia memohon supaya Yesus datang ke rumahnya karena anaknya perempuan sakit dan hampir mati. Menilik situasi yang terjadi, tentu Yairus sedang terburu-buru. Ia lega karena Yesus bersedia. Ia berharap perjalanan lekas tiba, lalu Yesus lekas meletakkan tangan-Nya ke atas anaknya sehingga anaknya sembuh. Tetapi di tengah jalan, muncul interupsi.

Seorang perempuan menjamah jubah Yesus dari belakang. Selama dua belas tahun perempuan itu menderita pendarahan. Pikirnya, asal dijamahnya jubah Yesus, maka ia akan sembuh. Benar, sesudah jubah berhasil dijamah, seketika itu juga berhentilah pendarahannya. Yesus merasakan ada tenaga keluar dari diri-Nya. Lalu Dia pun "menginterogasi" orang banyak di sekelilingnya. Takut dan gemetar, perempuan itu tersungkur di depan Yesus. Ia mengaku segala yang telah diperbuatnya. Sebenarnya, Yairus dapat menjadi gusar karena banyaknya waktu dihabiskan untuk interupsi dari perempuan tadi. Apalagi ia lalu dikabari kalau anaknya sudah mati. Menarik, Yairus tetap tenang. Karena Yesus memberinya pesan, "Jangan takut, percaya saja!" Pula matanya telah melihat interupsi yang memberkati. Seorang perempuan sembuh dari pendarahan karena menjamah jubah Yesus. Itu berarti anaknya pun akan selamat.

Mungkin kehidupan kita saat ini sedang "diinterupsi". Tidak perlu menjadi tawar hati. Karena ternyata interupsi dapat memberkati. Melalui persoalan, kita dapat semakin mengenal besar kasih dan kuasa Tuhan. Oleh besar kasih-Nya, Tuhan selalu sedia menolong kita. Oleh besar kuasa-Nya, tiada persoalan yang kita hadapi tidak mampu untuk Tuhan tangani. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
SEGALA INTERUPSI YANG TUHAN IZINKAN TERJADI ADALAH BERTUJUAN
UNTUK MENDATANGKAN KEBAIKAN BAGI KITA.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: KEJADIAN 5

Bacaan Setahun: Galatia 1-3

Nas: Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah. (Kejadian 5:1)


Daftar Keturunan Adam

Sesungguhnya waktu kelahiran, durasi hidup, dan kapan manusia meninggalkan dunia ini adalah suatu misteri ilahi. Tidak ada patokan usia tertentu, ketika seseorang dilahirkan atau meninggal dunia, juga durasi yang beragam saat Allah menghendaki manusia hidup di bumi. Inilah yang saya pahami ketika membaca tentang daftar keturunan Adam, yang dimulai dengan pernyataan bahwa manusia diciptakan oleh Allah, yang dibuat menurut rupa Allah.

Catatan penulis Kejadian dimulai dari kelahiran Set, setelah Adam berusia 130 tahun, lalu Allah mengaruniakan anak-anak lelaki dan perempuan lainnya, sebelum meninggal 800 tahun kemudian (ay. 3-5). Catatan lantas berlanjut pada nama-nama lainnya, hingga muncul nama Nuh dan ketiga anaknya, Sem, Ham, dan Yafet, yang lahir setelah Nuh berusia 500 tahun (ay. 32). Jika kita cermati pasal 5 tersebut, kita akan menemukan beragam usia ketika seseorang memiliki keturunan, melanjutkan kehidupan, lalu kiprahnya berakhir di dunia ini. Semuanya ada kedaulatan Allah, yang berkuasa menentukan lahir, hidup, dan matinya manusia.

Kelahiran dan kematian memang akan tercatat dalam sejarah kehidupan, tetapi apa yang seseorang lakukan semasa hidupnya akan menjadi kenangan abadi-durasinya bahkan melampaui kehidupan orang itu sendiri. Oleh karenanya, selagi masih ada kesempatan, mari pergunakanlah waktu yang ada dengan bijaksana (Ef. 5:16), terlebih untuk mempermuliakan Allah lewat tutur kata, sikap, maupun perbuatan kita sehari-hari. Bagaimana dengan pemanfaatan waktu kita selama ini? --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
BUKAN KUANTITAS, TETAPI KUALITAS KEHIDUPAN KITA YANG AKAN
MENENTUKAN SEBERAPA BERHARGA HIDUP YANG KITA JALANI.

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: BILANGAN 4

Bacaan Setahun: Galatia 4-6

Nas: Sesuai dengan titah TUHAN dengan perantaraan Musa, maka mereka masing-masing dibuat penanggung jawab atas apa yang harus dikerjakan dan diangkatnya. Demikianlah mereka dicatat, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. (Bilangan 4:49)


Peran Penting

Ketika salah satu office boy kantor didiagnosa menderita Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri selama beberapa hari, kami para karyawan hingga level pimpinan menjadi cukup kewalahan. Mulai dari membersihkan meja, membuat minuman, memfotokopi berkas, mencari ATK, hingga mengirimkan paket harus kami kerjakan sendiri.

Tuhan mengkhususkan orang Lewi di antara seluruh suku Israel untuk menjadi pelayan Tuhan dengan mengerjakan tugas bagi Harun dan segenap bangsa Israel di depan Kemah Pertemuan dan melakukan pekerjaan jabatannya pada Kemah Suci (Bil. 3:7). Suku Lewi yang terdiri atas bani Kehat, Gerson dan Merari memiliki tugas dan peran masing-masing yang sama pentingnya dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Bani Kehat bertanggung jawab untuk mengurus barang-barang yang maha kudus (ay. 4-15). Bani Gerson bertanggung jawab terhadap tenda-tenda Kemah Suci dan Kemah Pertemuan (ay. 25-27). Sedangkan Bani Merari bertanggung jawab terhadap papan, kayu dan tiang Kemah Suci (ay. 31-32).

Pembagian tugas dan tanggung jawab pelayanan di antara suku Lewi sejalan dengan yang Paulus nyatakan dalam Roma 12:1-8. Setiap orang yang telah dipilih dan dipanggil oleh Allah, menjadi satu tubuh di dalam Kristus. Semuanya merupakan anggota tubuh yang memiliki fungsi dan karunia yang berbeda-beda. Tidak ada yang lebih penting atau kalah penting perannya. Yang ada justru saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Apa pun peran dan tugas yang Tuhan percayakan, mari kerjakan dengan sepenuh hati dan ucapan syukur sambil terus bekerja sama dengan anggota tubuh lainnya demi kemuliaan Tuhan semata. --YDAM/www.renunganharian.net

* * *
FOKUS MENILAI PENTINGNYA SEBUAH PERAN MEMBUAT LUPA BAHWA
YANG TERPENTING IALAH MENJALANKAN PERAN TERSEBUT.

* * *




MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #HistoryMaker2023 #PembuatSejarah2023 #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman