RENUNGAN EDISI 24 SEPTEMBER 2023 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 23 September 2023

RENUNGAN EDISI 24 SEPTEMBER 2023

 RENUNGAN HARIAN




RENUNGAN SENIN
Bacaan: GALATIA 6:1-10

Bacaan Setahun: Daniel 10-12

Nas: Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. (Galatia 6:4)


Sawang Sinawang

Sawang sinawang adalah sebuah ungkapan bijak dalam bahasa Jawa yang arti harfiahnya adalah 'memandang dipandang' atau 'saling memandang'. Makna dari ungkapan ini adalah kehidupan setiap orang ada susah-senangnya masing-masing dan kita tidak akan benar-benar tahu situasi orang lain secara menyeluruh. Sehingga tidaklah perlu membanding-bandingkan diri dengan orang lain.

Dalam suratnya kepada jemaat Galatia, Paulus juga mengajak umat untuk tidak saling membandingkan diri. Ia mengingatkan bahwa Tuhan memberikan berkat dan tugas yang berbeda-beda kepada masing-masing dari kita, sesuai kapasitas kita. Tanggung jawab kita adalah untuk mengelola berkat-Nya sesuai kehendak-Nya dan mengemban tugas yang Dia percayakan dengan setia. Sehingga tidaklah perlu kita membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Melainkan Paulus mengajak kita semua untuk hidup bergandengan tangan, saling tolong-menolong, saling berbagi dan berbuat baik satu sama lain.

Budaya membanding-bandingkan diri dengan orang lain sekarang sangat meluas karena kepopuleran media sosial. Orang-orang saling membagikan secuplik kehidupannya, biasanya yang bagus-bagus. Tak jarang, mungkin tanpa kita sadari, ketika melihat akun media sosial orang lain itu, kita merasa rendah diri atau iri hati ketika melihat mereka yang nampaknya lebih sukses atau bahagia daripada kita. Atau sebaliknya, mungkin kita menjadi tinggi hati ketika melihat mereka yang nampaknya kalah sukses dibandingkan kita. Kedua sikap ini tentunya tidak bagus dan perlu kita hindari dengan terus secara sadar mengingatkan diri untuk tidak membanding-bandingkan diri. --ALS/www.renunganharian.net

* * *
MEMBANDING-BANDINGKAN DIRI DENGAN ORANG LAIN TIDAKLAH BERGUNA.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: 1 KORINTUS 5

Bacaan Setahun: Hosea 1-6

Nas: Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu bahwa sedikit ragi membuat seluruh adonan mengembang? (1 Korintus 5:6)


Sedikit Ragi

Membicarakan dosa orang lain adalah topik yang digemari banyak orang. Tidak hanya mengupas kasusnya, sebagian orang juga senang mengulik habis pelakunya. Kebiasaannya, masa lalunya, pekerjaannya, latar belakang keluarganya dan banyak hal lainnya. Untuk apa? Menambah daftar panjang keberdosaan orang itu. Mereka pun merasa dirinya lebih suci dibanding orang yang mereka percakapkan. Anehnya, ketika berjumpa dengan yang bersangkutan, mereka hanya diam, seakan tidak terjadi apa-apa.

Banyak orang mengambil kesempatan atas kejatuhan orang lain dalam dosa. Bukan untuk memberikan pertolongan supaya orang tersebut bertobat. Ada yang berusaha semakin menjatuhkan orang itu supaya dirinya tampak lebih saleh. Ada pula yang sepertinya menunjukkan perhatian namun ternyata sedang melakukan panjat sosial (pansos).

Kejatuhan orang lain dalam dosa kadang membuat kita merasa menjadi orang yang paling saleh. Bukannya turut berdukacita atas dosa mereka, kita malah merasa pantas menghakimi. Membanggakan diri sendiri sambil menginjak-injak mereka. Kita lupa bahwa bermegah atas dosa orang lain juga merupakan kesombongan dan kejahatan. Sekalipun sanksi sosialnya tidak separah dosa perzinaan, ini pun menodai kekudusan hidup kita. Bukankah hidup kita ibarat "roti yang tak beragi", harus murni dan benar? Alangkah baiknya saling peduli, saling mengingatkan supaya bertobat sebelum terlambat. Sebelum dosa meresap ke seluruh bagian gereja dan merusak kebenaran, keadilan serta kehidupan rohani kita. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
TIDAK TEGAS MENENTANG DOSA DAN KEJAHATAN
SAMA HALNYA MENGUSIR ROH KUDUS DARI HATI KITA. WASPADALAH!

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: KEJADIAN 3:1-8

Bacaan Setahun: Hosea 7-14

Nas: Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan (Kejadian 3:6)


Tak Sama Lagi

Suatu ketika orang tua saya terjatuh saat sedang mandi. Sejak itu, praktis beliau tidak bisa berjalan dengan normal, seperti ketika belum terjatuh. Alat bantu tongkat pun menjadi tidak terpakai untuk sementara waktu, sambil menanti kesembuhan kakinya lewat penanganan medis, dan proses latihan yang memerlukan cukup banyak waktu dan kesabaran.

Dalam kehidupan ini, suatu peristiwa yang terlihat sepele, ternyata dapat berdampak cukup signifikan, bahkan terbilang ... fatal! Bagi kita, memakan buah yang ada di lemari es milik orang lain, yang sebenarnya sudah dilarang oleh pemiliknya untuk dimakan, mungkin tak berdampak fatal. Namun, ketika yang melakukan itu adalah Hawa, lalu diikuti Adam, saat memakan buah yang Allah jelas sudah melarang ... dampaknya tak hanya bagi Adam, Hawa, atau anak dan cucu mereka. Namun, sampai ribuan tahun kemudian, dampak itu masih menjalar, berupa dosa yang masuk dan menguasai kehidupan manusia, bahkan sejak manusia itu dilahirkan. Ya, setelah kesalahan yang terlihat sepele itu, keadaan manusia sudah tidak pernah sama ... sampai hari ini!

Oleh karena itu, sebagai pribadi yang dikaruniai hikmat Ilahi, hendaklah kita senantiasa berhati-hati dan memohon bimbingan Roh Kudus dalam menjalani hidup. Terhadap sesuatu yang salah, atau perbuatan dosa tertentu, pikirkanlah berulang kali sebelum nekat melakukannya. Kita tidak pernah tahu dampak seperti apa yang akan dihasilkan oleh kenekatan itu, yang mungkin dapat membuat segala sesuatu tidak sama lagi seperti semula. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
DAMPAK DARI PERBUATAN DOSA SEJATINYA
TIDAK PERNAH SESEDERHANA YANG SERING KITA PIKIRKAN.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 1 TIMOTIUS 1:12-17

Bacaan Setahun: Yoel 1-3

Nas: Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang yang ganas tetapi telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. (1 Timotius 1:13)


Didorong Anugerah

Di awal karier, saya merasa rendah diri karena banyaknya kegagalan di masa lalu. Akibatnya, saya cenderung menyerahkan tugas sulit kepada orang lain yang saya pikir lebih mampu dan berpengalaman. Seorang rekan yang baik hati lalu menceritakan kisah pemuda yang menjadi murid rohaninya. Pemuda yang baru percaya kepada Kristus itu tampil begitu percaya diri dalam kepemimpinan dan pelayanannya.

Rasul Paulus tampil giat dan percaya diri. Padahal harusnya ia merasa malu. Paulus mengaku bahwa dirinya buruk sekali: seorang penghujat, penganiaya, dan ganas. Paulus juga merasa dirinya paling berdosa (ay. 16). Namun, ia justru menjadi teladan bagi orang percaya. Apa rahasianya? Pertama, Rasul Paulus memusatkan diri pada belas kasihan Yesus Kristus yang menyelamatkannya dan mengaruniakan iman kepadanya. Semua kekacauan masa lalunya telah diampuni dan Paulus lalu hidup dalam anugerah Kristus. Kedua, Paulus dipenuhi ucapan syukur atas kepercayaan Tuhan baginya untuk melakukan pekerjaan yang mulia. Tuhan tidak lagi memperhitungkan masa lalu Paulus yang gelap. Karena itu, Paulus pun tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan yang menghambat dirinya.

Orang percaya tidak seharusnya rendah diri. Yesus telah menyelamatkan kita oleh kasih-Nya. Itu artinya, Tuhan tidak melihat keburukan dan kegagalan masa lalu kita. Bila kita mendapat kepercayaan dalam karier dan pelayanan, itu berarti Ia mengasihi kita. Tuhan menghendaki kita bekerja melalui anugerah-Nya, bukan dengan mengandalkan kebanggaan diri. --HEM/www.renunganharian.net

* * *
ENYAHKAN RASA RENDAH DIRI DENGAN BERFOKUS PADA KASIH KARUNIA DAN
KEPERCAYAAN-NYA KEPADA KITA UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN-NYA.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 2 RAJA-RAJA 4:38-44

Bacaan Setahun: Amos 1-5

Nas: Tetapi pelayannya itu berkata: "Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?" Jawabnya: "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya." (2 Raja-raja 4:43)


Lebih dari Cukup

Bencana kekeringan melanda seluruh negeri, tak terkecuali Israel. Seseorang dari Baal-Salisa membawa dua puluh roti jelai dan gandum baru kepada Elisa. Tergerak oleh belas kasihan kepada serombongan nabi berjumlah seratus orang yang kelaparan, Nabi Elisa menyuruhnya untuk membagi-bagikannya. Pelayan Elisa ragu dan mempertanyakan hal yang mustahil ini. "Bagaimana aku bisa menghidangkannya di depan seratus orang? Tidak mungkin mencukupi!" katanya.

Perkataan pelayan itu tidak memengaruhi keputusan Nabi Elisa. Elisa tetap konsisten berkata, "Berikanlah kepada orang-orang itu supaya mereka makan. Sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya" (ay. 43). Sungguh, ketika pelayan Elisa menghidangkan roti itu kepada para nabi itu, mereka semua pun memakannya, dan benar-benar ada sisanya.

Bukankah dalam kehidupan ini Tuhan pernah membawa diri kita pada situasi yang penuh ketidakmungkinan? Ketika kita melihat diri kita yang demikian kecil, lemah, dan terbatas, acapkali kenyataan itu membuat diri kita hanya melihat ketidakmungkinan saja? Hal itulah yang dipikirkan pelayan Elisa ketika diminta untuk menghidangkan dua puluh roti jelai itu kepada seratus nabi yang kelaparan itu. Tidak mungkin cukup! Namun ketika ia bersedia berserah dan percaya kepada Tuhan dan firman-Nya, hari itu ia menyaksikan apa yang tidak mungkin itu menjadi mungkin. Apa yang menurutnya tidak cukup dibuat Tuhan menjadi lebih dari cukup. Dalam situasi yang seakan tidak ada lagi jalan, kita hanya perlu keberanian untuk berserah, percaya, dan taat agar kita dapat melihat Tuhan bekerja menyelesaikan semuanya. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
TUHAN INGIN KITA BELAJAR BERSERAH DAN MEMERCAYAI-NYA
AGAR KITA DAPAT MELIHAT IA BEKERJA DALAM KETIDAKMAMPUAN KITA.

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: YAKOBUS 1:2-8

Bacaan Setahun: Amos 6-Obaja 1

Nas: Sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. (Yakobus 1:3)


Masalah Itu Berguna

Fletcher Spruce menulis artikel berjudul "Setiap anjing membutuhkan beberapa ekor kutu". Sebagai seorang anak, ia senang memperhatikan anjing. Karena punya kutu, maka anjing menjadi aktif dan sibuk menggaruk. Adanya kutu seolah memaksa anjing untuk aktif, sedangkan yang tanpa kutu cenderung malas dan lamban. Kutu ternyata berguna bagi anjing. Anjing membutuhkan kutu untuk tetap bangun dan waspada.

Seperti kutu bagi anjing, demikian masalah bagi kita. Walau meresahkan, masalah itu berguna. Itulah mengapa Yakobus berkata kita perlu menganggap sebagai suatu kebahagiaan apabila jatuh ke dalam berbagai pencobaan (masalah) (ay. 2). Masalah berguna di antaranya karena tiga hal. Pertama, melalui masalah kita belajar menjadi tangguh. Sebab diuji, muncul ketekunan (ay. 3). Dari ketekunan, muncul pribadi yang matang (sempurna, utuh dan tak kekurangan suatu apa pun) (ay. 4). Kedua, masalah membantu kita kembali dekat dengan Tuhan. Kesenangan dunia dapat menjauhkan kita dari Tuhan. Jauh menjadi dekat saat masalah melanda. Sebab saat itu kita ingat untuk berdoa meminta tolong kepada Tuhan. Ketiga, masalah membantu kita tetap setia. Oleh hadirnya masalah, kita yang semula kerap mengabaikan firman Tuhan, menjadi sungguh-sungguh melakukannya. Seperti pemazmur tuturkan, "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu" (Mzm. 119:71).

Mulai hari ini, jangan lagi kita menjadi tawar hati oleh kehadiran masalah dalam kehidupan kita. Sebab kita mengerti masalah itu berguna. Tiap muncul masalah, mari kita bersemangat menghadapinya bersama Tuhan. Kita yakin usai masalah, kita mendapati diri lebih tangguh, semakin dekat dan semakin setia kepada Tuhan. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
SEGALA YANG TUHAN IZINKAN TERJADI DALAM KEHIDUPAN KITA ITU BERGUNA,
TERMASUK JUGA KEHADIRAN MASALAH.

* * *



MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #HistoryMaker2023 #PembuatSejarah2023 #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman