RENUNGAN EDISI JUMAT AGUNG 7 APRIL 2023 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Kamis, 06 April 2023

RENUNGAN EDISI JUMAT AGUNG 7 APRIL 2023

 RENUNGAN HARIAN


RENUNGAN SENIN
Bacaan: MATIUS 26:36-46

Bacaan Setahun: 1 Samuel 8-11

Nas: ... "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." (Matius 26:38)


Satu Jam Saja

Ketika anak pertama kami meninggal, kami begitu terkesan dengan seorang sahabat yang datang menemani kami pada saat kejadian. Ketika kami memberikan kabar duka, ia segera hadir, dengan rela dan tulus ia memberikan waktunya untuk ada bersama kami di tengah-tengah kesedihan dan pergumulan kami yang berat.

Menjelang akhir pelayanan-Nya di dunia untuk menyelesaikan karya penebusan-Nya, Yesus mengalami pergumulan yang berat. Dia harus menanggung banyak penderitaan, dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga (Mat. 16:21).

Dalam kesedihan-Nya yang sangat, Dia ingin berdoa kepada Bapa-Nya di taman Gestemani. Dia mengajak murid-murid-Nya yang terdekat: Petrus, Yohanes, dan Yakobus bersama-Nya. Dia ingin mereka menemani dan berjaga-jaga satu jam saja. Tetapi apa yang terjadi dengan mereka ketika Yesus berdoa? Mereka semua tertidur, bahkan sampai tiga kali, setiap kali Yesus sedang berdoa. Pergumulan berat Yesus untuk taat dalam menghadapi kematian di atas kayu salib ternyata tidak mudah mereka pahami sehingga mereka tidak sanggup sejenak berjaga-jaga bersama-Nya.

Ada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan dukungan di masa-masa kritis karena situasi dan masalah yang berat dalam studi, keluarga, kesehatan, pekerjaan, dan relasi dengan orang lain. Mereka sangat kesepian dan membutuhkan teman yang dapat sekadar mendengar dan mengerti beratnya pergumulan yang mereka hadapi. Maukah kita hadir, sebagai wujud kasih dan dukungan, dan berdoa bagi mereka? --ANT/www.renunganharian.net

* * *
SATU JAM SAJA ADALAH LAYAK DIPERJUANGKAN UNTUK KITA HADIR
BAGI SESAMA YANG SEDANG KESEPIAN DI DALAM PERGUMULAN YANG BERAT.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: YOHANES 12:23-28

Bacaan Setahun: 1 Samuel 12-14:23

Nas: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." (Yohanes 12:24)


Supaya Ada Hidup

"Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah" (ay. 24). Tuhan berbicara tentang misi-Nya: Ia harus berkorban sampai mati agar manusia beroleh hidup. Sebetulnya, jika Dia mau, Dia bisa menghindari itu. Namun, Dia berkata, "Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ..." (ay. 27). Tuhan memang datang untuk mati, agar manusia selamat dan hidup karenanya. Dan, Dia sungguh melakukan itu.

Harus ada yang mati, supaya ada yang hidup. Dalam arti seperti di atas, hanya Kristuslah yang bisa melakukan itu. Tetapi, hidup di dalam Tuhan adalah soal merespons karya Tuhan lewat keputusan dan tindakan dalam hidup. Artinya, semua pengikut Kristus diundang untuk merespons pengorbanan Tuhan dengan mematikan hal tertentu dalam diri mereka agar terjadi hal yang baik pada sesama oleh karenanya. Seperti apa misalnya?

Ketika badai Covid-19 melanda, para pelayan publik dan pemuka agama (aparat pemerintah, pastor, pendeta, dll.) harus mematikan rasa lelah, kekhawatiran, kepentingan diri, demi menolong mereka yang memerlukan. Para orang tua harus mematikan banyak kepentingan mereka agar bisa mendampingi anak mereka-terutama yang masih kecil-mengikuti pembelajaran online. Para petugas kesehatan bahkan merelakan hidup-mati mereka demi keselamatan pasien mereka.

Harus ada yang kita matikan dalam diri kita agar terjadi hal-hal baik pada orang lain karenanya. Kita tak ingin mengecualikan diri dari panggilan itu, 'kan? --EE/www.renunganharian.net

* * *
HARUS ADA YANG KITA MATIKAN DALAM DIRI KITA
AGAR TERJADI HAL-HAL BAIK PADA ORANG LAIN KARENANYA.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: MATIUS 16:21-28

Bacaan Setahun: 1 Samuel 14:24-16

Nas: Sejak itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. (Matius 16:21)


Merdeka dari Derita

Apa jadinya jika tokoh utama yang diharapkan menjadi superhero mengalami penderitaan bahkan kekalahan? Tentu janggal, memilukan dan mengecewakan, bukan? Meski demikian, itulah kisah perjalanan hidup Yesus saat melakukan misi Allah.

Bukannya kabar sukacita semacam janji kemenangan dan pemulihan bagi Israel di masa mendatang, Yesus justru menyatakan berbagai penderitaan yang harus ditanggung-Nya. Bahkan, Yesus juga menyampaikan bahwa diri-Nya akan dibunuh. Sangat manusiawi jika Petrus memprotes Sang Guru. Bukankah semestinya sebagai Mesias, Yesus datang untuk menang?

Sayangnya, cara pandang Petrus bertolak belakang dengan cara pandang Tuhan. Bahkan cara pandang Petrus disebut-Nya sebagai batu sandungan (bdk. ay. 23). Ya, melalui penderitaan yang harus dialami Yesus Kristus, Allah menunjukkan bahwa menjadi orang percaya tidak menjamin lenyapnya penderitaan. Sebaliknya, orang percaya justru diperhadapkan dengan penderitaan, mengingat nilai kekristenan banyak berseberangan dengan hikmat dunia. Namun, orang yang mengandalkan Tuhan diberi-Nya kemerdekaan atas penderitaan. Artinya, bersama Kristus penderitaan tidak mampu menggoyahkan sukacita, damai sejahtera dan pengharapan dalam Kristus. Sebagaimana penderitaan terbesar manusia, yakni dosa, mampu ditaklukkan oleh-Nya.

Hanya saja, kemerdekaan harus diperjuangkan. Kemerdekaan atas penderitaan adalah milik mereka yang mau menyangkal diri. Sebab satu-satunya jalan untuk hidup secara rohani sesuai maksud Tuhan adalah dengan mati bagi diri sendiri. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
APALAH ARTINYA PENDERITAAN DUNIA
JIKA PENDERITAAN TERBESAR MANUSIA SAJA DAPAT DITAKLUKKAN-NYA.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: LUKAS 22:54-62

Bacaan Setahun: 1 Samuel 17-18

Nas: Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedih. (Lukas 22:62)


Sudah Telanjur?

Pernahkah Anda merasakan sesuatu yang sudah telanjur? Perjalanan menyimpang yang sudah telanjur jauh. Kesalahan yang sudah telanjur seperti tanaman liar bertumbuh. Kebanggaan yang sudah telanjur runtuh. Harapan yang sudah telanjur hancur luluh. Pokoknya serba telanjur. Akibatnya, kita tidak mampu melihat kemungkinan untuk kembali atau mulai dari awal lagi. Telanjur basah. Ekornya ialah ketelanjuran yang kian parah.

Lukas menggambarkan suasana menjelang penyaliban Yesus sebagai semakin giatnya kuasa kegelapan bekerja (Luk. 22:53). Selain menyerbu Yesus, juga menyerang murid-murid-Nya, terutama Yudas Iskariot (Luk. 22:3) dan Simon Petrus (Luk. 22:31). Serbuan terhadap Yesus selalu gagal. Tetapi tidak demikian dengan kedua murid itu. Mereka jatuh terperangkap. Hanya bedanya, Yudas meneruskan kejatuhannya-gantung diri (Mat. 27:3-5). Sedangkan Petrus bertobat dalam penyesalan mendalam. Yudas hanyut oleh arus ketelanjuran. Petrus kembali ke permulaan lagi-sebagaimana terlukiskan oleh kembalinya fajar pagi diiringi suara ayam berkokok (ay. 60). Masih ada hari bagi yang mau kembali lagi, tak peduli seberapa telanjur dirinya tergelincir.

Ketika suatu kesalahan terus terulang, mengatasi perasaan "sudah telanjur" memang tidak mudah. Sepertinya sudah terlambat untuk berpaling kembali. Godaan untuk menceburkan diri kian dalam amat besar. Namun, jangan kita memercayainya! Tuhan selalu membuka kesempatan bagi kita untuk bertobat. Asalkan kita telah menapak di jalur yang benar-memulai kembali dari puing-puing kegagalan, adalah pilihan yang lebih baik demi menyongsong hari depan. --PAD/www.renunganharian.net

* * *
TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK MEMULAI KEMBALI SESUATU YANG BENAR.

* * *



MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #HistoryMaker2023 #PembuatSejarah2023 #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman