RENUNGAN EDISI 12 FEBRUARI 2023 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 10 Februari 2023

RENUNGAN EDISI 12 FEBRUARI 2023

 RENUNGAN HARIAN


RENUNGAN SENIN
Bacaan: MATIUS 9:9-13

Bacaan Setahun: Imamat 14-15

Nas: Yesus mendengarnya dan berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit." (Matius 9:12)


Menolak Mengakui Masalah

Dengan penuh sukacita, Tuhan menyambut para pendosa, dan makan bersama mereka. Kaum Farisi mengecam hal itu, tetapi Tuhan berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit."

Apakah Tuhan hendak mengatakan bahwa para pendosa yang makan bersama-Nya itulah "orang sakit" yang butuh diselamatkan, dan kaum Farisi adalah "orang-orang sehat" yang tidak memerlukannya? Jelas bukan itu. Tuhan tahu, semua orang-termasuk kaum Farisi-adalah pendosa yang butuh diselamatkan.

Jadi, apa sebenarnya maksud Tuhan?

Dengan sabda itu (ay. 12), Tuhan mengkritik kaum Farisi, yang penuh dosa namun menolak mengakui dosa mereka, dan merasa tak butuh Juru Selamat. Pula, dengan sabda itu, Tuhan sekaligus juga mengkritik semua orang yang memiliki masalah namun menolak mengakui masalahnya dan menolak upaya penyelesaian masalah. Siapa sajakah mereka?

Orang yang bersalah tetapi merasa benar, enggan mengakui kesalahannya, dan tak merasa perlu bertobat. Orang sakit yang menolak mengakui sakitnya, mengeklaim diri baik-baik saja, dan merasa tak perlu berobat. Orang yang menolak mengakui bahwa Covid-19 amat berbahaya, menolak vaksinasi, dan menolak menjalani protokol kesehatan. Orang yang sikap kelirunya merusak kebersamaan, tetapi merasa benar, menolak mengakui kekeliruannya (apalagi memperbaiki diri), hingga tidak damai dalam kebersamaan. Dan banyak lagi.

Memang demikianlah ihwalnya: jujur mengakui masalah yang ada adalah langkah awal yang harus diambil demi langkah lebih lanjut menuju keadaan yang lebih baik. --EE/www.renunganharian.net

* * *
TANPA KEJUJURAN UNTUK MENGAKUI YANG HARUS DIAKUI,
TAK ADA KESEMPATAN UNTUK MENJADI LEBIH BAIK.

* * *


RENUNGAN SELASA
Bacaan: ROMA 12:1-8

Bacaan Setahun: Imamat 16-18

Nas: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna. (Roma 12:2)


Burung Kedasih

Kedasih (Latin: Cuculus merulinus) adalah jenis burung yang bertabiat buruk. Mereka tidak pernah membuat sarang sepanjang hidupnya. Ketika hendak bertelur, sang betina akan mengamati burung jenis lain yang juga sedang bertelur. Ketika sang induk meninggalkan sarangnya, burung Kedasih lalu menitipkan telurnya ke sarang itu dengan terlebih dahulu menyingkirkan telur di sarang tersebut. Jadi induk burung lainlah yang akan mengerami dan membesarkan anaknya. Parahnya, anak Kedasih juga mewarisi sifat jahat itu. Jika ia menetas lebih dulu, maka ia akan menyingkirkan telur lainnya. Jika telur lain juga menetas, anak Kedasih akan mencakarinya hingga mati. Ia juga akan merampas semua makanan bagi dirinya sendiri.

Karakter burung Kedasih dapat diserupakan dengan sifat orang berdosa. Kita telah membawa sifat dosa bahkan sejak dalam kandungan (Mzm. 51:7). Tanpa perlu diajari, bahkan anak-anak otomatis bisa berbohong, mencuri, bersikap egois, atau menimpakan kesalahan kepada orang lain. Tanpa kita sadari, sebenarnya kita telah diperbudak oleh dosa. Menyedihkannya, kita tidak punya kuasa untuk mengubah sifat dan karakter buruk tersebut.

Syukurlah, dalam anugerah-Nya yang besar, Allah mengaruniakan Kristus Yesus untuk menebus, menyucikan serta menyelamatkan orang berdosa. Ia membarui pikiran, perasaan dan kehendak kita, sehingga kita dapat mengetahui serta melakukan apa yang benar dan berkenan kepada Allah. Dan tentunya, kita pun dapat memberkati banyak orang, bukan malah mencelakakan mereka. --HT/www.renunganharian.net

* * *
SAAT KRISTUS MEMBARUI HIDUP KITA, KITA BUKAN HANYA MENGETAHUI HAL-HAL
YANG BAIK DAN BENAR, NAMUN JUGA BEROLEH KUASA UNTUK MELAKUKANNYA.

* * *


RENUNGAN RABU
Bacaan: 1 KORINTUS 13

Bacaan Setahun: Imamat 19-21

Nas: Ia menahan segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (1 Korintus 13:7)


Makna Penderitaan

Menjaga ibunda yang sakit di rumah sakit bersama adik perempuan saya, pertanyaan yang terus berputar di benak adalah, "Mengapa orang percaya harus menderita?" Menunggu di samping tempat tidur ibu sambil terus memperhatikan kebutuhan infus obat, vitamin, dan makanan adalah pekerjaan yang sepertinya tanpa makna. Ibu juga tidak mampu lagi berkomunikasi karena tidak punya energi. Masa-masa menunggu tanpa kepastian akan kesembuhan ibu membuat seolah tidak ada kepastian kapan penderitaan itu akan berakhir.

Banyak lagi penderitaan lain yang diderita baik oleh orang percaya maupun bukan. Lalu, jika semua manusia menderita, apakah yang membedakan kita dengan mereka? Jawabannya adalah kasih. Rasul Paulus mengungkapkan makna kasih dengan indah dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Salah satu pernyataan kasih adalah sabar menanggung segala sesuatu, termasuk penderitaan. Kasih bahkan menuntut jauh lebih banyak daripada yang bisa kita lakukan atau bayangkan. Untuk itu, Tuhan Yesus sudah memberikan teladan-Nya. Ia bahkan terus memberi hikmat dan kekuatan agar kita dapat melaksanakan perintah-Nya, yakni saling mengasihi.

Saya sungguh bersyukur dan berterima kasih atas perhatian, dukungan, doa, dan segenap bantuan yang kami terima dari saudara seiman selama ibunda sakit hingga dijemput pulang oleh Bapa Surgawi sekitar tiga tahun lalu. Sungguh melimpah kasih Kristus yang kami rasakan melalui dukungan itu. Melalui penderitaan, kasih Kristus dapat diwujudkan secara nyata oleh semua pengikut-Nya. --HEM/www.renunganharian.net

* * *
PENDERITAAN MENJADI PENUH MAKNA TATKALA ORANG PERCAYA
MEWUJUDNYATAKAN KASIH KRISTUS UNTUK MENGHADAPINYA.

* * *


RENUNGAN KAMIS
Bacaan: YESAYA 39

Bacaan Setahun: Imamat 22-23

Nas: "Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN." (Yesaya 39:6)


Hobi Pamer Harta

Hobi pamer harta, itulah salah satu tren yang terjadi sejak dulu sampai sekarang. Ada pengusaha yang pulang kampung naik mobil mewah berharga sekian miliar. Ada pula yang hobi mengoleksi tas dan memamerkannya, karena tas itu sangat mahal dan dibeli di luar negeri. Sah-sah saja orang pamer harta, asal bukan hasil korupsi. Boleh-boleh saja seseorang membuktikan dirinya kini kaya, karena dulu kerap dihina saat miskin. Tapi, coba mari kita cek hati kita, harta yang kita pamerkan mendatangkan kebaikan untuk kita, atau kelak mendatangkan celaka?

Oleh anugerah Tuhan, Hizkia yang sakit menjadi sembuh, umurnya diperpanjang lima belas tahun (2Raj. 20:6). Mendengar Raja Hizkia sembuh, Merodakh-Baladan bin Baladan, raja Babel, mengirimkan para utusan untuk bertemu Hizkia. Karena bersukacita atas kedatangan mereka, Hizkia bukan hanya menyambut mereka, dia memperlihatkan seluruh hartanya (ay. 2). Nabi Yesaya lalu menemuinya dan bertanya tentang orang-orang itu (ay. 3-4). Setelah mendengarkan jawaban Hizkia, Yesaya menyampaikan firman Tuhan (ay. 6-7). Segala harta kita adalah milik Tuhan, jadi jangan pernah menyombongkan diri atau pamer. Apa yang terjadi pada keturunan Hizkia hendaknya menjadi pengingat bagi kita, untuk jangan sombong.

Kalau kita dikaruniai harta berlebih, tetaplah rendah hati. Tidak perlu pamer harta demi mendapat pujian dan pengakuan dari manusia. Tidak perlu panas hati dan terpancing melihat orang lain pamer hartanya. Berapa pun harta kita, mari kita pakai untuk memuliakan Tuhan, bukan untuk memuliakan diri sendiri. --RTG/www.renunganharian.net

* * *
SEGALA HARTA KITA ADALAH MILIK TUHAN, JADI JANGAN PERNAH
MENYOMBONGKAN DIRI ATAU PAMER.

* * *


RENUNGAN JUMAT
Bacaan: PENGKHOTBAH 6:1-6

Bacaan Setahun: Imamat 24-25

Nas: Peringatkanlah orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. (1 Timotius 6:17)


Menikmati Berkat

Bukan berita baru lagi jika kita sering mendengar bagaimana orang-orang yang masih berusia muda mendadak kaya karena prestasinya. Tetapi, hidup berlimpah uang ternyata tidak membuat hati menjadi puas. Dengan kekayaan itu, mereka mampu membeli mobil-mobil mahal, rumah mewah, berlibur ke tempat-tempat yang indah, dan berpesta pora. Dan sering terjadi bagaimana kekayaan itu membawa mereka pada kejatuhan perilaku yang tidak bermoral serta penggunaan obat-obatan terlarang.

Pengkhotbah rupanya sangat peduli kepada orang-orang yang hidupnya begitu bergantung pada kekayaannya. Uang, jika tidak diterima dengan rasa syukur dan tidak dikelola dengan baik, justru memberi dampak yang buruk. Ia melukiskan mereka yang tidak mampu mengelola kekayaan dengan baik bak seorang yang hanya bergelimang harta namun tidak memiliki Allah. Ada orang-orang yang begitu kaya namun mereka tetap saja tidak bahagia dan akhirnya meninggal tanpa pewaris (ay. 1-2). Ada juga orang-orang yang punya waktu hidup lebih lama dan berkecukupan, tapi tidak pernah merasakan kepuasan dan meninggal tanpa pernah merasa diri dicintai (ay. 3-6). Akhirnya, Pengkhotbah pun menyimpulkan: lebih baik tidak hidup daripada kaya dan tenar namun hidup menderita.

Rasul Paulus juga mengingatkan bagaimana semestinya kita memandang kekayaan: saat kita membiarkan Allah mengontrol hidup kita, maka kita dapat menikmati berkat di dunia, karena Dia "memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati" (1Tim. 6:17). Kemampuan kita mengelola keuangan dengan baik, memampukan kita dapat mensyukuri segala berkat Tuhan dan kita pun dapat menikmatinya dengan sukacita. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
NIKMATILAH SEGALA BERKAT TUHAN DENGAN RASA SYUKUR
DAN KELOLALAH UNTUK MEMULIAKAN NAMA-NYA.

* * *


RENUNGAN SABTU
Bacaan: ROMA 3:21-31

Bacaan Setahun: Imamat 26-27

Nas: Dan oleh anugerah-Nya telah dibenarkan dengan cuma-cuma melalui penebusan dalam Kristus Yesus. (Roma 3:24)


Tanpa Syarat

Tidak sedikit pembeli batal mendapatkan barang yang tengah dipromosikan lantaran tak memenuhi persyaratan yang ada. Biasanya, pihak penjual akan menunjukkan tulisan "syarat dan ketentuan berlaku" sebagai alasan dibalik pembatalan produk yang hendak dibeli oleh konsumen. Tulisan tersebut kerap kali dicetak dalam ukuran kecil, sehingga membuat kecele konsumen yang kurang cermat saat berbelanja.

Orang-orang percaya yang hidup dalam kasih karunia Allah kelak tidak akan merasa kecewa ketika harus berpisah dari raga. Keselamatan, yang tak ternilai harganya, bakal menjadi milik yang pasti. Anugerah terbesar bagi kita yang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (ay. 23), tetapi dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus (ay. 24). Pembenaran yang diperoleh hanya oleh iman (ay. 28), bukan hasil usaha kita (Ef. 2:8-9).

Anugerah nan mulia ini mengisyaratkan kepastian keselamatan yang bertolak dari kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang percaya (ay. 22). Kebenaran yang tanpa embel-embel persyaratan yang bertolak dari usaha manusia, mampu menjamin kepuasan hidup nan sejati dan tidak menyisakan kekecewaan di belakangnya.

Kristus adalah wujud kasih Allah atas diri orang-orang yang hidup dalam anugerah keselamatan-Nya. Pemberian terbesar, tanpa syarat, yang membenarkan hidup kita, para pengikut-Nya, dan menyertakan kepastian hidup dalam kemuliaan. Kepuasan tiada tara dengan sendirinya tengah menanti di akhir perjalanan hidup kita. --EML/www.renunganharian.net

* * *
KESELAMATAN MENJADI PENANDA PENTING AKAN KASIH ALLAH
YANG TANPA SYARAT KEPADA PARA PENGIKUT KRISTUS.

* * *


MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #HistoryMaker2023 #PembuatSejarah2023 #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARTA EDISI 15 DESEMBER 2024

 JADWAL SEPEKAN JPA MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK " & JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuha...

Post Bottom Ad

Halaman