RENUNGAN EDISI 18 SEPTEMBER 2022 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 16 September 2022

RENUNGAN EDISI 18 SEPTEMBER 2022

 RENUNGAN HARIAN


RENUNGAN SENIN
Bacaan: ESTER 6

Bacaan Setahun: Yehezkiel 40-42

Nas: ... Pada waktu itu Haman baru datang di pelataran luar istana raja untuk memberitahukan kepada baginda, bahwa ia hendak menyulakan Mordekhai pada tiang yang sudah didirikannya untuk dia. (Ester 6:4)


Dua Sisi

Tidak aneh apabila seseorang sesekali mengalami insomnia. Namun, sungguh aneh mengetahui seorang raja yang karena tidak bisa tidur, bertitah untuk dibacakan kitab pencatatan sejarah. Begitu kitab itu dibaca, didapatilah seorang bernama Mordekhai yang pernah berjasa kepada raja namun belum dianugerahi apa-apa.

Insomnia raja merupakan bagian dari rencana penyelamatan Tuhan terhadap Mordekhai. Sesaat sebelumnya, Haman, seorang pembesar raja, berinisiatif menyulakannya tepat pada keesokan harinya. Sekiranya Tuhan tidak bertindak di sisi lain, tentulah hari di mana Mordekhai dianugerahi kebesaran dan kehormatan sudah menjadi hari kematiannya. Pengalaman Mordekhai memberi gambaran kepada kita bahwa kehidupan ini meliputi dua sisi, yakni sisi pekerjaan manusia dan sisi pekerjaan Allah. Ketika manusia merancang di sisi yang satu, Allah merancang di sisi lainnya. Bedanya, karena keegoisan dan keterbatasan pemikiran manusia, rancangan mereka bisa salah atau keliru tetapi rancangan Allah selalu sempurna.

Daud di dalam Mazmur 139:23-24 mengatakan, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" Daud mempersilakan Tuhan bekerja di sisi lain kehidupannya, yang ia yakini terlebih baik dari jalan-jalannya. Mengetahui kehidupan tidak meliputi satu sisi, kita bisa merasa tenang. Di tengah ancaman kejahatan, Allah merancang upaya penyelamatan. Begitu jalan kita melenceng ke kiri dan kanan, Dia tidak tinggal diam. Allah turut bekerja di sisi lainnya untuk mendatangkan kebaikan! --LIN/www.renunganharian.net

* * *
PEKERJAAN ALLAH DI SISI LAIN KEHIDUPAN INI
MERUPAKAN KOREKSI DARI PEKERJAAN MANUSIA DI DUNIA.

* * *


RENUNGAN SELASA
Bacaan: 1 PETRUS 4:7-11

Bacaan Setahun: Yehezkiel 43-45

Nas: Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu, kuasailah dirimu dan waspadalah, supaya kamu dapat berdoa. (1 Petrus 4:7)


Panik atau Menguasai Diri?

Beberapa waktu lalu, muncul pemberitaan dari banyak lokasi mengenai aktivitas panic buying yang dilakukan oleh banyak orang, mulai dari masker, alat kesehatan, makanan dan minuman, hingga vitamin yang diyakini dapat melindungi dari Covid-19. Masalahnya, akibat aksi borong barang tersebut ada orang lain yang lebih membutuhkan, tetapi tidak kebagian barang karena habis. Mirisnya, sebagian dari pemborong itu memanfaatkan untuk usaha dengan mengeruk keuntungan besar dengan memasang harga lebih tinggi dari harga di pasaran.

Rasa panik memang membuat orang bertindak di luar nalar, yang tak jarang dipicu oleh kekhawatiran berlebihan. Sebenarnya, sedikit saja mau menenangkan diri, lalu berpikir dengan jernih sambil berdoa, niscaya rasa panik yang menyerang dapat berkurang drastis. Nasihat semacam inilah yang diberikan Petrus kepada penerima suratnya, sebagai langkah agar mereka dapat merespons kesudahan zaman dengan tenang. Tanpa ketenangan, orang akan mudah menjadi panik, bahkan dapat terombang-ambing oleh rupa-rupa angin pengajaran yang juga mewarnai akhir zaman (Ef. 4:14). Orang yang panik juga tidak dapat konsentrasi berdoa, karena hati dan pikirannya sedang tidak bisa fokus.

Hari ini, kesudahan zaman semakin dekat dibandingkan dengan saat Petrus menuliskan suratnya. Namun, nasihat agar umat Tuhan belajar menguasai diri, menjadi tenang dalam segala sesuatu, dan tidak melupakan pentingnya berdoa, tetap menjadi kunci bagaimana kita dapat menjalani "akhir zaman" ini dengan kesiapan yang lebih baik! --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
KEPANIKAN DAN PENGUASAAN DIRI
TIDAK DAPAT BERJALAN DALAM WAKTU BERSAMAAN.

* * *


RENUNGAN RABU
Bacaan: YESAYA 53

Bacaan Setahun: Yehezkiel 46-48

Nas: Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. (Yesaya 53:2)


Ketika Tidak Dihargai

Apakah Anda merasa kurang berharga? Orang cenderung memandang remeh Anda? Anda cemburu dan menganggap orang lain memiliki lebih banyak kelebihan? Atau marah kepada Tuhan karena merasa kurang beruntung? Merasa Tuhan tidak sayang Anda? Saatnya mengalihkan pandangan Anda kepada Kristus.

Nabi Yesaya menggambarkan penampilan Kristus, jauh sebelum kelahiran-Nya di bumi sebagai manusia. Kristus tidak memiliki daya tarik. Ia bukan orang yang tampan. Diri-Nya tidak diinginkan. Ia dihindari, bahkan ditolak dan direndahkan. Hidup-Nya penuh dengan penderitaan, sedemikian sehingga orang mengira Ia terkena kutukan. Sebenarnya, Ia sedang menanggung penderitaan kita, penderitaan karena dosa. Sedangkan Ia sendiri kudus tanpa dosa. Padahal Yesus adalah Allah (Flp. 2:6-7) yang berinkarnasi menjadi manusia. Oleh kerelaan-Nya menanggung dosa umat manusia inilah, Kristus mati di atas kayu salib. Tapi Kristus bangkit dari kematian dan Allah sangat memuliakan Dia (Flp. 2:9).

Ketika Anda merasa diri tidak dihargai, bahkan ditolak dan direndahkan, yakinlah bahwa Anda tidak sendirian. Yesus memahami perasaan terhina dan kesepian itu. Ia mengasihi Anda. Juga menghargai Anda sedemikian tinggi dengan mengangkat Anda yang percaya kepada-Nya sebagai anak-Nya. Lebih dari itu, Ia menanggung beban Anda. Saatnya nanti, kita juga akan dimuliakan jika kita hidup menurut kehendak-Nya. Dan itu tidak bergantung pada penghargaan manusia, melainkan oleh kasih karunia Kristus kepada kita. --HEM/www.renunganharian.net

* * *
KITA BISA DIHINA DI BUMI, TAPI OLEH KASIH KRISTUS,
KITA AKAN DIMULIAKAN BAPA SURGAWI
KETIKA BERJUMPA MUKA DENGAN MUKA DENGAN-NYA.

* * *


RENUNGAN KAMIS
Bacaan: YOHANES 5:1-13

Bacaan Setahun: Daniel 1-3

Nas: Jawab orang sakit itu kepada-Nya, "Tuan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu ketika airnya mulai terguncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." (Yohanes 5:7)


Pertanyaan dari Betesda

Telah lama pria itu terbaring tak berdaya menanti kesembuhan. Kolam Betesda menjadi tumpuan harapannya. Namun yang ia alami di sana amatlah mengecewakannya. Ketika seseorang datang kepadanya (dia tak tahu itu Tuhan), dia berkeluh kesah, "Tuan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu ketika airnya mulai terguncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."

Di kolam kemurahan itu, ia mengharapkan kesembuhan. Namun yang ia temui di sana adalah orang-orang yang mementingkan diri. Air kolam itu telah berkali-kali berguncang, kesempatan untuk sembuh pun telah berkali-kali datang. Namun semua peluang dan harapannya pupus karena tak seorang pun menolongnya, karena yang ada di tempat kemurahan itu justru egoisme dan ketidakpedulian.

Di sekitar kita, banyak saudara kita menyandang ketidakberdayaan ragawi karena pelbagai sebab, baik sementara maupun permanen. Mereka berjalan dengan kursi roda, tongkat penyangga, dituntun, atau bahkan dipapah. Mereka butuh dan berhak mendapatkan hal-hal wajar yang lumrah dinikmati oleh siapa pun: pendidikan, pekerjaan, transportasi, jalur pejalan kaki, tempat ibadah, dan banyak lainnya.

Adakah kita mengupayakan hal-hal yang perlu agar kebutuhan dan hak mereka terpenuhi? Adakah gereja, tempat kemurahan, mengupayakan sarana khusus (akses naik maupun turun, tempat duduk, kamar mandi, dll.) agar mereka juga menikmati tempat ibadah seperti kita? Semoga kita tidak justru terlena seperti mereka di tepi kolam Betesda itu. --EE/www.renunganharian.net

* * *
SIKAP KITA TERHADAP MEREKA YANG LEMAH
TUHAN PERHITUNGKAN SEBAGAI SIKAP KITA KEPADA-NYA.

* * *


RENUNGAN JUMAT
Bacaan: LUKAS 19:28-44

Bacaan Setahun: Daniel 4-6

Nas: Ketika Ia telah mendekati dan melihat kota itu, Yesus menangisinya. (Lukas 19:41)


Mengatasi Luka Hati

Begitu mudah hati kita terluka. Seorang anak terluka hatinya karena teman-temannya terus-menerus menghina keluarganya yang miskin. Seorang wanita sangat terluka saat mengingat bagaimana suaminya meninggalkan dirinya dan anak-anaknya. Beberapa orang tua merasa terluka setiap kali melihat anaknya yang mempunyai jiwa pemberontak. Dan dengan berbagai cara mereka mencoba mengatasi luka hatinya. Ada yang memendam luka hatinya, ada yang melarikan diri dan pasrah, hingga ada yang nekat mengambil jalan pintas.

Yesus pun pernah terluka hati-Nya. Ya, hati-Nya begitu terluka ketika Ia melihat apa yang akan terjadi pada Yerusalem. Ia menyaksikan kengerian yang datang dari para musuhnya. Ia melihat bagaimana Yerusalem akan diserang dari berbagai penjuru dan bagaimana mereka akan terhimpit. Yesus hancur hati, Yesus menangis. Namun Ia tidak pasrah atau memendam luka hati-Nya. Yesus tahu tujuan hidup-Nya, itu sebabnya Ia tetap menunjukkan kepedulian-Nya kepada jiwa-jiwa yang terancam binasa itu. Yesus terus memberitakan kebenaran, Ia menentang dosa, mengajar orang-orang tentang Allah, dan melatih murid-murid-Nya menjadi tangan-tangan Allah.

Hati kita mungkin terluka karena perlakuan buruk seseorang. Jika kita mengalaminya, mari kembali memahami tujuan hidup yang Tuhan tetapkan dalam hidup kita. Saat hati terluka, mari belajar jujur mengakui luka hati itu kepada diri sendiri, kepada orang lain, dan kepada Allah. Pengakuan akan membuka pintu penghiburan yang kita butuhkan dan kekuatan untuk mengampuni. Ketika hati telah berdamai, maka kita akan mampu melanjutkan tujuan hidup kita tanpa ada luka di hati. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
SALAH SATU CIRI KEDEWASAAN ROHANI DITUNJUKKAN
DENGAN KEMAMPUAN MENGATASI SETIAP LUKA-LUKA HATI.

* * *


RENUNGAN SABTU
Bacaan: RATAPAN 5

Bacaan Setahun: Daniel 7-9

Nas: Mengapa Engkau melupakan kami selama-lamanya, meninggalkan kami demikian lama? ... apa Engkau sudah membuang kami sama sekali? (Ratapan 5:20, 22)


Untouchable Baby

Ada sebuah buku yang membahas dengan unik tentang "Untouchable Baby" yang di dalamnya menceritakan kondisi pertumbuhan anak yang krisis kasih sayang. Orang tua bayi tersebut sangat tidak memedulikannya dan akhirnya bayi ini bertumbuh menjadi seorang dewasa yang tidak menyenangkan. Ia menjadi marah kepada orang tuanya dan juga pada Tuhan yang membuatnya seperti ini. Namun, akhirnya ia sadar jika ia tidak dapat menuntut orang lain mengasihinya. Dialah yang harus belajar untuk berinisiatif mengasihi orang lain.

Kisah Ratapan ini menggambarkan betapa terpuruknya bangsa Israel. Di dalam doa Yeremia yang memohon pemulihan ini tergambar bahwa kondisi bangsanya begitu buruk-milik pusaka menjadi milik bangsa asing (ay. 2), memiliki keluarga yang tidak utuh (ay. 3), harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup (ay. 4-5), tertindas (ay. 8), kelaparan (ay. 9). Semua ini diakui oleh Yeremia sendiri terjadi karena dosa mereka (ay. 16, 22) sehingga Tuhan benar-benar seakan-akan meninggalkan mereka. Doa Yeremia ialah ingin Allah menyatakan belas kasihan-Nya kepada umat pilihan ini (ay. 21).

Di dalam doa, kita dapat mengeluh kepada Tuhan akan apa yang sudah terjadi dalam kehidupan kita. Kita mulai menuduh Tuhan bertindak tidak adil. Sadarlah, haruskah kita menuntut selalu pada Dia untuk memberi yang terbaik sesuai kemauan kita? Yang terpenting adalah datanglah kepada Tuhan dan Tuhan akan membuat kita belajar kehendak-Nya dalam setiap kejadian yang terasa pahit itu. --YDS/www.renunganharian.net

* * *
KEJADIAN PAHIT SEHARUSNYA TIDAK MEMBUAT KITA TERUS MENGELUH
TAPI MEMOHON BELAS KASIHAN DAN PERTOLONGAN-NYA.

* * *


MOTTO JPA : "ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN"
& JPA VISION : "Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya" ( LUKAS 1:17c )


"THE FUTURE IS NOW" (MASA DEPAN ADALAH SEKARANG) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #TheFutureIsNow #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman