RENUNGAN EDISI 17 JULI 2022 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 16 Juli 2022

RENUNGAN EDISI 17 JULI 2022

 RENUNGAN HARIAN



RENUNGAN SENIN
Bacaan: HOSEA 1:1-2:1

Bacaan Setahun: Mazmur 92-100

Nas: Lalu berfirmanlah Ia: "Berilah nama Lo-Ami kepada anak itu, sebab kamu ini bukanlah umat-Ku dan aku ini bukanlah Allahmu." (Hosea 1:9)


Lo-Ami

Tidak dianggap sebagai anak, berarti tak lagi dipedulikan. Hal ini menunjukkan amarah besar orang tua. Ketika Allah memerintahkan Hosea memberikan nama "Lo-Ami" kepada anak yang dilahirkan Gomer, Allah ingin menyatakan kepada Israel, bahwa mereka tidak lagi dianggap sebagai umat-Nya. Allah tidak lagi peduli kepada Israel.

"Lo-Ami" berarti bukan umat-Ku. Sedemikian tegakah Allah kepada Israel? Ya. Tuhan tidak mau mengakui hubungan dengan Israel. Bukan karena Tuhan tidak lagi mengasihi, namun karena Israel meninggalkan Tuhan. Hubungan Israel dengan Allah hancur dan perjanjian Tuhan putus karena pemberontakan umat yang dilakukan secara terus-menerus. Meski demikian, tentu saja maksud penghukuman Allah adalah pertobatan umat. Karena itu penghukuman ini hanya diberikan sementara saja oleh Allah. Allah akan memulihkan mereka, sehingga yang tadinya tidak dikasihi akan kembali dikasihi, yang tadinya tidak dianggap sebagai umat akan menjadi anak-anak Allah yang hidup.

Kita mengenal Allah dan menerima kasih-Nya karena Dia yang lebih dahulu menghampiri kita dengan kemurahan dan kerendahan hati-Nya. Tetapi ketika kita diusir dari perjanjian-Nya, itu bukan karena murka-Nya, melainkan kebodohan kita sendiri dengan berlaku khianat terhadap kasih dan kesetiaan-Nya. Karena itu baiklah setiap peristiwa yang boleh kita alami kita jadikan sarana untuk selalu mengingat campur tangan Tuhan. Supaya dalam kemalangan kita tetap percaya akan pertolongan-Nya dan dalam keberhasilan kita tidak menjadi jemawa. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
KASIH ALLAH ADALAH SUMBER KESELAMATAN KEKAL KITA. ADALAH KEBODOHAN
JIKA KITA MENYIA-NYIAKANNYA DENGAN BERLAKU TIDAK SETIA.

* * *


RENUNGAN SELASA
Bacaan: 1 RAJA-RAJA 10:14-29

Bacaan Setahun: Mazmur 101-105

Nas: Adapun emas, yang dibawa kepada Salomo dalam satu tahun ialah seberat enam ratus enam puluh enam talenta. (1 Raja-raja 10:14)


Mengelola Kekayaan

Salomo mewarisi takhta yang kokoh dari ayahnya, Daud, serta berbagai kelimpahan materi. Saat itu, musuh-musuh Israel telah takluk dan mereka harus membayar upeti. Tak ada ancaman berarti, sehingga ia dapat membangun Bait Allah. Selain itu, ia juga menjalankan berbagai bisnis, khususnya di bidang perdagangan dan perkapalan. Pendapatannya per tahun ialah sebesar 666 talenta emas, yakni sekitar 22, 6 ton. Itu belum hasil usaha lainnya. Tak heran bahwa saat itu "banyaknya perak di Yerusalem sama seperti batu" (ay. 27).

Lalu, bagaimana Salomo mengelola kekayaan itu? Selain digunakan untuk kepentingan pribadi dan untuk istananya, emas-emas itu digunakan untuk membangun Bait Allah serta berbagai perkakasnya. Juga digunakan untuk kesejahteraan seluruh penduduk Israel (1Raj. 4:25). Namun sayangnya, sikap hati yang lurus itu tidak berlangsung seterusnya. Ketika ia menyimpang dari ketetapan Allah dengan mengawini banyak perempuan asing, kekayaannya juga terkuras untuk membiayai hidup seribu istri (1Raj. 11:3). Nantinya, ia hanya mewariskan kerajaan yang keropos kepada anaknya, beserta pajak tinggi yang dibebankan kepada rakyat. Itulah penyebab pecahnya kerajaan Israel menjadi dua.

Harta kekayaan-seberapa pun banyaknya-pasti akan habis jika tidak dikelola secara bijak, yakni jika hidup boros, berfoya-foya, serta tidak memikirkan masa depan. Semuanya bermula di saat hidup kita tak lagi selaras dengan firman Tuhan. Karenanya, hendaknya kita terus berpaut kepada-Nya, agar kita melangkah dengan benar, termasuk dalam mengelola harta milik kita. --HT/www.renunganharian.net

* * *
BAHKAN GUNUNG EMAS PUN AKAN TANDAS TANPA BEKAS,
JIKA KITA TIDAK MENGELOLANYA DENGAN CERDAS.

* * *


RENUNGAN RABU
Bacaan: MAZMUR 69:1-18

Bacaan Setahun: Mazmur 106-107

Nas: Sebab oleh karena Engkaulah aku menanggung cela, noda meliputi mukaku. (Mazmur 69:8)


Menanggung Cela

Kisah tentang orang-orang yang mengalami ketidakadilan tidak pernah habis kita dengar. Ada orang yang berusaha menjaga hidup bersih justru disingkirkan. Sebagian orang menjaga hidup jujur malah ditimpa berbagai masalah. Orang yang mati-matian hidup benar tak henti-hentinya menanggung cemooh dan hinaan. Sedemikian beratkah konsekuensi yang harus ditanggung oleh orang yang takut akan Tuhan?

Pemazmur mengeluhkan derita yang jauh lebih hebat. Semua ini tecermin jelas dari setiap keluhan yang timbul akibat penderitaannya. Penderitaan yang dialaminya digambarkannya dengan keadaan dirinya yang nyaris tenggelam dalam banjir dan rawa. Ia bahkan memohon-mohon dalam doa sampai kerongkongannya menjadi kering dan matanya nyeri. Ia mengatakan betapa banyak orang yang membencinya tanpa alasan. Dan ia menyadari betapa bodoh dirinya di hadapan Tuhan. Namun yang pasti adalah semua derita yang dialaminya bukanlah hukuman karena ia telah berbuat dosa kepada Tuhan. Sebaliknya, ia menanggung semua cela itu justru oleh karena ia berlaku hidup benar dan takut akan Tuhan. Orang-orang yang terdekat dengannya pun turut membencinya.

Jika kita harus menanggung derita atau cela karena berpihak kepada Tuhan, itulah karunia (Flp. 1:29). Penderitaan, dalam perspektif iman, dipakai oleh Tuhan untuk membuat kehidupan umat-Nya semakin tahan uji dalam berbagai pencobaan. Ketekunan kita dalam menghadapi derita menjadi kekuatan bagi saudara seiman yang mengalami hal sama agar tidak tawar hati. Dan ketika kita diizinkan menanggung cela karena Tuhan, maka semakin nyata perkenanan Tuhan dan pertolongan-Nya. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
SAAT KITA HARUS MENANGGUNG CELA OLEH KARENA MELAKUKAN KEHENDAK TUHAN,
SAAT ITULAH KEKUATAN DAN ANUGERAH-NYA MENGUATKAN KITA.

* * *


RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 2 SAMUEL 16:1-4

Bacaan Setahun: Mazmur 108-118

Nas: Lalu bertanyalah raja kepada Ziba: "Apakah maksudmu dengan semuanya ini?" Jawab Ziba: "Keledai-keledai ini bagi keluarga raja untuk ditunggangi; roti dan buah-buahan ini bagi orang-orangmu untuk dimakan; dan anggur ini untuk diminum di padang gurun oleh o (2 Samuel 16:2)


Bantuan Tepat Waktu

Saat Pak Yusuf sekeluarga harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya akibat terinfeksi virus Covid-19, alih-alih menyebarkan gosip dan menjauhi mereka, para tetangganya secara rutin meletakkan makanan di depan rumahnya sampai sering kali berlebih, bahkan mereka juga menanyakan makanan favoritnya. Mereka juga tidak segan membantu berbelanja kebutuhan lain yang mereka perlukan, seolah mendukungnya untuk segera sembuh.

Mengulurkan tangan untuk meringankan beban orang lain yang kesusahan juga dilakukan oleh Ziba, hamba Mefiboset ketika Daud sedang dalam pelarian akibat pemberontakan anaknya, Absalom. Bantuan yang kita berikan pada saat yang tepat bukan hanya melegakan perasaan orang yang kita tolong, melainkan juga menjadi "oase" bagi orang yang sedang tertekan sehingga ia dapat menatap hari selanjutnya dengan lebih bersemangat.

Ketika kebanyakan orang cenderung "dingin" dan tidak lagi peka terhadap permasalahan orang lain, sebagai orang percaya hendaknya kita selalu mengutamakan kasih dengan bertanya kepada diri kita, "Siapa orang yang Tuhan mau saya bantu hari ini?"

Bukalah hati Anda bagi Tuhan sehingga panggilan-Nya untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan dapat Anda penuhi sebaik-baiknya, tanpa mengeluh sedikit pun karena bagaimanapun, sudah selayaknya kita yang telah mengecap kebaikan-Nya membagikan berkat yang Dia berikan kepada siapa saja yang sedang dilanda kesukaran sehingga Allah yang penuh kasih dapat nyata di tengah-tengah mereka. --KSD/www.renunganharian.net

* * *
SENTUHAN KASIH TUHAN DALAM HIDUP KITA ADALAH
LANDASAN KITA UNTUK BERGEMAR MEMBANTU SESAMA.

* * *


RENUNGAN JUMAT
Bacaan: MATIUS 13:1-23

Bacaan Setahun: Mazmur 119

Nas: "Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Matius 13:23)


Hidup yang Berbuah

Ada beberapa tanaman buah di sebidang tanah yang terletak di bagian belakang rumah. Ada pohon pepaya, kelengkeng, belimbing yang sudah beberapa kali berbuah, serta ada pula pohon nangka dan durian yang masih menunggu waktunya berbuah. Meski tidak terlalu paham soal merawat tanaman atau memaksimalkan agar berbuah banyak dan manis, saya tetap mengharapkan setiap pohon buah-buahan tersebut berbuah, sedikit banyak tak masalah!

Ketika Yesus menerangkan arti dari perumpamaan tentang penabur, disebutkan pada akhir pengajaran-Nya mengenai benih yang jatuh di tanah yang baik, lalu menghasilkan buah yang beragam. Ada yang seratus, enam puluh, dan tiga puluh kali lipat. Disebutnya tiga bilangan tadi tampaknya tidak dimaksudkan secara harfiah, tetapi Yesus ingin memberi pesan bahwa kehidupan orang percaya seharusnya menghasilkan buah. Soal sedikit banyak buah itu, setiap orang tidak dituntut untuk menghasilkan buah yang sama. Namun, harapan agar kehidupan orang percaya menghasilkan buah tetap menjadi prioritas.

Buah kehidupan orang percaya dapat beraneka ragam, mulai dari perubahan karakter, perbuatan baik, karya pelayanan, generasi penerus yang cinta Tuhan, hingga jiwa-jiwa yang menjadi percaya Kristus karena pelayanan yang kita lakukan. Hidup yang berbuah seperti pengajaran Yesus inilah yang hendaknya menjadi tujuan hidup setiap orang percaya, tanpa perlu membandingkan buah kehidupan pribadi dengan orang lain. Masihkah kita memiliki kerinduan untuk hidup berbuah bagi kemuliaan nama-Nya? --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
HIDUP YANG BERBUAH ADALAH SALAH SATU TANDA
ADANYA "KEHIDUPAN" DALAM DIRI ORANG PERCAYA.

* * *


RENUNGAN SABTU
Bacaan: AMSAL 11:21

Bacaan Setahun: Mazmur 120-131

Nas: Sungguh, orang jahat tidak akan luput dari hukuman, tetapi keturunan orang benar akan diselamatkan. (Amsal 11:21)


Berkat bagi Keturunan

Kita hidup jangan hanya memikirkan sebatas diri kita sendiri, termasuk dari setiap konsekuensi tindakan kita. Apa yang kita perbuat tidak hanya berdampak kepada diri sendiri, tetapi berdampak kepada generasi berikutnya. Tidak jarang kita dengar curahan hati seorang anak yang harus menanggung malu, akibat tingkah buruk orang tuanya. Di sisi lain, ada pula anak yang bangga mewarisi pola hidup yang baik dari orang tua atau kakek neneknya.

Sekalipun tidak ada jaminan bahwa pastilah generasi ketiga, keempat, atau kelima akan berlaku sama baik atau buruknya dengan apa yang kita buat sekarang, tetapi selalu ada pengaruh yang kita tinggalkan. Sikap baik kita menimbulkan efek yang hebat, seperti setetes air yang menimbulkan gelombang panjang yang terus bergerak hingga belasan meter jaraknya.

Inilah berkat Tuhan bagi setiap orang yang berlaku benar di hadapan-Nya. Bukan hanya si pelaku yang akan diselamatkan Tuhan, akan tetapi Tuhan juga berjanji memelihara keturunannya untuk tetap dalam anugerah pemeliharaan-Nya yang setia.

Karena itu, perhatikan dengan saksama bagaimana kita hidup di saat ini. Tetap tunjukkan sikap jujur yang penuh integritas dan karakter yang baik. Bertanggungjawablah dengan setiap pilihan dan kesempatan yang didapatkan. Biarlah setelah kita tidak ada, generasi kita akan bersyukur menikmati berkat dari hidup kita yang benar di hadapan Tuhan! --HTN/www.renunganharian.net

* * *
TUHAN MEMPERHATIKAN SIKAP KITA YANG TAAT DI ZAMAN INI
DAN MEMBERKATINYA TERUS SAMPAI GENERASI KITA BERIKUTNYA.

* * *


MOTTO JPA : "ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN"
& Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya ( LUKAS 1:17c )


"THE FUTURE IS NOW" (MASA DEPAN ADALAH SEKARANG) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #TheFutureIsNow #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman