RENUNGAN HARIAN
RENUNGAN SENIN
Bacaan: 1 KORINTUS 4:1-5
Bacaan Setahun: Hakim-hakim 15-17
Nas: Bagiku tidak begitu penting entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi. (1 Korintus 4:3)
Cemas akan Penilaian Orang
Salah satu sumber ketidakbahagiaan manusia adalah penilaian yang diberikan oleh orang lain. Banyak orang menjadi sedih, penat, digerogoti kekecewaan, bahkan terpuruk akibat terngiang-ngiang memikirkan penghakiman, kritik tajam, olok-olok, dan penghinaan orang lain.
Paulus, hamba Kristus yang kenyang cemooh, penghinaan, fitnahan, dan ucapan penghakiman yang kasar dan menusuk hati. Korespondensi dengan jemaat Korintus mencerminkan kenyataan ini. Namun ia tangguh, sebab dirinya selalu berdiri di atas landasan kasih karunia Allah. Baginya, kalau Allah-Sang Hakim Sejati -berkarunia kepada kita, mengapa kita begitu "sibuk" memedulikan penilaian manusia, termasuk dari diri sendiri (ay. 3). Dengan mantap Paulus berpijak di atas fondasi kasih karunia Allah dan memusatkan perhatian pada pelayanan yang dipercayakan kepadanya.
Pendapat dan penilaian orang lain bukan tidak penting. Tetapi, lihatlah dulu siapakah mereka sehingga sedemikian berkuasa menentukan kebahagiaan dan ketenangan kita? Mereka mungkin tahu hanya secuil tentang kita. Komentarnya mungkin terlontar serampangan dan sesudah itu tak melekat di benaknya lagi karena ia sudah repot dengan urusannya sendiri. Sebagian orang usil yang tak pernah sungguh-sungguh memikirkan kita. Jangan sampai fokus dan tujuan hidup kita dikacaukannya. Abaikan saja! Bukankah lebih baik memikirkan hal-hal yang positif dan berguna? Jangan menyerahkan kendali kebahagiaanmu ke mulut orang lain! --berkarunia kepada kita/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: MATIUS 9:1-13
Bacaan Setahun: Hakim-hakim 18-19
Nas: Yesus mendengarnya dan berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. (Matius 9:12)
Sudut Pandang
Larva lalat biasa dipandang menjijikkan. Kotor, jorok, penuh kuman dan bibit penyakit. Tetapi tidak di mata peternak maggot. Kerumunan larva merupakan ladang bisnis yang mendatangkan keuntungan tersendiri. Maggot membawa manfaat sebagai alternatif pakan ternak (ayam, bebek, lele dan burung) yang berprotein tinggi. Memelihara maggot juga melestarikan lingkungan karena maggot mengurai limbah sisa olahan dapur dan sampah organik pasar.
Makan di rumah Matius bersama banyak penagih pajak dan orang-orang yang dianggap sebagai orang berdosa adalah hal yang buruk di mata orang-orang Farisi. Menurut mereka, bergaul dengan orang berdosa adalah tindakan bodoh yang dapat mencemarkan kekudusan mereka. Karena itu mereka mencela perbuatan Yesus. Dalam pandangan mereka, sebagai Guru semestinya Yesus bisa menjaga martabat-Nya, tidak bergaul sembarangan. Namun Yesus memandang orang berdosa dengan cara yang berbeda. Bagi Yesus, setiap orang berdosa adalah sasaran kasih. Bahkan misi kedatangan Yesus ke dunia memang untuk mendatangi orang berdosa.
Penilaian kita terhadap sesuatu tergantung pada sudut pandang kita. Begitu pula cara pandang kita terhadap orang berdosa. Apakah kita memilih untuk memandang najis dan menyingkir dari mereka sebagaimana sikap orang Farisi? Atau kita memilih untuk meneladan Yesus yang memandang mereka sebagai sasaran kasih? Pilihan di tangan kita. Namun yang pasti, orang percaya yang telah menerima dan merasakan kasih Allah tentu akan mengikut jejak-Nya: mewartakan kasih kepada sesama. --EBL/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: LUKAS 14:25-35
Bacaan Setahun: Hakim-hakim 20-21
Nas: "Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku." (Lukas 14:33)
Pengikut Kristus
Kyle Idleman dalam bukunya yang berjudul Not a Fan., mengatakan bahwa orang percaya dapat terjebak untuk menjadi penggemar Yesus dan bukan pengikut-Nya. Jika ditanya tentang Alkitab dan seluruh isinya, dia bisa sangat hafal namun ketika dia ditantang untuk melepaskan sesuatu yang selama ini menghambat pertumbuhan rohaninya, belum tentu ia mau melakukannya. Seorang penggemar hanya bertahan sesaat saja tapi pengikut ialah orang yang dengan komitmen penuh setia kepada tuannya.
Banyak orang datang mengikuti Yesus dan orang mulai menggemari-Nya. Yesus dapat mengadakan banyak mukjizat dan Dia menjadi orang yang menyedot perhatian masyarakat pada waktu itu. Melihat hal ini, Yesus tidak memanfaatkannya untuk membuat diri-Nya semakin populer melainkan Ia langsung mengatakan suatu makna yang tegas akan esensi mengikut Dia (ay. 26-35). Yesus ingin mereka menjadi seorang murid yang setia kepada-Nya dan mau membayar harga untuk melepaskan kenyamanan yang menghambat mereka untuk mengenal Yesus dan karya-Nya lebih dalam.
Saudara, apakah selama ini kita sungguh-sungguh menjadi pengikut Kristus atau kita masih dalam tahap penggemar saja yang dapat pergi ketika kita merasa tidak puas dengan orang yang kita gemari? Yesus mau kita tidak menyia-nyiakan hidup ini dengan mental penggemar, Ia mau kita jadi murid yang rela membayar harga untuk pertumbuhan rohani kita. Beranikah kita serius menjadi murid Kristus sekarang? --YDS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: KEJADIAN 46:8-30
Bacaan Setahun: Rut 1-4
Nas: Berkatalah Israel kepada Yusuf: "Sekarang bolehlah aku mati, setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup." (Kejadian 46:30)
Kerinduan Hati Manusia
Sejak suaminya meninggal dunia, ibu Sumira berjuang membesarkan kedua putranya yang masih kecil. Tiga puluh tahun berlalu dan kini kedua putranya sudah sukses dan juga sudah berumah tangga. Bermaksud membahagiakan sang ibu, kedua putranya bertanya, "Apa yang ibu inginkan?" "Aku tidak menginginkan apa-apa selain berada di dekat kalian, " jawab beliau.
Begitu sampai di Mesir mendapatkan Yusuf, kata-kata pertama Yakub adalah: "Sekarang bolehlah aku mati, setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup." Mati sekarang?! Bukankah sungguh merupakan suatu kebodohan karena waktu itu Yakub bukan bertemu dengan Yusuf yang adalah "orang biasa", melainkan Yusuf sang penguasa kedua di Mesir? Sebagai seorang ayah, mendapati anaknya sukses, bisa saja Yakub meminta ini dan itu yang menyukakan hati. Tetapi rupanya, semua itu bukanlah kerinduan Yakub. Lebih dari segala yang dapat diberikan Yusuf kepadanya, mendapati Yusuf masih hidup, dan anak-anaknya yang lain beserta cucu-cucunya ada bersama dengannya, merupakan kebahagiaan.
Satu hal yang begitu diharapkan manusia sebenarnya bukan kekayaan atau kekuasaan, melainkan kedekatan dengan orang-orang terkasih. Sayangnya, banyak orang terlambat menyadari hal ini. Begitu usia sudah lanjut, barulah mereka menyesal karena menyadari bahwa apa yang mereka kejar selama ini ternyata tidak dapat dibandingkan dengan nilai sebuah keluarga. Kita tentu tidak mengharapkan penyesalan sedemikian, bukan? Karena itu mulai hari ini, mari lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarga, bersama orang-orang terkasih di dekat kita! --LIN/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: YOHANES 12:20-36
Bacaan Setahun: 1 Samuel 1-3
Nas: Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya, "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus." (Yohanes 12:21)
Ingin Bertemu Yesus
Saya membaca tentang beberapa gereja yang di mimbarnya tertulis, "Kami Ingin Bertemu Yesus". Ini sebagai peringatan bagi para pengkhotbah untuk berfokus memberitakan Kristus, bukan diri sendiri atau hal-hal lain yang melenceng dari kebenaran. Diharapkan, jemaat akan bertemu Yesus melalui pewartaan sabda-Nya.
Yesus sedang menghadiri perayaan Paskah sebelum penyaliban-Nya. Sesuai Taurat Musa, semua orang Yahudi diwajibkan berkumpul dan merayakannya untuk mengingat kelepasan mereka dari Mesir. Jadi saat itu, banyak sekali orang berkumpul di Yerusalem. Mereka mengelu-elukan Yesus sebagai Raja yang akan menyelamatkan Israel dari penjajahan Roma. Itulah sebabnya, bertemu Yesus di tengah kerumunan itu bukanlah hal mudah, terlebih bagi orang-orang Yunani. Maka mereka pergi kepada Filipus, yang kemudian menyampaikannya kepada Andreas, dan selanjutnya menyampaikannya kepada Yesus.
Yesus berkata bahwa setelah kematian-Nya, Dia akan menarik semua orang datang kepada-Nya (ay. 32). Artinya, banyak orang akan mengikuti-Nya. Hingga saat ini, kita menyaksikan banyak orang ingin bertemu Yesus. Sebagian mereka mendatangi orang-orang Kristen dan bertanya-tanya tentang Yesus. Sebagian lain diam-diam mengamati kehidupan para pengikut Yesus. Seperti Filipus dan Andreas yang menjadi penghubung yang mempertemukan orang-orang Yunani dengan Yesus, kita pun memiliki tanggung jawab serupa. Melalui teladan hidup kita, kiranya kita menuntun orang-orang kepada Kristus, bukan justru menghalangi mereka. --HT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: YOHANES 20:24-29
Bacaan Setahun: 1 Samuel 4-7
Nas: Jadi, kata murid-murid yang lain itu kepadanya, "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka, "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku menaruh jariku ke dalam bekas paku itu dan menaruh tanganku ke lambung-Nya, sek (Yohanes 20:25)
Ragu dan Diyakinkan
Pertanyaan bisa timbul dari ketidaktahuan ataupun keraguan. Karena tidak tahu atau ragu, kita bertanya agar menjadi tahu dan percaya. Kita kerap dinasihati untuk tidak mudah percaya pada sesuatu yang kita lihat dan dengar. Terkadang kita merasa ragu ketika mendengar pengajaran yang mulai menyimpang. Karena itulah kita dinasihati untuk menguji segala sesuatu supaya kita tidak disesatkan. Jadi jika ada orang bertanya atau butuh diyakinkan karena ingin mencari jawaban, kita diingatkan untuk tidak buru-buru menghakiminya sebagai orang bodoh.
Kita acapkali menilai Tomas sebagai sosok peragu. Ia ragu ketika para murid memberitahukan kepada-Nya bahwa mereka telah melihat Tuhan setelah kebangkitan-Nya. Seperti para murid lain, Tomas masih berduka dan tergoncang. Ditambah lagi bahwa ia sedang tidak bersama para murid ketika Yesus menjumpai mereka di pertemuan pertama. Dengan jujur Tomas meminta bukti agar ia percaya. Yesus menjawab keraguan murid-Nya itu delapan hari kemudian dengan menampakkan diri kepada-Nya serta memintanya untuk mencucukkan jarinya pada tangan dan lambung-Nya. Dan Tomas pun percaya.
Saat hati berduka dan iman tergoncang, kita pun bisa meragukan firman dan kehilangan pengharapan. Yesus sangat memahami situasi hati kita. Dia menghargai kejujuran kita bahwa kita ragu dan butuh dikuatkan. Yesus tidak pernah mencela karena kita ragu, sebaliknya Ia hadir untuk mengubah keraguan hati kita menjadi kepastian. Kepastian bahwa Ia hidup dan tidak pernah mengingkari janji-Nya. --SYS/www.renunganharian.net
* * *
"THE FUTURE IS NOW" (MASA DEPAN ADALAH SEKARANG) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar