RENUNGAN EDISI 1 MEI 2022
RENUNGAN SENIN
Bacaan: 1 TIMOTIUS 1:12-17
Bacaan Setahun: 1 Raja-raja 9-11
Nas: Dengan demikian, aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal. (1 Timotius 1:16)
Manusia Baru
Pria Inggris bernama John Newton adalah kapten kapal bengis yang membawa budak-budak dari daratan Afrika untuk dijual seperti binatang dalam pelelangan. Sungguh mengherankan pria yang sama menulis lagu Amazing Grace, lagu paling terkenal di kalangan orang-orang kulit hitam di seluruh dunia. Saat menulis lagu, Newton sudah menjadi manusia baru. Ia menjadi pendeta dan berjuang menentang perdagangan budak. Di usianya ke-82 dan dalam kondisi buta, tidak lama sebelum meninggal Newton berkata, "Ingatanku hampir hilang, namun dua hal tetap kuingat bahwa aku adalah pendosa besar dan bahwa Kristus adalah Juru Selamat besar."
Pria Yahudi bernama Paulus, dari Tarsus tanah Kilikia adalah penganiaya jemaat yang ganas. Sungguh mengherankan pria yang sama giat membuktikan Yesus adalah Mesias (Kis. 9:22). Saat membuktikan Yesus adalah Mesias, Paulus sudah menjadi manusia baru. Tuhan Yesus menjumpainya dalam perjalanannya ke kota Damsyik. Ia menjadi penginjil dan membawa banyak jiwa kepada Yesus. Dua hal Paulus selalu ingat bahwa ia pendosa (bahkan paling berdosa) dan Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa (ay. 15).
Pengalaman John Newton dan Paulus adalah contoh bagi kita, orang-orang durhaka yang kemudian percaya kepada Allah (ay. 16b). Mungkin bengis atau ganas diri kita di masa lalu (atau bahkan sekarang ini), namun kita dapat berubah. Kita dapat menjadi manusia baru yang bertindak seturut kehendak Allah. Dan tentunya, kita juga memperoleh jaminan kehidupan kekal. Satu tindakan perlu kita lakukan, yakni datang kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat. --LIN/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: 2 KORINTUS 8:1-15
Bacaan Setahun: 1 Raja-raja 12-13
Nas: Selesaikan jugalah pelaksanaannya itu sekarang! (2 Korintus 8:11)
Niat Baik yang Tertunda
Jemaat Korintus memutuskan untuk menggalang bantuan bagi jemaat Yerusalem. Setahun telah berlalu, tetapi niat baik itu tak kunjung terlaksana. Kasih jemaat Makedonia yang diulas panjang lebar (ay. 1-5), adanya utusan khusus (ay. 6), lebih-lebih pernyataan Rasul Paulus "aku mau menguji keikhlasan kasih kamu" (ay. 8), menandai adanya keterpaksaan di sana.
Boleh jadi, keterpaksaan itu berakar pada banyak hal lain. Tetapi, apa dan berapa pun akar keterpaksaan tersebut, semuanya telah menyebabkan rencana mulia itu tak kunjung terlaksana. Ada niat baik yang tertunda-tunda, tak kunjung direalisasikan. Melihat itu, Rasul Paulus mendesak, "Selesaikan jugalah pelaksanaannya itu sekarang!" (ay. 11).
Kita tahu, penundaan niat baik tak selalu karena alasan yang buruk. Banyak hal dapat terjadi. Dan di luar kuasa kita, itu bisa membuat niat baik terpaksa tertunda. Namun tak jarang, realisasi niat baik tertunda-tunda karena kita dengan sadar mendahulukan hal lain yang tidak mendesak. Misalnya: niat untuk memberi donasi ke panti asuhan kita tunda-tunda karena kita ingin punya sofa baru, lalu ingin punya kamera DSLR, lalu perlu menabung untuk membeli sepeda Brompton, begitu seterusnya.
Rasul Paulus menasihatkan, "Selesaikan jugalah pelaksanaannya itu sekarang!" Anda tahu mengapa? Realisasi sebuah niat baik adalah bukti kesungguhan niat baik itu. Niat (rencana, nazar, janji) yang tak kunjung direalisasikan adalah niat (rencana, nazar, janji) yang tidak sungguh-sungguh diinginkan. --EE/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGANN RABU
Bacaan: Kisah Para Rasul 7:54-60
Bacaan Setahun: 1 Raja-raja 14-15
Nas: Sementara mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya, "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." (Kisah Para Rasul 7:59)
Benih Kehidupan
Darah merupakan jaringan pengikat berwujud cair yang berperan penting dalam sistem sirkulasi di dalam tubuh manusia. Sistem ini begitu vital, karena berkaitan dengan fungsi darah untuk mengalirkan oksigen, zat-zat makanan dan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Kehadiran darah menjadi sesuatu yang berharga dalam hidup manusia. Hidup seseorang akan segera berakhir apabila ia terlalu banyak kehilangan darah. Sebab, darah adalah kehidupan.
Hidup Stefanus, martir pertama dalam sejarah gereja Tuhan, berakhir lantaran kehilangan banyak darah. Ia dirajam batu, hingga mengembuskan nafas terakhir, oleh orang-orang yang merasa tertusuk hati mereka (ay. 54) lantaran mendengar pembelaan dirinya (Kis. 7:1-53). Batu-batu yang dilemparkan oleh orang-orang tersebut telah menumpahkan darah seorang pengikut Kristus yang setia. Kematian pun mengakhiri hidup Stefanus.
Kematian memang mengakhiri hidup Stefanus dan mengantarkan rohnya kembali ke Surga mulia (ay. 59), tetapi sekaligus membuktikan bahwa kematian tersebut tidaklah sia-sia. Kematian Stefanus justru membangkitkan semangat para murid lainnya (Kis. 8:5, 14) untuk tetap setia melayani pekerjaan Tuhan. Darah Stefanus menjadi benih bagi gereja Tuhan. Ia adalah benih kehidupan dalam diri banyak orang yang belum mengenal Kristus, khususnya Rasul Paulus.
Bagi seorang martir Kristus, kematian bukanlah akhir dari segala-galanya. Ia menjadi benih kehidupan bagi banyak orang. Sebab, darah martir adalah benih bagi gereja. Perkembangan gereja Tuhan di seluruh dunia berjalan dengan logika ini. --EML/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: YEREMIA 2:1-8
Bacaan Setahun: 1 Raja-raja 16-18
Nas: "... Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya." (Yeremia 2:2)
Nostalgia
Seorang kakek sedang duduk termenung sambil memandangi foto masa mudanya bersama mendiang istrinya. Foto itu menunjukkan mereka tampak begitu bahagia. Namun semua hanya tinggal kenangan karena istri yang begitu ia kasihi telah meninggal. Sang kakek hanya bisa bernostalgia dan menahan rasa rindu terhadap istrinya.
Menurut KBBI, nostalgia adalah kerinduan pada sesuatu yang sangat jauh letaknya atau yang sudah tidak ada sekarang. Kita diperlihatkan TUHAN, Allah Israel, sedang bernostalgia tentang bagaimana dulu Israel begitu mengasihi-Nya. "Aku teringat pada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin." Allah mengingat bagaimana dulu Israel begitu mencintai-Nya. Allah merindukan cinta mula-mula Israel. Kondisi umat Israel pada masa Nabi Yeremia, sangatlah parah! Mereka sudah tidak lagi mencintai Allah. Cinta mereka sudah mulai lenyap karena mereka memilih mengikuti allah lain. Tidak ada lagi yang mencari Allah dan hukum-Nya, termasuk para Imam (ay. 8). Allah bernostalgia karena umat-Nya sudah tidak lagi mencintai Dia seperti dulu kala.
Saudara, apakah nostalgia Allah terhadap umat Israel di zaman Nabi Yeremia, juga menjadi nostalgia-Nya pada kita hari ini? Mungkin hari ini karena kesibukan, kesulitan di masa pandemi kita perlahan mulai melupakan Tuhan. Hari ini mungkin kita tidak sujud pada berhala. Tetapi apakah kita masih mencari Tuhan? Apakah kita masih melaksanakan hukum-Nya hingga hari ini? Saudara, berbaliklah pada Tuhan, karena Ia senantiasa merindukan dan menunggu kita untuk berbalik kepada-Nya. --TW/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 2 SAMUEL 20:4-15
Bacaan Setahun: 1 Raja-raja 19-20
Nas: Lalu pergilah Amasa mengerahkan orang Yehuda, tetapi ia menunda-nunda tugas itu sampai melewati waktu yang ditetapkan raja baginya. (2 Samuel 20:5)
Menunda-nunda
Banyak alasan mengapa seseorang menunda-nunda sebuah tugas atau pekerjaan. Mungkin ia dikuasai rasa malas. Ia merasa tidak tahu atau tidak mampu mengerjakannya. Ia harus mengerjakan berbagai hal lain, sehingga tidak fokus. Bisa juga ia merasa hal itu kurang penting, sehingga tidak memprioritaskannya. Beberapa pekerjaan yang ditunda-tunda mungkin tidak berdampak apa-apa bagi kita. Namun ada juga yang berakibat buruk, yang bahkan dapat membuat kita kehilangan berbagai hal berharga dalam hidup.
Amasa adalah keponakan sekaligus panglima tentara Daud. Ketika Absalom mengudeta takhta ayahnya, Daud, ia pun mengangkat Amasa jadi pemimpin tentaranya (2Sam. 17:25). Namun ketika Absalom tewas dan Daud kembali menjadi raja Israel, Amasa kembali diangkat sebagai panglima (2Sam. 19:13). Namun tak lama kemudian, Seba, seorang Benyamin, memimpin pemberontakan terhadap Daud. Lalu Daud memerintahkan agar Amasa memimpin orang-orang Yehuda untuk menangkap Seba, dalam waktu tiga hari, lalu menghadap raja. Amasa pergi, namun ia menunda-nunda tugas itu hingga lewat tenggat waktunya. Sang raja pun mengalihkan tugas itu kepada orang lain.
Salah satu pemimpin Daud, Yoab, menganggap penundaan Amasa itu sebagai perilaku tidak menghormati raja, lalu ia membunuhnya serta membereskan masalah Seba. Kisah Amasa ini mengingatkan kita untuk tidak menunda-nunda mengerjakan sesuatu yang penting. Terus belajar menetapkan prioritas. Agar kita tidak mengalami berbagai akibat buruk yang dapat menimpa. --HT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: 2 TIMOTIUS 4:1-8
Bacaan Setahun: 1 Raja-raja 21-22
Nas: Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil .... (2 Timotius 4:7-8)
Akhir yang Baik
Saat mengikuti ibadah tutup peti, terkadang saya lama memandangi peti jenazah. Terbayang suatu hari nanti saya juga akan terbaring di sana. Akankah saya mengakhiri kehidupan di dunia ini dengan senyum kepuasan? Ataukah terbujur kaku dalam penyesalan?
Satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia di dunia adalah kematian jasmani. Usia tua bukan patokan, tubuh renta juga bukan ukuran.
Banyak orang takut menghadapi kematian. Berita baiknya, kematian jasmani bukanlah akhir kehidupan ini. Ada kehidupan kekal menanti, di mana kita mendapat upah dari pekerjaan kita di dunia ini. Itulah mengapa kematian jasmani tidak menakutkan bagi anak-anak Tuhan yang taat mengemban tanggung jawab. Sesaat menjelang kematiannya, Paulus menuliskan, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik ... Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan." Bukan ketakutan, malahan kepuasan terpancar dari dirinya. Alasannya, Paulus taat mengemban tanggung jawab, yakni menunaikan panggilan pelayanannya.
Mulai hari ini, jangan lagi menyia-nyiakan kehidupan! Sekiranya ada sesuatu yang baik yang dapat kita lakukan, lakukanlah dengan penuh sukacita dan tanpa menunda. Jadi apabila tiba waktunya kita dipanggil pulang, kita dapat memejamkan mata dengan penuh kepuasan karena melihat akhir yang baik. Seperti Paulus, kita dapat mengatakan, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran." --LIN/www.renunganharian.net
* * *
& Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya ( LUKAS 1:17C )
"THE FUTURE IS NOW" (MASA DEPAN ADALAH SEKARANG) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar