RENUNGAN EDISI 7 DESEMBER 2025 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2025 " Membangun Karakter Ilahi "

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 06 Desember 2025

RENUNGAN EDISI 7 DESEMBER 2025

 RENUNGAN HARIAN





RENUNGAN SENIN
Bacaan: YOHANES 1:1-18

Bacaan Setahun: 1 Korintus 9-11

Nas: Tidak seorang pun pernah melihat Allah. Namun, Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yohanes 1:18)


Imanuel

Ketika beberapa tokoh yang banyak dikenal di kalangan kristiani mengunjungi saya, sungguh saya terharu. Mereka adalah tokoh yang tentunya tidak mudah ditemui. Mereka juga sulit dijangkau. Namun, bersyukur, saya dapat mengenal mereka secara pribadi. Kunjungan mereka bukan saja menunjukkan bahwa mereka peduli dan mengasihi saya. Mereka juga mendoakan saya, membuat saya merasa kehadiran mereka sungguh dekat dan nyata. Bagaimanapun, mereka tidak mungkin hadir setiap waktu. Mereka dibatasi oleh ruang dan waktu.

Berbeda dengan Tuhan Yesus Kristus. Injil Yohanes menyatakan bahwa Dia adalah firman yang bersama Allah sejak semula. Segala sesuatu dijadikan melalui Dia. Kehadiran-Nya di dunia adalah terang bagi manusia, meskipun banyak yang tidak mengenal-Nya. Namun, bagi mereka yang menerima-Nya, diberikan hak menjadi anak-anak Allah. Dari kepenuhan-Nya, kita menerima anugerah demi anugerah, yakni keselamatan, pengharapan, dan kasih yang tak berkesudahan. Haleluya!

Yang luar biasa istimewa adalah bahwa melalui Yesus Kristus, kita dapat mengenal Allah. Allah yang dahulu tak terjangkau, yang digambarkan sebagai api yang menghanguskan, kini hadir di tengah kita. Allah tidak lagi jauh dan tak tersentuh, melainkan dekat dan tinggal bersama kita. Bahkan hidup dalam hati kita senantiasa. Inilah sesungguhnya makna Imanuel: Allah beserta kita. Ini bukan sekadar konsep pandangan, melainkan realitas yang mengubah hidup. --HEM/www.renunganharian.net

* * *
ALLAH IMANUEL ITU TELAH DATANG KE DUNIA DAN HADIR SELALU BAGI KITA.
KITA PUN MENERIMA ANUGERAH DEMI ANUGERAH.

* * *






RENUNGAN SELASA
Bacaan: LUKAS 3:1-6

Bacaan Setahun: 1 Korintus 12-14

Nas: ... "Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan raya bagi-Nya." (Lukas 3:4)


Hanya Suara

Lukas mendaftarkan sejumlah nama beserta jabatan mereka ketika Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya. Tiberius menjadi kaisar Roma. Pontius Pilatus menjadi gubernur Yudea. Herodes, Filipus, dan Lisanias menjadi raja wilayah di kota-kota berbeda di Israel dan sekitarnya. Hanas dan Kayafas menjadi imam besar. Mereka adalah para petinggi di bidang politik dan keagamaan. Memiliki kuasa atas wilayah tertentu. Menduduki posisi yang diidamkan banyak orang. Berdiam di pusat kota, pusat pemerintahan, maupun pusat keagamaan. Kontrasnya, Allah memilih seseorang yang tidak memiliki jabatan, tidak diperhitungkan manusia, serta tidak berada di pusat keramaian-melainkan di padang gurun-untuk memproklamirkan Sang Mesias kepada dunia.

Yohanes menyebut dirinya sebagai "suara yang berseru-seru" (ay. 4). Ia tidak menonjolkan dirinya. Tidak ingin membuat orang lain terkesan akan kehebatannya. Sebaliknya, ia menganggap bahwa bukan dirinya yang utama, melainkan Kristus yang diberitakannya. Ia bisa saja tidak dikenal orang, itu tidak masalah baginya, asalkan Kristus yang diwartakannya semakin mereka kenal. Ia sungguh menempatkan dirinya sebagai pembawa berita. Kristus sendirilah inti beritanya.

Di tengah dunia di mana semua orang berlomba memiliki nama besar serta jabatan yang hebat, bahkan dalam dunia pelayanan sekalipun, di manakah posisi kita? Memupuk kebesaran nama sendiri atau tetap berfokus membesarkan nama Kristus? Hendaknya kita cukup rendah hati mengakui bahwa Kristuslah yang seharusnya menjadi pusat pemberitaan kita, yang ditinggikan dan dimuliakan melalui hidup kita. Itulah yang hendaknya selalu kita suarakan. --HT/www.renunganharian.net

* * *
KIRANYA KITA SETIA MEMBESARKAN NAMA KRISTUS
MELALUI SUARA DAN TINDAKAN YANG LAHIR DARI HATI YANG TULUS.

* * *





RENUNGAN RABU
Bacaan: LUKAS 10:38-42

Bacaan Setahun: 1 Korintus 15-16

Nas: Namun, Tuhan menjawabnya, "Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal, ...." (Lukas 10:41)


Tenang namun Menghanyutkan

Beberapa pelajar sedang menikmati liburan di pantai. Tiga belas dari para pelajar itu memutuskan untuk berenang menikmati kenyamanan ombak kecil itu. Namun, tanpa disadari, tiba-tiba terjadi arus balik atau rip current yang menyeret ketiga belas pelajar itu. Empat pelajar dilaporkan tewas, sementara sembilan lainnya berhasil diselamatkan. Banyak orang tenggelam bukan karena ombak besar, tapi karena terlalu nyaman berada di air tanpa menyadari bahaya tersembunyi.

Bacaan hari ini mencatat dua respons berbeda terhadap kehadiran Yesus. Marta, sibuk melayani dan merasa perlu mengatur segalanya. Ia merasa dengan kesibukannya, ia dikenan Tuhan. Sementara Maria, memilih untuk duduk di kaki Yesus dan mendengarkan firman-Nya. Ia memilih meninggalkan kesibukannya untuk menikmati hadirat Tuhan. Marta sejatinya melakukan hal baik, tapi ia teralihkan dari yang terbaik, dari hadirat dan suara Tuhan. Yesus tidak menegur Marta karena pelayanannya salah, tapi karena hatinya teralihkan oleh kekhawatiran dan kesibukan.

Kita acapkali terlena dalam rutinitas dan kenyamanan. Kita nyaman dengan pekerjaan yang stabil, pelayanan yang sangat melelahkan, dan dengan hubungan sosial yang harmonis. Namun, tanpa disadari rasa nyaman itu "menyeret" kita jauh dari pusat kehidupan rohani. Mari renungkan pertanyaan ini: Masihkah kita menyediakan waktu untuk mendengarkan suara Tuhan dan bukan hanya melayani-Nya? Apakah kita merasa nyaman dengan rutinitas rohani meski tanpa keintiman pribadi bersama Tuhan? --SYS/www.renunganharian.net

* * *
KENYAMANAN BUKANLAH TUJUAN HIDUP ROHANI,
HADIRAT TUHANLAH YANG MENJADI RUMAH BAGI JIWA KITA.

* * *



RENUNGAN KAMIS

Bacaan Setahun: 2 Korintus 1-4

Nas: Namun, ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus." (Matius 1:20)


Lewat Jalan Mana?

Yusuf menghadapi masalah besar karena Maria mengandung padahal ketika itu mereka hanya bertunangan dan belum menikah. Yusuf gundah hati dan berniat menceraikan Maria diam-diam karena ia tidak mau mencemarkan nama baik Maria. Ia mengira itu satu-satunya jalan terbaik. Namun, firman Tuhan datang pada Yusuf dalam mimpinya (ay. 20), dan memerintahkan Yusuf untuk jangan takut mengambil Maria sebagai istrinya. Seketika Yusuf sadar kalau ada rancangan Tuhan dalam hidupnya.

Meski saat itu ia tidak tahu bagaimana masa depannya, tapi Yusuf mengikuti petunjuk dari Tuhan dan tidak berdiam diri. Mengapa? Padahal Yusuf bisa saja meninggalkan Maria, toh anak dalam kandungan Maria bukan anaknya. Yusuf tak perlu bertanggung jawab atas hidup Maria dan bayi dalam kandungannya. Karena, Yusuf mengenal suara Tuhan. Ada hubungan yang melekat hingga Yusuf bisa tahu itu suara Tuhan. Yusuf bertindak, mendengar perintah-Nya dan langsung bangun, mengambil anak itu dan ibunya. Setelah itu, ia berserah karena ia tahu kalau Allah akan menuntunnya.

Saat Allah meminta kita untuk melakukan sesuatu untuk-Nya, adakah kita langsung beraksi atau hanya berdiam diri? Mungkin kebanyakan kita hanya berdiam diri. Ragu akan kemampuan diri, merasa tidak layak, tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan sederet alasan lain sebagai pemicu. Namun, jangan takut. Belajar dari Yusuf yang tidak hanya percaya, tapi langsung beraksi. Ingatlah, Allah berkarya dalam hidup kita. Tak perlu khawatir akan lewat jalan mana atau mencemaskan rintangan dalam perjalanan nanti. Ketika Allah memanggil, ia pula yang akan memampukan kita. Tinggal bagaimana tindakan kita, apa mau mengikuti panggilannya atau tidak. --MIA/www.renunganharian.net

* * *
KETIKA TUHAN MEMANGGIL KITA, DENGARKANLAH.
BERJALAN BERSAMA TUHAN KE MANA PUN DIA PIMPIN.

* * *




RENUNGAN JUMAT
Bacaan: KELUARAN 33:1-16

Bacaan Setahun: 2 Korintus 5-9

Nas: Berkatalah Musa kepada-Nya, "Jika bukan Engkau sendiri yang berjalan beserta kami, jangan bawa kami pergi dari sini." (Keluaran 33:15)


Hanya jika Tuhan Menyertai

Israel sedang dalam perjalanan ke Kanaan. Karena perilaku buruk bangsa itu, Tuhan tak lagi berkenan berjalan menyertai mereka. Tuhan akan mengutus malaikat-Nya memimpin bangsa itu. Dia menyatakan, bahwa meski dipimpin oleh malaikat, bangsa itu akan selamat tiba di Kanaan dan mewarisinya.

Mendengar itu Israel sangat berduka. Bagi mereka, disertai dan dibersamai Tuhan adalah hal yang mutlak penting. Jika Tuhan tidak bersama mereka, mencapai dan memiliki Kanaan sama sekali tak berarti. Mereka meratap dan melepas semua perhiasan mereka (ay. 4). Mereka berkabung. Mewakili bangsanya, Musa berkata kepada Tuhan, "Jika bukan Engkau sendiri yang berjalan beserta kami, jangan bawa kami pergi dari sini."

Bagi sebagian orang, mendapatkan semua yang diingini adalah segala-galanya, hal terpenting dalam hidup, tujuan tertinggi. Jalan mana pun akan mereka tempuh untuk memiliki semua itu. Jika jalan yang di dalam Tuhan tak berhasil, mereka tak ragu memakai jalan yang di luar Tuhan, asalkan bisa memiliki yang mereka ingini.

Namun, kisah di atas menuturkan, bahwa bagi orang beriman, berjalan bersama Tuhan, disertai Tuhan, adalah hal yang mutlak penting sedemikian rupa hingga jika tanpa Tuhan, segala sesuatu tak berarti. Jika diraih lewat jalan yang tidak disertai Tuhan, pencapaian sehebat apa pun sama sekali tak berharga.

Pertanyaannya: Jalan manakah yang telah dan akan kita tempuh untuk mendapatkan hal-hal yang kita dambakan? Jalan yang disertai dan dibersamai Tuhan, atau jalan yang di luar Tuhan? --EE/www.renunganharian.net

* * *
DI LUAR TUHAN, SEGALA SESUATU HANYALAH SEPINTAS
KILASAN KETAKBERMAKNAAN.-ALFRED NORTH WHITEHEAD

* * *



RENUNGAN SABTU

Bacaan: MATIUS 20:20-28

Bacaan Setahun: 2 Korintus 10-13

Nas: Mendengar hal itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. (Matius 20:24)


Bersekutu Tidak Berseteru

Pada acara perpisahan dan wisuda TK dari jemaat kami, seorang ibu meminta agar anaknya yang maju ke panggung mewakili murid-murid untuk memberi hadiah kenang-kenangan kepada ibu guru. Ibu-ibu yang lain marah karena mereka juga menginginkan anaknya maju ke panggung.

Ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya datang kepada Yesus untuk meminta supaya kedua anaknya duduk di dalam Kerajaan-Nya, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang lagi di sebelah kiri-Nya (ay. 20-21). Mendengar hal itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu (ay. 24) karena mereka pasti menginginkan juga untuk berada di sebelah kanan dan kiri Yesus di dalam Kerajaan-Nya. Kecenderungan manusia pada umumnya ingin menjadi yang besar, pertama, dan terkemuka-sebagai pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa bertindak sebagai tuan atas rakyatnya, dan para pembesarnya bertindak sewenang-wenang atas mereka (ay. 25). Kecenderungan ini bisa terjadi dalam berbagai komunitas termasuk di gereja-di mana seharusnya ada persekutuan kasih sebaliknya timbul perseteruan karena keinginan menonjolkan diri menjadi yang terkemuka.

Yesus menasihati, tidaklah demikian di antara kamu, siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Anak Manusia sudah memberi teladan, Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (ay. 26-28). Ikutilah teladan Yesus sehingga dalam persekutuan kita tidak terjadi perseteruan. --IN/www.renunganharian.net

* * *
HINDARI PERSETERUAN DALAM PERSEKUTUAN
DENGAN MENGIKUTI TELADAN YESUS YANG DATANG UNTUK MELAYANI.

* * *




MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2025 #MembangunKarakterIlahi #JPAVision #multimediaJPA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARTA EDISI 14 DESEMBER 2025

 JADWAL SEPEKAN JPA MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK " & JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuha...

Post Bottom Ad

Halaman