RENUNGAN EDISI 21 SEPTEMBER 2025 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2025 " Membangun Karakter Ilahi "

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 20 September 2025

RENUNGAN EDISI 21 SEPTEMBER 2025

 RENUNGAN HARIAN




RENUNGAN SENIN
Bacaan: MATIUS 20:1-16

Bacaan Setahun: Daniel 1-3

Nas: "Tidakkah aku boleh mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?" (Matius 20:15)


Akibat Iri

Sari yang sudah dua tahun bekerja di sebuah perusahaan, selama ini merasa senang dan puas dengan penghasilan yang diterimanya. Suatu saat masuk karyawan baru dan Sari mengetahui penghasilan karyawan baru ini lebih besar dari penghasilan yang diterimanya selama ini. Ia menjadi gusar dan tidak puas lagi dengan penghasilannya.

Dalam perumpamaan ini, seorang tuan rumah pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Pukul sembilan, dua belas, tiga petang, dan lima petang ia keluar lagi dan menyuruh orang-orang yang menganggur untuk pergi ke kebun anggurnya. Ketika hari malam, tuan itu menyuruh mandornya memanggil pekerja-pekerja itu dan membayarkan upah mereka. Datanglah pekerja-pekerja yang mulai bekerja pukul lima dan menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datang yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar maka mereka bersungut-sungut kepada tuan itu.

Sering kali kita bersungut-sungut bukan karena berkat yang kita terima tidak cukup, tetapi karena iri melihat berkat orang lain. Jangan iri dengan berkat dan kemurahan hati yang diterima orang lain sehingga membuat kita tidak bersyukur dan malah menjadi tidak puas dengan berkat yang kita terima. Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang (Ams. 14:30). --IN/www.renunganharian.net

* * *
AKIBAT IRI HATI, RASA PUAS DAN SUKACITA DAPAT BERUBAH
MENJADI KETIDAKPUASAN DAN SUNGUT-SUNGUT.

* * *






RENUNGAN SELASA
Bacaan: MATIUS 16:5-12

Bacaan Setahun: Daniel 4-6

Nas: Yesus berkata kepada mereka, "Hati-hati dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki." (Matius 16:6)


Ragi Orang Farisi

Kaum Farisi dan kaum Saduki menganggap pandangan mereka adalah satu-satunya yang benar. Semua yang berbeda apalagi bertentangan dengan pandangan mereka akan mereka anggap sebagai pandangan sesat, sebagai ancaman terhadap keyakinan, posisi sosial, serta kepentingan mereka, dan karenanya harus ditolak, dibungkam, disingkirkan. Mereka tak ragu mengajak, memanipulasi, dan mengintimidasi orang lain untuk mengikuti mereka menegakkan yang salah.

Memang, di antara mereka ada juga orang yang terbuka dan jujur. Begitu melihat bahwa sikap dan pandangan mereka ternyata salah, mereka meninggalkan yang salah, lalu merangkul yang benar. Nikodemus, Yusuf Arimatea, dan Saulus (yang kemudian bernama Paulus) adalah contoh dari kelompok ini. Namun, sebagian besar dari mereka memilih mempertahankan dan menegakkan yang salah, juga meskipun mereka telah melihat yang benar. Hanas dan Kayafas adalah dua di antara yang banyak itu.

Kita tahu, memilih yang benar adalah kewajiban moral semua orang sepanjang waktu. Sejak dulu sampai sekarang, kewajiban itu menjadi kewajiban siapa pun, termasuk kita. Namun, "ragi orang Farisi" itu-yakni kecenderungan untuk memilih dan menegakkan yang salah meski telah melihat yang benar-masih terus menari-nari di sekitar kita dan tak henti menggoda sampai hari ini.

Berhati-hatilah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki. Sabda itu adalah peringatan amat penting yang harus kita indahkan, agar kita selalu berhati-hati dalam memilih sesuatu untuk kita yakini dan kita ikuti. --EE/www.renunganharian.net

* * *
RAGI ORANG FARISI ITU MASIH TERUS MENARI-NARI DI SEKITAR KITA
DAN TAK HENTI MENGGODA SAMPAI HARI INI.

* * *






RENUNGAN RABU
Bacaan: YESAYA 16

Bacaan Setahun: Daniel 7-9

Nas: Kami telah mendengar tentang keangkuhan Moab, alangkah angkuhnya dia, tentang kecongkakan, keangkuhan dan kepongahannya, tentang bualannya yang hampa. (Yesaya 16:6)


Buah Kesombongan

Seorang teman menceritakan bagaimana ia terkena GERD (gangguan sistem saluran pencernaan di mana asam lambung naik ke kerongkongan). "Saya mengalami GERD akibat kesombongan sendiri, " ujarnya. "Setiap kali ada jajanan viral menawarkan tingkat kepedasan, saya selalu mencoba dengan memilih level tertinggi. Saya ingin mendapat pengakuan melalui keberanian saya menyantap makanan pedas."

Kesombongan sanggup menggiring orang menuju kepada kebinasaan. Karena keangkuhan, Moab, yang terkenal dengan ladang dan kebun anggurnya, dinubuatkan mengalami kehancuran. Tuhan akan mengubah sukacita mereka menjadi ratapan, kemuliaan dan keramaian mereka yang besar menjadi kehinaan. Sebab, Moab tidak mau menerima nasihat yang baik. Mereka merasa diri terlalu bijaksana untuk dinasihati. Mereka enggan tunduk kepada Allah, pun abai terhadap peringatan yang disampaikan-Nya kepada mereka. Oleh karena itu, hukuman Tuhan atas Moab tidak terelakkan. Bahkan dikatakan pula bahwa orang Moab bersusah payah menaiki bukit pengorbanan ke tempat ibadat mereka untuk berdoa, tetapi tidak ada hasilnya. Yesaya, sang nabi pun tidak dapat berbuat apa-apa kecuali meratapi kehancuran yang pasti menimpa semua daerah pedalaman Moab yang indah itu.

Adakah kesombongan, gengsi, dan harga diri menghalangi pertobatan kita? Menutup mata hati kita dari penglihatan akan kuasa, kebesaran, dan kasih Tuhan? Baiklah kisah Moab ini menjadi pelajaran untuk kita renungkan. Supaya kita jangan dibutakan oleh kesombongan dan berakhir dalam kebinasaan. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
TUHAN SELALU RINDU MEMBARUI HIDUP KITA DENGAN BERKAT-NYA.
JANGAN BIARKAN KEANGKUHAN HATI KITA MENGHALANGI CURAHAN KASIH-NYA.

* * *





RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 2 SAMUEL 18:33-19:4

Bacaan Setahun: Daniel 10-12

Nas: Terguncanglah hati raja lalu ia naik ke ruang atas pintu gerbang dan menangis. Sambil berjalan, ia berkata demikian, "Anakku Absalom, Anakku, Anakku Absalom! Andai saja aku yang mati ganti engkau, Absalom, Anakku, Anakku!" (2 Samuel 18:33)


"Ah, Anakku!"

Ketika suatu kali melintasi pekuburan, saya tertegun melihat satu makam. Seseorang sepertinya baru saja mengunjunginya. Di atasnya terdapat tiga buket besar mawar merah segar yang indah. Saya menduga, barangkali di masa hidupnya, almarhum adalah penyuka bunga. Lalu saya teringat pernyataan ini, "Orang mati menerima lebih banyak bunga daripada orang hidup, karena penyesalan lebih kuat daripada rasa syukur." Ya, banyak orang gagal menunjukkan cintanya selagi orang-orang terkasih mereka masih hidup.

Pengalaman Raja Daud menunjukkan kepedihan ini. Amnon, putranya, telah mencemari Tamar, putri Daud dari istrinya yang lain. Ketika Daud mengetahui kejahatan itu, ia sangat marah, tetapi tidak bertindak apa pun. Hal itu membuat Absalom, saudara seibu Tamar, menjadi dendam, lalu menyusun siasat untuk membunuh Amnon. Kemudian Absalom melarikan diri selama tiga tahun (2Sam. 13). Salah satu sahabat Daud berusaha mendamaikan mereka dengan memohon agar Absalom diizinkan kembali ke Yerusalem. Namun, selama dua tahun Daud tidak pernah menemui anaknya itu (2Sam. 14:28). Absalom dipenuhi dendam serta kepahitan kepada ayahnya. Ia pun merancang kudeta, tetapi berakhir dengan kematiannya.

Ketika Daud mendengar kematian Absalom, ia menangis penuh kepedihan. Berkali-kali ia berkata, "Anakku, Absalom! Anakku, Anakku!" Ia bahkan ingin mati ganti anaknya itu. Daud mengaku betapa ia mengasihi sang anak, ketika anaknya tak dapat lagi mendengar kata-katanya. Sesalnya sudah terlambat. Kiranya kita tidak menempuh jalan penyesalan itu, dengan rela menunjukkan kasih, penghargaan, atau pengampunan kepada orang-orang terkasih kita, di saat mereka masih ada bersama kita. --HT/www.renunganharian.net

* * *
KIRANYA KITA BERANI MENUNJUKKAN KASIH DAN PENGAMPUNAN
AGAR KELAK KITA TIDAK DILANDA OLEH DUKA SERTA PENYESALAN.

* * *





RENUNGAN JUMAT
Bacaan: KELUARAN 31:1-11

Bacaan Setahun: Hosea 1-7

Nas: Aku juga menetapkan Aholiab bin Ahisamakh, dari suku Dan, untuk membantunya. Aku telah mengaruniakan keahlian kepada semua ahli itu, sehingga mereka dapat membuat segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu, .... (Keluaran 31:6)


Keterampilan Menata

Kantor tempat saya bekerja mempunyai tiga gudang di satu gedung bertingkat empat. Dalam sehari, kadang bisa tiga sampai empat truk barang datang dari pabrik. Kepala gudang kami memiliki keterampilan menata barang. Dia tahu di bagian mana barang-barang besar dan kecil diletakkan. Pernah saat empat truk datang nyaris bersamaan untuk mengedrop barang, dia dan tim menata barang di lantai satu dengan cepat dan sesuai tempatnya.

Setiap orang pasti mempunyai keterampilan yang berguna. Keterampilan itu penting bagi Allah. Spesifikasi-Nya terhadap pekerjaan sangatlah detail. Perintah Allah pada Musa tentang pembangunan Kemah Suci adalah salah satu contoh bagaimana Allah ada bersama keterampilan kerja yang dimiliki seseorang. Kalau kita perhatikan Keluaran 26, Allah sangat spesifik, mulai dari ukuran, bahan, sampai jumlah. Musa sebagai pemimpin bangsa Israel tahu yang Allah mau, dan yang mengerjakan Kemah Suci adalah Bezale'el dan Aholiab bersama tim mereka. Kemah Suci dan segala perlengkapannya berhasil dibuat karena ada orang-orang yang sudah diperlengkapi Allah dengan keterampilan mau mengerjakannya sampai selesai dengan sepenuh hati.

Sebuah pekerjaan besar dan rumit selalu bisa dikerjakan orang-orang terampil yang mau bekerja sama dan sepenuh hati. Apa pun keterampilan kita sekarang, bersyukurlah dan pakailah keterampilan pemberian Allah itu sepenuh hati. Jadilah seorang ahli karena kita selalu menggunakan keterampilan dengan maksimal sehingga hasil kerja kita sangat memuaskan dan terbaik. --RTG/www.renunganharian.net

* * *
KETERAMPILAN KITA PENTING BAGI ALLAH
DAN TUAN YANG MEMPEKERJAKAN KITA.

* * *





RENUNGAN SABTU
Bacaan: 1 SAMUEL 7:2-17

Bacaan Setahun: Hosea 8-14

Nas: Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan menempatkannya di antara Mizpa dan Yesana. Ia menamainya Eben-Haezer, katanya, "Sampai di sini Tuhan telah menolong kita." (1 Samuel 7:12)


Bersyukur di Persimpangan

Hidup manusia ibaratnya sebuah perjalanan. Dalam perjalanan hidup tersebut, kita dapat mengalami keberhasilan, tetapi juga kegagalan; ada kalanya kita merasa senang, tetapi juga ada waktunya kita kecewa dan bersedih. Pertanyaannya, seberapa sering kita mencoba berhenti sejenak dan bersyukur? Ataukah kita hanya berjalan sambil melihat ke belakang dan menyesalinya?

Setelah memenangkan peperangan melawan orang Filistin di Mizpa, Samuel mendirikan sebuah batu di persimpangan antara Mizpa dan Yesana. Ia menamai batu itu Eben-Haezer, ungkapan pengakuan bahwa, "Sampai di sini Tuhan telah menolong kita." Mengapa di persimpangan? Persimpangan menunjukkan sebuah titik batas tempat orang berhenti untuk melihat arah jalan-jalan yang akan dilalui selanjutnya. Artinya, Samuel menjadikan persimpangan itu sebagai sebuah simbol dari perjalanan hidup. Samuel berharap bangsa Israel akan terus mengingat dan melihat bahwa Tuhan selalu menuntun perjalanan hidup mereka selama ini, mengingat dan melihat semua berkat yang telah Tuhan berikan, dan bersyukur kepada-Nya, serta melanjutkan perjalanan hidup mereka sesuai dengan arah tuntunan Tuhan.

Perjalanan hidup kita tentu akan menjumpai titik-titik persimpangan tertentu. Ada kehilangan dan pencapaian, ada keberhasilan dan kegagalan, dsb. Dalam setiap titik persimpangan tersebut, Tuhan selalu menolong kita. Maka, marilah kita luangkan waktu untuk berhenti sejenak dan bersyukur kepada-Nya dengan mengingat dan menghayati bahwa hidup kita selalu berada dalam tuntunan tangan Tuhan. --ZDP/www.renunganharian.net

* * *
DALAM PERJALANAN HIDUP, LUANGKANLAH WAKTU
UNTUK BERHENTI SEJENAK DAN BERSYUKUR KEPADA TUHAN.

* * *








MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2025 #MembangunKarakterIlahi #JPAVision #multimediaJPA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARTA EDISI 14 DESEMBER 2025

 JADWAL SEPEKAN JPA MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK " & JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuha...

Post Bottom Ad

Halaman