RENUNGAN HARIAN
RENUNGAN SENIN
Bacaan: HAKIM-HAKIM 7:1-14
Bacaan Setahun: 1 Samuel 15-17
Nas: Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun ke air, dan berfirmanlah Tuhan kepadanya, "Setiap orang yang menjilat air dengan lidahnya seperti anjing menjilat, kaupisahkan, demikian juga setiap orang yang berlutut untuk minum." (Hakim-hakim 7:5)
Seleksi yang Tak Biasa
Saya pernah membaca informasi mengenai posisi minum yang paling baik adalah dengan cara duduk. Ada suatu proses yang akan dialami tubuh kita sehingga nantinya minuman yang masuk ke dalam tubuh akan berdampak baik bagi kesehatan kita. Namun, dalam keseharian, kita akan mendapati ada berbagai cara orang minum. Ada yang minum sambil jongkok, duduk, berdiri atau berlari, juga ada yang sambil mengunyah makanan. Cukup variatif, bukan?
Hari itu mungkin tak pernah tebersit di pikiran Gideon bahwa Allah akan menyaring tiga puluh dua ribu orang yang semula disiapkan untuk berperang. "Semakin banyak pasukan akan memperbesar kans menang, " mungkin begitu pikir Gideon. Namun, hari itu logika Gideon berhadapan dengan didikan Allah yang ingin mengajari mereka tentang arti mengandalkan Allah dalam memenangkan peperangan. Akhirnya, diseleksilah sepuluh ribu orang yang tersisa dengan cara yang tak biasa: melihat cara mereka minum air. Cara ini lantas menjadi penentu terpilihnya tiga ratus orang, yang Allah pilih untuk berperang bersama Gideon. Hasilnya, mereka menang karena Allah turut campur dalam peperangan itu.
Dalam hidup ini, keterbatasan kerap menjadi alasan bagi perjuangan seseorang sehingga tanpa sadar melupakan Allah sebagai penentu keberhasilan kita sebagai orang percaya. Hal ini tak berarti kita mengabaikan perhitungan kekuatan dan sumber daya yang ada, tetapi jangan abaikan faktor penentu keberhasilan kita adalah Allah, yang sanggup melakukan segala perkara dan memberi kemenangan bagi kita. --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: YOHANES 6:25-35
Bacaan Setahun: 1 Samuel 18-20
Nas: Kata Yesus kepada mereka, "Akulah roti kehidupan. Siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan pernah lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan pernah haus lagi." (Yohanes 6:35)
Yang Lebih Bernilai
Salah satu kunci penting untuk memenangkan pertandingan bagi seorang atlet adalah menjaga fokusdan berkonsentrasi pada kemenangan. Ada banyak hal yang bisa mengalihkan perhatian seorang atlet sehingga membuyarkan fokusnya dan akhirnya gagal meraih kemenangan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga harus dapat berfokus pada apa yang bernilai dan penting. Betapa mudahnya perhatian kita teralihkan dari yang paling penting kepada hal-hal yang tidak penting dan tidak bernilai.
Yohanes mencatat bagaimana orang-orang yang telah mengalami mukjizat Yesus terus mencari Dia. Tuhan menggandakan lima ketul roti dan dua ekor ikan sehingga mampu memberi makan lima ribu orang yang berkerumun mendengar pengajaran-Nya. Sekarang mereka mencari Tuhan Yesus karena menginginkan mukjizat itu terus berulang terjadi dalam kehidupan mereka. Yesus hanya dipandang dan dianggap sebagai tukang pembuat mukjizat yang akan menjamin kehidupan mereka sehingga tidak mengalami kesulitan apa pun (ay. 26-27). Mereka membayangkan seperti nenek moyang mereka di padang gurun yang terus mendapatkan manna oleh perantaraan Musa. Sayangnya, fokus mereka lebih tertuju pada mukjizat bukan kepada Kristus. Fokus utama mereka lebih kepada berkat jasmani, yaitu manna ketimbang relasi dengan Kristus. Karena itu, Kristus menegur mereka yang sedang salah memfokuskan hidup mereka.
Perkataan Kristus seharusnya menghadapkan kita kepada pilihan, manakah yang lebih bernilai: roti atau Kristus? Berkat-berkat-Nya atau Kristus Sang Pemberi berkat? Datanglah dan milikilah relasi dengan Kristus, Sang Roti Hidup, maka kita akan dipuaskan-Nya (ay. 35). --DSK/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: MATIUS 22:1-10
Bacaan Setahun: 1 Samuel 21-24
Nas: "Namun, orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya." (Matius 22:5)
Menyikapi Undangan
Menghadiri undangan seseorang berarti kita menghargai atau menghormati sang pengundang. Kita rela meluangkan waktu di antara berbagai kesibukan. Bersedia menempuh perjalanan yang mungkin jauh. Juga rela memberikan sesuatu sebagai hadiah tanda sukacita kita. Ketika menolak menghadiri sebuah undangan, tentunya kita punya alasan tertentu. Namun, ada satu undangan yang tidak seharusnya kita abaikan, yakni undangan dari Sang Raja Surga.
Ini ibarat seorang raja yang mengundang tamu-tamu khusus untuk pernikahan sang pangeran. Sang raja telah menyediakan segala yang terbaik untuk menyambut mereka. Namun, mereka menolak hadir karena sibuk dengan bisnisnya sendiri. Mereka bahkan melukai dan membunuh para utusan sang raja. Akibatnya, raja itu murka dan membinasakan mereka. Di sisi lain, ada kelompok masyarakat lainnya yang diundang, dan mereka menyambutnya dengan sukacita, walau sebenarnya mereka tidak pantas menjadi tamu raja. Namun, karena kasih dan perkenanan raja itu, mereka dapat menikmati perjamuan itu.
Kisah ini adalah sindiran Tuhan Yesus terhadap orang-orang Israel yang mengabaikan undangan Allah. Dengan berbagai dalih mereka menolak, bahkan membunuh nabi-nabi Tuhan. Yesus sendiri mereka tolak dan salibkan. Mereka mendatangkan murka Allah atas dirinya. Syukurnya, undangan itu ditujukan kepada semua orang, hingga saat ini. Sang Raja Surga ingin agar kita turut mengalami kasih dan kebaikan-Nya yang telah tersedia melalui pengurbanan Kristus. Dia ingin menikmati perjamuan kekal bersama kita. Kiranya kita menyingkirkan semua dalih, serta menyambutnya dengan sukacita. --HT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: MAZMUR 1
Bacaan Setahun: 1 Samuel 25-27
Nas: Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. (Mazmur 1:6)
Jalan Orang Benar
Mengajar Sekolah Minggu menjadi salah satu momen yang membuat saya antusias. Kesempatan mengajarkan dan mengenalkan kebenaran firman Tuhan senantiasa memotivasi saya. Kelak saya berharap setiap anak itu dapat membuat keputusan-keputusan yang benar dalam hidupnya, sebagaimana status mereka sebagai "orang benar" di hadapan Allah. Apa yang membuat jalan hidup orang benar itu menjadi perkara yang spesial?
Salah satu alasannya, berpijak dari perkataan Pemazmur, yakni bahwa Tuhan mengenal jalan orang benar, yang akan membawa pada kehidupan-bandingkan dengan jalan hidup orang fasik yang mengarah pada kebinasaan. Bagaimana seorang percaya dapat memastikan bahwa ia berada di jalan orang benar? Pemazmur memberikan empat petunjuk: menjauhi jalan hidup orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa, memastikan diri agar tidak berada dalam kumpulan pencemooh, dan ditambah dengan gaya hidup mencintai firman Allah, maka niscaya jalan hidup seorang percaya akan berada di jalan orang yang benar, yang mendatangkan perkenanan Allah atas kehidupannya.
Memang bukanlah perkara mudah untuk memastikan kita menuruti nasihat firman Allah hari ini. Konsistensi menjadi kunci dari keberhasilan akan kehidupan seperti diungkapkan Pemazmur. Selain itu, masih ada pergumulan ketika kita akan berhadapan dengan cara hidup orang fasik yang hendak memengaruhi hidup kita. Namun, kita percaya bahwa kasih karunia Allah tersedia setiap hari, supaya kita dapat hidup sebagai orang benar, yang berada pada jalan orang benar. --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: KEJADIAN 12:10-20
Bacaan Setahun: 1 Samuel 28-31
Nas: Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata, "Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan bahwa dia istrimu? Mengapa kaukatakan: Dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi istriku? Sekarang, inilah istrimu, ambil dan pergilah!" (Kejadian 12:18-19)
Suara Kebenaran dari Luar
Demi menyelamatkan diri sendiri, Abram mendustai Firaun dan mengorbankan Sarai. Ketika Sarai diambil Firaun untuk diperistri, Abram tidak keberatan, tidak menolak, apalagi melawan. Aneh, dan keterlaluan. Namun, Firaun-yang akhirnya melihat kebenaran-dengan keras menegur dan mengkritik Abram.
Tindakan kenabian-yakni menyuarakan kebenaran, termasuk memberikan koreksi yang benar-biasanya dilakukan oleh para nabi Israel. Namun, kadang tindakan kenabian itu dilakukan oleh orang luar, bukan orang Israel. Dalam Kejadian 12, Tuhan memakai Firaun-orang luar-untuk menyuarakan kebenaran, menyampaikan koreksi kepada Abram. Itu menunjukkan bahwa Tuhan bisa memakai siapa pun, termasuk orang luar (yang tidak seiman dengan kita) untuk menyatakan kebenaran, dan memberikan koreksi kepada kita.
Maka, misalnya, ketika Rabindranath Tagore, penyair dari India, berkata, "Allah berharap kuil-Nya dibangun dari cinta, tetapi orang membangunnya dari batu, " kita percaya pujangga itu dipakai Tuhan untuk mengingatkan agar kita lebih menghidupi cinta kasih. Ketika Mahatma Gandhi berkata, "Aku menyukai Kristus. Namun, aku tidak menyukai orang Kristen karena mereka sangat tidak menyerupai Kristus, " kita percaya Tuhan memakai Gandhi untuk menegur kita karena kita sering tidak meneladan sikap Kristus.
Tak terbataslah cara yang Tuhan pakai untuk mewujudkan kehendak-Nya, tak terbatas pula orang yang Dia pilih untuk menyuarakan kebenaran. Dan seperti Abram, kita diundang untuk mendengarkan suara kebenaran, dari mana pun datangnya. --EE/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: 2 PETRUS 1:3-15
Bacaan Setahun: 2 Samuel 1-3
Nas: Sebab, apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Tuhan kita Yesus Kristus. (2 Petrus 1:8)
Pengenalan yang Benar
Mendapat dosen "killer" sebagai pembimbing, seperti mendapat mimpi buruk bagi mahasiswa. Itulah yang saya rasakan saat kuliah. Sebelum menghadap, saya sudah dihantui perasaan was-was. Namun, hal itu berangsur membaik setelah saya mengenal beliau secara pribadi. Faktanya, beliau membimbing dengan sangat baik. Tidak pernah bicara kasar, berlaku tak sopan atau mempersulit saya.
Mengenal seseorang tidak dapat dilakukan hanya dengan mendengar dari kata orang. Kita harus mengenal mereka secara pribadi. Pengenalan mendalam butuh komunikasi intens, bukan hanya sekali atau dua kali. Ini berlaku pula bagi pengenalan kita akan Tuhan Yesus-yang adalah rahasia kehidupan rohani kita. Gagal mengenal Tuhan Yesus membuat kehidupan rohani berjalan mundur.
Pengenalan yang benar tentang Kristus tidak akan tercapai jika kita bersikap statis, apatis, dan pasif. Panggilan, kuasa, dan janji-janji Allah haruslah berdampak pada kemampuan untuk memancarkan sifat-sifat baik. Mendorong kita menjadi pribadi yang aktif dan dinamis menuju pertumbuhan iman yang sehat dan bertanggung jawab. Karena itu, dalam diri orang percaya harus ada sifat-sifat baik seperti kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan (rasa takut akan Tuhan), kasih kepada saudara-saudara, dan kasih kepada semua orang. Menambahkan hal-hal ini dalam iman membuat kita giat dan berhasil dalam pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus. Jika tidak, bisa-bisa kita menjadi buta dan picik, melupakan anugerah-Nya yang telah membersihkan kita dari dosa. --EBL/www.renunganharian.net
* * *
MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "
Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar