RENUNGAN EDISI 13 APRIL 2025 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2025 " Membangun Karakter Ilahi "

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 12 April 2025

RENUNGAN EDISI 13 APRIL 2025

RENUNGAN HARIAN 



RENUNGAN SENIN
Bacaan: YOHANES 13:1-20
Bacaan Setahun: 2 Samuel 8-12
Nas: Jawab Yesus kepadanya, "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak." (Yohanes 13:7)

Kelak Akan Memahami
Pernah Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya (ay. 4-5). Tindakan tersebut menyiratkan kerendahhatian. Bukankah guru yang semestinya dilayani oleh para muridnya? Petrus, seorang murid, bertanya, "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" (ay. 6). Tampak ia merasa sungkan membiarkan Sang Guru membersihkan kakinya yang penuh debu. Jawab Yesus kepadanya, "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak" (ay. 7). Perkataan tersebut menyiratkan ajakan untuk terus beriman kepada Tuhan.
Di kehidupan ini ada banyak peristiwa yang mengherankan hati. Kita bingung mengapa Tuhan mengizinkan semuanya itu terjadi. Mengapa mengalami kesukaran, padahal selama ini setia beribadah kepada Tuhan? Mengapa bertatap muka dengan penderitaan, padahal kerap melakukan kebaikan terhadap sesama? Serupa jawaban Tuhan kepada kita, "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak." Kelak akan kita ketahui maksud dari perbuatan Tuhan. Kelak akan kita pahami alasan Dia menyetujui kehadiran dari sebuah situasi yang tidak mengenakkan.
Walaupun tidak dapat sepenuhnya mengerti, Petrus menyorongkan kaki. Ia mempersilakan tindakan pembasuhan itu dilakukan oleh Yesus terhadap dirinya. Mari berespons atas peristiwa yang saat ini terjadi secara serupa. Bukan bimbang, tetapi terus beriman kepada Tuhan. Walaupun sama sekali tidak dapat mengerti, mari kita persilakan Tuhan untuk berbuat seturut kehendak-Nya. Kelak kita akan memahami maksud di balik kesedihan dan tetesan air mata. Kelak ada kegirangan dan sukacita karena menyadari bahwa sungguh Dia telah melakukan segala yang terbaik bagi kita. --LIN/www.renunganharian.net
* * *KELAK KITA AKAN MENGERTI BAHWA SEGALA PERISTIWA YANG TUHAN IZINKANTERJADI MENDATANGKAN KEBAIKAN BAGI KEHIDUPAN KITA.
* * *

RENUNGAN SELASA
Bacaan: YOHANES 12:1-8
Bacaan Setahun: 2 Samuel 13-15
Nas: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" (Yohanes 12:5)

Motif Jahat Tersembunyi
Ada orang yang mengkritik, bahkan merendahkan orang lain agar dirinya terlihat hebat. Perbuatan baik orang lain dianggapnya salah dan tidak penting. Parahnya, orang-orang seperti ini bisa memanipulasi dengan alasan yang terdengar masuk akal. Jika kita tidak tahu kebenarannya, kita bisa berada di pihaknya. Padahal, mereka memiliki motif tersembunyi demi keuntungan sendiri.
Itu yang dilakukan Yudas saat Maria meminyaki kaki Yesus dengan setengah liter narwastu murni. Jika diuangkan, nilainya setara gaji satu tahun. Untuk apa menyia-nyiakan minyak sebanyak itu? Bukankah beberapa tetes saja sudah cukup? Berapa banyak orang miskin yang bisa ditolong kalau minyak itu dijual? Saat itu, Maria tersudut dan terlihat seperti seorang bodoh yang boros.
Namun, ketika Yohanes memberitahu motivasi Yudas di balik kritikan itu, pandangan kita segera berubah. Ia tidak peduli terhadap orang-orang miskin. Ia hanya membayangkan berapa duit yang bisa dikorupsinya jika ia mengelola penjualan minyak itu. Ia berusaha menampilkan diri sebagai orang baik, tetapi itu adalah topeng. Malah Yesus sendiri menikmati dan menerima pengurapan Maria. Dia menyebutnya sebagai pengingat akan penguburan-Nya.
Saat kita mengkritik perbuatan baik orang lain, apa motivasi kita? Apakah kita hanya ingin berusaha numpang nama, supaya terlihat lebih benar, lebih hebat, lebih peduli, atau lebih rohani? Kiranya kita memastikan bahwa tidak ada motif jahat yang kita sembunyikan. Melainkan hendaknya kita memberi apresiasi yang tulus. Karena perbuatan baik mereka adalah bagian dari penyembahan kepada Tuhan. --HT/www.renunganharian.net
* * *JANGANLAH KITA MENJELEKKAN ORANG LAIN AGAR KITA TERLIHAT LEBIH BAIK,SEBAB ITU ADALAH SEBUAH KEJAHATAN.
* * *

RENUNGAN RABU
Bacaan: 1 KORINTUS 10
Bacaan Setahun: 2 Samuel 16-18
Nas: Sebab itu, siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! (1 Korintus 10:12)

Manusia Rentan
Siapa menyangka Raja Daud bisa jatuh sedemikian dalam. Selain perzinaan, ia juga terlibat pembunuhan secara licik kepada Uria, suami Batsyeba yang diselingkuhinya. Untuk menutupi dosanya, Daud bertindak penuh kemunafikan. Daud menikahi Batsyeba, seolah dia pahlawan. Ia seolah rela menanggung hidup Batsyeba dan anak yang dikandungnya. Ini kejahatan keji beruntun yang mendatangkan murka Allah.
Padahal Daud adalah penulis Mazmur, bahkan beberapa di antaranya adalah ayat mesianik, yakni nubuat tentang Kristus. Ayat mesianik ini bertaburan di kitab Mazmur serta dikutip di Perjanjian Baru sebagai penggenapan nubuat. Pertanyaannya, mengapa orang yang hidupnya sangat dekat dengan Tuhan bisa terjatuh sedemikian dalam. Kejatuhan ini terjadi justru ketika Daud sedang dalam keadaan yang baik. Dia sudah menjadi raja yang dihormati kawan dan ditakuti lawan. Sulit dipercaya rasanya bahwa hamba Tuhan seperti Daud yang begitu diberkati bisa membelakangi Tuhan untuk sesaat dalam kehidupannya. Pengalaman Daud mengajarkan bahwa manusia sangatlah rentan, mudah terjatuh dalam dosa.
Pengalaman Daud mengajarkan kepada kita bahwa sekali-sekali kita tidak boleh menganggap diri kuat menghadapi pencobaan. Rasul Paulus pun mengingatkan kita agar selalu berhati-hati. Kepada jemaat Korintus yang hidup dalam kesejahteraan materi, Paulus mengingatkan melalui kisah sejarah Israel. Kita diminta untuk berhati-hati dan tidak membanggakan diri. Hidup kita harus mencerminkan persekutuan erat melalui darah Kristus (ay. 16). --HEM/www.renunganharian.net
* * *KETIKA KITA MERASA DEKAT DENGAN TUHAN,KITA JUSTRU HARUS BERHATI-HATI AGAR TIDAK TERJATUH DALAM DOSA.
* * *

RENUNGAN KAMIS
Bacaan: AMOS 2:6-16
Bacaan Setahun: 2 Samuel 19-21
Nas: "Tetapi, kamu memberi para nazir minum anggur dan memerintahkan kepada para nabi: Janganlah bernubuat!" (Amos 2:12)

Jahat karena Tidak Taat
Satu hal yang tak boleh dilupakan saat hendak meninggalkan rumah adalah memastikan pintu dalam keadaan terkunci. Begitu pula sebelum tidur di malam hari. Hal ini dilakukan demi menjaga keamanan. Jika tidak, ada kemungkinan pencuri masuk dengan leluasa ke dalam rumah dan mengambil barang berharga yang kita miliki.
Gambaran pintu yang tak terkunci ini ibarat ketidaktaatan kita kepada Tuhan yang dapat mengakibatkan masuknya musuh, atau si jahat dalam hidup kita. Inilah yang terjadi pada Israel di zaman Nabi Amos. Israel banyak melakukan kejahatan. Di antaranya adalah ketidakadilan para elit terhadap orang lemah, ketiadaan kesadaran sebagai pelayan Tuhan, pembiaran terhadap percabulan yang bahkan sampai merasuki upacara keagamaan, penyembahan terhadap kekuatan alam, hingga puncaknya adalah kebebalan rohani, yakni ketiadaan keinginan untuk mendengar firman. Mereka membungkam (melarang) para nabi supaya tidak bernubuat. Israel juga melecehkan para nazir Tuhan dengan menyuruh mereka minum anggur-yang menjadi pantangan para nazir.
Dunia boleh jadi semakin kejam. Kehidupan boleh berjalan dalam ketidakadilan. Kondisi masyarakat mungkin saja semakin anarkis dan bebal. Berbagai macam godaan tak pernah berhenti menyerang. Namun, bukan berarti kita boleh mengikuti arus-berlaku jahat-dengan alasan beratnya tantangan zaman. Justru di tengah kondisi dunia yang seperti inilah kesempatan kita untuk semakin giat bekerja. Menghadirkan Kerajaan Allah dengan gigih menegakkan kebenaran dan kekudusan hidup. --EBL/www.renunganharian.net
* * *PASTIKAN KETAATAN ADA DI DALAM HATI KITA DAN KUNCILAH RAPAT-RAPATSUPAYA JANGAN ADA CELAH TERBUKA BAGI MASUKNYA SI JAHAT.
* * *

RENUNGAN JUMAT
Bacaan: MARKUS 4:35-41
Bacaan Setahun: 2 Samuel 22-24
Nas: Yesus sedang tidur di buritan memakai bantal, lalu murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya, "Guru, tidak pedulikah Engkau kalau kita binasa?" (Markus 4:38)

Yesus Tidak Peduli?
Membayangkan diri berada dalam situasi ketika perahu yang ditumpangi para murid diterpa ganasnya badai di tengah lautan, terkadang membuat saya berpikir bahwa ketakutan mereka merupakan hal yang normal. Tak heran ketika mereka terkejut mendapati Yesus sedang tidur di buritan perahu dengan cukup nyenyak, sampai mereka harus membangunkan Dia sambil sedikit menuduh-Nya, "Guru, tidak pedulikah Engkau kalau kita binasa?"
Sekilas memang Yesus tampak cuek dengan situasi yang melanda perahu mereka, tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Seandainya perahu itu sampai tenggelam, bukankah Yesus juga akan ikut tenggelam bersama para murid-Nya? Alih-alih tak peduli, tampaknya Yesus lebih terlihat ingin menguji iman para murid dalam situasi yang bisa membuat siapa pun berpikir bahwa mereka akan tenggelam dan mati di sana! Termuatnya kisah ini di Alkitab sepertinya bertujuan untuk mengingatkan dan menguatkan iman setiap pembaca mengenai situasi-situasi kritis yang mungkin dialami umat-Nya, termasuk peristiwa yang sangat dekat dengan kematian, seperti dialami oleh para murid Yesus.
Fakta kehidupan menyadarkan kita bahwa cepat atau lambat kehidupan seseorang akan berakhir. Namun, adakalanya Tuhan izinkan kita berada dalam situasi kritis, di mana sebenarnya Yesus ada di sana dan siap menolong kita. Jika Ia tampak "tertidur", itu bukanlah tanda Yesus tidak peduli dengan kita. Mungkin saja Ia sedang ingin menguji iman kita, juga seberapa teguh kita bersandar dan berharap hanya pada pertolongan-Nya. --GHJ/www.renunganharian.net
* * *DENGAN TERLIHAT DIAM, ALLAH SEDANG MENGUJI SEBERAPA KITA BERIMANDAN BERGANTUNG HANYA KEPADA-NYA.
* * *


RENUNGAN SABTU
Bacaan: 1 KORINTUS 8

Bacaan Setahun: 1 Raja-raja 1-2

Nas: Jika ada orang yang menyangka bahwa ia mempunyai suatu "pengetahuan", maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya. (1 Korintus 8:2)

Kasih di Atas Pengetahuan

Seorang teman yang berprofesi sebagai tenaga pendidik bercerita kepada saya. Ia sempat mengira bahwa dengan mempersiapkan rencana pengajaran sebaik mungkin maka ia cukup copy paste di tahun pelajaran berikutnya. Ia akui angan-angannya sangat keliru. Faktanya, ia merasa bahwa silabusnya selalu perlu diperbaiki dari tahun ke tahun.

Inilah salah satu bukti bahwa pengetahuan manusia terbatas. Semakin kita belajar, semakin nyatalah bahwa pengetahuan kita selalu tidak lengkap dan tidak sempurna. Menyangka diri mengetahui/menguasai semua hal menunjukkan bahwa sesungguhnya kita belum berpengetahuan. Terlebih dengan menjadi sombong oleh pengetahuan itu.

Karena itulah, Tuhan lebih menekankan pentingnya saling membangun dalam kasih, alih-alih mengedepankan pengetahuan. Ketika tindakan kita didasarkan pada pertimbangan kasih bagi Allah dan sesama, kita akan dimampukan untuk menolak dan menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat menjatuhkan kita pada kehancuran kekal. Dalam hal makan daging bekas persembahan, misalnya. Hal ini bukan masalah bagi mereka yang memiliki banyak pengetahuan Alkitab dan pertumbuhan iman yang baik. Sebaliknya, para pemula dan simpatisan Kristen percaya bahwa daging persembahan tidak boleh dimakan. Menghadapi situasi demikian kita tidak boleh menjadi sombong karena merasa lebih berpengetahuan. Memang, mempertahankan keyakinan yang benar adalah baik. Namun, memedulikan hati nurani orang lain pun tak kalah baik. Jangan sampai kita menjadi batu sandungan bagi orang lain! --EBL/www.renunganharian.net

* * *


LANDASI PENGETAHUAN KITA DENGAN KASIH SUPAYA BERGUNA
UNTUK MEMBANGUN, BUKAN MALAH BERBUAHKAN KESOMBONGAN.

* *

*


** 



MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2025 #MembangunKarakterIlahi #JPAVision #multimediaJPA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARTA EDISI 6 JULI 2025

 JADWAL IBADAH SEPEKAN JPA MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK " & JPA VISION : " Mempersiapkan Ba...

Post Bottom Ad

Halaman