RENUNGAN EDISI 23 FEBRUARI 2025 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2025 " Membangun Karakter Ilahi "

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 22 Februari 2025

RENUNGAN EDISI 23 FEBRUARI 2025

 RENUNGAN HARIAN




RENUNGAN SENIN

Bacaan Setahun: Bilangan 14-15

Nas: "Allah Yang Maha Kuasa kiranya memberimu belas kasihan dalam pandangan orang itu, supaya ia mengizinkan saudaramu yang lain itu dan Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika aku terpaksa kehilangan anak-anakku, biarlah aku kehilangan!" (Kejadian 43:14)


Terpaksa Kehilangan

Siapa pun pasti tidak ingin kehilangan orang yang dikasihi. Kita pasti melakukan upaya terbaik untuk menjaga atau melindunginya. Sayangnya, ada situasi tertentu yang memaksa kita harus rela melepaskannya. Misalnya, ada hal-hal yang berada di luar kendali kita, sehingga kita tidak berdaya untuk mempertahankannya.

Di masa tuanya, Yakub diperhadapkan dengan situasi ini. Setelah menjalani dua tahun kelaparan hebat (Kej. 45:6, 11), ia mendengar bahwa ada persediaan gandum di Mesir. Ia pun menyuruh sepuluh putranya ke sana. Malangnya, Simeon ditahan penguasa Mesir sebagai jaminan, untuk memastikan bahwa mereka bukanlah pengintai yang membahayakan negeri itu. Yakub sangat bersedih. Namun, saat persediaan menipis, mereka tak punya pilihan lain. Sang penguasa Mesir juga telah menetapkan syarat bahwa mereka harus membawa Benyamin, adik bungsu mereka jika mereka datang lagi. Awalnya Yakub menolak. Ia marah kepada anak-anaknya karena telah membahayakan Benyamin. Namun, ketika persediaan makanan mereka nyaris habis, ia menyerah. Ia berpikir bahwa jika harus kehilangan satu anak lagi demi keselamatan seluruh keluarga, ia terpaksa akan menempuh jalan itu.

Namun, tindakan kepasrahan Yakub ini dibarengi penyerahan diri kepada Allah. Ia memohonkan intervensi Ilahi atas anak-anaknya. Juga atas sang penguasa Mesir. Dalam ketidakberdayaannya, ia bergantung sepenuhnya kepada Allah. Justru saat ia bersiap kehilangan, ia malahan menemukan anaknya yang dikiranya telah mati, yaitu Yusuf, sang penguasa Mesir itu. Berserah kepada Allah ternyata menjadi kunci untuk mengalami pemeliharaan-Nya yang menakjubkan. --HT/www.renunganharian.net

* * *
DI SAAT KITA BERSERAH DIRI SEPENUHNYA KEPADA ALLAH,
DI SITULAH KITA MENGALAMI KEAJAIBAN PEMELIHARAAN-NYA.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: 2 TAWARIKH 26:16-23

Bacaan Setahun: Bilangan 16-17

Nas: Ketika sudah kuat ia menjadi tinggi hati sehingga ia terjerumus binasa. Ia berlaku tidak setia kepada Tuhan, Allahnya, dan memasuki Bait Tuhan untuk membakar dupa di atas mezbah pembakaran dupa. (2 Tawarikh 26:16)


Tinggi Hati, Lupa Diri

Apa yang ada dalam benak kita ketika mendengar kabar tentang "kejatuhan" seseorang? Mungkin awalnya kita mengenal bahwa orang itu begitu baik dan menunjukkan kehidupan rohani yang begitu dewasa. Namun, pada akhirnya ia berubah setia dan meninggalkan hal-hal baik yang sudah ditunjukkan bertahun-tahun. Tentu sangat menyedihkan ketika mendapati seseorang yang telah memulai kehidupannya dengan sangat baik, tetapi pada akhirnya harus berakhir dengan tragis karena ketidaksetiaan dan kesalahan fatal yang dibuatnya.

Uzia ditahbiskan sebagai raja di usia 16 tahun. Uzia mengawali perjalanan hidupnya sebagai seorang yang melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Di sampingnya berdiri Zakharia yang setia mengajarnya untuk hidup takut akan Tuhan. Dan Uzia mencari Tuhan selama hidup Zakharia (ay. 5). Semua hal baik, yaitu kebenaran-kebenaran yang telah dilakukannya memberikan ganjaran yang sungguh besar baginya, di antaranya Tuhan membuat segala usahanya berhasil. Sayangnya, semua kekuatan dan kemasyhuran itu justru membuatnya tinggi hati. Uzia berubah setia dengan melakukan hal yang merusak. Uzia tidak lagi mengindahkan teguran, bahkan tidak lagi menghormati Tuhan. Dan akhir hidupnya pun berakhir tragis.

Kisah hidup Uzia mengingatkan betapa rentannya kita berubah hati. Jika tidak sadar diri, semua berkat dan hal-hal terbaik yang kita miliki bisa membawa hati kita kepada keangkuhan. Sikap tinggi hati itu membuat mata rohani buta. Tinggi hati membuat mata hati kita tertutup kepada Sang Pemberi Berkat. Tinggi hati akan membawa kita kepada kehancuran. Kiranya Roh Kudus menolong dan memampukan kita untuk tetap rendah hati dan menjaga hati. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
IBARAT SEBATANG PADI YANG SEMAKIN BERISI SEMAKIN MERUNDUK,
KIRANYA SEIRING BERTAMBAHNYA BERKAT SEMAKIN MEMBUAT DIRI RENDAH HATI.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: AYUB 16:1-6

Bacaan Setahun: Bilangan 18-20

Nas: "Hal seperti itu telah acap kali kudengar. Penghibur yang menyusahkan saja kamu semua!" (Ayub 16:2)


Penghibur yang Menyusahkan

Ketika berduka atas kematian suami yang dikasihinya akibat sakit di usia yang terbilang muda, seorang ibu mengungkapkan kesusahan hatinya. Ia mengatakan bahwa perkataan dan pernyataan yang disampaikan beberapa orang kepadanya justru membuatnya semakin sedih dan lemah. Mereka tidak menunjukkan empati. Malah bernada menyudutkan dan menghakimi, seolah menyimpulkan bahwa kematian sang suami adalah akibat adanya dosa atau pelanggaran mereka terhadap Tuhan.

Ayub juga mengalami hal yang serupa. Ia mengalami duka yang sangat besar. Ia kehilangan semua anaknya sekaligus. Juga semua hartanya. Lalu ia pun ditimpa penyakit mengerikan. Kemudian tiga sahabatnya, yakni Elifas, Bildad, dan Zofar datang menghiburnya. Setelah mereka berdiam diri mendampingi Ayub selama tujuh hari, mereka pun mulai menasihati dan menegur Ayub dengan panjang lebar. Mereka menyimpulkan bahwa semua yang Ayub alami itu pastilah akibat dosa dan kesalahannya. Akibatnya, penderitaan Ayub bukannya menjadi lebih ringan (ay. 6). Ia pun menyebut para sahabatnya itu sebagai "penghibur yang menyusahkan", karena mereka hanya mengucapkan omong kosong (ay. 3). Padahal, ia sungguh berharap mereka datang dan menunjukkan empati serta menguatkan hatinya, bukan sebaliknya.

Memberikan kata-kata penghiburan kepada orang-orang yang mengalami kesusahan atau berdukacita memang tidaklah mudah. Kita hendaknya tidak gegabah mengatakan sesuatu hanya dengan pikiran sendiri. Tunjukkanlah empati dan mintalah hikmat dari Tuhan agar kehadiran serta perkataan kita memberikan kekuatan bagi mereka. --HT/www.renunganharian.net

* * *
ORANG YANG MENGALAMI DUKA DAN KESUSAHAN PERLU PENGHIBURAN
BERDASARKAN HIKMAT ALLAH DAN KEBENARAN FIRMAN-NYA.

* * *






RENUNGAN KAMIS
Bacaan: MAZMUR 62

Bacaan Setahun: Bilangan 21-22

Nas: Sungguh, mereka merancang untuk menghempaskan dia dari kedudukannya yang tinggi, mereka yang suka berdusta; dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka mengutuki. (Mazmur 62:5)


Lain di Mulut, Lain di Hati

Dikhianati teman sendiri pasti menyakitkan hati. Ketika mengetahui bahwa seorang teman yang sering kita jadikan tempat curhat mengumpat di belakang kita, misalnya. Bisa jadi rasa sakitnya berlipat-lipat dibanding ketika kita mendengarnya dari seseorang yang tidak kita kenal. Atau orang yang kita kenal, tetapi jelas-jelas membenci kita. Bukankah kepada orang dekat kita menaruh harapan untuk dikasihi dan dimengerti?

Daud adalah pahlawan bagi Israel. Ia menjadi satu-satunya orang yang berani dan mampu mengalahkan Goliat, raksasa Filistin, sang ahli perang. Malangnya, pencapaian Daud sejak peristiwa itu justru mendatangkan musuh baginya. Bukan musuh dari bangsa lain, melainkan orang-orang di sekitarnya yang ia percayai. Saul, salah satunya. Ia tak pernah berhenti mengejar Daud untuk membunuhnya. Padahal, bukankah Daud telah melakukan banyak hal baik bagi Saul?

Betapa mengecewakan ketika orang yang dikasihi, dihormati, dan dianggap sebagai teman dekat, sahabat, bahkan keluarga ternyata menyimpan kebencian. Bukankah kehadiran mereka semestinya menjadi penolong di saat kita terpuruk? Luar biasa jika Daud tetap menghormati Saul, bukan malah membenci atau mencari kesempatan untuk membalas dendam. Hal ini terjadi karena Daud senantiasa menyediakan diri untuk taat kepada Tuhan. Ia memercayakan hidup kepada-Nya dan menjadikan-Nya sumber pertolongan utama. Tak heran jika pertolongan Tuhan begitu nyata atas Daud. Bukankah Dia tak akan pernah mengecewakan setiap orang yang bersandar kepada-Nya? --EBL/www.renunganharian.net

* * *
MENGANDALKAN MANUSIA ADAKALANYA KITA KECEWA.
MENGANDALKAN TUHAN KITA TEMUKAN SUKACITA YANG TAK TERDUGA.

* * *




RENUNGAN JUMAT
Bacaan: TITUS 3:1-11

Bacaan Setahun: Bilangan 23-25

Nas: Tetapi, hindarilah persoalan yang dicari-cari dan bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka. (Titus 3:9)


Memperebutkan Sampah

Krisis sampah melanda suatu kota ketika tempat penampungan sampah di kota itu penuh dan ditutup sementara. Warga kesulitan membuang limbah harian. Di rubrik "Sungguh-Sungguh Terjadi" sebuah surat kabar harian di kota itu, muncul berita pendek kiriman seorang warga, "Senin, 17 Juli 2023 pagi, ada seseorang membawa dus besar yang ditali rapi. Dus itu jatuh di depan pasar dan diperebutkan beberapa orang. Setelah dibuka, ternyata isinya sampah."

Memperebutkan sampah-sungguh sangat konyol, bukan? Tak ayal kita akan nyengir menertawakan kebodohan diri jika mengalaminya. Namun, entah sadar entah tidak, bisa jadi kita tergoda untuk memperebutkan sampah rohani. Rasul Paulus menasihati Titus untuk menghindari perangkap tersebut: tidak perlu melibatkan diri dalam perdebatan yang bodoh dan tidak berguna. Bukan berarti kita tidak perlu mempelajari, mendiskusikan, dan menelaah berbagai penafsiran tentang pasal-pasal sulit dalam Alkitab. Kita belajar firman Tuhan untuk menambah hikmat dan semakin mengenali anugerah-Nya, sedangkan debat kusir malah dapat menjauhkan kita dari pokok iman dan keselamatan. Sia-sia-seperti memperebutkan sampah.

Firman Tuhan siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan jujur kita. Tidak perlu kita bersitegang leher atau beradu komentar di media sosial untuk berdebat kusir dengan dalih membela iman. Lebih baik kita menjauhi gelanggang kebodohan tersebut. --ARS/www.renunganharian.net

* * *
ORANG BODOH BERTEKUN UNTUK MENCARI-CARI KESALAHAN FIRMAN,
ORANG JUJUR BERTEKUN UNTUK MENEMUKAN JAWABAN DAN KEBENARAN.

* * *




RENUNGAN SABTU
Bacaan: 1 KORINTUS 13

Bacaan Setahun: Bilangan 26-27

Nas: Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. (1 Korintus 13:5)


Kasih yang Dinyatakan

Malam itu, Hendra berangkat tidur dengan perasaan berkecamuk. Hatinya masih belum tenang karena konflik kecil yang sempat terjadi dengan istrinya. "Setelah sekian tahun bersama, mengapa kamu masih pelit sih?" ucap istri Hendra dengan nada kecewa. Hati Hendra merasa begitu tertusuk karena perkataan itu diucapkan oleh wanita yang sangat ingin dibahagiakan dengan jerih lelahnya bekerja. Namun, Hendra mencoba untuk tetap tenang agar keadaan tidak semakin runyam. Dalam hatinya Hendra merasa kecewa, tetapi ia memutuskan untuk mengampuni istrinya karena Hendra sangat mengasihinya.

Pelajaran tentang kasih identik dengan kekristenan, tetapi menerapkan hidup dalam kasih sungguh tidak mudah. Terlebih ketika kita merasa terluka oleh sikap, perkataan, maupun perilaku dari orang yang paling dekat dengan kita. Namun, justru ketika itulah kualitas kasih kita akan diuji supaya makin terasah dan menjadi matang. Orang yang hatinya dipenuhi kasih, menurut nas renungan hari ini, bukanlah orang pemarah dan tidak suka menyimpan kesalahan orang lain. Sebaliknya, ia memilih untuk belajar bersabar dan sedapat mungkin segera mengampuni dan melupakan kesalahan yang diperbuat orang lain terhadap dirinya.

Konsep kasih seperti ini tidak pernah diajarkan oleh dunia, yang lebih setuju dengan pembalasan dan mengingat kesalahan orang lain, bila perlu sampai akhir hayat. Namun, setiap orang percaya dipanggil untuk mengasihi, dengan kekuatan dan pertolongan dari Allah, supaya dunia melihat ada kasih Tuhan dalam diri kita. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
HATI YANG DIPENUHI KASIH ALLAH AKAN TECERMIN
MELALUI PERILAKU DALAM KEHIDUPAN SETIAP HARI.

* * *




MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2025 #MembangunKarakterIlahi #JPAVision #multimediaJPA

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARTA EDISI 6 JULI 2025

 JADWAL IBADAH SEPEKAN JPA MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK " & JPA VISION : " Mempersiapkan Ba...

Post Bottom Ad

Halaman