RENUNGAN EDISI 19 JANUARI 2025 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2025 " Membangun Karakter Ilahi "

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 17 Januari 2025

RENUNGAN EDISI 19 JANUARI 2025

 RENUNGAN HARIAN




RENUNGAN SENIN
Bacaan: MARKUS 4:35-41

Bacaan Setahun: Kejadian 38-40

Nas: Lalu Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kamu ketakutan? Belumkah kamu percaya?" (Markus 4:40)


Asalkan Tuhan Dekat?

Para murid senantiasa bersama Tuhan, selalu mengalami kuasa dan kasih Tuhan. Seharusnya mereka yakin Tuhan akan selalu menjaga mereka. Namun, meski seperahu bersama Tuhan, mereka begitu ketakutan hingga berkata, "Guru, tidak pedulikah Engkau kalau kita binasa?" (ay. 38). Mereka merasa Tuhan tak peduli, dan kehadiran Tuhan seakan tak berarti.

Coba lihat ini, Tuhan seperahu dengan para murid. Dia begitu dekat di sisi mereka. Namun, mereka sangat ketakutan. Tampak jelas bahwa para murid ketakutan bukan karena Tuhan tak peduli, bukan karena Tuhan jauh dari mereka, tetapi karena hati merekalah yang jauh dari Tuhan. Sebab itu, Tuhan bertanya, "Mengapa kamu ketakutan? Belumkah kamu percaya?"

Dan, mari kita lihat diri kita. Bukankah kita pun seperti para murid itu? Terucap atau dalam hati, kadang kita berkata, "Asalkan Tuhan di dekatku, hal seberat apa pun aku sanggup memikulnya." Sungguhkah? Ketika jalan yang lurus teramat sulit, bukankah kita tak ragu berbelok ke jalan yang bengkok? Jika risiko berat mengadang, bukankah kita sering tak berani bertindak benar? Padahal, Tuhan selalu ada di sisi kita, tak pernah tidak.

Agaknya bukan jika Tuhan dekat maka kita sanggup menanggung beban-sebab tak sedetik pun Tuhan pernah jauh dari kita-melainkan jika kita dekat dengan Tuhan. Bukan jika Tuhan di sisi kita maka kita berani menghadapi risiko-sebab Tuhan selalu beserta kita-melainkan jika kita percaya dan bersandar pada-Nya. Maka, kepada kita pun patut ditanyakan, "Belumkah kamu percaya?" --EE/www.renunganharian.net

* * *
SESAAT PUN TUHAN TAK PERNAH JAUH DARI KITA.
KITALAH YANG SERING TAK RAGU MENJAUH DARI TUHAN.

* * *




RENUNGAN SELASA
Bacaan: KELUARAN 18:13-27

Bacaan Setahun: Kejadian 41-42

Nas: "Namun, dari seluruh bangsa ini harus juga kaucari orang yang terampil dan takut akan Allah, orang yang terpercaya, dan yang benci kepada suap." (Keluaran 18:21)


Dianggap Dapat Dipercaya

Johny semula tidak nyaman ketika atasan memintanya pergi ke bank karena karyawan yang biasa bertugas sedang sakit. Selama tiga hari berturut-turut Johny harus melakukan tugas itu, menembus jalanan dalam cuaca panas. Namun, saat mencermati nominal transaksi yang harus diurusnya ke bank, juga isi dari berita transaksi di slip setoran, barulah ia mengerti mengapa tak sembarang orang diminta melakukan tugas itu. "Mungkin atasan saya butuh orang yang bisa dipercaya mengawal transaksi dalam jumlah yang sangat besar ini, " gumamnya saat melihat nominal ratusan juta rupiah dalam secarik cek yang ada di tangannya.

Kriteria orang yang dapat dipercaya menjadi syarat calon pemimpin yang diusulkan oleh Yitro, mertua Musa, ketika menasihati menantunya yang tampak kelelahan mengadili bangsa pilihan Allah. Syarat ketiga yang mengikuti kecakapan dan takut akan Allah, lalu ditambahkan dengan kejujuran dan ketegasan dalam menolak suap (ay. 21). Ruang lingkup pencarian, yakni seluruh bangsa, menggambarkan betapa sukarnya mencari orang dengan kualitas tersebut. Jika kelak sudah diperoleh, berarti orang-orang pilihan itu bukanlah orang dengan kualitas sembarangan karena memiliki kualitas pribadi unggul. Betul?

Dalam realitas kehidupan, ada banyak orang yang mampu bekerja dengan baik karena kecakapan mereka. Namun, jika sudah menyangkut kepercayaan, sungguh tidak mudah menemukan orang dengan kriteria tersebut pada masa sekarang, terlebih dalam hal keuangan dan komitmen memegang rahasia. Adakah kriteria khusus ini dalam diri kita? --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
ORANG YANG DAPAT DIPERCAYA CEPAT ATAU LAMBAT AKAN DIPERCAYA
MENGEMBAN TANGGUNG JAWAB BESAR.

* * *


RENUNGAN RABU
Bacaan: AYUB 2

Bacaan Setahun: Kejadian 43-45

Nas: Istrinya berkata kepadanya, "Masihkah engkau bertekun dalam kesalehanmu? Kutukilah Allah dan matilah!" (Ayub 2:9)


Bertekun

Wid terpaksa pulang kampung bersama dua anaknya. Ayah Wid strok sejak lama. Sementara sang ibu baru saja jatuh hingga sulit berjalan. Suatu hari, ibu Wid terdiagnosa positif Covid-19 dan menjalani perawatan di rumah sakit. Wid yang setiap hari di dekat ibunya pun turut positif. Malangnya, di saat bersamaan asisten rumah tangga mereka mengalami kecelakaan. Tak berselang lama, anak pertama Wid berperilaku tak wajar. Tak pernah tidur, menghabiskan waktu dengan bicara tanpa arah dan marah-marah. Hasil pemeriksaan menunjukkan anak Wid mengalami skizofrenia.

Rangkaian peristiwa yang dialami Wid mengingatkan kita pada kisah Ayub, bertubi-tubi menghadapi pergumulan. Jika persoalan hanya datang sekali, mungkin mudah diatasi. Namun, berturut-turut mengalami situasi rumit tentu menguras emosi. Terlebih jika sampai mengalami sakit. Penyakit yang tak kunjung sembuh melemahkan daya tahan dan membuat segala sesuatu tampak lebih buruk dari kenyataannya. Banyak orang mampu melewati kesulitan hidup dengan baik. Namun, begitu terserang suatu penyakit, mereka menjadi terpuruk. Berniat mengakhiri hidup dan berani mengutuk Tuhan.

Kesabaran dan ketangguhan Wid dalam menghadapi pergumulan tentu menjadi kesaksian tersendiri bagi orang-orang sekitar. Ya, bertekun dalam kesalehan di tengah penderitaan dapat menghasilkan kesaksian atas pemeliharaan Tuhan. Sekalipun tak selalu memberi keuntungan jasmani/lahiriah. Namun, bukankah pertolongan sejati dari Tuhan jauh lebih berharga dan kekal nilainya? --EBL/www.renunganharian.net

* * *
MASIH SANGGUPKAH KITA BERTEKUN DALAM KESALEHAN KEPADA TUHAN
JIKA PERGUMULAN DATANG SILIH BERGANTI?

* * *




RENUNGAN KAMIS
Bacaan: YEREMIA 24

Bacaan Setahun: Kejadian 46-47

Nas: "Aku akan mengarahkan mata-Ku kepada mereka demi kebaikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke negeri ini. Aku akan membangun mereka, bukan meruntuhkan. Aku akan menanam mereka, bukan mencabut." (Yeremia 24:6)


Hajaran yang Memulihkan

Dua keranjang buah ara! Apa sesungguhnya makna penglihatan itu bagi orang-orang Yehuda? Ada buah-buah ara yang baik dan ada juga buah-buah ara yang tidak baik. Penglihatan tentang buah ara yang baik itu menjadi penghiburan bagi Yehuda karena penglihatan itu berarti Tuhan masih akan tetap memelihara mereka yang tersisa di pembuangan. Sebaliknya, buah-buah yang tidak baik itu menggambarkan kehidupan Zedekia beserta para pemukanya dan orang-orang yang tersisa yang akan tetap dihukum akibat kedegilan hati mereka.

Penglihatan tentang buah ara yang baik itu mengandung janji Tuhan untuk umat-Nya. Tuhan tidak akan meninggalkan umat-Nya sekalipun mereka berada dalam pembuangan. Tuhan akan tetap memperhatikan keadaan mereka dan suatu hari nanti akan dibawa pulang oleh Tuhan ke tempat asalnya. Dan Tuhan ingin mereka memahami bahwa penderitaan sebagai orang-orang buangan adalah cara Tuhan untuk menyadarkan mereka akan dosa, bertobat, dan berbalik kepada-Nya, Sang Pemilik hidup mereka. Di dalam pembuangan itulah orang-orang Israel diajar untuk memercayai kebenaran dan tidak lagi menghambakan diri mereka kepada dosa.

Acapkali kita menilai belas kasih Tuhan itu dari hal-hal yang baik semata. Setiap tindak kejahatan pastilah menimbulkan konsekuensi yang buruk. Karena dosa, umat Israel dibuang dan diizinkan menderita sebagai bentuk didikan dan hajaran Tuhan. Ya, Tuhan selamanya tidak akan kompromi dengan dosa sehingga siapa pun patut menanggung konsekuensi dari perbuatan dosa. Namun, di balik sebuah hajaran, Tuhan tetap melimpahkan kasih-Nya dengan menyediakan kesempatan untuk kita berbalik dari kejahatan hingga kita dipulihkan-Nya. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
DIDIKAN DAN HAJARAN TUHAN ITU BAIK. DI BALIK DIDIKAN DAN HAJARAN ITU
TERSEDIA BELAS KASIH TUHAN YANG MEMULIHKAN HIDUP KITA.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: EFESUS 6:10-20

Bacaan Setahun: Kejadian 48-50

Nas: Juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil. (Efesus 6:19)


Para Misionaris Lutut

Ketika tergabung dalam kelompok pendoa syafaat, saya ingat bahwa para pekerja misi dan misionaris menjadi pokok doa yang secara rutin kami doakan. Mungkin kami tak secara rutin terlibat dalam persembahan misi, tetapi kami meyakini bahwa doa-doa kami juga berperan tak kalah pentingnya dalam misi penginjilan yang mereka lakukan. Bentuk dukungan yang tak terlihat, tetapi kami yakin memberi pengaruh cukup besar karena setiap pekerjaan misi atau penginjilan memerlukan campur tangan Tuhan lewat doa-doa orang percaya.

Itulah sebabnya, rasanya setiap gereja perlu membangkitkan "para misionaris lutut", yakni orang-orang yang mengkhususkan diri untuk secara teratur berdoa bagi para hamba Tuhan yang melayani di ladang misi. Dukungan seperti inilah yang juga diharapkan Paulus dari jemaat di Efesus, supaya mereka tak henti-hentinya berdoa untuk dirinya sebagai pemberita Injil. Tujuannya, agar Injil disampaikan sebagaimana seharusnya, dengan keberanian, supaya rahasia Injil dapat tersampaikan bagi mereka yang belum percaya kepada Kristus (ay. 18-20).

Bentuk dukungan serupa juga masih diperlukan oleh para pemberita Injil dan pekerja misi di seluruh dunia. Setiap orang percaya sejatinya dapat mengambil bagian, tak hanya bagi mereka yang terpanggil sebagai pendoa syafaat. Caranya, kita dapat menyelipkan pokok doa bagi para misionaris, pekerja, dan pemberita Injil dalam doa-doa pribadi kita. Doa-doa yang dapat membuat "surga bergerak" meneguhkan pemberitaan Injil di seluruh dunia. Mari libatkan diri kita! --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
DOA MEMANG TAK TERLIHAT, TETAPI KUASANYA SUNGGUH DAHSYAT!

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: MATIUS 16:5-12

Bacaan Setahun: Keluaran 1-3

Nas: "Belum jugakah kamu mengerti? Tidakkah kamu ingat lagi akan lima roti untuk lima ribu orang itu dan berapa bakul roti kamu kumpulkan kemudian?" (Matius 16:9)


Kenanglah Senantiasa

Manusia kerap lupa. Sudah biasa kita melihat seseorang menepuk dahinya, lalu berkata, "Oh, iya." Seakan lenyap dari pikiran, ingatan akan barang yang semestinya dibawa, janji temu dengan seseorang atau pekerjaan yang perlu dilakukan. Perbuatan tangan Tuhan juga menjadi sasaran kelupaan. Didapati hati banyak orang cemas oleh persoalan, padahal mereka berulang kali mengalami pertolongan Tuhan.

Saat menyeberang danau, murid-murid lupa membawa roti. Faktanya, pada saat itu mereka melupakan satu hal lagi, yakni perbuatan tangan Tuhan. Lenyap ingatan bahwa pernah Yesus melipatgandakan lima roti dan dua ikan sehingga cukup dimakan lebih dari 5.000 orang, bahkan bersisa dua belas bakul (lih. Mat. 14:13-21). Lenyap ingatan bahwa sesudahnya Yesus melipatgandakan tujuh roti dan beberapa ikan kecil sehingga cukup dimakan lebih dari 7.000 orang, bahkan bersisa tujuh bakul (lih. Mat. 15:32-39). Sebagai akibatnya, mereka keliru memaknai nasihat Yesus supaya berhati-hati terhadap ragi orang Farisi dan Saduki. Mereka menyangka Dia kecewa karena tidak tersedianya bahan makanan untuk mengisi perut saat nanti merasa lapar (ay. 7). Padahal Yesus sedang memperingatkan mereka supaya waspada terhadap ajaran orang Farisi dan orang Saduki (ay. 12).

Agar tidak lupa suatu barang, janji temu, atau pekerjaan yang perlu dilakukan, kita dapat mencatatnya dalam buku agenda. Agar tidak melupakan perbuatan tangan Tuhan maka kenanglah senantiasa. Sering-seringlah kita memutar kembali ingatan akan pertolongan yang pernah Dia nyatakan dalam kehidupan kita. Tidak sia-sia kita melakukannya. Dampaknya akan kita rasakan, yakni hati tidak menjadi cemas saat persoalan kembali datang. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
PUJILAH TUHAN, HAI JIWAKU,
DAN JANGANLAH LUPAKAN SEGALA KEBAIKAN-NYA!-MAZMUR 103:2

* * *







MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2025 #MembangunKarakterIlahi #JPAVision #multimediaJPA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARTA EDISI 6 JULI 2025

 JADWAL IBADAH SEPEKAN JPA MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK " & JPA VISION : " Mempersiapkan Ba...

Post Bottom Ad

Halaman