RENUNGAN EDISI 12 JANUARI 2025 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2025 " Membangun Karakter Ilahi "

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 11 Januari 2025

RENUNGAN EDISI 12 JANUARI 2025

 RENUNGAN HARIAN





RENUNGAN SENIN
Bacaan: 1 SAMUEL 7:2-17

Bacaan Setahun: Kejadian 19-21

Nas: Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan menempatkannya di antara Mizpa dan Yesana. Ia menamainya Eben-Haezer, katanya, "Sampai di sini Tuhan telah menolong kita." (1 Samuel 7:12)


Eben-Haezer

Suatu kali di bulan Desember, saya mengungkapkan kegelisahan hati pada seorang teman mengenai kehidupan di tahun depan. Teringat beratnya tantangan yang terlewati di sepanjang tahun yang berlalu. Terbayang akan seberat apa lagi tantangan selama satu tahun mendatang. "Eben-Haezer, " ia menjawab singkat. Terasa hati dikuatkan sesudah memeriksa arti kata-kata itu dalam Alkitab.

Eben-Haezer adalah nama dari sebuah batu yang didirikan oleh Samuel di antara Mizpa dan Yesana, sesudah orang Israel memukul kalah orang Filistin. Nama itu berarti 'Sampai di sini Tuhan telah menolong kita'. Tergambar beratnya situasi pada saat itu. Raja-raja orang Filistin bersatu menyerang orang Israel yang berkumpul di Mizpa dengan tujuan beribadah kepada Tuhan. Tiada daya untuk melawan kekuatan yang sedemikian besar. Di saat itulah mereka berseru kepada Tuhan. Hari itu Tuhan mengguntur dengan bunyi yang dahsyat atas orang Filistin dan mengacaubalaukan mereka. Selanjutnya dengan mudah orang Israel mengejar dan mengalahkan musuh-musuhnya. Setiap kali melihat batu Eben-Haezer, seketika semangat orang Israel dibangkitkan. Teringat oleh mereka akan dahsyatnya pembelaan Tuhan. Karya tangan Tuhan tidak berhenti. Sampai di situ Tuhan telah menolong mereka maka selanjutnya Tuhan juga pasti menolong mereka.

Kegelisahan bisa melanda setiap menghadapi tahun baru. Hati mencemaskan serangkaian kesukaran yang masih belum diketahui. Di saat itu mari kita mengingat satu kata, Eben-Haezer. Sampai di tahun yang lalu Tuhan telah menolong kita maka di tahun ini dan selanjutnya Tuhan juga pasti menolong kita. Apa pun bentuk kesukaran yang nanti muncul, semuanya itu pasti dapat kita atasi bersama dengan Tuhan. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
JIKA DULU TUHAN MENOLONG MAKA NANTI TUHAN JUGA PASTI MENOLONG.

* * *




RENUNGAN SELASA
Bacaan: KISAH PARA RASUL 8:26-40

Bacaan Setahun: Kejadian 22-24

Nas: Orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. (Kis. 8:28)


Haus dan Dipuaskan

Kesungguhan seseorang untuk memperoleh sesuatu dapat kita nilai dari perjuangan yang dilakukannya. Semakin gigih ia berusaha, keseriusannya semakin terbukti. Sebaliknya, mereka yang tidak bersungguh-sungguh biasanya akan mundur atau berhenti saat dihadapkan dengan tantangan atau kesulitan.

Sida-sida ini adalah seorang pejabat istana negeri Etiopia. Tidak dijelaskan bagaimana awalnya ia mengenal Allah Israel. Namun, kesungguhan hatinya terlihat jelas. Ia menempuh perjalanan yang sangat jauh (sekitar 2.500 km) dari Etiopia ke Yerusalem untuk beribadah (ay. 27), dengan menaiki kereta kuda. Ini adalah perjalanan yang berisiko. Banyak tantangan dan bahaya. Ia juga membeli sebuah gulungan kitab suci yang tentunya sangat mahal di masa itu. Kerinduan hatinya juga terlihat dari semangatnya belajar kitab suci sambil menempuh perjalanan, tanpa terpengaruh goncangan yang tentunya makin terasa pada jalan menurun (ay. 26). Tak heran jika Allah memerintahkan Filipus untuk meninggalkan Samaria demi melayani sida-sida ini, sekalipun saat itu sedang terjadi pertobatan besar-besaran di sana (Kis. 8:4-8). Beranjak dari kitab Yesaya yang dibacanya itulah Filipus mengajarinya tentang Kristus, sehingga ia sendiri meminta untuk dibaptis (ay. 36-38).

Di tengah berbagai kemudahan untuk beribadah yang kita miliki saat ini, ataupun untuk mempelajari kitab suci, bagaimanakah kita menilai diri kita? Masihkah kita mencari Allah dengan sepenuh hati sekalipun banyak tantangan? Apakah kita menyisihkan waktu untuk membaca atau mempelajari firman-Nya sekalipun banyak kesibukan? Kiranya kita senantiasa haus akan Tuhan agar kita dipuaskan oleh-Nya. --HT/www.renunganharian.net

* * *
"BERBAHAGIALAH ORANG YANG LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN,
KARENA MEREKA AKAN DIPUASKAN."-MATIUS 5:6

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: 1 PETRUS 1:13-25

Bacaan Setahun: Kejadian 25-26

Nas: Sebab ada tertulis, "Hendaklah kamu Kudus, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:16)


Sepenuh Waktu Segenap Hidup

Apa tanda kekudusan seorang Kristen? Apakah mempersembahkan diri sebagai pelayan sepenuh waktu di gereja? Rajin memberikan persembahan perpuluhan? Mengenakan aksesori yang menyimbolkan kekristenan? Atau membiasakan diri mengucap syalom dan haleluya?

Kekudusan, yang merupakan sasaran dan maksud pemilihan kita di dalam Kristus, adalah menjadi serupa dengan Allah. Mengabdi kepada-Nya dan hidup untuk menyenangkan-Nya. Dengan demikian, mengupayakan diri menjadi serupa dengan Allah tentu tidak cukup hanya dengan melayani di gereja dan bepersembahan. Apalagi hanya dengan mengenakan aksesori dan mengucap kata-kata tertentu. Mengabdi kepada Allah haruslah dinyatakan dengan mempersembahkan diri seutuhnya dan sepenuhnya.

Jika sedemikian sempurna tuntutannya, adakah manusia yang sanggup mencapai kekudusan semacam ini? Tentu saja tidak! Mengandalkan kekuatan manusia saja sudah pasti tidak akan mampu. Namun, Roh Allah sudah menyucikan kita dari dosa, memperbarui kita menjadi serupa dengan Kristus, dan memungkinkan kita menaati firman Allah melalui kasih karunia. Bagian kita dalam mengupayakan kekudusan ini adalah mempersiapkan akal budi, menguasai diri, mempersilakan Roh Kudus menuntun akal budi dan kehendak kita. Mengarahkan seluruh pengharapan kepada anugerah yang akan datang dalam Tuhan Yesus Kristus, serta membuang nafsu dan segala macam dosa yang merupakan buah kebodohan. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
PERSEMBAHKAN HIDUP KEPADA ALLAH SECARA UTUH BERDASARKAN
ANUGERAH-NYA, PERINTAH-NYA, SERTA KETELADANAN-NYA.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: PENGKHOTBAH 3:1-8

Bacaan Setahun: Kejadian 27-29

Nas: Ada waktu untuk lahir dan ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam dan ada waktu untuk mencabut yang ditanam. (Pengkhotbah 3:2)


Allah Penentu Waktunya

Kepergian mertua terkasih secara mendadak mengejutkan keluarga besar kami. Terlebih selama ini praktis tidak ada masalah kesehatan yang beliau alami, yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu cepat. Namun, rupanya Allah berkehendak lain dengan mengizinkan beliau terkena Covid-19, selama dua minggu terpapar virus Covid-19, beliau meninggalkan kami. Dalam khotbah ibadah penghiburan, hamba Tuhan yang melayani mengutip perkataan Pengkhotbah mengenai kedaulatan Allah dalam kehidupan manusia, yang dipakai Allah untuk memberi saya pengertian.

Tulisan Pengkhotbah dimulai dari perkataan bahwa segala sesuatu ada masa dan waktunya. Kelahiran dan kematian adalah bagian dari "masa hidup" yang dialami oleh setiap manusia, tetapi mengenai waktunya tidak ada yang tahu (ay. 1-2). Perhatikan pada bagian "ada waktu" yang dipakai oleh Pengkhotbah untuk menggambarkan kehidupan manusia, yang oleh Alkitab Terjemahan BIS dimaknai sebagai "Allah yang menentukan waktu". Pilihan kata yang tepat bagi kita orang percaya yang meyakini bahwa ada campur tangan dan kehendak Allah dalam setiap peristiwa kehidupan, termasuk dalam hal kematian yang dialami oleh orang yang terkasih.

Mungkin saat ini kita sedang berduka karena kepergian orang yang kita kasihi, atau kita masih merasakan kesedihan karena suatu kemalangan. Percayalah bahwa Allah yang mengizinkan hal itu terjadi, juga akan menolong, menghibur, dan menuntun kita dalam melewati masa-masa kehidupan yang tidak mudah ini, karena Allah senantiasa menyertai umat-Nya. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
DALAM PENENTUAN ALLAH ATAS PERISTIWA KEHIDUPAN YANG PAHIT SEKALIPUN,
KASIH SETIA-NYA TETAP BERLAKU ATAS KEHIDUPAN UMAT-NYA.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: KEJADIAN 17

Bacaan Setahun: Kejadian 30-31

Nas: Abraham kemudian mengumpulkan Ismael, anaknya, dan semua hamba yang lahir di rumahnya, serta semua hamba yang dibelinya dengan uang, yakni setiap laki-laki seisi rumahnya. Lalu ia memotong kulit khitan mereka pada hari itu juga, seperti yang telah difirma (Kejadian 17:23)


Cinta dan Ketaatan

Kuda Arab merupakan ras kuda yang dipelihara untuk berbagai kebutuhan karena memiliki fisik yang kuat, cerdas, dan lincah. Selama dipelihara, kuda-kuda tersebut menjalani pelatihan di gurun Timur Tengah yang menuntut ketaatan mutlak mereka. Salah satu ujian ketaatannya adalah ketika mereka harus memilih antara menghadap pelatih mereka atau tetap minum di kubangan air untuk menghilangkan rasa haus saat pelatih meniup peluit. Kuda yang benar-benar terlatih dan belajar ketaatan sempurna akan berhenti sejenak, berbalik, dan kemudian berlari menuju pelatih mereka.

Tuhan memerintahkan Abraham untuk menyunat setiap laki-laki di perkemahannya. Dalam perjanjian lama, sunat adalah tanda bahwa mereka telah menerima perjanjian Allah dan Allah menjadi Tuhan mereka. Meskipun sunat merupakan proses yang menyakitkan, kita melihat bahwa Abraham tidak lamban dalam merespons perintah Tuhan. Alkitab menunjukkan ketaatan mutlak Abraham kepada Allah, yakni pada hari yang sama melakukan sunat kepada seluruh laki-laki di rumahnya, baik pada hamba yang lahir di rumahnya, maupun yang dibeli dari orang asing, pada dirinya sendiri dan pada Ismael, anaknya (ay. 23, 26).

Alkitab mendefinisikan mencintai Tuhan dengan cara yang berbeda. Bukan ditentukan oleh seberapa banyak seseorang tahu tentang Alkitab, tetapi oleh ketaatan mutlak seseorang terhadap firman-Nya. Allah mau umat-Nya sepenuhnya mengabdi kepada-Nya dan melaksanakan kehendak Allah. Mari menjadi anak Allah yang sepenuhnya taat kepada perintah-perintah Allah serta percaya akan janji-janji-Nya dalam hidup kita. --STP/www.renunganharian.net

* * *
MELALUI KETAATAN KITALAH KITA MENCINTAI TUHAN.

* * *



RENUNGAN SABTU

Bacaan: KEJADIAN 3

Bacaan Setahun: Kejadian 32-34

Nas: Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berkata, "Di manakah engkau?" (Kejadian 3:9)


Maksud Tuhan Bertanya

Seorang ibu mengingatkan anaknya untuk tidak bermain dengan pisau. Sore hari saat tidak ada orang di dapur, anak itu mengambil pisau dan memainkannya. Ibunya memperhatikannya dari luar jendela. Tiba-tiba anak itu menjerit kesakitan. Jarinya berdarah tergores pisau. "Kenapa jarimu, Nak?" tanya ibunya kepadanya. Anak itu tertunduk, lalu berkata, "Ibu, maafkan aku karena tadi aku bermain pisau."

Sang ibu bertanya bukan karena tidak tahu, hanya ia ingin mendengar pengakuan dari anaknya. Serupa halnya dengan Tuhan saat Dia bertanya kepada manusia itu, yakni Adam, "Di manakah engkau?" (ay. 9). Faktanya, Tuhan tahu di mana Adam bersembunyi, bahkan alasan mengapa ia bersembunyi. Dia mengerti peristiwa yang baru saja terjadi, yakni Adam dan istrinya, Hawa, oleh karena termakan bujukan Iblis, mengambil dan memakan buah dari pohon terlarang (ay. 6). Hanya Tuhan ingin Adam sendiri mengungkapkan apa yang terjadi pada dirinya (ay. 10). Tuhan ingin Adam mengakui bahwa ia telah melalaikan perintah dari-Nya, atau dengan kata lain, bersikap tidak taat. Pendeknya, maksud Tuhan bertanya bukan meminta informasi, melainkan menuntut introspeksi diri.

Saat ini pertanyaan tidak secara langsung Tuhan tujukan terhadap kita. Namun, Dia menghadirkan perasaan tidak nyaman setiap kali kita berbuat dosa. Saat itu, seolah kita mendengar lembut suara-Nya, "Ada apa denganmu?" Ingatlah maksud Tuhan ialah menuntut introspeksi diri! Maka jika perasaan tidak nyaman itu sekarang ada, mari lekas mengaku dosa di hadapan-Nya. Jangan gelisah karena Dia akan mengampuni. Selanjutnya bagian kita harus menjaga hati agar tidak kembali jatuh ke dalam dosa. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
JIKA SAAT INI TUHAN BERTANYA PERIHAL KESEMRAWUTAN KEHIDUPAN KITA,
SADARI INILAH SAAT KITA MEMBENAHI DIRI.

* * *




MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2025 #MembangunKarakterIlahi #JPAVision #multimediaJPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WARTA EDISI 6 JULI 2025

 JADWAL IBADAH SEPEKAN JPA MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK " & JPA VISION : " Mempersiapkan Ba...

Post Bottom Ad

Halaman