RENUNGAN EDISI 29 SEPTEMBER 2024 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 28 September 2024

RENUNGAN EDISI 29 SEPTEMBER 2024

 RENUNGAN HARIAN



RENUNGAN SENIN
Bacaan: AMSAL 16:31-33

Bacaan Setahun: Amos 6-9

Nas: ... orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota. (Amsal 16:32)


Raja dan Pengemis

Dalam sebuah dongeng sufi, seorang raja mendekati seorang pengemis dan bertanya, "Engkau tidak memiliki apa-apa, tetapi kau terlihat lebih bahagia daripada aku. Apa rahasianya?"

Pengemis itu menjawab, "Yang Mulia, hamba ini juga seorang raja."

Raja tertawa dan bertanya, "Di manakah kerajaanmu, orang miskin?"

Pengemis itu tersenyum dan menumpangkan tangan ke atas dada, "Di sini, Yang Mulia. Di hati inilah kerajaan hamba. Tuan berkuasa atas wilayah dan rakyat, sedangkan hamba berkuasa atas keinginan dan pemikiran hamba. Keinginan Tuan untuk memperbesar wilayah memperbudak hidup Tuan, sedangkan hamba, dengan mengandalkan akal budi, belajar untuk berkuasa atas keinginan hamba."

Amsal Salomo menggarisbawahi pandangan bijak pengemis tadi. Menguasai diri itu lebih hebat daripada merebut suatu kota. Menguasai diri lebih sulit karena memerlukan hikmat dan disiplin pribadi yang terus-menerus. Lebih pelik mengalahkan musuh dari dalam daripada musuh dari luar. Menguasai diri lebih mulia karena tidak menyakiti orang lain, malah akan memberkati mereka. Merebut kota saat ini dapat disamakan dengan meraih kesuksesan. Tidak sedikit orang sukses yang jatuh karena gagal menguasai dirinya. Itulah keunggulan penguasaan diri.

Orang percaya diundang untuk menguasai dirinya, mengontrol keinginannya (Gal. 5:23). Bukan dengan mengandalkan akal budi, melainkan sebagai buah penyertaan Roh Kudus yang berdiam di dalam hati kita. --ARS/www.renunganharian.net

* * *
PENGUASAAN DIRI MEMAMPUKAN KITA MERAIH KESUKSESAN
YANG BERTAHAN LAMA DAN MEMBERKATI SESAMA.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: MATIUS 6:25-34

Bacaan Setahun: Obaja 1, Yunus 1-4

Nas: Janganlah khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6)


Mbok Saritem

Mbok Saritem baru saja dibegal ketika sedang menuju rumahnya setelah seharian menjajakan dagangannya. Habis sudah uang yang semula dia simpan dalam lipatan kembannya. Ketika para diaken gereja datang ke rumahnya, tidak nampak rona kesedihan di wajahnya. Seorang diaken bertanya kepadanya mengapa dia tidak kelihatan susah, Mbok Saritem menjawab, "Saya susah seperti apa juga, uang saya tidak akan kembali. Jadi buat apa saya susah? Mungkin begal tersebut memang sedang butuh uang. Saya bersyukur, hanya lengan saya yang dilukai dan tidak parah." Eh, Mbok Saritem masih bisa tersenyum; lalu ia melanjutkan, "Rezeki itu pemberian Gusti Allah dan Gusti Allah itu Maha Baik. Kan khotbah hari Minggu kemarin mengingatkan kita bahwa Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya. Apabila ia jatuh, tidak sampai tergeletak, sebab Tuhan memegang tangannya." Para diaken sangat kagum mendengar perkataan Mbok Saritem.

Memang kita tidak boleh hanya berpangku tangan. Yang dapat kita lakukan, lakukanlah. Selebihnya urusan Tuhan. Pemeliharaan Tuhan tak jarang melalui cara yang di luar nalar manusia yang terbatas.

Rasul Paulus menganjurkan kita agar tidak khawatir tentang apa pun juga. Tetapi menyatakan keinginan kita kepada Tuhan dalam doa dan permohonan. Last but not least, disertai ucapan syukur. Bersyukurlah atas berkat Tuhan yang telah kita terima, sekecil apa pun itu. --HPG/www.renunganharian.net

* * *
TUHAN TIDAK PERNAH KEKURANGAN CARA UNTUK MEMELIHARA KITA.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: YOHANES 12:37-50

Bacaan Setahun: Mikha 1-7

Nas: Namun, banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya, supaya mereka jangan dikucilkan. Sebab, mereka lebih menyukai kehormatan manusia daripada kehormatan Allah. (Yohanes 12:42-43)


Menolak Kehilangan Muka

Dari masa ke masa hingga saat ini, kehormatan adalah sesuatu yang sangat penting bagi manusia. Setiap orang, di belahan bumi mana pun, umumnya berupaya keras mempertahankan mati-matian kehormatannya. Mereka sangat takut jika sampai kehilangan muka di mata orang lain. Karena itulah, ada orang-orang yang rela membuat pengakuan tidak jujur karena takut kehilangan muka di depan kelompoknya. Bahkan ada orang-orang yang berani memutarbalikkan sebuah kebenaran asalkan ia tidak kehilangan kehormatan di mata orang banyak.

Selama pelayanan Yesus di dunia, tidak jarang Ia membuat tanda-tanda mukjizat. Roh jahat diusir-Nya, orang sakit disembuhkan, ribuan orang dipelihara-Nya, orang mati dibangkitkan-Nya, dan masih banyak lagi tanda-tanda ajaib dibuat-Nya. Sungguh tak terhitung jumlahnya. Namun, itu semua tidak membuat hati para pemimpin agama Yahudi percaya kepada-Nya. Hati mereka telah dibutakan tepat seperti nubuatan Nabi Yesaya. Respons mereka terhadap semua tanda ajaib itu adalah menolak Yesus! Meski beberapa dari mereka percaya, tetapi mereka tidak mengakuinya. Alasannya adalah demi kehormatan manusia, mereka takut kehilangan muka!

Demikianlah tantangan hidup orang percaya di masa kini. Tidak sedikit para pengikut Kristus, demi mempertahankan kehormatan manusia, memutuskan untuk mengikuti hal-hal yang tidak dikehendaki Tuhan. Sebagian orang takut kehilangan muka jika memilih melakukan kebenaran. Sungguh, mengaku percaya dan meneladani hidup Yesus itu memang ada harga yang harus dibayar. Kita harus siap ditolak, dipermalukan, bahkan kehilangan hormat dari manusia. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
KETIKA SEORANG MURID KRISTUS TAKUT KEHILANGAN KEHORMATAN
MANUSIA KARENA MELAKUKAN KEBENARAN, IA TELAH MENOLAK ALLAH.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: FILIPI 1:12-26

Bacaan Setahun: Nahum 1-3

Nas: Namun, jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. (Filipi 1:22)


Spasi

Pernahkah Anda memperhatikan batu nisan di tempat pemakaman? Pada batu itu tertera nama orang-orang yang telah meninggal. Di bawah nama tertera dua tanggal: tanggal kelahiran dan tanggal kematian. Tanggal kelahiran tertera lebih dahulu, lalu ada "spasi" (jarak antar baris/kata/kalimat), dan di bawahnya lagi tanggal kematian. Bagian terpenting dari kehidupan seseorang yang sudah meninggal tidak terdapat di kedua tanggal itu. Bagian terpenting ada pada "spasi", yakni segala hal yang ia lakukan semasa hidup.

"Spasi", dalam arti jarak di antara tanggal kelahiran dan tanggal kematian itu tidaklah lebar. Secara tidak langsung "spasi" menunjukkan betapa singkatnya kehidupan di dunia ini. Kehidupan seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (Yak. 4:14). Tidak heran Paulus tidak mau menyia-nyiakan satu hari pun hidupnya. Buktinya dari dalam penjara, Paulus tetap berkarya bagi Kristus. Ia menulis surat-surat untuk menguatkan iman jemaat, karena bagi Paulus kematian berarti keuntungan dan hidup ialah Kristus (ay. 21). Paulus mempunyai prinsip, jika ia masih diberikan oleh Tuhan kesempatan untuk hidup maka itu berarti bekerja memberi buah (ay. 22).

Saat ini kita semua yang membaca renungan hari ini masih berada di bagian "spasi". Tuhan masih memberi kesempatan untuk kita hidup di dunia ini. Jangan sia-siakan kesempatan dari Tuhan yang amat singkat ini. Jangan lagi boroskan waktu untuk hal-hal tidak berguna, sebaliknya, isilah hari-hari kehidupan dengan segala sesuatu yang bermakna, utamanya bagi Kerajaan Allah. Agar nanti saat "spasi" secara tiba-tiba terlewati, kita dapat merasakan kepuasan, bukannya sesal di dalam hati. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
SEMOGA KEHIDUPAN KITA DI DUNIA YANG SINGKAT INI DAPAT
MENJADI BERKAT BAGI SESAMA DAN BERGUNA BAGI KERAJAAN ALLAH.

* * *



RENUNGAN JUMAT

Bacaan: Kisah Para Rasul 19:1-12


Kebangunan Iman dan Kesatuan Tubuh

Para pengikut Yohanes Pembaptis bukan orang tak beriman, mereka menerima baptisan Yohanes dan masuk ke dalam tradisi perjanjian pengampunan dosa yang dipahami kebanyakan orang Yahudi. Namun, iman tidak statis. Memang betul baptisan Yohanes ada dalam rencana Allah (3-4), namun karya Allah terus berlanjut. Ketika para murid dibaptis dalam nama Yesus, turunlah Roh Kudus atas mereka dan terjadilah kebangunan iman pada murid-murid di Efesus (5-6).

Pengikut Yohanes Pembaptis tidaklah asing dengan karya Allah lewat Abraham, Ishak, dan Yakub. Kelompok Yahudi diaspora ini terus berkumpul di sinagoge dan tetap mendambakan karya Allah lewat keturunan Daud dalam kerajaan yang bukan berasal dari dunia ini. Realitas Kerajaan Allah telah digenapi dengan kedatangan Yesus, sehingga pelayanan Paulus kepada murid-murid Yohanes Pembaptis di Efesus ini mengukuhkan penghayatan iman mereka ke dalam cinta kasih Yesus.

Gereja-gereja Protestan masa kini sering bertengkar satu dengan yang lain. Perdebatan zaman sekarang sering kali berpusat pada istilah "baptisan Roh Kudus" atau tentang "fenomena bahasa Roh", namun problem yang dihadapi Paulus dan gereja mula-mula sangat berbeda. Dalam kelompok Yahudi abad pertama juga ada berbagai kelompok aliran, tetapi Paulus secara konsisten mendorong pertumbuhan dan kebangunan iman dalam kasih Yesus. Melampaui tembok-tembok kelompok, suku, etnik, dan bangsa.

Mungkinkah ini memang salah satu esensi penting dari iman dalam Kristus? Paulus sungguh-sungguh meyakini bahwa cinta kasih Yesus sangat berkuasa sehingga sanggup merangkul segala kelompok dan etnik, dan bukannya menjadi alat perpecahan di tangan para ahli agama.

Suatu ironi bahwa berbagai perdebatan tentang bahasa Roh dan baptisan Roh Kudus justru jadi pemecah belah gereja dan bukan membangun iman dan menyembuhkan. Paulus sebaliknya, terus berjuang untuk pemulihan, bukan hanya fisik pribadi, melainkan iman dan kesatuan tubuh Kristus. [IHM]

* * *



RENUNGAN SABTU

Bacaan: Kisah Para Rasul 19:13-20


Jangan Mempermainkan Kuasa Allah!

Dalam sejarah kekristenan, mengeksploitasi nama Yesus demi keuntungan finansial bukanlah hal yang asing. Bahkan di negara dengan penduduk mayoritas Kristen, nama Yesus dipakai untuk merebut kekuasaan.

Melihat keberhasilan Paulus menggunakan nama Yesus untuk keajaiban kesembuhan dan pengusiran setan (lih.19:12), para praktisi eksorsis Yahudi, yaitu tujuh anak Imam

Besar Skewa juga mencoba menggunakan nama Yesus (14). Namun, upaya mereka berakibat fatal! Orang yang kerasukan itu justru menerkam anak-anak Skewa, sehingga mereka lari keluar dengan telanjang (16). Bermain dengan kuasa-kuasa memang berbahaya. Apalagi jika yang dimainkan adalah kekuasaan sejati dan nyata, bahkan Iblis pun bersaksi, "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapa kamu?" (15) Anak-anak Skewa mempermainkan nama Yesus, namun ironisnya, nama Yesus justru makin dikenal (17).

Permainan kekuasaan, politik, dan uang atas nama agama sudah setua sejarah umat manusia sendiri. Umat Kristen di Indonesia juga tidak kebal dari praktik semacam ini. Apalagi karena agama dan simbol-simbolnya sangat kuat memengaruhi sendi-sendi kehidupan di Indonesia.

Lebih jauh, platform media sosial yang dilengkapi dengan AI (Artificial Intelligence) menghasilkan tantangan tersendiri. Dengan mendeteksi pola konsumsi berita dari penggunanya, platform medsos sanggup melempar berita-berita yang dikenali dan disukai pemakainya, sehingga terjadi polarisasi dan adu opini di tengah masyarakat. Isu-isu atas nama agama dapat terpolarisasi secara efektif dengan cara itu. Dengan cara demikian pula, setan zaman modern merusak individu, bahkan menghancurkan negara.

Akibatnya, menghayati nama Yesus dengan sungguh seperti yang dilakukan Paulus menjadi sangat penting dalam zaman kita juga. Apakah kita hanya menganggap nama Yesus sebagai alat untuk meraup keuntungan pribadi? Hati-hatilah bermain dengan kuasa Allah yang sanggup menekuk setan sekalipun untuk memberikan kesaksian bagi-Nya! [IHM]


Baca Gali Alkitab 13

Kisah Para Rasul 19:13-20

Nama Yesus tidak boleh digunakan dengan sembarangan. Bacaan kali ini menceritakan kisah tentang anak-anak Skewa yang dipermalukan karena menyalahgunakan nama Yesus. Ironis, justru roh jahat yang menegur anak-anak Skewa. Roh jahat pula yang membuat anak-anak Skewa lari dengan telanjang dan terluka.

Konteks hidup kita saat ini masih mirip dengan masyarakat Efesus pada masa lampau. Banyak orang lebih memercayai takhayul, ilmu gaib, dan sihir daripada kuasa Allah. Kiranya, kisah anak-anak Skewa membuka mata kita dan menyadarkan kita agar menjauhkan diri dari praktik-praktik jahat dan keji, yang justru membuat kita semakin menjauh dari Sang Sumber Kehidupan.

Apa saja yang Anda baca?
1. Siapakah yang menyerukan nama Yesus atas mereka yang kerasukan roh-roh jahat? (13-14)
2. Apa jawaban dari roh jahat? (15)
3. Apa yang kemudian dilakukan oleh orang yang dirasuki oleh roh jahat itu? (16)
4. Apa dampak peristiwa itu bagi penduduk di Efesus dan sekitarnya? (17-20)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Lebih besar manakah antara kuasa Allah atau kuasa lain di luar Allah yang berpengaruh terhadap hidup Anda? Jelaskan!
2. Jelaskan ciri-ciri orang yang dikuasai oleh roh jahat! Apakah ada yang Anda ketahui?
3. Bagaimana Anda atau orang lain melepaskan diri dari cengkeraman kuasa roh jahat?

Apa respons Anda?
1. Apakah Anda memiliki pengalaman dilepaskan dari kuasa roh jahat dan bagaimana Anda mensyukurinya?
2. Adakah kerabat, teman, atau orang lain yang ingin Anda doakan agar Roh Allah menguasai hidup mereka?

Pokok Doa:
Mari kita doakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menjauhkan warga jemaat dari praktik sihir dan ilmu gaib.

* * *




MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #UnlimitedLove #KasihTanpaBatas #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2024 #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman