RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: Yeremia 26-29
Nas: Berkatalah Daud kepada Allah, "Bukankah aku yang menyuruh menghitung rakyat dan aku sendirilah yang telah berdosa dan yang melakukan kejahatan? Tetapi, domba-domba ini, apakah yang telah dilakukan mereka? Ya Tuhan, Allahku, biarlah tangan-Mu menimpa aku d (1 Tawarikh 21:17)
Akulah yang Telah Berdosa
Salah satu ciri pemimpin yang manipulatif adalah ia hanya tertarik pada kesuksesan dan keuntungan pribadi. Ia akan mencari peluang dan menghalalkan segala cara untuk bisa tampak lebih baik di mata orang, sehingga tidak jarang ia menyalahkan anak buah walaupun sebenarnya ia terlibat dalam kesalahan atau bahkan sekalipun ia pembuat kesalahan tersebut.
Daud dipengaruhi oleh iblis (ay. 1) lalu ia menyuruh Yoab dan pemuka rakyat untuk menghitung orang Israel dari Bersyeba sampai Dan. Sekalipun Yoab tidak setuju dengan titah Daud, ia harus melaksanakannya (ay. 3, 4, 6). Di mata Tuhan pun titah Daud itu jahat sehingga Tuhan menghajar orang Israel. Ketika Tuhan menimpakan penghukuman kepada orang Israel, yang menarik adalah respons Daud. Ia mengakui bahwa dirinya sangat bodoh menyuruh menghitung rakyat dan ia sendirilah yang telah sangat berdosa kepada Tuhan dan melakukan kejahatan. Ia meminta agar tangan Tuhan menimpanya dan kaum keluarganya, tetapi janganlah tulah menimpa umat Tuhan.
Sebagai manusia, kita pasti pernah berbuat salah. Bila kita sudah berbuat salah, mari belajar seperti Daud, mengakui kesalahan yang kita buat dan bersedia mengambil tanggung jawab dan konsekuensi akibat kesalahan kita dan tidak melemparkan tanggung jawab kesalahan kepada orang lain. --IN/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: MAZMUR 34:1-11
Bacaan Setahun: Yeremia 30-31
Nas: Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! (Mazmur 34:8)
Kecaplah dan Lihatlah!
Banyak orang berpikir kebahagiaan akan diperoleh jika apa yang diinginkan bisa didapat. Jika tidak, mereka merasa diri jauh dari bahagia. Ada juga yang yakin bahwa kebahagiaan akan menghampiri jika dia memiliki sesuatu yang istimewa. Jika yang ada ternyata biasa-biasa saja, orang merasa kebahagiaan tak berpihak padanya.
Dalam Mazmur 34, Pemazmur menunjukkan bahwa Tuhan sungguh sangat baik, kasih dan kebaikan-Nya memenuhi hidup ini (ay. 4-7), sehingga Pemazmur berseru, "... betapa baiknya Tuhan!" (ay. 8). Meski demikian, adakalanya kita ada di titik di mana kasih kebaikan Tuhan yang memenuhi hidup ini bagi kita sama sekali tak terlihat hingga kita merasa dijauhi kebahagiaan.
Karena itu, Pemazmur berkata, "Kecaplah dan lihatlah." Dengan kiasan itu, Pemazmur mendorong kita untuk mau berefleksi, mencermati, mencecap, merasa-rasakan semua hal yang kita jumpai dalam hidup ini―untuk mengenali kebaikan Tuhan yang ada di dalamnya―agar kita bisa melihat dan merasakan tiap kebaikan Tuhan di sana. Mengecap dan melihat adalah hal yang perlu tiap kali kita lakukan agar kita bisa melihat dan merasakan kasih kebaikan Tuhan, dan berbahagia karenanya.
Pemazmur mengingatkan kita bahwa kita berbahagia bukan karena menerima hal hal yang kita belum punya, tetapi lebih karena kita menyadari dan mensyukuri kebaikan Tuhan dalam hal-hal yang sudah ada pada kita, termasuk dalam hal-hal yang biasa-biasa saja. Dan, itu dimulai dari kesediaan kita untuk mengecap dan melihat kebaikan Tuhan dalam hidup. --EE/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: 2 RAJA-RAJA 7
Bacaan Setahun: Yeremia 32-34
Nas: Tetapi, perwira, yang menjadi orang kepercayaan raja, menjawab abdi Allah, katanya, "Sekalipun Tuhan membuat tingkap-tingkap di langit, bagaimana mungkin hal itu terjadi?" Jawab abdi Allah, "Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, teta (2 Raja-raja 7:2)
Tidak Menikmati Janji
Tidak mudah untuk meyakini sebuah harapan akan datangnya hal yang baik di tengah situasi yang semakin tidak baik. Ketika mendengar dan mencerna sebuah berita, mata kita akan langsung mengarah pada fakta yang terjadi. Pertanyaan pertama yang kerap muncul adalah, "Mungkinkah hal baik itu terjadi?" Termasuk ketika kita mendengar berita firman Tuhan yang mengandung sebuah harapan, kita kerap sulit untuk memercayai.
Di tengah resesi hebat yang dialami negeri Samaria, Nabi Elisa datang membawa pesan Tuhan yang berisi kabar baik kepada raja. Sang nabi berkata, "Besok kira-kira waktu ini satu seah tepung terbaik berharga satu syikal dan dua seah jelai berharga satu syikal di pintu gerbang Samaria." Mendengar berita baik ini, ajudan raja terang-terangan menolak bahkan ia menyatakan ketidakpercayaannya, "Sekalipun Tuhan membuat tingkap-tingkap di langit, bagaimana mungkin hal itu terjadi?" Menanggapi ketidakpercayaan itu, sang nabi berkata, "Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan makan apa-apa darinya." Dan pesan Tuhan itu benar-benar terjadi (ay. 19-20).
Saat keadaan makin buruk, saat kita tidak lagi melihat adanya jalan keluar, Tuhan hanya meminta agar kita memercayai firman-Nya sekalipun kita tidak mengerti bagaimana cara-Nya bekerja. Memercayai firman Tuhan adalah pilihan terbaik agar kita dapat melihat dan menikmati kuasa firman-Nya. --SYS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: KOLOSE 3:5-17
Bacaan Setahun: Yeremia 35-37
Nas: Tetapi, sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. (Kolose 3:8)
Saatnya Membuang
Banyak orang gemar mengumpulkan atau menumpuk barang sekalipun mungkin barang itu tidak lagi berguna baginya. Awalnya merasa sayang untuk membuangnya dan mengira bahwa suatu saat nanti barang itu akan berguna. Ada juga yang ingin menyimpannya karena punya nilai personal baginya, mengingatkannya akan peristiwa tertentu. Hasilnya, tempat tinggalnya menjadi sangat penuh dengan barang-barang. Ia pun makin merasa melekat pada tumpukan barang-barang itu dan menjadi stres jika harus membuangnya. Akhirnya, tumpukan berbagai barang itu akan menyebabkan masalah baginya, baik dari segi sanitasi lingkungan maupun gangguan kesehatan mental yang disebut hoarding disorder.
Prinsip yang sama juga dapat diterapkan secara rohani. Ketika percaya kepada Kristus, kita menjadi manusia baru, yang terus-menerus diperbarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut kehendak Allah (ay. 10). Kita mengalami perubahan dalam nilai-nilai yang kita anut. Ibaratnya, kita menanggalkan pakaian yang kotor, lusuh dan sangat berbau, lalu mengenakan pakaian baru yang bersih dan wangi.
Sebagai manusia baru, Allah memampukan kita untuk beroleh kemampuan untuk memilah sifat atau karakter mana yang perlu dipelihara dan ditumbuhkan, serta karakter mana yang harus dibuang. Kita tidak lagi menyimpan berbagai hal buruk seperti "marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor" (ay. 8). Namun, kita akan bertumbuh dalam belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran (ay. 12). Kita pun terus bertumbuh dalam hidup yang memuliakan Allah. --HT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 1 YOHANES 2:1-6
Bacaan Setahun: Yeremia 38-41
Nas: Siapa yang mengatakan bahwa ia tinggal di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. (1 Yohanes 2:6)
Plagiat Kristus
Apa yang seorang murid lakukan ketika ia kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan guru? Dengan cekatan ia membuka situs-situs internet untuk memperoleh solusi. Benar saja! Tanpa perlu berpikir keras dalam waktu lama, ia mendapatkan banyak jawaban di sana. Malangnya, bukan nilai bagus yang diperoleh setelah ia mengumpulkan hasil kerjanya. Ia justru didiskualifikasi karena ketahuan melakukan plagiat.
Amati, Tiru dan Modifikasi (ATM) merupakan metode yang dapat dipakai untuk mengembangkan diri di tengah keterbatasan. Hanya, patut diwaspadai mengingat teknik ATM berbatasan tipis dengan plagiat yang melanggar hak cipta. Sebaliknya, sesungguh-sungguhnya seseorang menghidupi panggilan kristiani adalah ketika ia menjalani hidupnya dengan sedapat mungkin menjadi plagiat gaya hidup Kristus. Ya, berani menyebut diri sebagai seorang kristiani berarti harus berani menjalani hidup sama seperti hidupnya Kristus.
Meniru Yesus Kristus tentu bukan hal mudah bagi manusia yang telanjur jatuh dalam dosa. Kristus senantiasa mengutamakan kebenaran atas dasar kasih. Rela mengorbankan banyak hal, terlebih yang menyangkut kesenangan diri, demi menyatakan kehendak Allah. Namun demikian, bukankah kita telah menerima pemulihan yang datangnya dari Allah? Pun anugerah berupa Roh Kudus, serta kesaksian Alkitab yang menuliskan secara lengkap panduan hidup benar. Rasanya tidak ada faktor lain yang menyulitkan untuk menyatakan kekudusan hidup selain hati yang lebih berpaut pada kesenangan duniawi. --EBL/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: KELUARAN 18:13-27
Nas: "Namun, dari seluruh bangsa ini harus juga kaucari orang yang terampil dan takut akan Allah, orang yang terpercaya, dan yang benci kepada suap. Tempatkanlah mereka di antara bangsa ini menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima p (Keluaran 18:21)
Jeli Memilih Pemimpin
Tom, seorang pemilik usaha, merasa ada yang spesial dalam diri Jim, sekuriti yang bekerja di perusahaannya. Tom lantas mencoba menawarinya bekerja sebagai staf kantor dengan terlebih dahulu mengikuti pelatihan untuk membekali Jim. Awalnya, Jim menolak karena merasa tidak mampu, tetapi Tom terus mendorongnya sehingga akhirnya Jim menerima tawaran itu. Insting Tom yang berpadu dengan keputusan Jim rupanya tak salah. Bermula dari tawaran itu, kelak Jim dipercaya memimpin tiga ratus orang dan bertanggung jawab mengelola mal.
Hari itu, Yitro melihat betapa tidak efektifnya cara Musa memimpin bangsa Israel, yang jika diteruskan akan sangat melelahkan dirinya. Yitro lantas menasihati agar menantunya mencari orang-orang yang dapat diangkatnya menjadi pemimpin atas kelompok kecil dan besar yang akan dibentuk. Beberapa kriteria lantas diberikan, yang dapat membantu Musa sebelum menetapkan pilihan atas para pemimpin kelompok yang tak hanya meringankan tugasnya dalam memimpin umat pilihan Allah. Musa pun dapat lebih fokus pada perkara-perkara yang sukar, juga berkonsentrasi dalam mencari tahu pimpinan Allah atas mereka.
Memilih sosok yang kelak dipersiapkan menjadi pemimpin bukanlah perkara mudah. Kita tentu tidak akan sembarangan meminta orang yang lewat agar bersedia menjadi pemimpin di perusahaan atau gereja, bukan? Selain kriteria tertentu yang menjadi pertimbangan, kita juga perlu berdoa memohon agar Tuhan menolong kita sebelum memilih, sehingga kelak orang yang terpilih benar-benar orang yang tepat. --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar