RENUNGAN EDISI 18 AGUSTUS 2024 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 17 Agustus 2024

RENUNGAN EDISI 18 AGUSTUS 2024

 RENUNGAN HARIAN





RENUNGAN SENIN
Bacaan: WAHYU 3:1-6

Bacaan Setahun: Yeremia 1-3

Nas: "... Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!" (Wahyu 3:1)


Reputasi Semu

Semua orang tentunya ingin memiliki reputasi yang baik. Reputasi atau nama baik ini tidak datang begitu saja, melainkan sebagai hasil perbuatan atau tindakan kita. Namun, banyak orang ingin dikenal dengan reputasi yang baik sekalipun sebenarnya hidup mereka berbeda dengan yang dicitrakan di depan orang lain. Mereka lebih khawatir tentang anggapan orang dibandingkan fakta yang sebenarnya. Bahkan ada tokoh publik yang membayar konsultan untuk melekatkan citra tertentu pada diri mereka. Berbagai lembaga atau perusahaan melakukan banyak cara, bahkan membayar biaya iklan yang mahal demi mendapatkan reputasi yang baik, tentunya dengan tujuan memperoleh untung yang lebih besar.

Kita dapat menjalani hidup bersandiwara di hadapan manusia dengan hanya menampilkan hal-hal yang baik sembari menyembunyikan sifat buruk kita. Namun, semua ini tak dapat kita tutupi dari Allah Yang Maha Tahu. Pendapat-Nya tentang kitalah yang terpenting dan paling menentukan. Reputasi semu yang kita bangun terpampang jelas bagi-Nya.

Orang-orang menilai jemaat di Sardis sebagai gereja yang hidup. Namun, Tuhan menilai mereka sebagai gereja yang mati. Sekalipun mereka melakukan berbagai macam pelayanan, tetapi ternyata tak satu pun pekerjaan itu beres menurut Tuhan. Karenanya, Dia meminta mereka untuk bangun, serta menguatkan apa yang masih tersisa yang masih dapat diperjuangkan. Tuhan memperingatkan agar mereka bertobat serta kembali kepada firman yang telah mereka terima sebelumnya. Sehebat apa pun anggapan orang tentang diri, keluarga, karir, atau pelayanan kita, semuanya tak berarti jika Tuhan menilai sebaliknya. --HT/www.renunganharian.net

* * *
TUHAN MENGHENDAKI HIDUP TULUS YANG DIJALANI DENGAN PERTOBATAN,
BUKAN REPUTASI SEMU YANG KITA CITRAKAN.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: 1 TIMOTIUS 4

Bacaan Setahun: Yeremia 4-6

Nas: Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kemurnianmu. (1 Timotius 4:12)


Melalui Keunggulan Karakter

Suasana kantor tiba-tiba menjadi gaduh. Seorang pemuda marah-marah kepada seorang pegawai. Pegawai itu tidak memberi salam saat pemuda itu masuk. "Kau tahu aku ini siapa. Aku anak pemilik perusahaan ini!" Para pegawai lainnya berbisik-bisik, "Dasar pemuda gila hormat!"

Paulus mengatakan kepada Timotius yang masih muda untuk tidak membiarkan seorang pun menganggap rendah dirinya (ay. 12a). Itu berarti, Timotius memerlukan rasa hormat dari orang lain. Tentu Paulus bukan sedang membentuk anak rohaninya menjadi pemuda gila hormat. Sebab kemudian ia memaparkan cara-cara terhormat untuk mendapatkan rasa hormat, yakni melalui keunggulan karakter. Timotius harus dapat menjadi teladan bagi mereka dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kemurniannya (ay. 12b). Untuk mencapai tujuan itu, ia perlu bertekun dalam pembacaan Kitab Suci (ay. 13). Dari situ, ia memperoleh hikmat bagaimana seharusnya bersikap, berkata, dan bertindak. Pula, ia tidak boleh lalai mempergunakan karunia yang telah Tuhan berikan kepadanya (ay. 14). Senantiasa ia harus mengawasi dirinya sendiri dan ajarannya (ay. 16).

Tanpa rasa hormat dari orang lain, mereka tak kan mau mendengarkan kata-kata kita. Jika demikian, bagaimana Injil dapat sampai kepada mereka? Maka mari kita juga melakukan apa yang Paulus katakan. Dapatkan rasa hormat dari orang lain, termasuk apabila kita masih muda. Namun, caranya bukan seperti seorang yang gila hormat, dengan menonjolkan kedudukan yang tinggi atau kehebatan kemampuan. Dapatkan rasa hormat melalui keunggulan karakter. Tunjukkan kepada mereka bagaimana kehidupan sejati dari seorang pengikut Kristus! --LIN/www.renunganharian.net

* * *
ORANG LAIN AKAN MEMBERIKAN RASA HORMATNYA KEPADA KITA
SAAT KITA MAMPU MENUNJUKKAN KEUNGGULAN KARAKTER.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: 2 TAWARIKH 21

Bacaan Setahun: Yeremia 7-9

Nas: Sesudah Yoram memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan kokoh kedudukannya, ia membunuh semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel dengan pedang. (2 Tawarikh 21:4)


Kekuasaan Sebagai Alat Uji

Abraham Lincoln, mantan Presiden Amerika Serikat, pernah berkata, "Bila Anda ingin mengetahui karakter seseorang, berilah dia kekuasaan." Pernyataan ini telah teruji kepada banyak orang dalam berbagai situasi. Bahwa banyak orang yang tadinya bersikap rendah hati, sederhana, dan tulus, tetapi berubah menjadi sombong, egois, dan serakah ketika mereka berkuasa. Kekuasaan menyingkapkan sifat asli mereka. Mereka menggunakannya sebagai alat untuk mengendalikan, bahkan menindas orang lain demi kepentingan sendiri.

Sebagai anak sulung, Yoram mewarisi kerajaan Yehuda dari ayahnya. Sedangkan untuk adik-adiknya, sang ayah memberikan berbagai barang berharga, juga beberapa kota untuk mereka kuasai. Seiring waktu, ketika kedudukannya sebagai raja semakin kokoh, Yoram membunuh semua adik-adiknya, juga beberapa pembesar Israel. Ia memandang mereka sebagai ancaman yang harus ditumpas agar jabatannya tetap kokoh. Namun, ia hanya berkuasa delapan tahun dengan dua tahun penderitaan hebat karena sakit. Hukuman itu telah dinubuatkan Nabi Elia sebelumnya, tetapi Yoram mengabaikannya. Ia mati sebagai orang yang dibenci oleh rakyatnya sehingga ia bahkan tidak dikuburkan dalam pekuburan raja-raja.

Sesungguhnya, kekuasaan itu ibarat sebuah pisau tajam. Sangat bermanfaat jika berada di tangan yang tepat, tetapi sangat berbahaya di tangan yang salah. Kekuasaan dapat digunakan untuk menyejahterakan atau menyengsarakan banyak orang. Dalam kapasitas yang beragam, kita semua memiliki kekuasaan. Kiranya kita mempergunakannya seturut kehendak Allah, demi kebaikan banyak orang. Karena sesungguhnya, Dialah pemilik kekuasaan sejati, termasuk atas hidup kita. --HT/www.renunganharian.net

* * *
KEKUASAAN SEHARUSNYA IBARAT KENDARAAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN,
YANG MELALUINYA ORANG-ORANG MENGALAMI KEBAIKAN TUHAN.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 2 TAWARIKH 33:1-13

Bacaan Setahun: Yeremia 10-13

Nas: Dalam keadaan terdesak, ia berusaha melunakkan hati Tuhan, Allahnya. Ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya. (2 Tawarikh 33:12)


Dalam Keadaan Terdesak

Manasye lahir dalam masa perpanjangan umur Hizkia. Hanya saja, di kemudian hari, Manasye tidak mengikuti jejak ayahnya yang saleh. Manasye adalah raja Yehuda yang paling jahat. Penyembahan berhala dilakukan besar-besaran, Bait Allah dijadikannya rumah bagi berhala, dan jalanan di kota Yerusalem dipenuhi dengan darah orang yang tidak bersalah.

Manasye berbuat sesuka hatinya ketika berkuasa. Namun, satu hari datanglah pasukan Asyur dari utara menghancurkan semua kejayaan Manasye. Ia dibelenggu dan dibawa bagaikan hewan ke Babel. Di dalam penderitaan itulah Manasye merendahkan dirinya amat sangat di hadapan TUHAN. Frasa "merendahkan diri" dalam pengertian aslinya diartikan sebagai seruan yang disertai jerit tangis yang mendalam (ay. 12). Akibatnya? TUHAN mau mendengar doanya dan Manasye dibebaskan, bahkan dipulihkan ke dalam kedudukannya yang semula. Manasye pada akhirnya mengakui TUHAN Allah sajalah yang patut ia sembah.

Acapkali Tuhan mengizinkan datangnya badai menimpa sebagai bentuk didikan untuk merendahkan diri kita. Ketika hati manusia disadarkan dari dosanya dan ia memutuskan untuk merendahkan diri, bertobat, dan mencari Tuhan maka Tuhan pun memulihkan keadaannya. Sehingga nyatalah pengakuan pemazmur: kurban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam dan penuh penyesalan tidak akan Kaupandang hina, ya Allah (Mzm. 51:19). --SYS/www.renunganharian.net

* * *
HATI TUHAN SUNGGUH TAK TAHAN KETIKA MENYAKSIKAN SEORANG
YANG HANCUR HATI MEMOHON BELAS KASIH-NYA.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: KISAH PARA RASUL 26:1-11

Bacaan Setahun: Yeremia 14-17

Nas: Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam damai dengan semua orang! (Roma 12:18)


Memperjuangkan Hidup Damai

Pengakuan Paulus dalam Kis. 26:9-11 menguak fakta bahwa kehidupan beragama tak selalu tampil dengan wajah teduh yang merangkul dan mengayomi semua, tetapi kadang juga hadir dengan wajah intoleran yang ingin meminggirkan mereka yang berbeda. Dan, kita pun bertanya-tanya: mengapa bisa demikian? Memang demikiankah watak agama?

Sebelum menerima Kristus, Paulus pernah menghidupi sikap intoleran (ay. 9-11). Karena itu, ia tahu benar bahwa intoleransi bukanlah watak agama. Ia tahu benar bahwa persoalannya terletak pada pilihan sikap hidup yang diambil: orang akan intoleran jika ia memilih untuk intoleran, dan merangkul mendamaikan jika ia memilih untuk merangkul mendamaikan. Karena itu pula, Paulus berpesan, "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam damai dengan semua orang" (Rm. 12:18).

Kita dinasihati untuk memilih sikap hidup yang menumbuhkan damai. Ada catatan penting, frasa "sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu" diterjemahkan dari―ei dunaton to eks humun (Gerika) yang juga berarti―dengan segenap kekuatanmu. Artinya, sikap hidup yang menumbuhkan damai itu tak boleh dijalani sambil lalu. Ia harus diperjuangkan dengan segenap kesungguhan. Ei dunaton to eks humun. Dengan segenap kekuatanmu.

Kita percaya bahwa intoleransi bukan watak agama mana pun. Sebab itu, memilih dan menghidupi sikap yang menumbuhsuburkan damai dengan semua orang dan memperjuangkannya dengan segenap daya adalah hal sangat penting yang tak boleh ditawar. --EE/www.renunganharian.net

* * *
"BERBAHAGIALAH ORANG YANG MEMBAWA DAMAI,
KARENA MEREKA AKAN DISEBUT ANAK-ANAK ALLAH."-MATIUS 5:9

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: 2 SAMUEL 5:17-25

Bacaan Setahun: Yeremia 18-22

Nas: Lalu Daud tiba di Ba'al-Perasim dan Daud mengalahkan mereka di sana. Ia berkata, "Tuhan telah menerjang musuhku di depanku seperti air yang menerjang." Sebab itu, orang menamakan tempat itu Ba'al-Perasim. (2 Samuel 5:20)


Seperti Air Menerjang

Saya pernah melihat langsung kekuatan air yang tak hanya mampu menghanyutkan pepohonan, tetapi sanggup merobohkan jembatan yang terbuat dari besi. Dampak yang dihasilkan setelah banjir besar itu pun tak bisa dianggap enteng karena daerah yang dilintasi oleh "air yang menerjang" itu sering kali mengalami kerusakan. Semakin dahsyat kekuatan banjir tersebut menerjang maka dampak yang akan ditinggalkan atas suatu daerah juga semakin destruktif.

Ketika Daud dan pasukannya mendatangi musuh di lokasi yang kelak akan disebut "Ba'al-Perasim", tentu bukanlah tanpa maksud ketika nama itu dipilih. Kuasa Allah yang menaungi mereka dalam peperangan dilihat Daud seperti air menerjang, yang tak dapat dihentikan oleh apa pun, bahkan sanggup menghadirkan kekalahan luar biasa bagi pihak bangsa Filistin. Pilihan kata "Ba'al-Perasim" yang Daud pakai sepertinya hendak menegaskan suatu fakta bahwa Allah Israel jauh lebih berkuasa dibandingkan para Baal sesembahan bangsa Filistin. Ya, itulah Allah Maha Kuasa yang disembah oleh Daud, juga kita sembah di dalam nama Tuhan Yesus!

Hari ini "peperangan" macam apa yang sedang kita hadapi? Adakah perkara yang begitu menakutkan bagi kita, seperti sergapan musuh pada masa peperangan? Mari ingat bahwa kita memiliki Allah yang mampu menerjang segala perkara dalam kehidupan kita. Jika Dia berkehendak, bahkan penyakit, maut, dan kemustahilan sekalipun tidak mampu menahan-Nya untuk menyatakan kuasa-Nya atas kehidupan kita. Mari hampiri Dia dan berserulah memohon pertolongan-Nya! --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
KETIKA ALLAH MEMBUAT TEROBOSAN
NISCAYA KEHIDUPAN KITA TAKKAN PERNAH SAMA LAGI.

* * *



MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #UnlimitedLove #KasihTanpaBatas #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2024 #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman