RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: Amsal 7-9
Nas: Lalu Pashur memukul Nabi Yeremia dan memasungkan dia di Pintu Gerbang Benyamin Atas di Rumah Tuhan. (Yeremia 20:2)
Pashur
Apa tema khotbah yang biasanya kita sukai? Tentang rahasia sukses? Tentang hidup berkelimpahan dan diberkati Tuhan? Tentang pemeliharaan Tuhan serta jaminan keamanan di dalam Dia? Ya, ada banyak bagian firman Tuhan yang berbicara tentang tema-tema ini. Namun, banyak juga tema lain, misalnya tanggung jawab sebagai orang Kristen, akibat dosa, menderita karena Kristus, pendisiplinan Allah, atau murka-Nya atas ketidaktaatan umat-Nya. Ketidaksukaan terhadap bagian tertentu dari firman Tuhan membuat orang-orang melewatkannya, berusaha menghindarinya, bahkan menentangnya. Mereka hanya ingin mendengarkan apa yang mereka sukai (bdk. 2Tim. 4:3-4).
Pashur juga memiliki caranya sendiri merespons firman Tuhan yang tidak diharapkannya. Ketika Nabi Yeremia berkhotbah tentang hukuman yang akan menimpa Yerusalem akibat ketidaktaatan umat Allah, ia memukul sang nabi, bahkan memasungnya di Pintu Gerbang Bait Allah hingga keesokan harinya. Sebagai seorang imam sekaligus kepala Rumah Tuhan, ia ingin memastikan keamanan Bait Allah. Namun, sebenarnya tindakannya itu juga didasarkan pada ketidaksediaannya mendengarkan firman Tuhan. Akibatnya, Pashur dan keluarganya turut mengalami penghukuman Allah.
Kita bersyukur bahwa sekarang kita memiliki Alkitab yang menjadi acuan kita dalam menilai apakah sebuah pengajaran itu benar atau tidak. Bukan berdasarkan kesukaan pribadi, atau tergantung pemikiran kita sendiri. Kiranya kita cukup rendah hati untuk ditegur, dikoreksi, dan dibimbing oleh firman Tuhan, apa pun temanya, serta siapa pun yang menyampaikannya. --HT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: YEHEZKIEL 24:15-27
Bacaan Setahun: Amsal 10-12
Nas: "Demikianlah Yehezkiel menjadi tanda bagimu; sama seperti yang dilakukannya akan kamu lakukan. Kalau itu sudah terjadi, kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan Allah." (Yehezkiel 24:24)
Akuilah Tuhan
Seorang anak perempuan usia 7 tahun meninggal. Padahal sore itu anak perempuan ini masih bermain di pelataran gereja yang masih basah oleh air hujan. Dia terpeleset dan kepala bagian belakangnya menghantam semen dengan keras. Malam itu juga dia meninggal di pangkuan ayahnya dan di hadapan ibunya karena pendarahan otak. Kedua orang tuanya sangat sedih. Mereka adalah rohaniwan yang baik dan setia. Meskipun demikian, sedikit pun mereka tidak mengeluh tentang Tuhan.
Kemalangan dapat menimpa siapa pun. Bagian Alkitab yang kita baca ini menggambarkan penderitaan Nabi Yehezkiel. Sebagai nabi, ia harus menyampaikan firman TUHAN kepada umat Israel. Kadang ia memakai dirinya untuk memberi gambaran nyata. Yehezkiel kehilangan istrinya yang sangat dikasihinya karena TUHAN mengambilnya. Lebih sengsara lagi, Yehezkiel tidak boleh meratap dan menangis sekalipun ia sangat berduka. Hal ini untuk memperlihatkan hukuman TUHAN terhadap Yerusalem yang tidak bertobat. Tujuan dari hukuman Allah itu adalah agar Israel mengakui bahwa Tuhanlah Allah. Berulang kali peringatan dan nubuat Nabi Yehezkiel diakhiri dengan perkataan, "... agar umat atau musuh umat Allah mengetahui bahwa Dialah TUHAN."
Sebagai orang percaya, kita tidak perlu mempertanyakan maksud Tuhan ketika kita menderita. Dalam keadaan apa pun kita harus percaya bahwa Ia selalu memiliki tujuan baik terhadap anak-anak-Nya. Melalui penderitaan, iman kita menjadi lebih dewasa. Kita tetap mengakui bahwa Dialah Tuhan kita yang berdaulat atas hidup kita. --HEM/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: EFESUS 1:3-14
Bacaan Setahun: Amsal 13-15
Nas: Sebab, di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Efesus 1:4)
Diinginkan dan Dibutuhkan
Diinginkan dan dibutuhkan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Kita semua ingin dipilih, dihormati, diterima. Kita mau keberadaan kita disadari, dan bukan karena kekurangan-kekurangan kita. Sayangnya, tidak selalu sesama memenuhi dua kebutuhan itu. "Saya tidak berharga." "Kalau saya mati, tak seorang pun akan merindukan saya." "Saya berusaha bunuh diri karena pasangan saya selingkuh." Ini adalah beberapa ungkapan orang yang merasa tidak dibutuhkan lagi.
Orang-orang sekitar boleh tidak menginginkan dan tidak membutuhkan kita dengan berbagai dalih, kita berhak kecewa, tapi jangan sampai kita merasa diri tidak lagi berharga. Kenapa? Di dalam Kristus, kita dipilih oleh Allah, bahkan sebelum dunia dijadikan. Kita boleh lahir, tumbuh dan menjadi seseorang saat ini karena Allah menginginkan dan membutuhkan kita menjadi bagian rencana-Nya yang indah. Kita bernilai di mata Tuhan karena kita diciptakan oleh-Nya, kita diberikan berbagai kemampuan oleh-Nya, kita dipakai-Nya untuk melakukan berbagai pekerjaan yang baik. Yang tak kalah penting, Yesus Kristus sudah menebus dosa kita oleh darah-Nya (ay. 7).
Saat ini kita dihargai dan dibutuhkan orang-orang yang mengasihi kita, puji Tuhan. Tuhan menghargai dan membutuhkan kita melebihi mereka. Sekalipun saat ini kita mengalami banyak tekanan hidup yang membuat kita merasa tidak dikasihi dan ditolak, Tuhan tetap menganggap kita bernilai. Ambil waktu sejenak untuk merenungkan betapa berharganya kita yang dibentuk menjadi umat pilihan-Nya yang dikuduskan dan yang tak bercacat di hadapan-Nya. --RTG/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: KEJADIAN 50:15-21
Bacaan Setahun: Amsal 16-18
Nas: "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." (Kejadian 50:20, TB)
Reka-Reka Allah
Yusuf diangkat menjadi penguasa di Mesir setelah mampu menafsirkan mimpi Firaun. Namun, sebelum hal itu terjadi Yusuf bisa sampai ke Mesir karena dijual oleh saudara-saudaranya. Apakah ini berarti bahwa kesuksesan yang diraih Yusuf tak lepas dari perbuatan jahat saudara-saudaranya? Dengan kata lain, kejahatan saudara-saudara Yusuf berbuah manis karena menjadi jalan berkat? Apakah ini berarti bahwa kejahatan saudara-saudara Yusuf dikenan Tuhan bahkan merupakan rancangan Tuhan? Jika demikian, dapatkah saudara-saudara Yusuf bermegah, merasa bangga telah andil dalam kesuksesan Yusuf?
Penafsiran yang tampaknya logis ini tentu kurang tepat. Bagaimanapun, Tuhan tidak akan pernah sepakat jika umat-Nya melakukan tindakan jahat, terlebih terhadap saudara sendiri. Tidak ada kejahatan yang boleh dilakukan, termasuk demi alasan kebaikan sekalipun. Sebab sesungguhnya, tidak pernah ada kejahatan yang dapat mendatangkan kebaikan. Bahkan sebelum memberikan persembahan kepada Tuhan pun seseorang harus dalam keadaan berdamai dengan saudaranya (bdk. Mat. 5:24).
Karena itu, jangan pernah merasa bangga, terlebih merasa menjadi pahlawan hanya karena melihat pemulihan besar terjadi atas diri seseorang yang kepadanya kita pernah berlaku jahat. Sebab sekalipun penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya (bdk. Luk. 17:1). Sedangkan pemulihan hidup sesungguhnya semata-mata reka-reka Tuhan. Tuhan sanggup mengubah pergumulan menjadi jalan berkat, demi kemurahan, kasih dan kemahakuasaan-Nya. --EBL/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: MARKUS 4:1-20
Bacaan Setahun: Amsal 19-21
Nas: "Yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri; itulah yang mendengar firman itu, lalu kekhawatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah." (Markus 4:18-19)
Benih yang Terimpit
Bagi seorang petani, gulma adalah tumbuhan yang paling tidak diharapkan kehadirannya di sekitar benih yang sudah ditaburnya. Gulma tumbuh di sekitar tanaman budi daya, kehadirannya dapat menghambat pertumbuhan, mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas produksi, serta dapat menjadi sarang hama dan penyakit. Membiarkan gulma bertumbuh di sekitar benih yang kita tanam sama artinya dengan membiarkan zat alelopati (bersifat racun) membunuh tanaman kita.
Dalam perumpamaan tentang seorang penabur Yesus menceritakan bahwa sebagian benih yang ditabur itu jatuh di tengah semak berduri. Benih dan semak berduri itu tumbuh bersama-sama dan terjadilah persaingan. Rupanya semak duri makin besar dan mengimpit tanaman itu sampai mati dan tidak berbuah. Benih itu jatuh di tempat yang tidak tepat. Benih itu tumbuh di antara gulma semak duri yang tanpa disadarinya berdampak buruk. Benih itu tetaplah menunjukkan pertumbuhan, tetapi serangan gulma itu benar-benar mematikannya.
Yesus mengingatkan kepada kita tentang sebuah bahaya besar ketika umat-Nya membiarkan kekhawatiran dunia dan tipu daya kekayaan dengan berbagai keinginannya mulai bertumbuh di dalam hati. Membiarkannya bertumbuh sama seperti membiarkan semak duri atau gulma hidup bersama benih firman. Benih firman itu memang bertumbuh, tetapi ia tidak berbuah. Ya, begitu banyak benih firman itu jatuh di tanah hati kita, tetapi jika di hati yang sama juga bertumbuh semak-semak duri maka benih firman itu tidak akan bertumbuh dengan sehat. Jadi apa artinya pertumbuhan tanpa menghasilkan buah? --SYS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: 1 RAJA-RAJA 18:1-19
Bacaan Setahun: Amsal 22-23
Nas: Jawab Elia kepadanya, "Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau dan kaum keluargamu. Kamu telah meninggalkan perintah-perintah Tuhan dan engkau ini telah mengikuti para Ba'al." (1 Raja-raja 18:18)
Jangan Keraskan Hati
Kekeringan hebat yang melanda seluruh negeri Israel hingga menimbulkan bencana kelaparan akibat hujan yang tidak kunjung turun selama bertahun-tahun mengakibatkan Raja Ahab marah kepada Elia yang menubuatkan mengenai hal tersebut. Dia tidak memeriksa dirinya yang telah meninggalkan kebenaran firman Tuhan dengan menyembah Baal sehingga membuat murka-Nya tertimpa atas bangsa itu, malah cenderung hendak membinasakan Elia dan terus berkutat dengan dosa yang diperbuatnya.
Mungkin ini juga yang sering kali terjadi pada kita, di mana Tuhan hendak mengingatkan kita yang telah tersesat hingga timbul berbagai kesulitan dalam hidup kita, tetapi kita malah cenderung membenarkan diri dan melemparkan kesalahan kepada orang lain yang mencoba menyadarkan kita. Padahal, kalau kita dengan rendah hati mengakui kesalahan kita dan bertobat di hadapan Tuhan, niscaya kekelaman yang menaungi kita akan berganti dengan terang-Nya yang memimpin kepada kelimpahan berkat-Nya.
Alih-alih menyudutkan orang yang dipakai oleh-Nya untuk mengingatkan kita untuk kembali ke jalan-Nya, mari kita memeriksa diri apakah kegelapan yang mengikat kita saat ini sesungguhnya terjadi akibat pelanggaran kita kepada Tuhan. Dengan demikian, kita akan merengkuh kembali aliran kasih, sukacita, dan damai-Nya melalui pertobatan diri kita. --KSD/www.renunganharian.net
* * *
JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar