RENUNGAN EDISI 5 NOVEMBER 2023 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 03 November 2023

RENUNGAN EDISI 5 NOVEMBER 2023

 RENUNGAN HARIAN



RENUNGAN SENIN
Bacaan: LUKAS 23:1-12

Bacaan Setahun: Lukas 21-22

Nas: Pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka bermusuhan. (Lukas 23:12)


Persahabatan Semu

Tidak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada hanya kepentingan yang abadi. Pernyataan ini sering dikaitkan dengan dunia politik. Mereka yang tadinya bertikai, tiba-tiba menjadi sekutu ketika memiliki kepentingan yang sama. Relasi antara Pilatus dan Herodes menguatkan kenyataan ini. Pilatus adalah gubernur Yudea, merupakan perpanjangan tangan kekaisaran Romawi atas Israel sebagai jajahannya. Sedangkan Herodes Antipas adalah raja wilayah Galilea, pemimpin orang Yahudi (Luk. 3:1). Keduanya bermusuhan. Barangkali salah satu sebabnya ialah karena Pilatus menyembelih orang-orang Galilea untuk dipersembahkan kepada dewa-dewanya (Luk. 13:1).

Saat Yesus ditangkap dan dihadapkan kepada Pilatus, sang gubernur tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya. Ketika ia tahu bahwa Yesus berasal dari Galilea, Pilatus pun mengirim-Nya kepada Herodes yang saat itu berada di Yerusalem. Tindakan Pilatus itu dianggap Herodes sebagai kebaikan, sebab ia sudah sangat lama ingin bertemu Yesus dan ingin menyaksikan mukjizat-Nya. Herodes juga menyimpulkan Yesus tidak bersalah, lalu mengirim-Nya kembali pada Pilatus. Mereka sepakat bahwa Yesus tidak bersalah, namun tidak membebaskan-Nya, agar mereka tetap mendapat dukungan rakyat. Sikap itu bahkan mengakhiri permusuhan kedua penguasa itu.

Apa yang membuat kita bersahabat dengan seseorang? Apakah hanya karena satu kubu dalam sebuah perkara, namun tanpa mempedulikan kebenaran? Itu adalah persahabatan semu. Kiranya persahabatan yang kita jalin dilandasi kasih yang tulus, bukan kepentingan sesaat. Agar melaluinya kita dituntun menaati Allah serta memuliakan Dia. Itulah persahabatan sejati. --HT/www.renunganharian.net

* * *
PERSAHABATAN SEJATI DIIKAT OLEH KASIH ALLAH, SERTA BERJALAN
DALAM KEBENARAN SEBAGAI TANDA KETAATAN KITA KEPADA-NYA.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: HAKIM-HAKIM 8:22-35

Bacaan Setahun: Lukas 23-24

Nas: Kemudian Gideon membuat efod dari semuanya itu dan menempatkannya di kotanya, di Ofra. Di sanalah orang Israel berlaku serong dengan menyembah efod itu; inilah yang menjadi jerat bagi Gideon dan seisi rumahnya. (Hakim-hakim 8:27)


Terjerat Berkat

Ada orang yang senang memublikasikan keberhasilan melalui media sosial. Mungkin tujuan mereka adalah mengekspresikan sukacita dan rasa bangga. Seandainya unggahan itu menuai banyak komentar dan ucapan selamat, bukankah menerima penghargaan atas prestasi yang diraih tidaklah berlebihan? Namun, tanpa disadari adakalanya hal ini menjerumuskan orang pada dosa kesombongan.

Keberhasilan Gideon mengalahkan Midian sesungguhnya mendapatkan apresiasi luar biasa dari orang Israel. Mereka berniat mengangkat Gideon menjadi raja atas Israel. Namun, dengan segala kerendahan hati Gideon menolak tawaran itu, dengan pemahaman bahwa hanya Tuhan yang layak menjadi raja. Meski demikian, Gideon mengekspresikan rasa bangganya dengan meminta orang Israel mengumpulkan emas hasil jarahan. Gideon menjadikannya efod. Alkitab tidak menceritakan dengan jelas maksud Gideon membuat efod ini. Bisa jadi efod itu dibuat untuk mengingat kedaulatan dan kuasa Tuhan yang telah memberi mereka kemenangan atas Midian. Malangnya, Gideon lupa melibatkan Tuhan. Efod itu pun justru menjadi jerat. Sebab di kemudian hari orang Israel justru menyembah efod itu. Ya, mereka memberhalakan efod buatan Gideon.

Tak selamanya iman tergoyahkan oleh penderitaan. Berkat pun dapat berubah menjadi jerat ketika kita kehilangan kewaspadaan. Lihat saja Gideon yang mampu mengatasi godaan dari luar namun gagal karena ulahnya dalam menanggapi berkat. Baiklah kita senantiasa menjaga hati agar tak terjerumus pada dosa karena keteledoran sendiri. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
MELUPAKAN TUHAN BERPOTENSI MENGUBAH BERKAT MENJADI JERAT.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: KEJADIAN 5

Bacaan Setahun: Yohanes 1-3

Nas: Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah. (Kejadian 5:24)


Bukan tentang Panjangnya Umur

Ada seorang ibu yang saya kenal begitu setia melayani Tuhan dengan talenta dan bakat yang ia miliki. Masakan beliau yang sedap selalu tersedia setiap kali ada persekutuan. Olahan makanan yang beliau persiapkan begitu memberkati kami. Ada satu hal yang menarik, beliau juga setia melayani Tuhan sebagai pemuji di gereja meskipun suaminya sendiri enggan pergi ke gereja. Sayang, ibu tersebut tidak dapat bertahan ketika terkena Covid-19.

Hidup Henokh pada silsilah yang ditulis dalam Kejadian 5 adalah hidup yang cukup singkat dibandingkan orang-orang yang hidup sezaman dengannya. Keberadaan Henokh di dunia sekitar 1/3 lama hidup dari tokoh-tokoh lainnya yang terdapat dalam silsilah. Namun, makna hidup Henokh memberkati orang percaya hingga saat ini. Henokh hidup dalam masa transisi setelah kejatuhan manusia-manusia awal ke dalam dosa. Kehidupan Henokh dicatat setelah peristiwa kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, Kain membunuh Habel dan pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan Lamekh (Kej. 4:23).

Peristiwa Henokh diangkat oleh Allah menjadi bukti anugerah Allah dalam masa-masa manusia jatuh ke dalam dosa. Henokh yang hidup bergaul dengan Allah menjadi kontras bagi pola hidup dan kematian tokoh-tokoh yang disebutkan dalam silsilah Kejadian 5. Henokh bukan hanya sekadar hidup. Hidupnya yang bergaul dengan Allah mengatasi kematian. Kisah Henokh mengumandangkan pengharapan. Keberadaannya di dunia memang singkat, namun memberikan teladan iman. Maukah kita menjalani hidup yang penuh arti karena iman kepada Allah, meskipun hidup ini begitu singkat? --MRD/www.renunganharian.net

* * *
HIDUP YANG BERGAUL DENGAN ALLAH LEBIH BERARTI
DARIPADA PANJANGNYA UMUR.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: KELUARAN 4:1-17

Bacaan Setahun: Yohanes 4-5

Nas: Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN?" (Keluaran 4:11)


Gambar Diri

Gambar diri seseorang memengaruhi tiap aspek dari perilaku orang itu. Kemampuan untuk belajar, kapasitas untuk bertumbuh dan berubah, pilihan teman, pasangan dan pekerjaan menentukan cara orang memandang dirinya. Dulu saya memandang diri tidak berharga, tidak pandai bicara, dan ceroboh. Akibatnya, saya minder. Beruntung, istri dan komunitas gereja membantu saya punya gambar diri positif. Kini saya menjadi staf pemasaran yang percaya diri, bisa menjelaskan produk, punya banyak pelanggan dan mendapatkan banyak order.

Kita diciptakan segambar dengan Allah (Kej. 1:26), jadi kita adalah pribadi yang sangat istimewa. Musa adalah pribadi yang sangat istimewa bagi Tuhan. Empat puluh tahun Musa dipersiapkan di Mesir (Kis. 7:23) dan empat puluh tahun Musa dipersiapkan di padang gurun (Kis. 7:30). Musa berusaha menolak perintah Tuhan, tetapi Tuhan tetap mengutusnya dan membekalinya dengan tongkat. Tuhan membuat Musa menyadari bahwa gambar dirinya istimewa, yang dibuktikan dengan Dia memampukan Musa membawa Israel keluar dari Mesir dan memimpin mereka.

Seperti apa aku menggambarkan diriku? Bagi Tuhan, kita adalah ciptaan-Nya yang luar biasa, sangat berharga, dan tidak ada duanya. Beberapa orang bisa saja merendahkan kita dengan beragam alasan. Bisa jadi alasan mereka benar, tapi itu bukan pembenaran untuk kita menjadi minder atau merasa tak berguna. Mari miliki gambar diri yang benar, sehingga kita mampu melakukan segala hal yang berguna dan menumbuhkan berbagai karakter positif dalam diri. --RTG/www.renunganharian.net

* * *
KITA ISTIMEWA DAN SANGAT BERHARGA
KARENA DICIPTAKAN SEGAMBAR DENGAN ALLAH.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: AMSAL 22:17-29

Bacaan Setahun: Yohanes 6-8

Nas: Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina. (Amsal 22:29)


Cakap

Memiliki kecakapan adalah hal yang sangat berharga. Misalnya, terampil bernyanyi, memasak, memainkan alat musik, menulis, berbicara dalam bahasa asing, dan lain-lain. Cakap, bersinonim dengan "mahir", artinya, sangat terlatih, pandai dan terampil dalam mengerjakan sesuatu. Ia juga dapat disebut sebagai ahli. Lalu bagaimana agar seseorang menjadi cakap? Kemampuan ini tentunya tidak datang begitu saja, melainkan merupakan buah dari ketekunan belajar serta rajin berlatih. Tidak setengah-setengah ketika mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Bukan asal jadi, ala kadarnya atau hanya sebisanya saja. Tetapi dengan melakukan yang terbaik, yakni dengan mengasah dan mengembangkan segenap potensi diri yang kita miliki.

Sikap inilah yang diharapkan penulis Amsal ini untuk dimiliki oleh setiap umat Tuhan. Ketika kita memiliki kecakapan dalam melakukan pekerjaan kita, maka kita akan beroleh imbalan yang baik. Orang-orang yang terampil dapat memperoleh penghasilan atau materi melaluinya. Bahkan kita bisa saja akan beroleh kesempatan untuk berdiri di hadapan para pembesar atau para pemimpin, karena mereka juga mengagumi serta menghargai kecakapan yang kita miliki.

Satu hal yang dapat memotivasi kita untuk senantiasa melakukan yang terbaik dalam setiap pekerjaan kita ialah dengan mendedikasikannya bagi Tuhan. Apa pun yang kita kerjakan, anggaplah kita melakukannya buat Tuhan, bukan untuk manusia (Kol. 3:23). Hendaknya kita melakukannya dengan kualitas terbaik. Maka kita bukan hanya akan mendapat penghargaan dari manusia, melainkan juga dari Allah sendiri. --HT/www.renunganharian.net

* * *
SELALU BERUSAHA MELAKUKAN YANG TERBAIK ADALAH CARA KITA
MEMULIAKAN TUHAN MELALUI PEKERJAAN KITA SETIAP HARI.

* * *




RENUNGAN SABTU
Bacaan: YOHANES 12:1-8

Bacaan Setahun: Yohanes 9-10

Nas: Lalu kata Yesus, "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku." (Yohanes 12:7)


Angle

Dalam dunia fotografi/sinematografi kita mendapati istilah "angle". Angle adalah sudut yang dipilih fotografer/cameraman untuk membidik objeknya. Berbeda angle, berbeda gambar yang dihasilkan. Dalam pembacaan kita, kita melihat dua penilaian yang berbeda, bahkan bertolak belakang terhadap satu peristiwa yang sama.

Maria, saudara Lazarus, mencurahkan minyak narwastu murni ke kaki Yesus. Orang banyak yang menyaksikan hal itu menilai tindakan perempuan tersebut adalah pemborosan. Tetapi Yesus menilai tindakan tersebut sebagai hal yang baik. Tuhan memaknai tindakan perempuan tersebut sebagai persiapan pemakaman-Nya.

Yudas Iskariot yang hadir ketika itu memberikan penilaian berdasarkan segi efisiensi penggunaan uang (plus nafsu korupsi yang ada pada diri Yudas, sebagai bendahara rombongan Yesus). Sedangkan Tuhan menilai berdasarkan hati tulus sang perempuan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita berhadapan dengan aneka peristiwa dan tindakan orang di sekitar kita. Tentu kita terdorong untuk memberi penilaian terhadap hal itu. Biarlah kita, bagai fotografer/cameraman yang cerdas dan berjiwa seni, memilih angle yang tepat dalam menilai suatu peristiwa atau tindakan seseorang. Angle yang tidak tepat akan membuahkan penghakiman yang kejam terhadap sesuatu yang kita saksikan. Mari berdoa agar Roh Kudus mengaruniakan kita hati yang bijak sehingga kita selalu memilih angle yang tepat dalam penilaian kita terhadap sesuatu. --HPG/www.renunganharian.net

* * *
HATI YANG DIPENUHI ROH KUDUS
MEMAMPUKAN KITA BIJAK MENILAI SESUATU.

* * *





MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #HistoryMaker2023 #PembuatSejarah2023 #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman