RENUNGAN EDISI 26 NOVEMBER 2023 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 24 November 2023

RENUNGAN EDISI 26 NOVEMBER 2023

RENUNGAN HARIAN

 



RENUNGAN SENIN
Bacaan: KELUARAN 18:13-27

Bacaan Setahun: Roma 4-7

Nas: Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu." (Keluaran 18:17)


Kritik yang Cantik

Kritik diartikan sebagai kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Umumnya, kita tidak suka dikritik, apalagi jika kritik itu bernada menjatuhkan, merendahkan dan melemahkan semangat. Sejujurnya, kita lebih suka mengkritik, walaupun penilaian yang kita berikan belum tentu baik dan benar.

Ketika Yitro melihat bagaimana cara Musa sepanjang hari menangani persoalan umat Israel, sang mertua menilainya sangat buruk, baik bagi Musa maupun bagi seluruh umat itu. Tidak efektif dan tidak efisien. Lalu Yitro memberikan solusi, dengan mengusulkan agar Musa mengangkat pemimpin-pemimpin untuk mengepalai 10, 50, 100 dan 1.000 orang. Pemimpin ini diangkat dengan kualifikasi yang ketat, baik dari keterampilan, kesaksian hidup, maupun ketaatannya kepada Tuhan. Setiap orang membawa masalahnya terhadap sang pemimpin, dan hanya masalah-masalah yang tak bisa mereka selesaikanlah yang akan dibawa kepada Musa. Hasilnya, semua bangsa itu puas dan bersukacita.

Kritik yang disampaikan dengan motivasi, cara dan tujuan yang baik tentulah sangat berharga. Apalagi jika disampaikan dengan alternatif solusi yang jitu, serta selaras dengan firman Tuhan (ay. 23). Itulah kritik yang cantik. Itulah hendaknya yang kita harapkan dari orang lain. Itu pulalah yang sepatutnya kita berikan ketika kita menilai atau mengkritik sesuatu atau seseorang. Dan tentunya, itu adalah buah hikmat yang lahir dari pengenalan kita yang benar terhadap Allah. --HT/www.renunganharian.net

* * *
"MASALAH DENGAN KEBANYAKAN DARI KITA ADALAH KITA LEBIH SUKA DIHANCURKAN
OLEH PUJIAN DARIPADA DISELAMATKAN OLEH KRITIK."-NORMAN VINCENT PEALE

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: ROMA 2:1-11

Bacaan Setahun: Roma 8-10

Nas: Apakah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidak tahukah engkau bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (Roma 2:4)


Bertobat karena Kebaikan-Nya

Begitu mendengar tentang pertobatan, orang cenderung bertanya: Bagaimana kita bertobat? Langkah-langkah apa saja yang perlu saya lakukan untuk bertobat? Fokusnya pada diri kita. Fokusnya pada usaha kita.

Tak heran kalau kemudian kita terjebak dalam siklus yang meletihkan: Mencoba. Gagal. Putus asa. Mencoba lagi. Gagal lagi. Putus asa lagi. Mencoba lebih keras. Gagal lebih parah. Putus asa kian menjadi-jadi. Ganjilnya, kita mendorong orang lain ikut menjalani lingkaran setan ini.

Alkitab memulai pertobatan dari titik yang berbeda. Bukan lagi berfokus pada diri kita atau usaha kita. Bukan. Rasul Paulus menulis bahwa "maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan" (ay. 4). Pertobatan itu berpangkal pada kemurahan Allah. Bersumber dari kebaikan-Nya.

Karena itu, cara efektif untuk bertobat tampaknya bukanlah dengan berkubang dalam rasa bersalah, menyesali dosa, atau bertekad untuk menghentikan perbuatan buruk dan tidak mengulanginya lagi, melainkan dengan menyambut dan merayakan kemurahan hati Allah. Memenuhi pikiran kita dengan kesadaran bahwa Allah itu kasih. Mengingat bahwa Allah mengasihi kita seperti Dia mengasihi Yesus. Bersukacita karena Allah mengasihi kita dengan kasih yang kekal dan tanpa syarat. Bersyukur atas pemberian-Nya yang baik dan anugerah-Nya yang sempurna. Kesadaran inilah yang akan memotivasi perubahan sikap dan pikiran kita terhadap Allah, menggugah kita untuk berbalik kepada-Nya, merayakan kasih-Nya. --ARS/www.renunganharian.net

* * *
MENYAMBUT KASIH ALLAH SEHINGGA MEMENUHI HATI KITA
AKAN MENGUBAH CARA PANDANG, POLA PIKIR, DAN SIKAP KITA.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: BILANGAN 16:1-35

Bacaan Setahun: Roma 11-13

Nas: "Sungguh, engkau tidak membawa kami ke negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ataupun memberikan kepada kami ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik pusaka. Masakan engkau dapat mengelabui mata orang-orang ini? Kami tidak mau datang." (Bilangan 16:14)


Menghadapi Penentangan

Salah satu tantangan bagi pemimpin ialah ketika otoritasnya dipertanyakan, bukan hanya oleh mereka yang dipimpinnya, melainkan juga oleh rekan pemimpin lainnya. Wibawanya dirongrong, perintahnya sengaja dilanggar, dan itu ditunjukkan di depan umum. Bagaimana jika kita berada dalam posisi itu?

Korah, seorang Lewi mengajak 250 pemimpin terkemuka bersamanya untuk menentang Musa. Mereka menuduh Musa sendirilah yang meninggi-ninggikan dirinya atas mereka. Mereka tidak mengakui bahwa Musa adalah pemimpin pilihan Tuhan. Artinya, mereka menuduh Musa, bahkan Tuhan sendiri, sebagai pendusta. Mereka juga tidak percaya terhadap janji-janji Allah, termasuk mengenai hidup berkelimpahan di Tanah Perjanjian.

Lalu, apa tanggapan Musa? Ia bersujud, menundukkan wajahnya ke tanah, menunjukkan kesedihannya. Ia menjelaskan bahwa Allah sendiri yang memberi mereka tanggung jawab yang berbeda. Orang-orang Lewi bahkan diberi keistimewaan untuk melayani di Kemah Suci. Lalu Musa memanggil mereka untuk bersama-sama mendengarkan ketetapan Tuhan, tetapi lagi-lagi mereka menolak. Jelaslah bahwa sebenarnya Tuhan sendirilah yang mereka tentang. Akibatnya, mereka ditimpa penghukuman mengerikan dari Allah.

Seperti Musa, kita hendaknya membawa setiap penentangan yang kita hadapi kepada Tuhan, serta memastikan bahwa kita berjalan sesuai kehendak-Nya. Tidak perlu reaktif dan bertindak emosional. Namun kita tetap berupaya menyelesaikannya dengan baik. Jika penentangan itu sebenarnya karena ketidaksediaan mereka menaati Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan beperkara dengan mereka. --HT/www.renunganharian.net

* * *
KITA TIDAK PERLU BERKECIL HATI BERHADAPAN DENGAN PARA PENENTANG,
ASALKAN KITA MELANGKAH DALAM KETAATAN DI JALAN ALLAH.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: LUKAS 6:20-26

Bacaan Setahun: Roma 14-16

Nas: "Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat." (Lukas 6:22)


Menderita tetapi Berbahagia

Sejak kecil, saya terbiasa hidup di lingkungan dengan mayoritas teman-teman sebaya yang belum percaya kepada Kristus. Meskipun tidak sampai dibenci, tetapi beberapa kali saya mengalami ketidaknyamanan ketika ada di antara mereka yang hendak membelokkan iman saya kepada Kristus. Namun, saya juga mengenal beberapa orang yang sempat mengalami pengucilan hanya karena mereka dan keluarganya dikenal sebagai pengikut Kristus.

Berbicara soal perlakuan negatif yang dialami oleh pengikut Kristus, Yesus sendiri pernah berkata bahwa hal tersebut seharusnya menjadi sesuatu yang membahagiakan-bahkan jika karena iman kepada Kristus, kita harus menderita karena dibenci, dikucilkan, atau ditolak secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Dengan menggunakan pengalaman para nabi yang "dianiaya" karena iman mereka kepada Allah, kita pun patut bersukacita ketika diizinkan Allah mengalami hal tersebut, sambil berpegang pada janji firman "... sebab sesungguhnya, upahmu besar di surga" (ay. 23), meski hal itu tidak mudah dan terasa berat bagi kita.

Dalam hal ini, ketepatan memilih fokus hidup menjadi kuncinya. Kalau fokus kita pada perlakuan negatif atau perasaan sakit hati, maka kita tidak dapat melihat akan indahnya janji yang firman Allah sampaikan bahwa upah kita akan besar di surga nanti. Namun sebaliknya, ketika dengan iman kita menyambut ajaran Tuhan Yesus ini, ketidaknyaman atau penderitaan seberat apa pun, niscaya akan mampu kita lalui dalam kasih karunia, kekuatan, dan pertolongan dari Roh Kudus. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
MENDERITA KARENA IMAN DI DALAM KRISTUS ADALAH KEHORMATAN,
KARENA TAK SEMUA ORANG PERCAYA DIIZINKAN UNTUK MENGALAMINYA.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: WAHYU 3:14-22

Bacaan Setahun: 1 Korintus 1-4

Nas: "Siapa yang Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu, bersungguh-sungguhlah dan bertobatlah!" (Wahyu 3:19)


Teguran dan Hajaran Kasih

Ketika kanak-kanak, saya sering protes kepada ibu. Sebab, setiap ada keributan saat bermain dengan teman, sayalah yang kena tegur. Terlebih jika saya berusaha membenarkan diri. Ibu malah memarahi saya. Tentu saya jengkel. Namun, di akhir kemarahannya ibu selalu mengatakan, "Ibu marah sama kamu karena kamu anak Ibu. Ibu peduli sama kamu! Ibu marah karena Ibu sayang kamu!"

Jemaat Laodikia menjadi sombong karena merasa memiliki segalanya. Mereka menganggap kekayaan dan kemakmuran sebagai bukti bahwa Allah berkenan dan memberkati kehidupan mereka. Mereka menilai diri terlalu tinggi. Mereka membangun kepercayaan diri di atas kekuatan manusia. Karena itu, Kristus merasa muak dengan sikap mereka yang merasa diri tidak kekurangan apa-apa. Kristus bahkan akan memuntahkan mereka. Namun demikian, Kristus tetap menunggu pertobatan mereka. Karena itulah, Kristus memberikan peringatan yang didasari oleh dorongan yang kuat dan penuh rahmat. Teguran dan hajaran-Nya adalah pernyataan kasih-Nya guna membawa pertobatan yang menyelamatkan.

Hardikan firman Allah mungkin tampak sebagai kata-kata yang keras dan teguran-teguran yang berat. Namun, itu adalah pertanda kehendak baik-Nya yang timbul dari kasih. Sebelum emosi negatif menguasai, baiklah kita sadari betapa malangnya orang yang menolak setiap teguran dan hajaran dalam kasih ini. Akui saja kelemahan diri, lalu datanglah kepada Kristus dengan kemiskinan dan kehampaan. Sebab inilah yang memungkinkan kita beroleh kekayaan rohani dan kepuasan sejati. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
TEMPAAN YANG KERAS MEMBENTUK BESI MENJADI SAMURAI, KERASNYA
TEGURAN DAN HAJARAN TUHAN MEMBENTUK KITA KUAT DI DALAM IMAN.

* * *




RENUNGAN SABTU
Bacaan: MAZMUR 116:12-19

Bacaan Setahun: 1 Korintus 5-9

Nas: Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN. (Mazmur 116:13)


Berhasil dan Memuliakan Tuhan

Sepasang suami-istri yang sedang mencari rumah baru, diantar seorang pemasar memasuki satu rumah yang dari luar tampak menarik. Namun, begitu membuka pintu mereka terkejut melihat suasana ruang tamu yang dihiasi oleh berbagai macam hewan yang diawetkan. "Hewan-hewan ini menjadi semacam trofi kemenangan dari pemilik rumah yang hobi berburu, " ujar si pemasar. Meski agak terkejut, mereka tetap menyelesaikan kunjungan singkat di rumah itu sebelum melihat beberapa rumah lain yang akan mereka jadikan bahan pertimbangan sebelum memilih.

Dalam hidup ini, ada banyak cara dilakukan orang untuk menunjukkan bukti kemenangan agar dilihat oleh orang lain, lalu mendapat pengakuan. Sebagian lagi melakukannya supaya mendapat catatan positif sebagai portofolio untuk meraih jenjang karier yang lebih tinggi. Ada yang memajang piala, piagam penghargaan, medali, hingga yang belakangan sedang tren adalah sertifikat elektronik. Hal itu tidak menjadi masalah selama dilakukan dengan wajar, tetapi bagi orang percaya, setiap bukti kemenangan seharusnya dapat dipakai sebagai sarana untuk memuliakan Tuhan. Inilah yang dimaksudkan oleh Daud, "Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN."

Sesungguhnya bagi kita orang percaya, tak ada kemenangan dan keberhasilan yang tidak disertai campur tangan Tuhan di dalamnya. Jadi, mengapa kita tidak menggunakan kesempatan yang baik itu-setiap kali Tuhan izinkan kita meraih kemenangan atau keberhasilan-untuk memuliakan Dia, memberitakan keselamatan, dan menyerukan nama-Nya? --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
DALAM SETIAP KEMENANGAN DAN KEBERHASILAN KITA,
NAMA TUHAN LAYAK DITINGGIKAN.

* * *





MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #HistoryMaker2023 #PembuatSejarah2023 #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman