RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: Yohanes 13-16
Nas: Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. (2 Timotius 2:5)
Disiplin Seorang Murid
Seorang pelatih berkata, "Menjadi tugas saya melatih, menggembleng para atlet melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan supaya mereka mencapai apa yang mereka impikan." Disiplin fisik dan mental yang diberikan pelatih kepada atlet harus dijalani dengan sangat ketat dalam pemusatan latihan. Hal ini agar atlet mempunyai kesiapan yang prima menghadapi suatu pertandingan atau kompetisi.
Alkitab menjelaskan disiplin rohani seperti yang dijalani oleh seorang atlet. Atlet dengan keras dan disiplin diri harus melatih diri sedemikian rupa agar ia dapat memperoleh kemenangan saat pertandingan. Atlet tidak dapat mempersiapkan diri dengan seenaknya lalu berharap memenangkan kompetisi. Ia harus tunduk dengan arahan dan disiplin dari pelatih, meskipun itu pasti tidak nyaman baginya. Yesus adalah pelatih kehidupan kita. Yesus tahu persis disiplin dan latihan yang kita perlukan untuk mengejar keserupaan dengan-Nya.
Disiplin merenungkan firman Tuhan, berpuasa mencari Tuhan, disiplin bergerak melayani orang lain, disiplin mengendalikan perkataan, disiplin memberi, disiplin kerendahan hati dan masih banyak disiplin rohani lainnya. Motif kita melakukan disiplin rohani adalah mengejar keserupaan dengan Kristus. Sering kali kita lebih menuruti keinginan hawa nafsu daripada tunduk kepada disiplin rohani. Disiplin rohani pasti tidak nyaman bagi kita. Namun ketahuilah disiplin rohani adalah harga yang harus dibayar seorang murid Kristus. --AWS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: 1 YOHANES 5:1-5
Bacaan Setahun: Yohanes 17-18
Nas: Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: Iman kita. (1 Yohanes 5:4)
Merencanakan untuk Menang
Agar bisa menjadi pemenang, kita harus merencanakan untuk menang. Setelah itu, kita harus beriman dan bertindak untuk menang. Bagaimana saya memulai hari ini, bagaimana cara saya merespons masalah, bagaimana saya melawan setiap godaan dosa, sangat menentukan apakah saya menang atau kalah pada hari ini. Apakah setelah merencanakan untuk menang, kita pasti menang? Belum tentu, bisa saja kita kalah. Tapi, jauh lebih baik kita merencanakan dan berusaha untuk menang, daripada tidak mempersiapkan diri dan hidup asal mengalir saja.
Apakah kemenangan yang mengalahkan dunia? Iman kita kepada Yesus Kristus. Allah mau kita sebagai orang Kristen mampu mengalahkan dunia dan menjadi pemenang. Tindakan nyata kita menjadi pemenang adalah melakukan dan menuruti perintah-perintah Allah. Mengapa kadang kita merasa keberatan atau merasa perintah Allah itu sangat sulit dilakukan? Karena kita hanya fokus kepada diri sendiri, kita tidak mengasihi Allah. Kalau fokus kita adalah Allah, Dia yang akan menolong dan memampukan kita untuk melakukan perintah-Nya. Teladan kita adalah Anak Allah yaitu Yesus Kristus yang sudah mengalahkan dunia.
Saat ini mungkin di mata orang dunia kita bukan pemenang. Kita bisa saja disebut pecundang atau bodoh oleh orang dunia karena hidup jujur, tidak mau korupsi, sehingga hidup biasa saja dan sederhana. Tapi di mata Allah, kita adalah pemenang saat kita punya iman kepada Yesus Kristus. Marilah kita memiliki iman yang hidup, iman yang disertai dengan perbuatan, sehingga kita mampu mengalahkan dunia. --RTG/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: YAKOBUS 1:19-27
Bacaan Setahun: Yohanes 19-21
Nas: Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. (Yakobus 1:22)
Sebatas Omongan
Dua pria terlibat perang mulut dengan perkataan kotor dan kasar karena mobil mereka saling menyerempet tanpa sengaja. Tragisnya itu terjadi di tempat parkir gereja selesai ibadah Minggu, setelah mendengarkan khotbah tentang kasih dan pengampunan. Mengapa bisa terjadi? Alkitab mengingatkan, "Ia memandang dirinya lalu pergi dan segera lupa bagaimana rupanya" (ay. 24).
Kata "hendaklah" pada nas di atas merupakan perintah Tuhan yang memerlukan upaya dan perjuangan kita untuk menaatinya, bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya tanpa upaya. Allah menghendaki kehidupan kita berjuang melakukan firman, tidak berhenti hanya mendengar dan mencatatnya saja. Hati yang lemah lembut yakni hati yang mudah diajar, bersedia menerima teguran dan nasihat adalah kunci untuk menjadi pelaku firman (ay. 21). Sehingga semakin mengenal kebenaran, semakin kita berusaha melakukannya.
Sering kali kita membaca firman Tuhan dengan sikap hati dan pikiran yang keras, tidak bersedia diubah. Ada penghakiman terhadap orang lain, tidak murah hati, membangun kubu pembenaran diri sendiri, perkataan kotor, kekhawatiran dan ketakutan. Kita harus berjuang membereskan hal-hal demikian agar hati kita menjadi tanah yang subur untuk firman itu bertumbuh dan berbuah. Bukan berapa banyak firman yang kita catat atau ketahui, namun berapa banyak kita hidup dalam ketaatan di dalamnya. Sehingga kita tidak hanya sebatas omongan atau "omdo" alias omong doang, tapi kita benar-benar menjadi pelaku firman. --AWS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 2 KORINTUS 5:1-17
Bacaan Setahun: Kisah Para Rasul 1-3
Nas: Sebab itu juga kami berusaha, supaya kami berkenan kepada-Nya, baik kami tinggal di dalam tubuh ini, maupun kami tinggal di luarnya. (2 Korintus 5:9)
Penonton
Di akhir Mei 2023 yang lalu keluar film The Little Mermaid. Film ini adalah versi modern film animasi berjudul sama di tahun 1989. Peluncuran film ini meneruskan tren modernisasi film-film Disney lama, seperti The Lion King, Aladdin, dan Beauty and the Beast. Modernisasi film-film klasik ini utamanya bertujuan untuk meraih penonton baru. Karenanya, acapkali ada perbedaan signifikan antara film versi modern dengan yang klasik, dan ini membuat para penggemar versi klasiknya kecewa.
Hidup kita pun bisa diibaratkan seperti film yang ditonton dan dinilai berbagai pihak dengan harapan yang berlainan. Ada keluarga, teman-teman dekat, kenalan di media sosial, dan Tuhan sendiri. Tidaklah mungkin bagi kita untuk menyenangkan mereka semua. Syukurnya, Alkitab mengajar bahwa hanya satu "penonton" saja yang harus kita senangkan, yaitu Tuhan. Dia layak diutamakan bukan hanya karena Dia adalah pencipta dan pemilik hidup kita, tapi Dia sudah menyelamatkan kita menjadi ciptaan baru (ay. 17). Hidup yang kita jalani ini karenanya harus diisi dengan berusaha untuk menyenangkan hati-Nya (ay. 9).
Implikasinya, pilihan-pilihan hidup kita harusnya dibuat dengan penilaian Tuhan sebagai "penonton" sebagai pertimbangan utama. Kadang kita harus mengambil keputusan yang mengecewakan sekelompok orang tertentu, termasuk mereka yang pendapatnya penting bagi kita, seperti keluarga atau teman terdekat. Ketika kita di posisi itu, fokuslah pada Dia, Sang "Penonton" Agung, dan berimanlah bahwa Dia juga yang akan membuat orang-orang terdekat kita mengerti. --ALS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: IBRANI 11
Bacaan Setahun: Kisah Para Rasul 4-6
Nas: Karena iman, ia telah meninggalkan Mesir tanpa takut kepada murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. (Ibrani 11:27)
Kebenaran dan Keadilan
Pada setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan. Para pahlawan telah berjuang membela kebenaran dan menegakkan keadilan. Mereka berkorban nyawa mengusir penjajah dari negeri tercinta. Gagah berani mereka melakukan pertempuran, baik secara fisik maupun nonfisik.
Untuk alasan serupa, muncul nama Musa sebagai salah seorang pahlawan iman. Musa berjuang membela kebenaran dan menegakkan keadilan bagi umat Israel. Ia menimbang tidak benar orang-orang sebangsanya ditindas dan dianiaya. Tidak adil setiap hari mereka dipaksa bekerja keras membuat batu bata. Memang mereka tinggal menumpang di tanah Mesir. Namun ada sejarah menakjubkan di baliknya. Yusuf, bapa leluhur mereka, menyelamatkan seisi Mesir dari musibah kelaparan (lih. Kej. 41:53‒56). Perjuangan Musa dimulai dengan melepaskan statusnya sebagai seorang pangeran (ay. 24). Lalu ia pergi meninggalkan kesenangan untuk mengikuti pembelajaran dari Tuhan (ay. 27). Sesudah itu Musa kembali lagi untuk menghadap Firaun. Musa mendesak raja Mesir agar membiarkan bangsa Israel keluar dari sana.
Saat ini bangsa Indonesia sudah merdeka. Para penjajah sudah terusir, kebebasan sudah diraih. Namun, bukan berarti peranan dari pahlawan tidak lagi dibutuhkan. Faktanya, hingga hari ini acapkali terlihat kebenaran diabaikan dan keadilan diinjak-injak. Banyak orang masih suka berlaku tercela dan menekan sesamanya. Setiap kita diharapkan dapat tampil sebagai pahlawan. Cara utamanya dengan memberikan teladan kehidupan. Mari lakukan hal yang benar di tengah dunia yang tercemar. Mari perbuat keadilan sekalipun di mana-mana ada kesewenang-wenangan. --LIN/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: KEJADIAN 37:12-17
Bacaan Setahun: Kisah Para Rasul 7-8
Nas: Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa." (Kejadian 37:13)
Kasih Yusuf
Yusuf dibenci saudara-saudaranya karena Yakub-ayah mereka-lebih mengasihi Yusuf. Ditambah lagi cerita Yusuf tentang mimpi-mimpi yang mengandung nubuatan, yang dialaminya. Hal itu membuat saudara-saudaranya merasa iri. Namun demikian Yusuf tidak membalas perbuatan saudara-saudaranya dengan sikap serupa. Yusuf tetap mengasihi mereka.
Kasih Yusuf dibuktikannya saat Yakub memintanya menemui saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan kambing domba dekat Sikhem. Bukan sekadar mengiyakan, Yusuf menjalankannya dengan tulus. Seandainya tidak ada ketaatan dan kasih dalam hati Yusuf, ia bisa saja menolak. Atau setidaknya ia memilih untuk pulang setelah sampai di Sikhem tanpa menemukan mereka. Tetapi Yusuf memilih melanjutkan pencariannya. Ia tetap mencari saudara-saudaranya sampai ketemu, sekalipun pertemuan itu ternyata membuahkan penderitaan baginya.
Mengapa Yusuf mau taat kepada bapanya? Mengapa Yusuf masih saja mengasihi saudara-saudara yang membencinya? Tidakkah Yusuf kecewa ketika kasihnya kepada saudara-saudaranya dibalas dengan perbuatan jahat? Bagaimana perasaan Yusuf mengingat mimpi-mimpinya yang ternyata bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi? Alkitab tidak mencatat kisah Yusuf yang membalas kebencian dan kejahatan saudara-saudaranya. Pun protes Yusuf kepada Allah dalam menjalani proses yang rumit dan sulit. Yusuf melakukannya karena ia taat kepada Allah. Ya, ketaatan kepada Allah membuat Yusuf selalu berusaha setia menyatakan kasih. Bagaimana dengan kehidupan kita? --EBL/www.renunganharian.net
* * *
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )
JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar