RENUNGAN HARIAN
Bacaan: MAZMUR 23
Bacaan Setahun: Kidung Agung 5-8
Nas: "... Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman." (Matius 28:20)
Janji Penyertaan Tuhan
Sesudah melewati 16 tahun penuh kesukaran, David Livingstone, seorang utusan Injil, kembali dari benua Afrika ke negara asalnya, Skotlandia, untuk mengadakan pembicaraan dengan para mahasiswa Universitas Glasgow. Badannya menjadi kurus karena berbagai penyakit demam yang dideritanya selama masa pelayanannya. Satu lengannya terkulai karena dicabik seekor singa. Inti pembicaraannya di situ ialah, "Tahukah Saudara apa yang menopang saya di tengah bahaya, kesusahan dan kesepian yang saya alami? Yang menopang saya ialah janji Kristus: 'Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman'" (Mat. 28:20).
Jalan kehidupan yang Daud tempuh sungguh berliku. Begitu banyak kesukaran menerpa dirinya. Diburu hendak dibunuh oleh Raja Saul (1Sam. 20:31). Hendak dilempari batu oleh orang-orang terdekatnya (1Sam. 30:6). Dikudeta oleh Absalom, putranya sendiri (2Sam. 15:13-14). Di tengah bahaya, kesusahan dan kesepian yang Daud alami, hal serupa menopangnya, yaitu janji penyertaan Tuhan. Karena itulah Daud dapat mengatakan, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku" (ay. 4). Walau tampaknya penuh penderitaan, menakjubkan Daud justru menyimpulkan bahwa hidupnya diikuti oleh kebajikan dan kemurahan belaka (ay. 6).
Janji penyertaan Tuhan berikan tidak hanya kepada Daud dan David Livingstone, tetapi kepada kita semua. Dengarlah sekarang Tuhan berkata kepada kita, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman." Cukuplah janji itu untuk menopang kita dalam kesukaran. Walau berada di tengah bahaya, kesusahan dan kesepian, tetap kita dapat menjalani kehidupan dengan tenteram dan sukacita. --LIN/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: LUKAS 21:5-19
Bacaan Setahun: Yesaya 1-4
Nas: ... beberapa orang berbicara tentang Bait Allah, betapa bangunan itu dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan .... (Lukas 21:5)
Bait Sejati
Untuk menggantikan Kemah Pertemuan, Raja Salomo membangun Bait Allah yang megah di Yerusalem (1Raj. 6). Namun kemudian bangunan itu dirampas lalu dihancurkan oleh raja Babel (2Raj. 25). Kemudian Zerubabel mengepalai pembangunan ulang Bait Allah (Ezr. 3). Bait itu kemudian diperluas oleh Raja Herodes untuk mengambil hati orang Yahudi. Bait Allah itu sangat indah, dengan bagian dalam bersalut emas. Banyak perkakasnya juga terbuat dari emas. Bait itu juga dihiasi batu-batu indah yang berharga.
Ketika banyak orang mengagumi bangunan itu, Yesus justru menubuatkan bahwa bait itu akan hancur tanpa bekas. Hal itu pun digenapi tahun 70 Masehi, ketika tentara Romawi yang dipimpin Jenderal Titus memerangi Yerusalem. Sejak itu, bangunan Bait Allah musnah. Padahal, itu adalah lambang kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Lantas, apakah ketiadaan Bait Allah meniadakan kehadiran Allah?
Keberadaan Bait Allah menunjukkan kerinduan hati Allah untuk tinggal bersama umat-Nya. Secara sangat terbatas, hal itu diwakili sebuah bangunan megah di Yerusalem. Namun, Dia telah melakukan hal yang lebih ajaib melalui karya keselamatan yang dikerjakan oleh Kristus. Ketika kita beriman kepada Kristus, Roh-Nya berdiam di dalam kita. Maka tubuh kita pun menjadi bait-Nya, yakni tempat kehadiran-Nya (1Kor. 3:16-17; 6:19). Kehadiran Allah kini bisa disaksikan semua orang dalam diri setiap orang percaya di seluruh dunia. Karenanya, mari menyadari bahwa hidup kita seharusnya menjadi kesaksian akan keindahan karya Allah yang mengasihi, menebus dan menyelamatkan kita. --HT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: 1 KORINTUS 8:7-13
Bacaan Setahun: Yesaya 5-9
Nas: Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. (1 Korintus 8:9)
Saling Terhubung
Paruh pertama November 2022, penularan Covid-19 masih amat tinggi. Positivity rate nasional masih di kisaran 15, 15%-24, 22%. Banyak penyandang komorbiditas tak bisa divaksinasi Covid-19. Semua anak di bawah 6 tahun belum tervaksinasi Covid-19 (vaksin untuk mereka belum ada). Tetapi di mana-mana banyak orang hanya memakai masker dengan seenaknya, hanya menutup dagu, atau malah sama sekali tak bermasker.
Mengapa dalam situasi segawat itu orang tega mengabaikan prokes? Bukankah itu membahayakan tak hanya diri sendiri, tetapi juga orang di sekitar, bahkan bisa meluas ke mana-mana? Bukankah orang yang sudah mendapat vaksin primer dan booster 1 dan 2 pun masih bisa terinfeksi Covid-19 dan menjadi pembawa virus bagi orang lain? Bukankah itu membahayakan mereka yang tidak bisa atau belum divaksinasi Covid-19?
Kasus di atas menyingkap adanya persoalan yang amat serius: banyak orang tidak menyadari bahwa tindakan mereka bisa menimpakan akibat buruk tak hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada sesama.
"Jagalah supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah" (ay. 9). Rasul Paulus hendak menunjukkan bahwa realisasi kebebasan kita bisa mencelakai sesama. Mengapa? Karena semua orang saling terhubung, terkait satu sama lain, hingga tindakan kita bisa berdampak pada sesama, dan tindakan sesama pun bisa berdampak pada kita.
Rupanya kita perlu selalu menyadari keterkaitan kita dengan sesama, agar dalam tiap langkah, kita tidak lupa memperhitungkan sesama, agar kita menjaga sesama, bukan justru mencelakai mereka. --EE/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: KISAH PARA RASUL 3:1-10
Bacaan Setahun: Yesaya 10-14
Nas: Tetapi Petrus berkata, "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, bangkit dan berjalanlah!" (Kis. 3:6)
Doa yang Memenangkan Jiwa
Sebuah gereja perintisan mengawali perjalanan rohaninya dari dua orang penduduk setempat yang terbilang sederhana. Selain dimuridkan, mereka didorong untuk bersaksi dan berani mendoakan orang yang membutuhkan pertolongan Tuhan. Lambat laun, beberapa orang penduduk setempat mulai membuka hati setelah didoakan dan pertolongan Tuhan datang. Nah, dari situlah pertumbuhan rohani dan kuantitas gereja ini dimulai, hingga kini berkembang dan menjadi berkat bagi daerah sekitarnya.
Dalam upaya menginjil dan memenangkan jiwa, doa menjadi salah satu kunci utama yang sebaiknya tidak diabaikan. Doa dapat menarik kuasa Tuhan bekerja dalam kehidupan manusia dan selagi Ia berkehendak, tak ada yang dapat mencegah hal-hal ajaib terjadi. Seperti hari itu ketika Petrus dan Yohanes hendak sembahyang di Bait Allah, mereka diadang oleh seorang lumpuh yang mengharapkan sedekah. Namun, hari itu si lumpuh mengalami perkara ajaib yang mengubahkan hidupnya. Lewat doa yang didaraskan dengan penuh iman, dalam nama Yesus Kristus, terjadilah keajaiban dan si lumpuh itu pun berjalan, melompat-lompat, dan memuji Allah (ay. 7-9).
Sampai hari ini kita mungkin rindu memenangkan jiwa bagi Kristus, tetapi ada banyak kesulitan dan penghalang. Suatu kondisi yang seharusnya justru membawa kita semakin sungguh-sungguh berdoa supaya kuasa Tuhan dinyatakan. Mintalah juga petunjuk firman-Nya, supaya kita dapat mengerjakan sesuatu sebagai tindakan iman setelah kita berdoa. Niscaya perkara ajaib akan terjadi dan nama Tuhan dimuliakan. --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 1 RAJA-RAJA 18:1-15
Bacaan Setahun: Yesaya 15-21
Nas: Sebab itu Ahab telah memanggil Obaja yang menjadi kepala istana. Obaja itu seorang yang sungguh-sungguh takut akan TUHAN. (1 Raja-raja 18:3)
Menyelamatkan Seratus Nabi
Irene adalah murid Sekolah Minggu saya yang duduk di kelas lima. Saat saya bertanya apakah hal istimewa darinya, dia merasa tidak punya. Satu kali saat Irene dan kedua orang tuanya mengunjungi rumah kami, Irene sangat mengasihi Nathan, anak kami yang masih bayi. Dia menemani Nathan, dan Nathan nyaman bersama Irene, padahal dengan anak-anak lain Nathan biasanya rewel. Irene sadar karunia rohaninya adalah mengasihi anak-anak. "Aku mau jadi dokter anak, " jawabnya dengan mata berbinar-binar saat saya bertanya apa cita-citanya.
Tuhan menciptakan setiap orang berbeda-beda untuk tujuan-Nya yang istimewa. Kepercayaan dan dorongan kita terhadap seseorang, dapat menolong dia menyadari keberadaannya sebagai ciptaan Tuhan yang istimewa. Merenungkan kisah Obaja, bukan kebetulan Ahab memercayainya, sehingga dia diangkat menjadi kepala istana. Ahab orang yang jahat di mata Tuhan (1Raj. 16:30) dan mendukung istrinya melenyapkan nabi-nabi Tuhan. Obaja takut akan Tuhan sejak masa kecilnya (ay. 12) dan dia menyelamatkan seratus nabi Tuhan (ay. 13). Meski Obaja tidak terkenal seperti Elia atau Elisa, tapi Obaja dipakai Tuhan melakukan misi-Nya, yaitu menyelamatkan seratus nabi-Nya.
Setiap kita pasti memiliki kelebihan dan kelemahan dalam banyak hal. Kadang, kita butuh waktu bertahun-tahun diproses sampai akhirnya Tuhan memakai kita untuk tujuan-Nya yang istimewa. Di dalam Kristus Yesus, kita sangat berharga dan pasti dipakai-Nya untuk mengerjakan hal istimewa. --RTG/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: KELUARAN 3:1-12
Bacaan Setahun: Yesaya 22-26
Nas: Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." (Keluaran 3:5)
Menanggalkan Kasut
Kasut atau alas kaki sering diidentikkan dengan sesuatu yang kotor. Sebagian orang mewajibkan tamu untuk melepaskan alas kaki ketika masuk ke dalam rumahnya. Begitu pula sebagian rumah ibadah mewajibkan jemaat untuk melepaskan alas kaki ketika masuk ke dalamnya.
Saat Musa menyimpang untuk memeriksa semak duri yang menyala tetapi tidak dimakan api, Allah berseru agar Musa menanggalkan kasut, sebab tempat di mana Musa berdiri adalah tanah yang kudus (ay. 3-5). Saat itulah Allah mengutus Musa kepada Firaun untuk membawa orang Israel keluar dari Mesir (ay. 10).
Saat kita menghampiri Tuhan, Tuhan memerintahkan "tanggalkan kasutmu"―kita harus menanggalkan hal-hal kotor dalam diri kita. Rasul Paulus menasihati agar kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan (Rm. 13:12), menanggalkan manusia lama serta kelakuannya yang menemui kebinasaan oleh nafsunya yang menyesatkan (Ef. 4:22, Kol. 3:9). Sebaliknya kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang (Rm. 13:14).
Pemazmur menyatakan yang boleh naik ke atas gunung Tuhan dan berdiri di tempat-Nya yang kudus adalah orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu (Mzm. 24:3-4). Kita tidak bisa hidup di dalam dosa lagi. Mari dengan memohon pertolongan Roh Kudus, kita periksa diri, "kasut-kasut" apa yang harus kita tanggalkan agar kita layak menghampiri Allah dan menyediakan diri untuk diutus, menjawab panggilan Tuhan. --IN/www.renunganharian.net
* * *
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )
JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar