RENUNGAN HARIAN
Bacaan: KELUARAN 20:1-6
Bacaan Setahun: Yeremia 26-28
Nas: "... sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu ...." (Keluaran 20:5)
Tuhan yang Cemburu
Apa kesan Anda ketika mendengar kata "cemburu"? Bagaimana bila ada yang menyebut Anda sebagai orang yang suka cemburu? Apakah Anda menangkapnya sebagai pujian atau celaan? Pada umumnya, kita menganggap kecemburuan sebagai hal yang negatif. Di sinilah kesulitannya saat kita membaca pernyataan Alkitab bahwa Allah adalah pribadi yang cemburu.
Bagaimana seharusnya kita memahami kecemburuan Allah? Sesungguhnya, kecemburuan Allah berbeda jauh dari kecemburuan manusia. Pertama, kecemburuan Allah adalah tanda dari cinta-Nya yang murni dan kuat kepada kita. Perhatikan ayat 2, Allah menyebut diri-Nya sebagai "Allahmu" untuk menunjukkan relasi yang istimewa antara Allah dan umat-Nya yang berdasarkan cinta-Nya kepada mereka. Kedua, kecemburuan Allah justru bagi kebaikan kita. Dia menyatakan diri-Nya sebagai pencemburu dalam konteks perintah pertama dan kedua yang intinya adalah kita harus menyembah Dia saja (ay. 2-5). Sepintas, Allah terkesan narsistik. Namun, perintah ini sebenarnya demi kita. Sebagai ciptaan-Nya, kita akan menemukan kepuasan, kepenuhan, dan kebahagiaan terbesar hanya di dalam Dia. Saat kita berpaling pada ilah-ilah lain maka kita sedang menyengsarakan dan merusak diri sendiri karena menjauh dari Sang Sumber Kehidupan yang sejati.
Mari lihat kecemburuan Allah dari kacamata kasih-Nya yang besar kepada kita. Kasih-Nya yang sepenuhnya berpihak bagi kebaikan kita. Kiranya kecemburuan Allah ini membangkitkan rasa syukur dalam diri kita bahwa kita begitu disayangi-Nya. --JIM/www.renunganharian.net
* * *
Bacaan Setahun: Yeremia 29-31
Nas: "Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang." (Matius 24:46)
Setia
Apa itu bekerja dengan setia menurut Tuhan? Awalnya saya berpikir, kesetiaan itu seperti karyawan yang tekun melakukan pekerjaan rutin yang itu-itu juga dari hari ke hari. Membosankan, cenderung miskin inovasi dan kreativitas, meskipun mereka rajin dan baik. Namun ternyata yang dituntut bukan hanya setia, melainkan juga bijaksana (ay. 45). Mirip Yusuf yang mengawali kariernya sebagai budak. Namun pada waktu yang Tuhan tetapkan, Yusuf pun dipercaya sebagai pemimpin tertinggi di Mesir di bawah Firaun.
Tujuan Yesus menceritakan perumpamaan tentang hamba di bagian ini adalah untuk mengingatkan agar kita bersiap akan kedatangan-Nya. Sebab tidak ada yang tahu tentang waktunya (Mat. 24:42). Banyak orang akan terlena. Beberapa orang melalaikan tugasnya, bahkan menggunakan wewenangnya untuk menindas orang lain. Padahal tugas hamba adalah melayani dan memenuhi kebutuhan para hamba lainnya (ay. 45). Kedatangan kembali Yesus Kristus akan menjadi malapetaka bagi hamba yang jahat. Jadi, hamba yang tidak melakukan tugasnya sudah pasti akan dihukum sesuai keadilan Allah.
Untuk menjadi setia bukan perihal mengerjakan tugas rutin yang membosankan. Inti kesetiaan adalah ketulusan hati yang dipenuhi rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas sebaik-baiknya. Selain itu, hati orang yang setia tertuju kepada Allah sebagai tuan dan pengawasnya. Penghargaan, kehormatan, serta mahkota yang Tuhan sediakan hendaknya menjadi pemacu semangat bagi kita untuk menjaga kesetiaan kita sebagai hamba-Nya. --HEM/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: 1 RAJA-RAJA 22:1-40
Bacaan Setahun: Yeremia 32-33
Nas: Jawab raja Israel kepada Yosafat: "Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla." (1 Raja-raja 22:8)
Anti Kritik
Rick Warren, penulis buku terlaris The Purpose Driven Life mengatakan bahwa sikap yang paling menghambat pertumbuhan kerohanian seseorang adalah anti terhadap kritik. Beliau mengatakan bahwa Allah juga turut bekerja melalu kritik-kritik yang diberikan kepada kita. Terlepas apakah kritik itu diberikan oleh orang yang kita sukai atau tidak, kritik akan tetap memiliki nutrisi rohani yang akan kita terima sepanjang hidup kita.
Raja Ahab juga dikenal antikritik. Pada masa pemerintahannya, nabi-nabi Allah mengkritik gaya pemerintahannya. Raja Ahab mengabaikan kritik dari Allah tersebut. Ketika Yosafat menjabat sebagai raja Yehuda, ia mengajak Raja Ahab untuk menaklukkan wilayah Ramot-Gilead. Namun sebelum menyerang, Yosafat ingin bertanya pada Allah. Yosafat tidak percaya dengan perkataan nabi-nabi Raja Ahab yang menyetujui penyerangan tersebut. Yosafat ingin mendengar langsung dari nabi Allah. Maka dipanggillah Mikha bin Yimla, nabi yang disingkirkan Raja Ahab karena kerap mengkritiknya dan tidak pernah menubuatkan yang baik tentangnya (ay. 8). Hanya Mikha saja yang melarang penyerbuan tersebut, karena Allah tidak merestuinya.
Perkataan yang baik atau pujian belum tentu membuat kita bertumbuh. Allah juga sering hadir dalam proses pendewasaan kita melalui kritik. Jika ada seseorang yang kerap mengkritik dengan kata-kata yang sering menyakitkan dan terlihat menyebalkan, tapi jauh di dalam hati kita tahu bahwa yang dikatakannya itu benar, hendaknya kita bisa lebih membuka hati. Jika orangnya tidak menyenangkan, setidaknya dia memberikan banyak pelajaran berharga bagi kita. --REY/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 1 KORINTUS 11:17-34
Bacaan Setahun: Yeremia 34-36
Nas: Karena itu, Saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, hendaklah kamu saling menunggu. (1 Korintus 11:33)
Saat Makan Bersama
Salah satu acara yang dapat mengeratkan persekutuan adalah dengan makan bersama. Sebagian orang menyebutnya sebagai "perjamuan kasih". Dalam acara ini, orang-orang dapat berpartisipasi dengan berbagi berkat yakni menyediakan makanan tertentu untuk dinikmati bersama-sama. Ini juga menjadi kesempatan untuk saling melayani, serta saling memperhatikan kepentingan orang lain.
Namun jika tidak dilakukan dengan benar, acara makan bersama justru dapat menjadi ajang perpecahan, ajang menyombongkan diri serta kesempatan memuaskan sifat egois dan keserakahan seseorang. Begitulah yang terjadi di jemaat Korintus. Masing-masing menyantap makanannya tanpa memikirkan orang lain. Akibatnya, sebagian kekenyangan, sementara yang lain kelaparan (ay. 21). Mereka juga seolah hendak mempermalukan orang-orang miskin yang tidak dapat membawa sesuatu (ay. 22). Perkumpulan mereka malahan menjadi sesuatu yang mendatangkan keburukan (ay. 17).
Ternyata melalui acara makan bersama, kita dapat menerapkan begitu banyak prinsip pengajaran Kristus di dalamnya: memikirkan kepentingan orang lain, belajar menahan diri, rela melayani sesama, menghormati orang lain, menjaga jangan sampai ada anggota yang dipermalukan, dan lain-lain. Salah satu tip yang disarankan Paulus adalah agar seseorang makan terlebih dahulu di rumahnya sebelum menghadiri acara makan bersama (ay. 34). Karena tujuan utama makan bersama bukanlah untuk memuaskan nafsu makan hingga perut kenyang, melainkan untuk membangun persekutuan bersama, agar masing-masing anggota mengalami kebaikan Tuhan melalui kehadiran kita. --HT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: KEJADIAN 40
Bacaan Setahun: Yeremia 37-40
Nas: Ketika pada waktu pagi Yusuf datang kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati. (Kejadian 40:6)
Menolong Tertolong
Pernahkah kita mengalami sebuah situasi ketika kita sedang menghadapi situasi sulit dan butuh pertolongan, tetapi tiba-tiba kita menjumpai seseorang yang butuh pertolongan? Apa yang akan kita lakukan? Alih-alih menunjukkan perhatian dan kepedulian, bukankah kita lebih suka mengambil sikap untuk menghindar dengan dalih bahwa kita sendiri juga sedang butuh ditolong?
Ketika Yusuf dalam penjara, ia melihat dua orang yang satu sel dengannya sedang bersusah hati. Situasi Yusuf pun sedang tidak lebih baik. Wajarlah seandainya ia mau fokus pada masalah-masalah pribadinya sendiri. Tetapi Yusuf belajar untuk menyadari ia bukan satu-satunya orang yang terluka. Yusuf memang terpenjara tetapi tidak dengan hatinya. Karena itulah, ia tetap berusaha peduli dengan kesusahan orang lain dan siapa tahu bisa memberi pertolongan. Berawal dari kepedulian Yusuf inilah juru roti dan juru minuman menerima jawaban atas mimpinya. Kisah kepedulian ini pula yang pada waktunya dipakai Allah untuk menjawab mimpi Yusuf.
Acapkali pada saat kita sedang membutuhkan pertolongan, tidak jarang Tuhan menjawab doa kita dengan mengirimkan seseorang yang juga butuh ditolong. Mengingat apa yang pernah dialami Yusuf, kiranya hati kita digerakkan untuk tetap menunjukkan kepedulian dan jika mampu, menolongnya. Kita mungkin tidak memahami apa yang sedang Tuhan kerjakan melalui setiap peristiwa yang kita alami. Tuhan hanya menghendaki kita untuk mengerjakan bagian kita: menabur kebaikan apa pun situasinya. Di saat kita butuh pertolongan, Tuhan menghendaki agar mata hati kita tidak tertutup terhadap kesusahan orang lain. Apa yang kita tabur, kita akan menuainya. Saat kita memberi pertolongan, kita juga akan tertolong. -SYS
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang
waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. --SYS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: KEJADIAN 40
Bacaan Setahun: Yeremia 37-40
Nas: Ketika pada waktu pagi Yusuf datang kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati. (Kejadian 40:6)
Menolong Tertolong
Pernahkah kita mengalami sebuah situasi ketika kita sedang menghadapi situasi sulit dan butuh pertolongan, tetapi tiba-tiba kita menjumpai seseorang yang butuh pertolongan? Apa yang akan kita lakukan? Alih-alih menunjukkan perhatian dan kepedulian, bukankah kita lebih suka mengambil sikap untuk menghindar dengan dalih bahwa kita sendiri juga sedang butuh ditolong?
Ketika Yusuf dalam penjara, ia melihat dua orang yang satu sel dengannya sedang bersusah hati. Situasi Yusuf pun sedang tidak lebih baik. Wajarlah seandainya ia mau fokus pada masalah-masalah pribadinya sendiri. Tetapi Yusuf belajar untuk menyadari ia bukan satu-satunya orang yang terluka. Yusuf memang terpenjara tetapi tidak dengan hatinya. Karena itulah, ia tetap berusaha peduli dengan kesusahan orang lain dan siapa tahu bisa memberi pertolongan. Berawal dari kepedulian Yusuf inilah juru roti dan juru minuman menerima jawaban atas mimpinya. Kisah kepedulian ini pula yang pada waktunya dipakai Allah untuk menjawab mimpi Yusuf.
Acapkali pada saat kita sedang membutuhkan pertolongan, tidak jarang Tuhan menjawab doa kita dengan mengirimkan seseorang yang juga butuh ditolong. Mengingat apa yang pernah dialami Yusuf, kiranya hati kita digerakkan untuk tetap menunjukkan kepedulian dan jika mampu, menolongnya. Kita mungkin tidak memahami apa yang sedang Tuhan kerjakan melalui setiap peristiwa yang kita alami. Tuhan hanya menghendaki kita untuk mengerjakan bagian kita: menabur kebaikan apa pun situasinya. Di saat kita butuh pertolongan, Tuhan menghendaki agar mata hati kita tidak tertutup terhadap kesusahan orang lain. Apa yang kita tabur, kita akan menuainya. Saat kita memberi pertolongan, kita juga akan tertolong. -SYS
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang
waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. --SYS/www.renunganharian.net
* * *
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )
JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar