RENUNGAN EDISI 30 JULI 2023 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 28 Juli 2023

RENUNGAN EDISI 30 JULI 2023

 RENUNGAN HARIAN




RENUNGAN SENIN
Bacaan: MATIUS 19:13-15

Bacaan Setahun: Amsal 20-23

Nas: Tetapi Yesus berkata, "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang punya Kerajaan Surga." (Matius 19:14)


Gereja Ramah Anak

Sering kali gereja kurang memberikan pelayanan yang optimal kepada anak-anak. Kehadiran mereka dirasakan cukup dengan pelayanan Sekolah Minggu saja. Padahal anak-anak adalah bagian integral dari persekutuan orang percaya itu sendiri. Mereka adalah anggota jemaat yang memiliki hak untuk dilayani dan mengambil bagian dalam pelayanan sesuai dengan kapasitasnya.

Suatu kali ada orang membawa anak-anak kecil (Yunani: paidion, anak-anak yang masih kecil) dengan harapan agar Tuhan Yesus memberkati dan berdoa bagi mereka. Sepertinya, kehadiran anak-anak ini mengganggu para murid Yesus. Ya, bisa dipahami karena anak-anak dianggap tidak bisa diam, rewel, selalu bergerak ke sana ke mari dan lain sebagainya. Respons Tuhan Yesus justru sebaliknya. Ia menyuruh para murid membiarkan anak-anak itu datang kepada-Nya, bahkan Tuhan Yesus menyebut anak-anak itu, "... yang punya Kerajaan Surga." Tuhan Yesus pun meletakkan tangan-Nya atas anak-anak itu. Sebuah tindakan memberikan berkat, tetapi juga dapat dilihat sebagai bentuk penerimaan Tuhan Yesus atas kehadiran anak-anak di sekitar-Nya.

Gerakan Gereja Ramah Anak (GRA) menjadi gerakan untuk memberikan pelayanan, perhatian dan perlindungan yang maksimal kepada anak-anak. Gereja harus mengondisikan diri sebagai tempat yang aman bagi anak-anak. Selain membuat aturan yang membuat anak-anak aman dari bahaya kecelakaan selama dalam lingkungan gereja, penting untuk membuat kode etik bagi orang dewasa ketika berhadapan dengan anak-anak. Hal ini adalah bagian dari perlindungan terhadap anak, termasuk melindungi mereka dari bahaya pelecehan yang dilakukan oleh orang dewasa. --AAS/www.renunganharian.net

* * *
ANAK-ANAK JUGA WARGA GEREJA. MEREKA HARUS DITERIMA
DAN MERASA AMAN DALAM PELAYANAN GEREJA.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: 2 TIMOTIUS 1:13-18

Bacaan Setahun: Amsal 24-27

Nas: Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. (2 Timotius 1:16)


Menyegarkan Hati

Onesiforus dan keluarganya adalah anggota jemaat di kota Efesus. Ia mengerjakan banyak pelayanan di sana. Paulus memujinya atas keramahtamahan, kebaikan serta keberaniannya. Paulus menyebut bahwa keluarga Onesiforus telah menyegarkan hatinya berulang kali. Ketika Paulus menghadapi persoalan yang berat hingga dipenjara karena pemberitaan Injil, banyak orang Kristen meninggalkannya. Namun Onesiforus tetap menunjukkan dukungannya. Ia tidak malu mengunjungi Paulus ke penjara. Ia bahkan mencari serta menemui Paulus hingga ke Roma. Tak heran, kepedulian dan kasih yang ditunjukkannya itu menyegarkan hati Paulus.

Apakah kehadiran kita membawa kesegaran dalam kehidupan seseorang? Ataukah sebaliknya? Ketika saya bertemu dengan orang-orang tertentu, saya ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama mereka. Percakapan biasanya diisi dengan hal-hal yang bermakna, memberi sukacita, meneguhkan, serta menyemangati agar tetap mengikut serta melayani Tuhan dengan setia. Ibarat baterai, saya merasa semakin diisi sehingga semakin berdaya.

Namun ada juga orang-orang yang kehadirannya justru membuat saya berkecil hati dan menjadi kurang bersemangat. Bahkan sikap dan tindakan mereka seolah hendak mengatakan bahwa apa yang saya kerjakan tidak berguna alias gagal. Mereka ibarat pengisap daya yang membuat energi saya habis. Rasanya menjadi penat dan ingin berhenti melayani Tuhan.

Dengan merenungkan tindakan Onesiforus, kita pun dapat mengevaluasi diri sendiri. Kiranya kehadiran kita membawa kesegaran dan kesejukan. Membesarkan hati. Membawa peneguhan sehingga orang-orang semakin giat melayani Tuhan serta menaati Dia. --HT/www.renunganharian.net

* * *
KEHADIRAN YANG SENANTIASA MENYEGARKAN HATI ORANG LAIN,
MENAMBAH SEMANGAT UNTUK MELAYANI DAN MENAATI TUHAN.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: KEJADIAN 47:1-12

Bacaan Setahun: Amsal 28-31

Nas: Jawab Yakub kepada Firaun: "Tahun-tahun pengembaraanku sebagai orang asing berjumlah seratus tiga puluh tahun. Tahun-tahun hidupku itu sedikit saja dan buruk adanya, tidak mencapai umur nenek moyangku, yakni jumlah tahun mereka mengembara sebagai orang as (Kejadian 47:9)


Yakub Menghadapi Dukacita

Ucapan Yakub dalam konteks ayat kutipan hari ini adalah ketika Yusuf memperkenalkan ayah dan saudara-saudaranya kepada Firaun. Yakub pun menyampaikan doa berkat bagi Firaun. Ia lalu ditanya usianya oleh Firaun. Sangat menarik bahwa Yakub merasa perlu menjelaskan penderitaannya. Ia merasakan pahit getirnya hidup.

Awalnya, Yakub terpaksa melarikan diri dari rumah karena Esau hendak membunuhnya. Ini karena Yakub merampas hak kesulungan dengan tipu daya. Lalu Rahel, istri yang dikasihinya, meninggal ketika melahirkan Benyamin. Saudara-saudara Yusuf juga tidak ada yang beres hidupnya. Yang paling membuat dirinya hancur adalah ketika Yusuf, anak yang dikasihinya, dianggap tewas dimangsa binatang buas. Akibatnya, ia terlalu melindungi Benyamin, adik Yusuf. Kata-kata Yakub ketika anaknya hendak membawa Benyamin menghadap Yusuf sebagai penguasa di Mesir, sebelum Yusuf membuka penyamarannya, mewakili rasa duka Yakub yang berkepanjangan. "Jika anak ini kamu ambil pula dari padaku, dan ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka, " demikian ditirukan Yehuda, anaknya (Kej. 44:29).

Lalu apa yang membuat Yakub bertahan? Imannya! Meskipun ini juga karena berkali-kali Allah menyatakan diri secara langsung untuk menguatkannya. Bagi kita, jika berduka, kita pun perlu mengingat bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita. Allah menguatkan dan niscaya memimpin kita dari waktu ke waktu melalui berbagai peristiwa. --HEM/www.renunganharian.net

* * *
JIKA BERDUKA, INGATLAH BAHWA ALLAH TIDAK MENINGGALKAN KITA.
IA MENGUATKAN DAN MEMIMPIN HIDUP KITA, DALAM SUKA MAUPUN DUKA.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: MARKUS 5:1-20

Bacaan Setahun: Pengkhotbah 1-4

Nas: Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu, "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" (Markus 5:19)


Estafet Injil

Mendengar seorang tetangganya sakit, Bu Sri datang untuk menengok. Si tetangga pun menceritakan bahwa dirinya terkena tumor. Namun ia menolak rangkaian tindakan medis yang semestinya dijalankan karena takut. Sebagai penyintas tumor, Bu Sri membagikan kisahnya. Syukur kepada Tuhan, kesaksiannya membuahkan semangat dan keberanian sehingga si tetangga mau menjalani operasi bahkan dinyatakan sembuh.

Berhasil disembuhkan Yesus dari kerasukan setan, seorang pria bermaksud mengikut Yesus. Tetapi Yesus mencegahnya. Apakah Yesus tidak mau menerima pria itu sebagai murid? Bukan. Yesus bukan sedang menolaknya. Hanya, Ia bermaksud memercayakan sebuah tugas besar: mengutus pria itu bersaksi tentang Dia. Tentang karya-Nya yang besar dan nyata, sebagaimana yang telah ia rasakan. Dengan melakukan yang demikian maka karya Yesus tidak berhenti pada orang-orang yang Ia temui secara langsung. Karya-Nya terus berlanjut. Dirasakan lebih banyak orang melalui kesaksian orang-orang yang lebih dulu menerima berkat-Nya.

Selama ini mungkin kita telah berjuang mewartakan Injil dengan keras. Bahkan mungkin merasa puas, karena dari penginjilan kita ada yang bersedia menjadi orang percaya. Namun, apakah kita memperhatikan seberapa jauh Injil memberi pengaruh? Sungguhkah mereka menghidupi kekristenan? Karena tujuan pewartaan Injil bukan sekadar menjadikan orang lain mengaku beragama Kristen. Lebih dari itu, Injil diharapkan membawa pertobatan dan memampukan penerimanya menyaksikan Injil kepada orang lain lagi. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
INJIL IBARAT TONGKAT ESTAFET YANG HARUS TERUS DILANJUTKAN.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: ULANGAN 8:11-20

Bacaan Setahun: Pengkhotbah 5-8

Nas: "Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini." (Ulangan 8:17)


Terkecoh Arus

Seorang teman menceritakan pengalamannya saat berenang di sebuah pantai. Kondisi air begitu tenang sehingga ia begitu mudah berenang mengarungi pantai itu. Merasa hebat, timbul keinginannya untuk berenang lebih jauh lagi. Kali ini ia berniat berenang menjauhi teluk menuju lautan lepas. Ia pun berhasil mencapainya. Tetapi waktu ia memutuskan untuk berenang kembali menuju pantai, ternyata ia susah payah bergerak maju. Ia baru sadar telah dikecoh oleh arus air. Ternyata apa yang membuatnya berenang menjauhi pantai dengan mudah bukanlah kekuatannya, melainkan arus air yang tidak dilihatnya.

Jangan terkecoh arus. Inilah peringatan Musa kepada bangsa Israel yang sebentar lagi akan memasuki negeri Kanaan. Musa mewanti-wanti agar mereka tidak lupa diri dengan menganggap semua pencapaian itu adalah hasil kekuatan mereka. Mereka harus selalu ingat bahwa semua itu pemberian Tuhan semata. Jika mereka terkecoh arus kenyamanan kemudian melupakan Tuhan, berubah tinggi hati, dan mengikuti allah lain, mereka pasti binasa (ay. 19-20).

Disadari atau tidak, ketika kehidupan berjalan seolah tanpa masalah, serba lancar, dan aman-aman saja, jika tidak diwaspadai situasi ini berpotensi mengubah hati kita. Bak "arus air" yang tidak nampak namun dapat membawa kehidupan kita jauh dari Tuhan. Bahaya "arus kenyamanan" inilah yang disadari penulis kitab Amsal sehingga dalam doanya ia memohon, "Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku" (Ams. 30:8-9). --SYS/www.renunganharian.net

* * *
DALAM SETIAP PENCAPAIAN, INGAT BAHWA TUHANLAH
YANG MEMBERI KEKUATAN UNTUK MEMPEROLEH SEMUANYA.

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: MATIUS 20:1-16

Bacaan Setahun: Pengkhotbah 9-12

Nas: "Ketika hari malam pemilik kebun itu berkata kepada mandornya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk pertama." (Matius 20:8)


Pekerja Perbaikan Rel Kereta Api

Suatu sore, saya tertegun melihat sekumpulan pekerja yang sedang mengerjakan proyek perbaikan rel kereta api. Ada yang terlihat menyeka keringat setelah mengangkat balok yang menjadi landasan rel, ada yang sedang menuang kerikil dari karung-karung yang sudah disiapkan di sekitar rel, dan ada sekelompok orang yang bekerja sama mengangkat dan menempatkan rel agar terpasang dengan baik. Para pekerja ini berjerih lelah demi kereta api dapat berjalan dengan lancar, tetapi berapa banyak penumpang menyadari jasa dari para pekerja ini?

Dalam dunia kerja, kita kerap mendengar adanya para pekerja "di balik layar" dengan peran krusial, tetapi terkadang kurang mendapat perhatian dan apresiasi. Namun, ada pula fakta lain: pekerja yang sudah bekerja keras di depan mata pun, terkadang juga terlewatkan. Inilah bentuk ketidakadilan yang semestinya mendapatkan perhatian dari para pemimpin, baik di dunia kerja maupun di pelayanan. Yesus mengajarkan pentingnya penghargaan pemimpin kepada para pekerjanya, juga mengajarkan tentang kemurahhatian, yang hendaknya menjadi ciri khas para pemimpin kristiani.

Memperlakukan sesama pekerja, orang-orang yang kita pimpin, atau para pegawai yang kita pekerjakan adalah cerminan yang dapat dilihat dan dirasakan dengan mudah, sekaligus dapat menilai sejauh mana seorang percaya memperlakukan orang lain. Mari belajar dari "tuan yang murah hati" dalam nas renungan hari ini, lalu jadilah murah hati dengan memperhatikan orang-orang di sekitar, terutama mereka yang kita pekerjakan. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
TAK ADA ORANG YANG MENOLAK UNTUK DIHARGAI
ATAU DIAPRESIASI HASIL KERJANYA.

* * *


MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #HistoryMaker2023 #PembuatSejarah2023 #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman