RENUNGAN EDISI 16 JULI 2023 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 14 Juli 2023

RENUNGAN EDISI 16 JULI 2023

 RENUNGAN HARIAN



RENUNGAN SENIN
Bacaan: KISAH PARA RASUL 15:35-41

Bacaan Setahun: Mazmur 88-91

Nas: Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah .... (Kis. 15:39)


Berselisih Tajam

Paulus dan Barnabas telah menjadi rekan sepelayanan untuk waktu yang lama. Mereka memberitakan Injil serta merintis gereja di berbagai daerah. Namun suatu kali, mereka berbeda pendapat tentang mengikutsertakan Markus, yang sebelumnya melayani bersama mereka, tetapi meninggalkan pelayanan tersebut. Paulus menolak tegas keikutsertaan Markus, sedangkan Barnabas bersikeras memberinya kesempatan kedua. Mereka berdebat dan berselisih tajam, tanpa titik temu. Akhirnya, mereka putuskan untuk berpisah, lalu berjalan sendiri-sendiri dalam pelayanan.

Perselisihan Paulus dan Barnabas ini bukanlah soal dosa atau moralitas. Tetapi soal prinsip dalam pelayanan. Menariknya, sekalipun mereka bertengkar hebat, mereka tidak lantas jadi bermusuhan, saling merongrong atau menjelekkan. Mereka juga tidak berhenti melayani Tuhan, melainkan masing-masing membentuk tim yang baru. Paulus melayani bersama Silas, sedangkan Barnabas melayani bersama Markus. Malahan, perselisihan itu membuat jangkauan pelayanan mereka semakin luas. Bahkan nantinya, mereka ternyata kembali bekerja sama dalam melayani Tuhan dan saling mendukung.

Munculnya konflik dalam pelayanan sering kali tak bisa dihindari. Namun saat itu terjadi, kiranya kita tetap setia dalam koridor kebenaran firman Tuhan. Bukan saling merongrong, menjelekkan atau ingin menghancurkan pihak lain. Perselisihan mungkin membuat kita berhenti bekerja sama untuk sementara waktu. Namun kita hendaknya tetap berfokus melayani Tuhan, bukan membangun kerajaan sendiri. Tentunya dengan tetap mengevaluasi diri sendiri. Inilah salah satu teladan yang diberikan oleh Paulus dan Barnabas bagi kita. --HT/www.renunganharian.net

* * *
TIDAK ADA PERSELISIHAN YANG TIDAK DAPAT DISELESAIKAN,
ASALKAN KITA DENGAN RENDAH HATI TAAT KEPADA PIMPINAN TUHAN.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: 2 TIMOTIUS 4:1-8

Bacaan Setahun: Mazmur 92-100

Nas: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (2 Timotius 4:2)


Siap Sedia

Seorang klien datang kepada terapis, mengaku memiliki emosi marah dan kecewa kepada banyak orang. Namun pada sesi pertama pertemuan, sang terapis memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan konseling. "Beliau selalu membantah setiap penjelasan, pendapat dan pandangan saya. Sekalipun ada kesediaan (willingness), beliau belum memiliki kesiapan (readiness). Jika saya memaksakan diri untuk melanjutkan, pada akhirnya akan bertambah satu lagi orang yang bermasalah dengannya, yaitu saya, " ujar sang terapis.

Rasul Paulus meminta Timotius untuk bersiap sedia dalam memberitakan Firman. Ya, selain kesediaan/kemauan, Timotius harus memiliki kesiapan. Siap dibentuk Tuhan dengan rela meninggalkan ego. Mengosongkan diri, guna menghidupi kesalehan dalam penyertaan Roh seturut kehendak Allah. Timotius juga harus siap menghadapi tantangan dalam pelayanan. Siap ditolak dan dibenci, mengingat semakin banyak orang menolak kebenaran.

Berhubung segala sesuatu dalam hidup orang kristiani selalu bernilai rohani, maka siap sedia menjalani hidup dalam pimpinan Tuhan adalah hakikat. Bahkan menjadi kaya pun dibutuhkan kesiapan supaya dapat menggunakannya dengan bijak. Namun, menolak tanggung jawab dengan alasan "belum siap" juga bukan teladan Kristus. Apalagi menolak panggilan Tuhan untuk menghidupi kekristenan dan pelayanan. Kita tidak akan pernah benar-benar siap jika kita tidak pernah mau mengupayakannya. Lebih baik menyediakan diri supaya Tuhan sendiri yang menolong kita bersiap, melalui didikan dan penyertaan-Nya. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
SIAP SEDIA MENGHIDUPI PRINSIP KRISTUS
ADALAH HAKIKAT SEBAGAI MURID KRISTUS.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: KELUARAN 2:1-10

Bacaan Setahun: Mazmur 101-105

Nas: ... sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, ... diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil. (Keluaran 2:3)


Iman Tidak Sembrono

Begitu mendapat gaji, seorang pemuda sudah langsung menghabiskan hampir separuh gajinya. "Boros sekali, " komentar temannya, "Begini caranya bagaimana kau nanti memenuhi kebutuhan menjelang akhir bulan?" "Tenang saja, " jawab pemuda itu dengan santai. "Aku beriman Tuhan pasti mencukupkan kebutuhanku." "Bagus kita beriman, tetapi kau harus mengerti iman tidak sembrono, " nasihat temannya.

Iman tidak sembrono. Bukan berarti karena percaya kepada Tuhan, kita bisa melakukan tindakan sekehendak hati dan tanpa pikir panjang. Faktanya, iman yang benar justru penuh pertimbangan. Contoh iman yang benar dapat kita lihat dari pengalaman Yokhebed. Tidaklah dapat lagi ia menyembunyikan bayinya sesudah tiga bulan lamanya. Bayi sudah bertumbuh besar. Maka Yokhebed meletakkan bayi itu dalam sebuah peti pandan, lalu menaruh peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil (ay. 3). Tampaknya sembrono, tetapi sesungguhnya, tindakan tersebut berasal dari pemikiran yang matang. Saat bayi ditaruh ialah saat putri Firaun mandi (ay. 5). Pula Yokhebed menempatkan Miryam, kakak si bayi sebagai penjaga (ay. 4). Apabila nanti arus sungai membahayakan si bayi, si kakak segera datang menolong.

Tuhan membekali kita manusia dengan akal budi untuk menimbang setiap tindakan yang hendak kita lakukan. Maka jangan lagi kita bertindak sekehendak hati (seperti pemborosan, kebut-kebutan atau makan berlebihan), mengira tidak ada akibat buruk terjadi karena kita beriman kepada Tuhan. Selalu ingat iman tidak sembrono, sebaliknya, penuh pertimbangan. Walaupun berkata, "Aku beriman kepada Tuhan, " konsekuensi akan kita tanggung apabila tindakan kita selalu sembarangan. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
KITA BERIMAN TUHAN MAMPU MELAKUKAN SEGALANYA, NAMUN
BUKAN BERARTI KITA MELAKUKAN SEGALANYA SECARA SEMBARANGAN.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: MATIUS 18:21-35

Bacaan Setahun: Mazmur 106-107

Nas: "Demikian juga yang akan diperbuat oleh Bapa-Ku yang di surga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu." (Matius 18:35)


Menyimpan Bom Waktu

Banyak orang bisa berkata maaf. Banyak orang mudah berkata tidak apa-apa, lupakan saja. Dibandingkan anak-anak, orang dewasa cenderung lebih sulit untuk mengampuni. Sebagian besar orang dewasa masih menyimpan rasa kesal, jengkel, dendam setelah meminta maaf dan memaafkan orang lain. Kenyataan memang tidak semudah itu. Luka batin, perasaan dikecewakan atau dibohongi, pengalaman ditinggalkan seorang yang terkasih, keteledoran orang lain sering kali membuat hati sangat sulit melepaskan pengampunan. Kesalahan-kesalahan yang terjadi masih saja terpatri di benak hati.

Sebagai anak Tuhan kita perlu meminta Roh Kudus untuk memimpin kita dan mengubah cara pandang kita dalam mengampuni kesalahan orang lain. Yohanes 8:12 mengingatkan saat kita lupa akan standar pengampunan yang diperintahkan Tuhan. Tuhan menegur kita bahwa kita harus hidup sebagai terang, termasuk dalam hal mengampuni orang lain. Setiap orang yang mengaku mengikut Tuhan, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan memiliki terang hidup.

Menyimpan kesalahan orang lain sama dengan menyimpan bom waktu. Hati kita bisa menjadi pahit, tidak murni dalam mengasihi, dan sewaktu-waktu bisa melukai orang-orang di sekitar. Adakah saat ini kita menyimpan kesalahan-kesalahan orang lain? Pertimbangkanlah hal ini: Menyimpan kesalahan bukanlah sebuah solusi. Hal itu akan semakin melukai hati. Ketika seseorang berbuat kesalahan, mari belajar memberikan pengampunan dan tidak menyimpan kesalahannya. Sebagaimana Paulus dalam 1 Korintus 4:12b-13a menulis, "Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah." --YGP/www.renunganharian.net

* * *
MENYIMPAN KESALAHAN ORANG LAIN
SAMA DENGAN MENYIMPAN BOM WAKTU.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: RUT 2:1-7

Bacaan Setahun: Mazmur 108-118

Nas: Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh. (Rut 2:3)


Di Balik Kebetulan

Rut mengalami sebuah peristiwa yang unik. Demi mendapatkan sedikit makanan untuk hidup bersama Naomi, ia siap berlelah-lelah mencari sisa-sisa bulir gandum yang tercecer di sebuah ladang. Ladang milik siapa? Rut pun tidak tahu sebelumnya. Baru ketika ia bertemu dengan Boas, tahulah Rut bahwa ladang itu milik Boas. Kalimat yang menarik di ayat yang kita baca adalah, "kebetulan ia berada di tanah milik Boas" (ay. 3). Rut tidak merencanakan sebelumnya untuk pergi ke ladang Boas. Rut hanya mencari belas kasihan di ladang seseorang agar diizinkan memungut ceceran bulir gandum, itu saja rencana awalnya.

Bagi kita, tentu ada banyak hal yang terjadi secara kebetulan di luar rencana kita. Begitulah mungkin kita melihat tentang peristiwa yang dialami Rut. Siapa yang menyangka jika akhirnya Rut menjadi istri Boas? Namun seperti apa pun perspektif kita tentang sebuah peristiwa, apa yang nampak sebagai kebetulan, ternyata Tuhan sedang bekerja di baliknya. Tuhanlah yang menempatkan Rut dalam ladang Boas, bahkan berjumpa dengan Boas sendiri.

Dari kisah pertemuan Rut dan Boas ini kita diingatkan bahwa apa yang kita anggap sebagai suatu kebetulan, sebenarnya bukanlah suatu kebetulan (peristiwa tanpa sebab), tetapi Tuhan memang sedang mengerjakan sesuatu dalam hidup kita (bdk. Rm. 8:28). Oleh karena itu, kiranya dalam setiap rencana, kita meminta pimpinan Tuhan. Dengan demikian, apa pun peristiwa yang kita alami kita dapat belajar memahami kehendak Tuhan. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
BAHKAN DI BALIK SETIAP "KEBETULAN-KEBETULAN" YANG KITA ALAMI PUN
TUHAN BEKERJA UNTUK MENYATAKAN KEHENDAK-NYA.

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: HOSEA 1:2-9

Bacaan Setahun: Mazmur 119

Nas: Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai. (Hosea 3:2)


Gomer binti Diblaim

Tuhan meminta Hosea mengawini seorang perempuan sundal. Maka Hosea pergi ke rumah pelacuran untuk membeli dari situ Gomer binti Diblaim. Hosea kawin dengan perempuan itu, lalu lahirlah anak-anak laki-laki dan perempuan. Sesudah itu Gomer binti Diblaim kembali ke kehidupan lamanya. Lagi-lagi ia bersundal dan berzina. Tuhan meminta Hosea mencintai kembali perempuan itu. Sekali lagi Hosea pergi ke rumah pelacuran untuk membeli perempuan itu. Kali ini harga pembeliannya disebutkan, yakni lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai (Hos. 3:2).

Gomer binti Diblaim adalah gambaran dari kita, orang-orang berdosa. Tidak pantas kita dicintai karena telah mendurhaka. Betapa mengharukan mengetahui Yesus menginginkan kita. Jika Hosea mengosongkan dompetnya untuk membeli Gomer binti Diblaim, Yesus "mengosongkan diri-Nya" untuk membeli kita (Flp. 2:7). Yesus, yang adalah Tuhan, turun ke dunia mengambil rupa seorang manusia. Dia korbankan diri-Nya mati di kayu salib sebagai bayaran atas dosa-dosa kita. Tak terkira besarnya harga pembelian yang Yesus berikan. Sebab bukan barang fana, emas ataupun perak Dia gunakan sebagai alat penukar kita, melainkan darah-Nya yang mahal (1Ptr. 1:18-19).

Saat membaca kisah Hosea, kita tentu sebal terhadap Gomer binti Diblaim. Sungguh tidak tahu diri perempuan itu kembali bersundal dan berzina, padahal sudah mendapatkan suami yang setia dan takut akan Allah. Tanpa kita sadari kita juga kerap bersikap tidak tahu diri. Kita menyia-nyiakan kasih karunia Allah dengan sengaja melakukan dosa. Mulai hari ini, janganlah lagi kita meniru sikap Gomer binti Diblaim. Mari kita mengupayakan diri senantiasa melakukan kehendak Tuhan. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
JIKA KITA SUNGGUH MENYADARI BETAPA BERUNTUNGNYA KITA MENERIMA
KASIH YESUS, MAKA KITA AKAN BERUPAYA MENJAUHKAN DIRI DARI DOSA.

* * *





MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #HistoryMaker2023 #PembuatSejarah2023 #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman