RENUNGAN HARIAN
Bacaan: YEREMIA 18:1-10
Bacaan Setahun: Mazmur 132-138
Nas: Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. (Mazmur 139:14)
Karya Terindah
Cermin adalah benda yang jujur. Ketika kita menghadap sebuah cermin, maka ia akan menjelaskan dengan sejujur-jujurnya wajah dan tubuh kita. Tak ada sedikit pun yang ditutup-tutupinya. Setiap kali kita menatap sebuah cermin, apakah kita menyadari bahwa tangan Tuhan sedang dan terus menyempurnakan "gumpalan" hidup kita? Ya, Tuhan mengumpamakan diri-Nya bak seorang penjunan dan Ia senang bermain dengan gumpalan tanah liat yakni kehidupan kita.
Bukan hanya secara fisik yang kita lihat di dalam cermin, melainkan Sang Penjunan terus membentuk dan memperbaiki setiap aspek kehidupan kita. Tuhan, Sang Ahli Penjunan, dengan penuh kasih sayang membentuk karakter kita. Ia mengukur setiap bagian hidup kita dengan teliti, Ia memahat dengan penuh ketekunan, dan membentuk dengan penuh perasaan hingga menghasilkan karya seni yang indah di pemandangan-Nya. Jika demikian halnya, bukankah kita akan merasa seperti karya seni yang indah? Atau sebaliknya, kita selalu melihat diri kita hanyalah sebuah karya yang tidak berguna?
Seburuk apa pun kita menilai tentang diri kita, Tuhan tetaplah Sang Penjunan yang begitu sabar. Ia bukanlah Pribadi yang frustrasi yang akan membuang hasil karya-Nya ke tong sampah. Tidak! Tuhan tak pernah keliru akan buatan tangan-Nya. Ia tidak pernah menyerah pada rancangan uniknya bagi hidup kita. Ia akan terus membentuk dan menyelaraskan gumpalan hidup kita dengan indah hingga tarikan terakhir napas kita. Rancangan-Nya atas hidup kita adalah dahsyat dan ajaib. Ia ingin kita menyadarinya. --SYS/www.renunganharian.net
* * *
Bacaan Setahun: Mazmur 139-143
Nas: Orang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya dan membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan pekerjaannya di penjara ialah menggiling. (Hakim-hakim 16:21)
Penakluk atau Takluk?
Kehadiran Simson mendatangkan kegentaran dalam hati orang-orang Filistin. Meneropong prestasi Simson, mereka sadar tidak sanggup menaklukkan pahlawan Israel yang gagah perkasa itu. Singa dicabiknya (Hak. 14:6), tali-tali pengikat diputuskan dengan mudah (Hak. 15:14), musuh dihajarnya (Hak. 15:15), pula pintu gerbang diangkut di atas kedua bahunya dan dibawa ke puncak gunung (Hak. 16:3).
Menjelang akhir hidupnya, tercatat Simson berubah menjadi lemah. Ia ditangkap orang Filistin dan dibawa ke Gaza. Matanya dicungkil dan ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga (ay. 21). Simson yang awalnya adalah hakim, sekarang ini menjadi penggiling. Simson yang sebelumnya berkuasa, sekarang melawak menyemarakkan suasana (ay. 25). Sang penakluk berubah menjadi takluk. Medali kemenangan yang semula berada di tangan Israel, kini beralih ke Filistin. Ironis, hal itu terjadi bukan karena di pihak orang Filistin muncul pahlawan yang lebih kuat, melainkan seorang perempuan bernama Delila. Faktanya, hati Simson terpikat oleh Delila yang cantik nan lembut. Setelah dibujuk dan dirayu, Simson menceritakan rahasia kekuatannya.
Apa yang kuat tidak selalu harus ditaklukkan dengan yang kuat. Iblis tahu benar akan kebenaran ini. Itu sebabnya untuk menjatuhkan kita ke dalam dosa, Iblis tidak hanya menyuguhkan dosa besar, tetapi juga kompromi-kompromi kecil. Tidak ada cara lain untuk menang selain menguasai diri! Caranya adalah menjaga hati dengan segala kewaspadaan (Ams. 4:23). Dengan senantiasa menjaga hati, tidak akan kita, dari penakluk berubah menjadi takluk, dari pemenang berubah menjadi pecundang. --LIN/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: YEHEZKIEL 3:4-11
Bacaan Setahun: Mazmur 144-150
Nas: "Seperti batu intan, yang lebih keras dari pada batu Kuteguhkan hatimu; janganlah takut kepada mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah kaum pemberontak." (Yehezkiel 3:9)
Sekeras Intan
Intan adalah batu permata yang berasal dari karbon murni dalam bentuk kristal. Batuan ini terjadi karena proses kimiawi yang panjang di dalam perut bumi. Keindahannya serta tingkat kesulitan yang tinggi untuk memperolehnya membuat intan sangat mahal. Namun selain itu, di antara semua jajaran permata, intan adalah batu yang paling keras dan padat, sehingga dapat bertahan sangat lama dan tidak mudah rusak atau hancur.
Kerasnya intan diserupakan oleh Tuhan dengan keteguhan hati yang akan Dia karuniakan kepada Yehezkiel. Tuhan akan membuatnya kuat, tidak mudah goyah atau tawar hati. Ia tidak akan bisa dilemahkan atau dikalahkan oleh berbagai penolakan dan penentangan. Yehezkiel adalah salah satu imam Israel yang diangkut ke dalam pembuangan Babel. Tuhan memanggilnya untuk menyampaikan firman-Nya kepada umat-Nya yang terbuang. Firman itu berisi teguran, peringatan, ajakan kepada pertobatan, serta dahsyatnya penghukuman. Yehezkiel berhadapan dengan umat yang berkepala batu, tegar hati (ay. 8), dan pemberontak (ay. 9). Mereka tidak menyadari bahwa dosa merekalah yang menjadikan mereka terbuang ke Babel. Mereka tetap saja membangkang kepada Tuhan serta tidak mendengarkan Dia.
Seperti Yehezkiel, Tuhan ingin kita memiliki keteguhan hati dalam membagikan firman-Nya. Tidak mudah mundur serta menyerah. Tetapi kita harus membajakan semangat kita (ay. 8). Karena kita tahu bahwa kebenaran dari Allah sendirilah yang kita sampaikan. Namun hendaknya kita melakukannya dengan penuh hikmat, serta dengan motivasi yang murni, yakni dengan tetap menunjukkan kasih Tuhan. --HT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan Setahun: Amsal 1-5
Nas: Lalu kata Zeresh, isterinya, dan semua sahabatnya kepadanya: "Suruhlah orang membuat tiang yang tingginya lima puluh hasta, dan persembahkanlah besok pagi kepada raja, supaya Mordekhai disulakan orang pada tiang itu; kemudian dapatlah engkau dengan bersuk (Ester 5:14)
Abigail dan Zeresh
Tidak selamanya suami kita berbicara atau berniat baik. Suami bisa berniat mencelakai orang. Apa yang kita lakukan sebagai istri? Mencegah dia berniat jahat, menolongnya kalau dia sudah terlanjur berbuat jahat, atau malah mendorongnya untuk berbuat jahat?
Abigail istri Nabal, sedangkan Zeresh istri Haman. Abigail tahu suaminya menghina para utusan Daud yang memohon belas kasihan saat Nabal sedang menggunting domba-dombanya. Sadar bahwa tindakan Nabal bisa mencelakakan banyak orang, Abigail berusaha menolong suaminya. Abigail sengaja mendatangi Daud dan pasukannya, memohon belas kasihan Daud. Berkat tindakannya, Daud yang semula berniat membunuh semua laki-laki di tempat Nabal, mengurungkan niatnya. Zeresh melakukan tindakan yang bertolak belakang dengan Abigail. Waktu Haman dengan sangat panas hati menceritakan tentang Mordekhai, Zeresh justru mendorong suaminya mendirikan tiang gantungan untuk menggantung Mordekhai. Akibatnya, Haman yang digantung di tiang yang didirikannya untuk Mordekhai (Est. 7:10).
Istri yang rohani menolong suaminya berbuat baik dan memengaruhinya untuk merespons konflik dengan benar. Dia tidak akan membiarkan suaminya melakukan tindakan jahat pada orang lain, dia menolongnya keluar dari situasi buruk yang sedang terjadi. Diam saja dengan dalih takut ribut dengan suami dan membuatnya makin marah karena tidak mendukungnya, itu bukan solusi. Jangan pernah mendorong suami berbuat jahat, karena bukan hanya dia yang celaka, kita pun pasti kena dampaknya. --RTG/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: YOSUA 20
Bacaan Setahun: Amsal 6-10
Nas: "Supaya siapa yang membunuh seseorang dengan tidak sengaja, dengan tidak ada niat lebih dahulu, dapat melarikan diri ke sana, sehingga kota-kota itu menjadi tempat perlindungan bagimu terhadap penuntut tebusan darah." (Yosua 20:3)
Tidak Sengaja
Tanpa disengaja dan disadari, kita kadang berbuat dosa yang tidak kita rencanakan sebelumnya. Sebaliknya ada dosa yang dilakukan karena memang sudah direncanakan sebelumnya, bisa didasari iri hati, dendam, tekanan ekonomi, haus kekuasaan dan kedudukan atau berbagai alasan lainnya.
Kain mengajak Habel, adiknya, ke padang. Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, lalu membunuhnya karena hati Kain sangat panas terhadap Habel (Kej. 4:5, 8). Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria agar Yoab menempatkan Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian mengundurkan diri dari padanya, supaya Uria terbunuh mati karena Daud ingin mengambil istri Uria menjadi istrinya (2Sam. 11:14-15, 27). Pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja ini, mendapat hukuman: terkutuklah Kain (Kej. 4:11-12); Tuhan menimpakan malapetaka ke atas Daud (2Sam. 12:10-12, 14).
Dalam kitab Yosua, siapa yang membunuh seseorang dengan tidak sengaja, tidak ada niat atau menaruh benci lebih dahulu, dapat melarikan diri ke salah satu kota perlindungan (ay. 2-4). Karena itu, jangan sampai ada niat dalam hati kita untuk dengan sengaja berbuat dosa sekecil apa pun. Mungkin manusia tidak mengetahui kesengajaan hati tapi Tuhan menguji hati (Ams. 16:2; 21:2), Ia menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita (1Taw. 28:9), Tuhan yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya (Yer. 17:10). --IN/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: ESTER 5:9-14
Bacaan Setahun: Amsal 11-14
Nas: ... tetapi ketika Haman melihat Mordekhai ada di pintu gerbang istana raja, tidak bangkit dan tidak bergerak menghormati dia, maka sangat panaslah hati Haman kepada Mordekhai. (Ester 5:9)
Gila Hormat
Mengapa banyak orang ingin mempunyai kekuasaan dan jabatan yang tinggi? Karena mereka berharap bahwa ada penghormatan yang akan mengikuti kekuasaan dan jabatan yang tinggi itu. Dengan penghormatan itu maka mereka merasa berarti dan berhak mendapatkan pelayanan terbaik, senyum termanis, tempat terbaik, bahkan berbagai perlakuan istimewa lainnya.
Haman begitu gembira setelah bersama raja menghadiri undangan perjamuan Ratu Ester, bahkan ia juga diundang lagi pada keesokan harinya. Sebagai yang tertinggi di antara para pembesar dan pegawai raja, apakah yang kurang bagi Haman? Bukankah posisi yang diberikan raja sudah sangat tinggi dan menunjukkan bahwa ia dihormati raja? Tetapi hanya karena melihat Mordekhai, seorang Yahudi, yang tidak bangkit dan memberi penghormatan, hatinya menjadi sangat panas. Bagi Haman segala kekayaan, kebesaran, dan pangkatnya serasa tidak berarti dan harga dirinya hancur karena tindakan Mordekhai. Penghormatan menjadi segala-galanya bagi Haman dan ia ingin, di mana pun, semua orang menghormatinya tanpa kecuali.
Mungkin kita menjumpai orang-orang yang begitu haus penghormatan karena kekuasaan dan jabatan yang dimilikinya. Tetapi sebagai anak Tuhan, hendaklah kekuasaan dan jabatan tidak membuat kita menjadi gila hormat. Kekuasaan dan jabatan adalah berkat Tuhan dan hendaklah digunakan sebaik-baiknya sesuai dengan maksud dan tujuan Tuhan, entahkah ada yang menghormati ataupun tidak. Marilah kita bersyukur atas setiap kepercayaan yang Tuhan beri dan menggunakan semua itu dengan penuh kasih untuk melayani sesama di mana pun kita berada. --ANT/www.renunganharian.net
* * *
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )
JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar