RENUNGAN EDISI 18 JUNI 2023 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 16 Juni 2023

RENUNGAN EDISI 18 JUNI 2023

 RENUNGAN HARIAN



RENUNGAN SENIN
Bacaan: KEJADIAN 39

Bacaan Setahun: Ester 1-3

Nas: Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. (Kejadian 39:20)


Iman Sejati

Seperti apakah iman sejati itu? Kata-kata yang tertulis pada dinding sebuah sel penjara di Eropa memuat jawabannya. "Saya percaya adanya matahari walaupun ia tidak bersinar. Saya percaya adanya cinta walaupun saya tidak merasakannya. Saya percaya kepada Allah walaupun Dia diam." Ya, iman sejati ditunjukkan dengan kesediaan untuk tetap memercayai Tuhan walaupun tidak menerima tanggapan.

Yusuf ialah gambaran dari seorang yang memiliki iman sejati kepada Tuhan. Dalam kesesakan, Yusuf berseru kepada Tuhan. Namun kenyataannya, Tuhan diam. Tuhan diam saat Yusuf dilemparkan dalam sumur kosong (Kej. 37:24). Tuhan diam saat Yusuf dijual kepada orang asing seharga 20 syikal perak (Kej. 37:28). Tuhan diam saat Yusuf bekerja sebagai budak. Bahkan Tuhan diam saat Yusuf difitnah, lalu dimasukkan ke dalam penjara (ay. 13-20). Walaupun tidak menerima tanggapan atas semua seruannya, Yusuf percaya kepada Allah. Hal itu tersirat dari cara hidupnya. Yusuf tidak tawar hati, mau semangat bekerja, pula teguh memegang perintah Tuhan.

Diam bukan berarti Tuhan mengabaikan atau meninggalkan kita. Tengok kembali pengalaman kehidupan Yusuf. Walaupun seolah Tuhan tidak berbuat apa-apa, tetapi penyertaan tidak berhenti Dia curahkan. Di mana pun Yusuf berada, ia dapat menjadi orang kepercayaan (ay. 4, 22). Sampai akhirnya Yusuf diangkat menjadi penguasa (Kej. 41:41). Diam maksudnya ialah Tuhan bekerja dengan cara-cara di luar pengetahuan kita. Semoga kebenaran ini menolong kita untuk memiliki iman sejati. Mari tetap percaya kepada Tuhan walaupun belum menerima tanggapan atas seruan doa. Mari tetap percaya kepada Tuhan walaupun ketika kita rasakan seolah Dia diam. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
IMAN SEJATI TIDAK DIGERAKKAN OLEH TANGGAPAN, NAMUN KEYAKINAN BAHWA
TUHAN SELALU TURUT BEKERJA UNTUK MENDATANGKAN KEBAIKAN BAGI KITA.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: KISAH PARA RASUL 7:30-39

Bacaan Setahun: Ester 4-7

Nas: "Musa yang telah mereka tolak dengan mengatakan, 'Siapa yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim?'-dialah juga yang telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan pembebas oleh malaikat yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu." (Kis. 7:35)


Pengutusan Musa

Pelayanan butuh pengorbanan. Waktu, tenaga, pikiran dan materi. Ketika jiwa melayani tengah berkobar dan pelayanan berjalan sesuai harapan, semua itu bukan masalah. Bahkan melayani terasa sangat menyenangkan. Tetapi bagaimana jika niat kita dalam melayani, memberikan perhatian dan kepedulian ternyata ditolak? Di sinilah perlu kita sadari bahwa dalam melayani kadang kita juga harus rela mengorbankan perasaan.

Musa berkesempatan menikmati hidup mewah dan nyaman di istana Firaun. Namun Musa meninggalkan semuanya demi kepedulian kepada bangsanya. Ia berani membunuh orang Mesir yang menganiaya seorang Ibrani. Begitu pun saat melihat dua orang Ibrani berkelahi. Musa berusaha memperdamaikan. Sayang, niat baik Musa justru ditolak oleh saudara sebangsanya. Musa bahkan harus melarikan diri sampai ke Midian demi menyelamatkan diri dari Firaun yang ingin membunuhnya. Namun demikian, di kemudian hari Musa kembali dipakai Alah untuk membawa Israel keluar dari Mesir.

Mengapa Tuhan memilih cara rumit dalam mengutus Musa? Mengapa Tuhan tidak memilih yang praktis dengan mengutus Musa saat ia masih di Mesir? Bukankah ketika itu Musa telah menunjukkan sifat dan tindakan patriotiknya? Mengapa pula Tuhan membiarkan Musa ditolak oleh orang sebangsanya? Apakah Tuhan sedang mempermainkan Musa? Tentu saja tidak! Tuhan memiliki tujuan melalui setiap rencana-Nya. Tuhan hendak membentuk dan membekali Musa, sebelum mengutusnya. Ia diproses supaya belajar setia, dalam menanti dan menaati. Demikian pula kita. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
KESULITAN DAN PENOLAKAN TAK MENGHENTIKAN PELAYANAN,
KEDUANYA DIPAKAI TUHAN UNTUK MEMBENTUK DAN MEMBEKALI KITA.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: ESTER 6

Bacaan Setahun: Ester 8-10

Nas: Kata Haman dalam hatinya: "Kepada siapa lagi raja berkenan menganugerahkan kehormatan lebih dari kepadaku?" (Ester 6:6)


Meninggikan Diri

Tidak sedikit dalam olahraga, seorang atlet atau sebuah tim yang begitu diunggulkan pada suatu pertandingan ternyata kalah dari lawan yang tidak diunggulkan. Mereka terlalu percaya diri bahwa merasa pasti akan menang karena kemampuan dan rekor bertandingnya, sehingga terkadang memandang remeh lawannya. Itulah yang justru menjatuhkan mereka.

Mordekhai tercatat dalam kitab pencatatan sejarah di mana ia telah melaporkan dua orang yang berikhtiar membunuh Raja Ahasyweros. Karena ternyata Mordekhai tidak dianugerahkan suatu apapun atas perbuatannya, maka raja ingin memberikan penghormatan dan kebesaran kepadanya.

Rencana ini tidak diketahui oleh Haman yang baru saja datang di pelataran istana. Ketika raja bertanya kepadanya, apakah yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya, maka ia merasa dan berpikir bahwa orang yang dimaksud raja adalah dirinya, kepada siapa lagi? Pastilah Haman sangat terkejut ketika ternyata orang yang dimaksud raja adalah Mordekhai, seorang Yahudi yang begitu ia benci dan akan disulakannya di tiang. Haman bahkan harus mengarak Mordekhai dan menyerukan bahwa Mordekhai dihormati oleh raja. Akhirnya Haman pulang dengan sedihnya.

Sering kali dalam keseharian, kita bertemu dan berelasi dengan orang-orang yang kelihatannya biasa-biasa saja. Dari penampilan dan kemampuan, kita mungkin merasa lebih baik, lebih layak, dan lebih hebat dari mereka. Tetapi biarlah kita belajar dari Haman, untuk tidak meninggikan diri dan merendahkan orang lain, karena mungkin saja mereka adalah orang-orang hebat yang rendah hati. --ANT/www.renunganharian.net

* * *
ORANG HEBAT YANG BENAR-BENAR HEBAT
ADALAH ORANG HEBAT YANG RENDAH HATI.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: ZAKHARIA 1:1-6

Bacaan Setahun: Ayub 1-4

Nas: "Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Aku pun akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam." (Zakharia 1:3)


Seruan Pertobatan Zakharia

Dalam Alkitab ada banyak orang dipanggil untuk menjadi "penyambung lidah" atau menyampaikan pesan ilahi dengan tujuan tertentu. Ada yang bertujuan memberi gambaran akan masa depan, peringatan akan hukuman akibat perbuatan tertentu, tulah atau hukuman dari Allah, dan memberi peringatan sekaligus memanggil umat Allah agar bertobat dari perbuatan yang tidak berkenan di hadapan Allah.

Tugas untuk memberi pesan pertobatan diemban oleh Zakharia, yang menerima firman Allah pada bulan kedelapan, tahun kedua pemerintahan Darius (ay. 1). Allah yang murka kepada nenek moyang mereka, masih berbelaskasihan dengan berupaya memanggil mereka kembali. Allah melalui Zakharia juga menyuruh mereka belajar dari pengalaman hidup nenek moyang mereka, untuk dijadikan pelajaran dan diambil hikmahnya (ay. 5). Pesan Allah menyiratkan pesan bahwa kalau mereka berpaling kepada Allah, bertobat, dan hidup melekat kepada-Nya, maka kelak mereka akan menikmati kehidupan yang kekal bersama Dia. Itulah yang terkandung dalam pesan Allah, "Kembalilah kepada-Ku, maka Aku pun akan kembali kepadamu."

Sesungguhnya seruan untuk hidup dalam pertobatan tidak hanya Allah berikan pada masa lampau, atau hanya diberikan kepada umat pilihan Allah. Kita pun sebagai orang percaya perlu mencermati setiap kali seruan pertobatan ini datang, lewat berbagai cara yang mungkin Allah lakukan. Seruan pertobatan yang sejatinya menunjukkan kasih Allah, yang tak ingin melihat kehidupan kita penuh kesengsaraan akibat dosa jika tidak segera bertobat. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
DALAM PESAN PERTOBATAN, ADA BELAS KASIHAN ALLAH MENGALIR DI SANA.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 2 TAWARIKH 20:1-30

Bacaan Setahun: Ayub 5-8

Nas: Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. (2 Tawarikh 20:3)


Senjata Rahasia Yosafat

Bani Moab dan bani Amon, bersama sepasukan orang Meunim datang menyerbu negeri Yehuda. Menurut perhitungan, Yehuda akan kalah. Tentara yang maju berperang akan mati, lalu penduduk sisanya (perempuan dan anak-anak) ditawan musuh. Menarik, yang terjadi tidaklah demikian. Justru Yehuda ialah pihak yang menang. Tampak tentara pulang dari medan pertempuran dengan bersukacita (ay. 27). Membawa banyak barang berharga, jarahan dari musuh (ay. 25).

Berita kemenangan Yehuda mengherankan bagi bangsa-bangsa lain. Mereka menduga Yosafat, sang raja, mempunyai senjata rahasia. Memang benar. Senjata rahasia itu adalah doa. Begitu kabar kesesakan didengar, pergilah Yosafat mencari Tuhan (ay. 3). Ia berdoa kepada Tuhan untuk meminta pertolongan. Sembari berdiri di tengah-tengah jemaah di rumah Tuhan, ia berseru memohon keselamatan dari musuh yang keberadaannya sudah tidak jauh lagi (ay. 6-12). Sungguh ampuh senjata rahasia Yosafat! Sungguh besar kuasa doa. Esoknya di hari pertempuran, dibuat Tuhan pengadangan atas umat-Nya (ay. 22). Musuh tidak dapat menyerang, saling membunuh di antara mereka (ay. 23). Saat ditengok, semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah (ay. 24).

Senjata rahasia Yosafat tidak menjadi rahasia lagi bagi kita, umat Tuhan. Sebab Tuhan sudah memberikan senjata itu kepada kita. Tetapi terserah kita menggunakannya atau tidak. Bila sebuah senjata terbukti ampuh, takkan ada tentara menyia-nyiakan senjata itu. Demikian hendaklah kita mengambil sikap bijaksana serupa. Bila doa terbukti besar kuasanya, mengapa tidak kita menjadikan doa sebagai jawaban? Di tengah kesesakan, mengapa masih kita enggan untuk berdoa kepada Tuhan? --LIN/www.renunganharian.net

* * *
SESEORANG ITU LEBIH KUAT JIKA IA SEDANG DALAM DOA DARIPADA JIKA
IA MENGUASAI PERSENJATAAN MILITER YANG PALING AMPUH SEKALIPUN.

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: MATIUS 7:7-11

Bacaan Setahun: Ayub 9-10

Nas: "Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan." (Matius 7:8)


Cari dan Temukan

Bagaimana perasaan kita ketika sedang kehabisan uang, namun tanggal gajian atau kiriman dari orang tua masih belum akan tiba, kemudian kita merogoh kantong celana atau dalam kantong tas, kita menemukan uang terselip? Tentu sangat bahagia karena pencarian kita berhasil dan kita merasa menjadi orang yang beruntung. Demikian juga ketika sedang dalam situasi sulit dan membutuhkan bantuan, lalu kita meminta bantuan dan bantuan datang kepada kita. Salah satu kebahagiaan terbesar adalah ketika kita mendapatkan apa yang kita cari atau mendapatkan apa yang kita minta.

Tuhan Yesus sendiri mengatakan untuk mendapatkan sesuatu kita harus berusaha, tidak hanya berpangku tangan dan berdiam diri. Jika ingin mendapatkan maka mulailah mencari. Jika ingin diberi maka mintalah dan jika ingin dibukakan ketuklah. Konsep yang diajarkan oleh Tuhan Yesus ini mengajarkan kepada kita supaya lebih berupaya dalam kehidupan kita, serta tidak menggantungkan kehidupan kita kepada orang lain. Dalam kehidupan, dengan berupaya maka hal yang kita miliki akan terasa jauh lebih nikmat. Dengan adanya kerja keras dan keringat dalam hasil yang kita peroleh maka akan membuat kita juga jauh lebih menghargai setiap proses yang kita alami. Dan firman Allah meyakinkan kita bahwa tidak akan ada upaya kita yang menjadi sia-sia.

Mencari dan menemukan adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, kita tidak dapat menemukan karena kita tidak mencari. Kita tidak akan diberi jika kita tidak meminta. Maka mulailah mencari, mulailah meminta serta mulailah mengetuk. --HDS/www.renunganharian.net

* * *
SEMANGAT MENCARI, MAKA AKAN MENEMUKAN.

* * *




MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #HistoryMaker2023 #PembuatSejarah2023 #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman