RENUNGAN EDISI 8 JANUARI 2023 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 06 Januari 2023

RENUNGAN EDISI 8 JANUARI 2023

 RENUNGAN HARIAN


RENUNGAN SENIN
Bacaan: MATIUS 7:7-11

Bacaan Setahun: Kejadian 4-6

Nas: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (Matius 7:7)


Resolusi dan Aksi

Tahun baru atau hari ulang tahun biasanya menjadi momen untuk menyusun resolusi. Menetapkan target untuk dicapai selama satu tahun ke depan. Namun bagi sebagian orang, menetapkan resolusi dipandang sia-sia. Pikirnya, bukankah resolusi sering kali hanya sebatas rencana yang berakhir pada wacana? Lagi pula, Alkitab berkata susah payah tidak menambah kekayaan kita (bdk. Ams. 10:22).

Hidup Kristen bukan takdir. Manusia diberi akal budi agar dapat mengupayakan kehidupan yang lebih baik. Untuk itu, Tuhan Yesus mendorong umat untuk meminta melalui doa. Dengan meminta berarti ada kesadaran akan kebutuhan diri, serta percaya bahwa Allah mendengar doa kita. Yakinlah, permintaan yang berkenan kepada-Nya akan selalu Ia kabulkan. Meski demikian, kita juga perlu mendukung doa-doa kita dengan mencari dan mengetuk. Bukan pencarian harta dunia yang Tuhan kehendaki, melainkan pencarian akan kehendak Allah. Kita juga perlu mengetuk, menghampiri Allah dengan ketekunan sekalipun Ia tampak tidak segera menjawab. Kita perlu menyadari setiap keterbatasan yang membuat kita tidak dapat melakukan segala hal di luar Tuhan.

Menyusun resolusi tidak berguna jika tanpa aksi. Namun tidak mempunyai resolusi karena enggan melakukan perjuangan pun sama buruknya. Menyusun resolusi atau tidak, setiap orang percaya bertanggung jawab untuk terus bergerak maju. Membangun kehidupan, meningkatkan kualitas diri, supaya bertumbuh dan menghasilkan buah. Bukan sekadar memperkaya diri secara duniawi, melainkan demi menggenapi panggilan Ilahi. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
MEMELIHARA KEDEKATAN DENGAN ALLAH MEMUNGKINKAN KITA MEMAHAMI
PIKIRAN-NYA SEHINGGA KEINGINAN-NYA MENJADI KEINGINAN KITA.

* * *


RENUNGAN SELASA
Bacaan: MATIUS 24:45-51

Bacaan Setahun: Kejadian 7-9

Nas: "Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang." (Matius 24:46)


Setia

Apa itu bekerja dengan setia menurut Tuhan? Awalnya saya berpikir, kesetiaan itu seperti karyawan yang tekun melakukan pekerjaan rutin yang itu-itu juga dari hari ke hari. Membosankan, cenderung miskin inovasi dan kreativitas, meskipun mereka rajin dan baik. Namun ternyata yang dituntut bukan hanya setia, melainkan juga bijaksana (ay. 45). Mirip Yusuf yang mengawali kariernya sebagai budak. Namun pada waktu yang Tuhan tetapkan, Yusuf pun dipercaya sebagai pimpinan tertinggi di Mesir di bawah Firaun.

Tujuan Yesus menceritakan perumpamaan tentang hamba di bagian ini adalah untuk mengingatkan agar kita bersiap akan kedatangan-Nya. Sebab tidak ada yang tahu tentang waktunya (Mat. 24:42). Banyak orang akan terlena. Beberapa orang melalaikan tugasnya, bahkan menggunakan wewenangnya untuk menindas orang lain. Padahal tugas hamba adalah melayani dan memenuhi kebutuhan para hamba lainnya (ay. 45). Kedatangan kembali Yesus Kristus akan menjadi malapetaka bagi hamba yang jahat. Jadi, hamba yang tidak melakukan tugasnya sudah pasti akan dihukum sesuai keadilan Allah.

Untuk menjadi setia bukan perihal mengerjakan tugas rutin yang membosankan. Inti kesetiaan adalah ketulusan hati yang dipenuhi rasa tanggung jawab dalam mengerjakan tugas sebaik-baiknya. Selain itu, hati orang yang setia tertuju kepada Allah sebagai tuan dan pengawasnya. Penghargaan, kehormatan, serta mahkota yang Tuhan sediakan hendaknya menjadi pemacu semangat bagi kita untuk menjaga kesetiaan kita sebagai hamba-Nya. --HEM/www.renunganharian.net

* * *
BEKERJA DENGAN SETIA BERARTI MENGERJAKAN TUGAS KEPERCAYAAN
DENGAN KETULUSAN DAN TANGGUNG JAWAB BAGI TUHAN SEBAGAI TUAN KITA.

* * *


RENUNGAN RABU
Bacaan: 2 RAJA-RAJA 5

Bacaan Setahun: Kejadian 10-12

Nas: Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. (Amsal 28:13)


Selagi Masih Ada Kesempatan

Tak jarang media menyajikan berita tentang terungkapnya kasus kejahatan setelah si pelaku menyembunyikan untuk beberapa waktu lamanya. Bahkan sering kali si pelaku merupakan pemimpin atau tokoh panutan bagi kelompoknya. Benarlah pepatah, "Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga, " yang artinya suatu kesalahan pasti akan terungkap juga sebaik apa pun ditutupi.

Setelah Elisa menyembuhkan Naaman, panglima raja Aram dari penyakit kusta, Naaman berniat memberikan suatu pemberian kepada Elisa sebagai bentuk ungkapan syukur atas kesembuhannya. Namun Elisa menolak pemberian tersebut meskipun Naaman mendesaknya. Elisa menyadari bahwa yang dilakukannya karena Ia adalah pelayan Tuhan semata bukan karena mencari keuntungan. Namun, sesaat setelah Naaman pergi, Gehazi, bujang Elisa mengejar Naaman untuk meminta setalenta perak dan dua potong pakaian. Demi kepentingannya, Gehazi berbohong dengan membangun sebuah citra yang baik. Gehazi mengatasnamakan Elisa, meminta pemberian untuk diserahkan kepada rombongan nabi yang nyatanya tidak ada. Ketika Elisa menginterogasinya, Gehazi tetap tidak mau mengakui kesalahannya. Kebohongan Gehazi ini pun akhirnya mendatangkan hukuman penyakit kusta, bukan hanya untuk dirinya namun untuk anak cucunya.

Manusia mungkin saja dapat menyembunyikan kejahatan di hadapan manusia dan berlindung di balik topeng citra dan perbuatan baiknya. Namun Tuhan tidak dapat dibohongi. Apakah ada dosa yang disembunyikan dan terus dilakukan? Jika ada, segeralah mengaku dan bertobat selagi Allah masih memberikan kesempatan dan sebelum dosa menghancurkan. --YDAM/www.renunganharian.net

* * *
DOSA BELUM TERKUAK BUKAN BERARTI AMAN UNTUK TERUS DILAKUKAN
KARENA ALLAH TIDAK BERDIAM DIRI.

* * *


RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 2 KORINTUS 12:1-10

Bacaan Setahun: Kejadian 13-15

Nas: Tetapi jawab Tuhan kepadaku, "Cukuplah anugerah-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu, aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. (2 Korintus 12:9)


Inspirasi Chadwick Boseman

Sosok Chadwick Boseman dikagumi oleh publik seantero dunia tak hanya karena perannya sebagai raja dalam film Black Panther, tetapi juga lewat respons yang dia tunjukkan terhadap penyakit kanker yang dideritanya. Diagnosis dokter tak membuat semangatnya patah, tetapi direspons dengan perjuangan kuat, termasuk saat menyelesaikan proses syuting film dalam kondisi yang seharusnya membuat fisiknya lemah. Kalau kita saksikan filmnya, sama sekali tak terlihat diperankan oleh orang yang sedang terkena kanker.

Sejatinya dalam menjalani kehidupan ini, tak seorang pun benar-benar terbebas dari masalah. Namun, ada orang-orang yang memilih untuk berjuang, alih-alih mengharapkan belas kasihan orang lain terkait masalah yang dialaminya. Orang-orang semacam ini biasanya menolak menyerah dengan keterbatasan, lalu berusaha sekuat mungkin untuk tetap menjalani kehidupan mereka. Bagi kehidupan orang percaya, kondisi ini adalah suatu keniscayaan karena Roh-Nya akan menolong, sehingga kehidupan orang percaya dimungkinkan untuk menggenapi nas renungan hari ini, "... sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."

Hal ini tidak berarti masalah itu akan Tuhan angkat secepat mungkin dari hidup kita, tetapi kasih karunia-Nya akan memampukan kita menjalani semua itu. Kita bahkan akan dimampukan untuk menjadi saksi, berkat, dan inspirasi bagi orang lain. Namun, ketika hal itu terjadi, semua itu bukanlah bertujuan demi kebanggaan atau kemegahan diri kita, melainkan agar nama Tuhan dipermuliakan lewat hidup kita. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
DALAM MENTALITAS SEORANG PEMENANG,
BERJUANG ADALAH PILIHAN HIDUP YANG TAK BISA DITAWAR.

* * *


RENUNGAN JUMAT
Bacaan: KEJADIAN 1:26-28

Bacaan Setahun: Kejadian 16-18

Nas: Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kejadian 1:27)


Menjadi Serupa

Apa yang paling dirasakan pasangan suami istri saat awal kelahiran bayinya? Kegembiraan dan kebahagiaan! Setelah itu? Kita acap kali berspekulasi memikirkan mirip siapakah dia? Mata, hidung, kaki, sifat ... semakin bertambah besar anak itu, semakin ia akan mirip dengan seseorang. Seperti harapan kebanyakan orang tua, tentu saja kita ingin anak memiliki kemiripan dengan kita.

Seperti seorang petani, akan berupaya keras agar benih yang ditanamnya dapat bertumbuh dan mampu mempertahankan karakteristik unik suatu tanaman itu dari generasi ke generasi. Jika tidak demikian, tanaman itu tidak akan berguna. Demi mempertahankan sifat atau karakter unggul sebutir benih, petani akan bekerja dengan hati-hati dan teliti agar benih itu menghasilkan kualitas yang sama persis dengan generasi sebelumnya.

Kita diciptakan serupa dengan Tuhan. Dengan Dialah kita memiliki banyak kemiripan. Pertama, seperti Bapa di surga yang merindukan hubungan yang akrab, demikianlah kerinduan hati kita. Kita terlahir dengan keinginan untuk dekat dengan Tuhan dan sesama. Kedua, kita, seperti Allah, memiliki kehendak bebas. Tuhan menggunakan kehendak-Nya untuk mengasihi kita sebagaimana diri kita. Ketiga, seperti Tuhan, kita pun mengalami emosi. Yesus menangis, mengungkapkan kemarahan, dan berduka. Dan keempat, sama seperti Tuhan, kita adalah makhluk rohani. Mematikan perbuatan daging dan hidup dalam roh adalah hal yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita. Periksalah kembali hidup kita hari ini. Apakah sifat, cara hidup, dan kualitas hidup kita semakin bertumbuh mirip dengan Tuhan Sang Pencipta kita? --SYS/www.renunganharian.net

* * *
SEBAB SEMUA ORANG YANG DIPILIH-NYA DARI SEMULA,
MEREKA JUGA DITENTUKAN-NYA DARI SEMULA UNTUK MENJADI
SERUPA DENGAN GAMBAR ANAK-NYA. -- ROMA 8:29A

* * *


RENUNGAN SABTU
Bacaan: HAKIM-HAKIM 7:1-7

Bacaan Setahun: Kejadian 19-21

Nas: "Maka sekarang, serukanlah kepada rakyat itu, demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan Gilead." Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang. (Hakim-hakim 7:3)


Bukan untuk Penakut

Sebanyak 32.000 orang Israel bergabung dengan Gideon untuk memerangi bangsa Midian yang telah menjajah mereka bertahun-tahun. Namun jumlah itu sangat kecil dibandingkan 135.000 pasukan Midian yang terlatih. Sementara pasukan Israel hanyalah para petani biasa. Tidak heran jika mereka sangat takut dan gentar. Maka ketika Allah meminta Gideon mempersilakan siapa yang takut dan gentar untuk pulang, 22.000 orang undur diri. Ini sesuai dengan hukum perang Israel (Ul. 20:8). Para penakut ini dapat memengaruhi orang-orang lain sehingga mereka ikut tawar hati. Bayangkanlah kekacauan yang terjadi jika puluhan ribu orang yang ketakutan berada dalam peperangan sebenarnya.

Akar ketakutan mereka sebenarnya terletak pada ketidakpercayaan mereka kepada Allah. Padahal, Dia sudah menjanjikan kemenangan kepada Gideon. Karena itulah, Tuhan tidak berkenan kepada mereka. Jika nantinya mereka telah menikmati kemenangan, mereka ini pun bisa tergoda memegahkan diri, menganggap bahwa dirinya sendirilah sumber kemenangan itu (ay. 2).

Apakah kita dilanda ketakutan saat kita menjawab panggilan Tuhan serta turut mengerjakan kehendak-Nya? Kita perlu mengevaluasi rasa takut tersebut. Apakah kita takut karena tidak percaya bahwa Allah menuntun dan memampukan kita? Jika ya, Dia tidak akan berkenan terhadap kita. Bahkan jika nanti kita berhasil, kita akan menjadi sombong. Tetapi jika kita merasa tidak berdaya, sehingga kita semakin bergantung kepada-Nya serta mengandalkan Dia, inilah sikap hati yang Dia kehendaki. Inilah langkah iman yang seharusnya kita tempuh. --HT/www.renunganharian.net

* * *
DENGAN PERCAYA DAN BERSERAH PENUH KEPADA ALLAH, KITA DAPAT
MENGHADAPI BERBAGAI TANTANGAN DALAM MENGERJAKAN KEHENDAK-NYA.

* * *


MOTTO JPA : "ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN"
& JPA VISION : "Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya" ( LUKAS 1:17c )


"THE FUTURE IS NOW" (MASA DEPAN ADALAH SEKARANG) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #TheFutureIsNow #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman