RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: Kejadian 46-48
Nas: Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai. (Mazmur 30:6)
Jurnal Saat Teduh
Sejak lahir baru, saya mendisiplin diri untuk menulis jurnal saat teduh di sebuah buku khusus. Melalui disiplin tersebut, saya terlatih untuk menggali firman Tuhan, merefleksikannya dalam doa dan mempraktikkannya dalam keseharian. Sejak itu, saya merasa mulai berjalan dibimbing Allah. Saya mencatat tentang pesan, nasihat, janji, dan teguran Tuhan melalui ayat firman Tuhan yang saya renungkan. Teguran memang tidak nyaman, tetapi jika itu Tuhan nyatakan dalam firman-Nya, saya meyakini itu baik. Sungguh, pengalaman menulis jurnal saat teduh membuat saya bertumbuh.
Dari mazmur yang ia tulis, Daud suka menceritakan tentang pribadi Allah, ungkapan hatinya dan harapannya. Daud juga mengalami asam manisnya hidup. Mazmur 30 adalah mazmur ungkapan perayaan rasa syukur Daud akan perbuatan Allah. Daud menyaksikan bahwa Allah meluputkannya dari para musuh, menyembuhkan, dan menempatkannya pada posisi yang membuatnya bersukacita. Apa pun yang terjadi dalam hidupnya dituliskannya, saat ia meratap dan merasa tertekan maupun saat ia bersyukur.
Kita pun mengalami masa suka dan duka. Ada masa kita terluka dengan sesama kita dan ada masa kita berkemenangan meraih segala pencapaian gemilang bersama Tuhan. Inti dari semuanya, Tuhan baik dan Dia ada dalam segala peristiwa yang terjadi. Dia ada saat susah, dan Dia ada saat kita sedang bersukacita. Mari saudara, teruslah bersemangat menjalani hidup. Ingat, ada Tuhan yang setia mendampingi kita kapan saja, di mana saja dan dalam keadaan apa pun. Tuliskanlah apa yang terjadi dalam hidup ini, percayalah, jika dibaca lagi tulisan kita dapat memberkati kita dan orang lain untuk senantiasa ingat pada Tuhan. --YDS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: TITUS 2:1-10
Bacaan Setahun: Kejadian 49-50
Nas: ..., sehat dalam iman .... (Titus 2:2)
Pilihan Terbaik
Pola hidup sehat merupakan salah satu langkah penting yang menyangkut pemeliharaan kesehatan. Langkah ini mengindikasikan tindakan pencegahan, bukan pengobatan. Pilihan hidup seseorang yang bertumpu di atas pemahaman mencegah lebih baik daripada mengobati. Pemahaman yang menunjukkan kemampuan bersikap bijak demi menghindarkan diri dari berbagai macam penyakit yang berpotensi menyerang tubuhnya.
Bersikap bijak juga menandai pilihan hidup orang percaya supaya tetap sehat dalam iman (ay. 2). Sebagai orang-orang yang menerima ajaran sehat (ay. 1), kita berkewajiban untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran yang telah kita terima. Kewajiban yang pada dasarnya memampukan kita memuliakan ajaran Allah, Juru Selamat kita (ay. 10). Membuat pilihan perbuatan yang menunjukkan kesungguhan kita dalam pengajaran (ay. 7).
Kesungguhan adalah sikap hati yang menjadikan kita sehat dan tak bercela, sehingga tidak membuka celah kepada pihak mana pun untuk menyebarkan hal-hal buruk tentang kita (ay. 8). Sikap ini mengisyaratkan keputusan bijak yang berpotensi menghindarkan penghujatan terhadap firman Allah (ay. 5). Tindak pencegahan yang akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan melalui hidup kita.
Kesehatan iman ditentukan oleh keputusan bijak untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran sehat yang telah kita terima dari Yesus Kristus, Sang Guru Agung. Keputusan yang menandai pilihan terbaik kita yang mendatangkan kebaikan dan sekaligus menghindarkan pengabaian terhadap ajarannya. Langkah pencegahan yang terbukti bekerja efektif pada tubuh Kristus. --EML/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: YEREMIA 29:12-14
Bacaan Setahun: Keluaran 1-4
Nas: "Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati." (Yeremia 29:13)
Allah yang Memulihkan
Adakah manusia yang tidak pernah membuat kesalahan sepanjang hidupnya? Tidak bisa dipungkiri bahwa kita pasti membuat berbagai kesalahan dalam hidup kita, dan tidak jarang juga kesalahan yang kita buat itu merugikan diri kita sendiri. Tetapi, banyak orang yang tidak mau belajar dari kesalahannya, bahkan justru terjatuh dalam penyesalan dan kesedihan karena melihat akibat yang ditimbulkan dari kesalahannya. Hal ini membuat mereka menjadi kesulitan untuk dapat melangkah kembali, karena merasa telah kehilangan harapan.
Perasaan terbuang dan kehilangan harapan ini juga dirasakan bangsa Israel ketika mereka harus berada di pembuangan sebagai hukuman Allah karena berbagai dosa dan kesalahan yang telah mereka perbuat. Karena keadaan tersebut, mereka merasa bahwa Allah telah meninggalkan mereka, kehilangan harapan, dan tenggelam dalam kesedihan. Sekalipun demikian, Allah tidak begitu saja meninggalkan mereka. Melalui Yeremia, Allah memberikan harapan bagi mereka dengan menyatakan kehadiran-Nya, dan bersedia untuk mendengarkan serta memulihkan keadaan mereka, supaya mereka dapat bangkit dan melanjutkan hidup. Semuanya itu Allah lakukan karena kemurahan hati-Nya ketika Israel bersedia datang dan berseru kepada-Nya dengan segenap hati.
Di tengah berbagai kesulitan dan kesedihan yang kita alami dalam hidup, Allah meminta kita untuk tetap percaya dan datang kepada-Nya dengan segenap hati. Karena Allah akan selalu hadir untuk memulihkan kita, dan memberikan harapan yang menguatkan kita untuk terus menjalani hidup. --ZDP/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: IBRANI 4:12-13
Bacaan Setahun: Keluaran 5-7
Nas: Segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan-Nya. Dan kita harus memberi pertanggungjawaban kepada-Nya. (Ibrani 4:13bc, BIS)
Mengendalikan Selera
Tiap orang punya selera, yakni kesukaan atau kegemaran pada sesuatu. Dalam hal musik, misalnya, ada yang menyukai jaz, ada yang menyukai klasik, ada yang menyukai campursari. Ada yang menyukai lagu "Route 66" (Nat King Cole), ada yang menyukai "Dare to Live" (Andrea Bocelli & Laura Pausini), ada yang memilih "Tatu" (Didi Kempot). Gejala serupa itu terjadi dalam semua hal: kuliner, busana, film, rekreasi, dll.
Memang, seleraku dan seleramu tidaklah sama. Perbedaan yang ada harus kita sadari, terutama perbedaan nilainya. Sepanjang menyangkut hal-hal bukan moral (tidak berkaitan dengan baik atau buruk secara moral) -- misalnya menyukai pecel, mi goreng -- selera tak menjadi masalah. Tetapi ketika terkait hal-hal moral (berkaitan dengan baik atau buruk secara moral)-misalnya menyukai kelakar porno-selera menjadi persoalan serius. Mengapa?
Alkitab mengatakan, tak ada yang tersembunyi bagi Tuhan (ay. 13ab, BIS). Dia melihat, mengetahui, dan menilai segalanya, termasuk selera kita. Dan tentang semua itu, "Kita harus memberi pertanggungjawaban kepada-Nya" (ay. 13c, BIS). Ternyata, selera kita sama sekali bukan sesuatu yang bisa kita hidupi sesuka hati. Selera kita pun harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan, kita harus menunjukkan bahwa selera kita sesuai dengan kehendak Tuhan.
Karena itu, kita harus selalu mengendalikan selera kita, menjauhkan selera kita dari apa pun yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, dan mengarahkannya pada hal-hal baik, yang berkenan di hati Tuhan. --EE/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: AYUB 5:17-27
Bacaan Setahun: Keluaran 8-10
Nas: "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." (Ayub 5:17)
Menerima Didikan Tuhan
Perjalanan hidup tentu tidak selalu mudah dan sesuai dengan kehendak kita, karena kita juga dapat mengalami berbagai halangan dan juga kegagalan. Berbagai hal yang terjadi dalam hidup kita ini, tentu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Tetapi bagaimana kita memandang dan menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidup kita? Karena sering kali kita memandang sebuah kegagalan sebagai hukuman yang menyakitkan, dan keberhasilan sebagai berkat atas penyertaan Tuhan.
Dalam hidupnya, Ayub dengan sungguh-sungguh percaya bahwa Allah menyertai hidupnya. Oleh karena itu, ia bersedia dibentuk oleh Allah melalui setiap hal yang terjadi dalam hidupnya. Saat ia merasakan kesesakan dalam hidupnya, di mana rentetan peristiwa yang menyakitkan hati terjadi dalam hidupnya, Ayub tidak lantas mengutuk Tuhan atas apa yang terjadi kepadanya. Ayub juga tidak memandangnya sebagai sebuah hukuman dari Tuhan. Ayub justru memandangnya sebagai cara Tuhan untuk mendidik, dan mengajaknya untuk semakin mendekat dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Dengan rendah hati, Ayub menerima didikan Tuhan karena Ayub percaya akan kasih setia Tuhan, bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan umat-Nya yang terluka. Tetapi, Tuhan akan mengobati dan menguatkan umat-Nya.
Menerima didikan Tuhan dengan rendah hati adalah cara bagaimana kita bisa memahami kasih setia Tuhan dalam hidup kita. Karena dengan demikianlah, maka kita bisa merasakan kebahagiaan dalam hidup kita. --ZDP/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: 1 SAMUEL 1:1-11
Bacaan Setahun: Keluaran 11-13
Nas: Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya. (1 Samuel 1:6)
Makin Dihantam, Makin Kuat
Batu karang adalah sebuah batu yang memiliki kekuatan jauh berbeda dengan batu-batu pada umumnya. Strukturnya demikian kuat dan keras sehingga mampu mengoyak sebuah kapal raksasa yang menyentuhnya. Batu karang terbentuk menjadi demikian keras karena proses yang tidak mudah. Batu-batu itu dihantam ombak laut dan badai setiap waktu!
Dengan cara yang sama, Tuhan membentuk hidup Hana. Tuhan memang menutup kandungannya sehingga ia tidak memberikan anak untuk Elkana. Tentu ini hal yang menyakitkan. Deritanya bertambah ketika Penina terus-menerus berusaha menyakiti hati Hana dengan hinaannya. Bayangkan saja bagaimana ia harus bertahan hidup serumah dengan perempuan yang setiap hari menyakiti hatinya. Hana pasti berusaha menjauhinya. Ia menderita dalam tangisnya sekalipun Elkana berusaha menghibur hatinya. Pada titik tertentu Hana tak lagi mampu menahan hatinya sampai-sampai ia tidak mau makan. Tapi dalam deritanya itu, ia tahu yang harus dilakukannya: mencari Tuhan. Proses menyakitkan itu tidak saja mengingatkannya untuk mencari Tuhan, tetapi membentuk pribadinya menjadi semakin kuat dan tangguh.
Ketidakadilan dan berbagai tekanan tentu memedihkan hidup kita. Tak jarang kita menangis saat menahan derita. Namun kita diajar untuk sabar dalam penderitaan, dalam berbagai cobaan, karena di situlah hidup kita akan semakin tahan uji (Rm. 5:3-4). Proses yang Tuhan izinkan dalam hidup kita memang tidak selalu mudah, tetapi percayalah, Ia menyertai kita untuk tetap kuat menghadapi semuanya itu. --SYS/www.renunganharian.net
* * *
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )
JPA VISION 2023 : " HISTORY MAKER " ( PEMBUAT SEJARAH ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar