RENUNGAN EDISI 9 OKTOBER 2022 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 08 Oktober 2022

RENUNGAN EDISI 9 OKTOBER 2022

 RENUNGAN HARIAN



RENUNGAN SENIN
Bacaan: EFESUS 6:1-9

Bacaan Setahun: Matius 7-9

Nas: Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena demikianlah yang benar. (Efesus 6:1)


Untuk Orang Tua

Saya sudah bertemu dengan banyak anak muda yang bergumul dalam relasi mereka terhadap orang tua. Di satu sisi, mereka ingin menghormati ayah dan ibu mereka, tetapi di sisi lain, mereka berhadapan dengan realita yang sulit. Ada ayah yang tidak bertanggung jawab serta menelantarkan keluarganya, atau ayah pemabuk, tidak setia dengan pasangan, sering bertindak kasar serta otoriter. Atau berhadapan dengan ibu yang kepahitan, pemarah, serta tidak menunjukkan rasa hormat terhadap pasangannya. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang demikian tentunya tidak mudah menaati dan menunjukkan rasa hormat terhadap orang tuanya.

Firman Tuhan sudah sangat jelas bahwa setiap anak diperintahkan untuk menghormati ayah dan ibunya. Ini berkali-kali ditegaskan baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Anak-anak diminta menaati orang tuanya karena itulah yang Tuhan kehendaki. Jadi tindakan ini dilakukan karena kita menaati Tuhan. Artinya, banyak orang tua yang berperilaku tidak benar dan tidak pantas, namun anak-anak diharuskan tetap menghormati mereka.

Idealnya, firman ini tidak hanya tertuju kepada anak-anak kita. Namun juga kepada para orang tua tentang bagaimana memperlakukan anak-anaknya. Itu sebabnya para orang tua diminta untuk hidup benar agar dapat mendidik anak-anaknya menurut ajaran Tuhan, serta tidak melakukan tindakan yang membuat hati anak-anaknya dipenuhi amarah dan kepahitan (ay. 4). Ketika orang tua menjalani hidup yang menaati Tuhan, maka anak-anak mereka pun memiliki teladan untuk diikuti dan dihormati, sehingga mereka menjadi anak-anak yang diberkati Tuhan. --HT/www.renunganharian.net

* * *
ANAK-ANAK DIPERINTAHKAN UNTUK MENGHORMATI DAN MENAATI ORANG TUANYA.
ORANG TUA BERTUGAS MENJALANI HIDUP YANG MENDATANGKAN RASA HORMAT.

* * *


RENUNGAN SELASA
Bacaan: YESAYA 45:1-13

Bacaan Setahun: Matius 10-11

Nas: "Akulah yang menggerakkan Koresh untuk maksud penyelamatan, dan Aku akan meratakan segala jalannya; dialah yang akan membangun kota-Ku dan yang akan melepaskan orang-orang-Ku yang ada dalam pembuangan, tanpa bayaran dan tanpa suap, " firman TUHAN semesta (Yesaya 45:13)


Koresh, Sang Tangan Allah

Firman Allah, "Akulah Tuhan, tidak ada yang lain" berulang kali dinyatakan Allah pada pembacaan firman hari ini. Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa Dialah satu-satunya Allah yang berdaulat. Dia sanggup melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya dan tidak ada seorang pun mampu mencegahnya. Bukti tentang semua ini Allah nyatakan dengan diurapi-Nya Koresh yang dianggap kafir untuk melaksanakan kehendak-Nya. Meski tidak mengenal-Nya, namun Allah berkenan memakainya untuk maksud penyelamatan bagi umat-Nya. Sebuah kenyataan yang sangat mengherankan, bukan? Ketika umat-Nya sendiri telah berpaling dari-Nya, Dia sanggup memakai siapa saja, yang bersedia, untuk menjadi alat-Nya.

Alkitab menjelaskan bahwa Allah mengurapi Koresh untuk membuka mata umat-Nya agar mengetahui siapakah Allah itu. "Dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, tidak ada yang lain di luar Aku" (ay. 6). Melalui demonstrasi kedaulatan Allah dan tindakan penyelamatan yang Allah kerjakan, bangsa-bangsa lain di luar Israel menyadari dan mengakui Allah Israel adalah satu-satunya Tuhan.

Sampai hari ini Allah bekerja untuk menyatakan keselamatan itu bagi semua bangsa. Dan gereja-Nya adalah pengemban dari rencana penyelamatan Allah yang besar ini. "Beritakanlah Injil kepada segala makhluk" mengingatkan gereja-Nya akan tugas yang Yesus percayakan. Apakah kita menanggapi panggilan-Nya? Jika tidak, Allah mampu membangkitkan "Koresh-Koresh" akhir zaman ini untuk penggenapan rencana-Nya. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
PENOLAKAN DARI UMAT-NYA PUN TIDAK PERNAH MAMPU
MENGGAGALKAN RENCANA PENYELAMATAN ALLAH BAGI DUNIA INI.

* * *


RENUNGAN RABU
Bacaan: 2 TIMOTIUS 2:1-13

Bacaan Setahun: Matius 12

Nas: Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. (2 Timotius 2:3)


Turut Menderita

Seseorang berkata, "Mengikut Yesus tuh sebenarnya mudah saja kok! Dia ke kanan, kita ikut ke kanan. Dia ke kiri, kita ikut ke kiri!" "Terus, kalau Yesus terjun ke sungai, bagaimana?" celetuk temannya. "Aahhh, ya nggak mau lah! Siapa yang mau diajak terjun ke sungai!" sahutnya cepat.

Sebagian besar orang akan menghindari penderitaan sebisa mungkin. Namun Paulus mendorong Timotius agar kuat menderita demi pelayanannya dalam memberitakan Injil. Timotius diharapkan mampu menunjukkan sikap layaknya prajurit setia bagi Kristus yang berjuang dengan komitmen penuh kepada Kristus. Seperti olahragawan yang harus bertanding sesuai aturan supaya beroleh medali, seperti petani yang harus bekerja keras sebelum dapat menikmati hasil usahanya.

Yesus menyelamatkan manusia melalui jalan penderitaan. Namun alih-alih memaknai penderitaan sebagai proses dari Tuhan, banyak orang menghindari penderitaan karena menganggapnya sebagai ketiadaan berkat Tuhan. Pikirnya, bukankah Kristus telah menderita bagiku supaya aku tak lagi menderita? Anggapan ini benar jika dimaknai dengan benar: Yesus telah berkorban demi menebus dosa, maka kita tak perlu menderita karena dosa. Sayangnya, kita sering lupa bahwa hidup merdeka dari dosa bukan berarti bebas dari penderitaan. Bahkan, menghidupi kebenaran dan kekudusan menuntut kita berani menghadapi banyak penderitaan duniawi. Dengan demikian, menderita karena Kristus adalah bagian dari iman. Kita memerlukannya untuk berproses menjadi pribadi yang sabar, tekun dan tangguh. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
TUHAN RINDU KITA MELAYANI-NYA TANPA PERLU MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI,
SAYANGNYA KITA LEBIH SERING MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI SAMPAI LUPA MELAYANI-NYA.

* * *


RENUNGAN KAMIS
Bacaan: YEREMIA 32:1-27

Bacaan Setahun: Matius 13-14

Nas: "Namun Engkau, ya Tuhan ALLAH, telah berfirman kepadaku: Belilah ladang itu dengan perak dan panggillah saksi-saksi! --padahal kota itu telah diserahkan ke dalam tangan orang-orang Kasdim." (Yeremia 32:25)


Komitmen Hidup Taat

Ada pertimbangan ketika kita hendak membeli sebidang tanah. Aspek utama tentu saja tentang lokasi dan lingkungannya, status tanah, dan prospek tanah itu beberapa tahun ke depan. Ketika salah satu pertimbangan itu tidak terpenuhi, biasanya kita urung membelinya. Pertimbangan-pertimbangan seperti ini tentu lumrah dilakukan.

Tuhan meminta Yeremia agar membeli tanah di Anatot. Hanya saja tanah itu sedang bermasalah. Yerusalem, kota di mana tanah Anatot berada sedang berada dalam kekuasaan Babel. Apa untungnya membeli tanah itu untuk masa depan? Tetapi karena Tuhan yang menyuruhnya, Yeremia pun bertindak tidak masuk akal dengan membeli tanah itu. Dengan membeli tanah serta menyimpan surat-surat tanah dalam sebuah bejana tanah, Nabi Yeremia menunjukkan iman bahwa suatu saat Anatot akan bebas dari penguasaan Babel dan tanah itu akan menjadi tanah milik yang bisa diperjualbelikan lagi oleh Yeremia sesuai petunjuk Tuhan.

Perintah Allah kadang terdengar tidak masuk akal bagi kita. Bahkan Tuhan kerap meminta kita untuk melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan tradisi dunia. Ketika kita mendengar perintah untuk berlaku jujur di tengah lingkungan yang tidak jujur, apakah kita menaatinya? Dunia mungkin saja menganggap komitmen kita untuk hidup bersih dan jujur adalah kebodohan. Dan karenanya, mungkin kita diperlakukan tidak adil. Kehendak Tuhan acap kali bertolak belakang dengan kehendak kita, tetapi ketika kita belajar untuk lebih taat melakukan kehendak-Nya apa pun situasinya, kita percaya bahwa tujuan-Nya selalu indah pada akhirnya. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
PERINTAH TUHAN ITU KADANG BERTOLAK BELAKANG DENGAN KEHENDAK KITA,
TETAPI SAAT KITA MENAATI-NYA, KITA AKAN BAHAGIA KARENANYA.

* * *


RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 1 RAJA-RAJA 11:1-13

Bacaan Setahun: Matius 15-17

Nas: Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het. (1 Raja-raja 11:1)


Perkawinan Politis

Bukan rahasia lagi jika banyak perkawinan terjadi karena alasan transaksional. Ada perempuan yang dikawinkan demi melunasi utang keluarga. Ada yang menikah demi menaikkan status sosial, demi memperoleh jaminan hidup yang lebih mapan, atau demi melancarkan bisnis keluarga. Ada juga yang menikah demi menutupi sesuatu yang bisa dianggap sebagai aib di masyarakat.

Zaman dahulu, para pangeran lumrah menikahi putri raja lain demi keamanan negeri, agar tidak terjadi peperangan di antara mereka. Tampaknya inilah yang juga dilakukan oleh Raja Salomo. Di awal pemerintahannya, ia memang memohon agar Allah memberinya hikmat untuk memimpin bangsa Israel sesuai kehendak Allah. Namun kemudian ia bersandar pada hikmatnya sendiri. Ia tidak lagi menaati Allah, khususnya dalam hal perkawinannya dengan ratusan istri dan gundik. Akibatnya, ia pun turut menyembah para dewa dan sembahan istri-istrinya itu. Perkawinannya menjauhkannya dari Tuhan serta menjadikannya berada di bawah murka Allah.

Perkawinan adalah lembaga yang dibentuk oleh Allah sendiri, yang dimaksudkan-Nya untuk menjadi wadah di mana suami istri mengalami kasih Allah secara bersama-sama. Menjadi penolong bagi pasangannya. Membangun relasi yang saling melengkapi. Dan tujuan lainnya ialah untuk menghasilkan keturunan ilahi (Kej. 1:28, Mal. 2:15). Sayangnya, dosa menjadikan manusia sering kali keliru memahami makna perkawinan. Bahkan menjadikannya alat atau topeng agar dapat melakukan dosa lainnya. Kiranya kita memandang perkawinan menurut rancangan Allah, sehingga kita menghormatinya serta menjaga kekudusannya. --HT/www.renunganharian.net

* * *
PERKAWINAN BUKAN ALAT UNTUK MENUTUPI BERBAGAI KEPENTINGAN POLITIS,
MELAINKAN SEBAGAI WADAH BERTUMBUH BERSAMA UNTUK MENAATI ALLAH.

* * *


RENUNGAN SABTU
Bacaan: 1 TESALONIKA 4:13-18

Bacaan Setahun: Matius 18-20

Nas: Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. (1 Tesalonika 4:17)


Perpisahan Sementara

Hari itu saya berduka karena seorang teman meninggal dunia. Keganasan virus Covid-19 telah merenggut nyawanya. Komorbid (penyakit penyerta) yang teman saya derita membuat penyakitnya semakin parah. Sampai akhirnya ia mengembuskan nafas terakhir. Teringat masa-masa kami berbincang dan bercanda bersama. Sekarang, masa itu tidak lagi dapat terulang karena teman saya sudah berpulang.

Saat hati diliputi kedukaan, Tuhan memberikan penghiburan. Memang kami telah berpisah, namun perpisahan ini hanya sementara. Penghiburan serupa Paulus berikan kepada jemaat Tesalonika. Kepada setiap orang yang ditinggal mati, Paulus mengatakan untuk tidak berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan (ay. 13). Maksudnya adalah tidak larut dalam kesedihan. Sebab setiap orang yang meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama dengan Dia (ay. 14). Pada waktu tanda diberi, waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, Tuhan Yesus akan turun dari surga dan orang-orang yang mati dalam Dia akan bangkit (ay. 16). Sesudah itu semua orang yang masih hidup diangkat bersama dengan mereka dalam awan menyongsong Yesus di angkasa. Demikian kita semua bersama Yesus selamanya (ay. 17).

Kiranya nas firman Tuhan hari ini menghiburkan hati setiap kita yang berduka. Kematian jasmani bukanlah akhir kebersamaan kita. Di dunia kita terpisah, namun perpisahan ini hanya sementara. Kelak kita berjumpa kembali dalam kesukaan. Sebab saat itu juga kita berjumpa Yesus, Pribadi yang kita semua sangat kasihi. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
PERPISAHAN YANG KITA ALAMI OLEH KEMATIAN JASMANI
HANYALAH PERPISAHAN SEMENTARA.

* * *


MOTTO JPA : "ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN"
& JPA VISION : "Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya" ( LUKAS 1:17c )


"THE FUTURE IS NOW" (MASA DEPAN ADALAH SEKARANG) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #TheFutureIsNow #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman