RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: Yeremia 4-6
Nas: Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. (Roma 6:18)
Hamba Kebenaran
Pemilik sepeda motor memiliki hak penuh atas motornya. Namun, bukan berarti ia bisa memperlakukan motor itu seenaknya. Ketika bahan bakar habis dan ia nekat tidak mengisinya, tentu motornya menjadi tidak berfungsi. Demikian pula jika ia tidak merawat motornya dengan baik. Mengabaikan kondisi ban atau rem yang telah aus, misalnya. Alih-alih dapat dipakai dengan nyaman, bisa-bisa malah membawa celaka.
Allah adalah pencipta langit, bumi serta segala isinya. Dengan demikian, alam semesta ini ada di bawah kuasa-Nya. Dia berhak memperlakukan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini menurut kehendak-Nya. Termasuk, menghukum manusia yang tak mau taat kepada-Nya. Namun alih-alih menghukum, Allah memberi kesempatan manusia berdosa beroleh keselamatan. Tidak main-main, Allah sampai rela mengorbankan Putra Tunggal-Nya. Sekalipun berkuasa, Allah tidak bertindak sewenang-wenang menggunakan kekuasaan-Nya. Allah tetap setia pada hakikat-Nya sebagai Sang Mahakasih.
Bertolak belakang dengan Allah yang rela mengesampingkan kekuasaan demi kasih-Nya, sebagian orang justru mencari dan memanfaatkan kekuasaan agar dapat bertindak sesuka hati tanpa mengenal kasih. Padahal, dimerdekakan dari dosa bukan berarti bisa bebas berlaku semau kita. Allah memberi kemerdekaan atas dosa supaya kita memiliki hidup baru dalam kebenaran. Dengan kata lain, Allah mengentaskan kita dari perbudakan dosa supaya kita diperbudak kebenaran. Karena itu kita harus menyerahkan seluruh anggota tubuh kita menjadi hamba kebenaran. --EBL/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: 2 TIMOTIUS 1:3-18
Bacaan Setahun: Yeremia 7-10
Nas: Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. (2 Timotius 1:7)
Semangat Bambu Runcing
Monumen bambu runcing yang banyak ditemukan di sejumlah kota di Indonesia merupakan refleksi semangat keberanian dalam upaya berjuang demi merebut kemerdekaan. Meskipun penjajah memiliki peralatan militer yang lengkap dan canggih, senjata sederhana yang berada di tangan ini tidaklah membuat nyali para pejuang ciut, melainkan semangat mereka selalu berapi-api dan dapat menggetarkan sang musuh hingga akhirnya kemerdekaan menjadi milik negeri ini.
Dalam perjalanan iman kita kepada Tuhan, semangat bambu runcing ini menyatakan bahwa kita hendaknya maju terus dalam nama-Nya untuk menuntaskan kehendak-Nya bagi kita, sebagaimana Paulus yang bergiat demi Injil-Nya (ay. 11-12). Mungkin hari ini kita memiliki banyak kelemahan yang terasa mengganggu kita untuk berkarya bagi Tuhan; Selain itu, banyak hal di sekitar kita yang merintangi sehingga semangat kita menjadi kendur bahkan ingin mundur, namun kalau kita menyerahkan kegundahan hati kita tersebut ke dalam tangan-Nya, roh kita akan selalu menyala-nyala untuk memberikan yang terbaik untuk-Nya.
Karena kita mempunyai Roh Kudus dalam hati kita yang senantiasa menguatkan dan meneguhkan langkah kita, mari kita bertekun dalam pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita sehingga ketakutan yang tadinya mengadang sampai mematahkan semangat akan berubah menjadi antusias yang tinggi dan tak dapat dipadamkan untuk menyenangkan hati-Nya dan berarti bagi sesama dengan kemampuan terbaik yang kita miliki. --KSD/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: ROMA 6:1-14
Bacaan Setahun: Yeremia 11-14
Nas: Karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. (Roma 6:6)
Kemerdekaan Sejati
Patung Rebellious Slave karya Michelangelo, seniman ternama dari Italia, berwujud seorang pria tampan, bertubuh kekar dan berotot, serta berperawakan tinggi. Namun, kepala patung tersebut tidak tegak, seolah menggeleng dan tangannya terikat ke belakang oleh seutas tali. Tak ayal apabila banyak penikmat karya seni tertarik untuk menangkap makna dibalik kontradiksi visual yang ditampilkan oleh seniman besar itu.
Penggambaran sosok budak, sebagaimana ditampilkan oleh Michelangelo, mau tidak mau menggiring pemikiran banyak orang sampai pada hakikat manusia yang bebas secara fisik, tetapi terpasung dalam mentalitas budak. Mentalitas semacam ini dapat ditemukan dalam diri banyak orang, termasuk orang percaya. Tidak sedikit orang percaya yang tetap tinggal dalam perbudakan dosa, meskipun telah mengalami kemerdekaan hidup di dalam Kristus (ay. 2).
Realitas inilah yang memiriskan hati Rasul Paulus. Ia pun merasa perlu untuk membuka selubung kesadaran orang percaya supaya mereka tidak menghambakan diri lagi kepada dosa (ay. 6). Rasul Paulus yakin, jika Yesus telah memerdekakan, maka setiap orang yang percaya kepada-Nya akan benar-benar merdeka (Yoh. 8:36), baik fisik maupun mental. Pada tataran inilah kebebasan hidup sebagai orang yang menerima anugerah keselamatan beroleh arti yang sesungguhnya.
Kemerdekaan sejati seorang pengikut Kristus pada dasarnya ditandai oleh kesadaran dirinya untuk berpaling dari dosa. Tidak ada alasan baginya untuk kembali menjalani hidup di bawah belenggu penjajahan dosa. --EML/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: KEJADIAN 3
Bacaan Setahun: Yeremia 15-18
Nas: Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17)
Bebas
Seorang pemuda menceritakan kegelisahannya kepada Pak Pendeta. "Ayah dan kakek saya dahulu suka melakukan praktik okultisme. Semasa kecil saya bahkan "diserahkan" ke penghulu kegelapan. Akankah semua itu mendatangkan kutuk keturunan dalam kehidupan saya?" Pak Pendeta menangkap maksud pemuda itu. Dengan tatapan tajam beliau berkata, "Tidak, Nak, karena kau sekarang adalah ciptaan baru di dalam Kristus!"
Dimulai dari kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, kutuk masuk ke kehidupan manusia. Oleh karena ketidaktaatan, terkutuklah laki-laki dan perempuan.
Syukur kepada Allah, pada saat itu juga Dia merancangkan upaya pembebasan bagi umat manusia. Firman-Nya, "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya" (Kej. 3:15). "Keturunannya" yang dimaksud Allah adalah Putra-Nya, Yesus Kristus, yang akan datang ke dunia mengambil rupa seorang manusia, mati menanggung dosa. Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Yesus menebus kita dari kutuk dengan jalan menjadi kutuk (Gal. 3:13). Segala kutuk telah dipatahkan begitu Yesus mengatakan, "Sudah selesai" (Yoh. 19:30). Ditebus oleh darah Yesus, kita sekarang adalah ciptaan baru. Kita bukan lagi anak-anak perhambaan, melainkan anak-anak Bapa di Surga.
Mulai hari ini, jangan lagi teperdaya oleh dusta iblis yang mengatakan kalau hidup kita masih terbelenggu. Ingat, harga pembebasan kita telah lunas dibayar. Bagian kita adalah bertobat dan meninggalkan segala jalan kejahatan. Kemudian, berjalanlah dalam jalan kemenangan yang disediakan Yesus! --LIN/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: YOEL 2:18-27
Bacaan Setahun: Yeremia 19-22
Nas: "Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang ...." (Yoel 2:25)
Allah Memulihkan
Setiap orang pasti pernah menyesal dalam hidupnya. Saya bertemu dengan seorang penjual nasi uduk yang dulunya adalah pembunuh. Tetapi saat dia mau mencari Tuhan, maka Tuhan justru memulihkan keadaannya. Ia mengatakan meski ia menjalani hidup sederhana sebagai penjual nasi uduk, ia tetap merasakan damai sejahtera ketimbang dulunya pembunuh yang bayarannya besar tetapi hidup tidak berkenan di hati Tuhan. "Rasanya beda!" ujarnya. Penyesalan yang telah lalu akhirnya berganti dengan sukacita yang besar.
Sekalipun umat-Nya banyak berlaku jahat kepada Tuhan, tetapi Tuhan tetap mengasihi mereka. Jika bangsanya bertobat sungguh-sungguh, Ia berjanji: memberikan berkat yang berkelimpahan (ay. 19, 24), dijauhkan dari musuh (ay. 20), tinggal di tanah yang menghasilkan (ay. 21-22), tidak pernah kekeringan (ay. 23). Apa yang dilakukan Tuhan itu tidak lain agar umat-Nya semakin memuji Tuhan dan mengenal Tuhan secara pribadi bahwa mereka adalah milik kepunyaan-Nya yang sangat berharga. Mereka milik Tuhan sendiri, luar biasa!
Siapa kita di masa lalu? Apakah kita pernah mendukakan hati Tuhan? Ingatlah, kita ini masih berharga di hadapan-Nya selama kita memiliki kesadaran untuk bertobat dengan sungguh-sungguh. Tuhan akan menyediakan masa depan yang terbaik bagi kita karena Dia sanggup memulihkan keadaan kita. Biarlah hati kita rela dibentuk Tuhan karena tak mungkin karya Tuhan itu buruk dalam hidup anak-anak-Nya yang mau taat. --YDS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: AMSAL 11:14
Bacaan Setahun: Yeremia 23-25
Nas: Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada. (Amsal 11:14)
Hargai Pimpinan
Seorang pendeta dan pakar kepemimpinan dari Amerika, John C. Maxwell berkata bahwa segala sesuatu naik dan turun berdasarkan kepemimpinan. Kehadiran seorang pemimpin mutlak diperlukan dalam segala aspek kehidupan. Firman Tuhan berkata bahwa tanpa pimpinan, sebuah bangsa akan jatuh. Tanpa pemimpin, kita bisa berjalan tanpa arah, bisa bebas berbuat sesuai kehendak masing-masing, dan besar kemungkinan perpecahan terjadi. Apabila perpecahan terjadi, tidak ada kemajuan yang bisa dicapai.
Karena itu, kita patut bersyukur bila Tuhan hadirkan seorang pemimpin baik dalam konteks negara, gereja, usaha, atau keluarga kita. Namun ingatlah, pasti tidak ada pemimpin yang sempurna. Bukankah kita gampang menemukan celah kekurangan seseorang ketimbang kelebihannya? Jangan kita banyak memberikan kritik kepada pemimpin, bila tidak memberikan dukungan yang cukup diperlukannya. Jangan pula karena didorong rasa tidak puas, kita lekas mengganti dengan pemimpin yang baru.
Sadarilah, pemimpin yang baru pun belum tentu lebih baik daripada yang ada sekarang. Kalimat bijak berkata: Rumput bisa hijau, karena disirami. Pemimpin yang Tuhan berikan kepada kita akan berhasil bila kita secara aktif memberikan dukungan positif.
Terkadang ada pemimpin yang merasa diri paling benar dan menolak nasihat orang lain. Padahal sehebat-hebatnya pemimpin, mereka tetap butuh orang lain untuk menajamkan mereka. Bila kita ada di posisi kepemimpinan, jangan biarkan telinga kita tertutup untuk nasihat! --HTN/www.renunganharian.net
* * *
& JPA VISION : "Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya" ( LUKAS 1:17c )
"THE FUTURE IS NOW" (MASA DEPAN ADALAH SEKARANG) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar