RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: 2 Tawarikh 31-33
Nas: Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman. (Amsal 14:16)
Operasi Tangkap Tangan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih saja berhasil melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT). Meskipun imbauan telah berulang kali disuarakan, tetap saja sebagian pejabat negara melanjutkan perilaku korup mereka. Saya percaya hal ini bukan karena orang-orang yang bekerja di KPK memiliki kecerdasan luar biasa dan mampu menggunakan metode yang super canggih untuk mendeteksi korupsi. Mereka memang sangat berani dan gigih luar biasa. Namun keberhasilan tangkap tangan lebih diakibatkan oleh kebebalan para pejabat nekat tersebut.
Kitab Amsal membandingkan dua sikap yang bertentangan ketika menghadapi godaan untuk berbuat jahat. Mereka yang mampu bertahan terhadap godaan berdosa adalah yang memiliki sikap kehati-hatian. Dalam sikap hati-hati terkandung rasa takut. Inilah takut yang sepatutnya dan yang kudus. Rasa takut tertuju pada akibat dosa dan murka Tuhan. Tanpa diawasi sekalipun, mereka tidak berniat melakukan kejahatan. Sebab mereka menjalani hidup di hadirat Tuhan. Sebaliknya, orang yang terus melakukan kejahatan disebut sebagai orang bebal. Mereka merasa aman karena menganggap diri pandai menyembunyikan kejahatan dan mampu mengelabui semua orang. Tanpa mereka sadari, tindak tanduk mereka diawasi baik oleh Tuhan maupun sesama.
Melalui berbagai cara, sering juga Tuhan mengingatkan kita. Kehati-hatian dan rasa takut berdosa akan menyelamatkan kita. Sebaliknya, jika kita terus berdosa tanpa peduli peringatan, kita pun harus menghadapi murka Allah pada waktu yang ditetapkan-Nya. --HEM/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: 1 PETRUS 1:3-12
Bacaan Setahun: 2 Tawarikh 34-36
Nas: Kamu bergembira dengan rasa sukacita yang mulia dan tidak terkatakan. (1 Petrus 1:8)
Happy Ending
Banyak alasan di balik kesukaan orang menyaksikan film. Happy ending merupakan satu di antaranya. Film yang berakhir dengan kebahagiaan menjadi daya tarik tersendiri, sehingga orang rela merogoh kantong dan meluangkan waktu untuk menontonnya. Daya tarik film semacam ini terletak pada efek eskapisme (kecenderungan untuk menghindari kenyataan dengan mencari hiburan tak nyata) yang timbul dalam benak orang-orang yang menontonnya. Mereka merasa nyaman dengan kebahagiaan, meski sebatas dalam khayalan.
Namun, efek tersebut tidaklah baik bagi kesehatan mental. Sebab, ia menjadikan seseorang cenderung melarikan diri dari realitas kehidupan. Kebahagiaan yang ditawarkan pun pada dasarnya bersifat semu. Hal ini tentu saja berkebalikan dengan kebahagiaan yang dirasakan oleh orang percaya, meski mereka juga mengalami penderitaan hidup. Kebahagiaan adalah satu kepastian. Ia berkaitan dengan sukacita yang mulia (ay. 8).
Kebahagiaan adalah bonus dari Tuhan. Ia terikat oleh hati yang tetap gembira sekalipun dalam penderitaan. Kesadaran inilah yang memampukan orang-orang percaya untuk tidak melarikan diri dari kenyataan hidup. Penderitaan merupakan bagian dari proses pengujian iman mereka supaya pada saatnya kelak mereka memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya (ay. 7).
Perjalanan hidup orang percaya, sebagaimana janji Tuhan, pasti berujung pada kebahagiaan. Janji Tuhan adalah kepastian, sebab Dia adalah kebahagiaan itu sendiri. --EML/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: ROMA 12:9-21
Bacaan Setahun: Ezra 1-2
Nas: Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. (Roma 12:9)
Bukan Basa-basi
Ketika saya dan istri menjalani isolasi mandiri di rumah setelah terinfeksi Covid-19, kami memiliki ruang gerak yang sangat terbatas. Tetapi kami hampir tidak mengalami kesulitan sama sekali dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang biasanya harus dibeli di pasar. Orang-orang yang dekat dengan kami, yakni anggota-anggota jemaat dan sahabat serta kerabat dengan antusias menawarkan diri untuk menolong kami. "Saya sedang di pusat perbelanjaan. Barang apa yang perlu saya belikan?" tanya seorang ibu. "Kami mau bawakan apa untuk sarapan?" tanya keluarga lain di suatu pagi. "Kami bersedia mengasuh dan merawat anak-anak kalian sampai kalian pulih, " keluarga lain menawarkan. "Jangan segan-segan memberitahu jika butuh sesuatu, " tegas beberapa orang. Selama ini kami tahu bahwa mereka mengasihi kami. Namun pengalaman inilah salah satunya yang membuktikan bahwa kasih mereka bukan basa-basi.
Pengalaman ini juga yang kemudian semakin mendorong saya untuk menegaskan kepada orang-orang yang kami layani, "Jangan segan mengabari kami jika ada yang bisa kami bantu. Ini bukan basa-basi. Kami serius!" ujar saya. Dan itulah yang berusaha kami lakukan ketika ada orang-orang yang memerlukan pertolongan, khususnya bagi mereka yang menjalani isolasi Covid.
Rasul Paulus menasihatkan jemaat di Roma agar tidak berpura-pura dalam mengamalkan kasih. Bukan hanya manis di mulut. Tetapi dengan tulus. Tidak munafik. Tidak ada tipuan di dalamnya. Riil. Apa adanya. Begitulah kasih Allah kepada kita. Dan itulah yang Dia kehendaki untuk kita kerjakan senantiasa. --HT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: ROMA 8:1-17
Bacaan Setahun: Ezra 3-5
Nas: Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. (Roma 8:13)
Anak-Anak Allah
Gedung gereja sering disebut sebagai rumah Tuhan. Karena itu dengan mudah orang mengatakan bahwa anak-anak Tuhan adalah mereka yang rajin datang ke gereja. Sebagian orang menambahkan, anak-anak Tuhan adalah mereka yang menerima baptis.
Lebih daripada itu, anak-anak Allah memiliki ciri hidup dalam pimpinan Roh. Roh Allah membebaskan kita dari siklus dosa, sehingga oleh pengangkatan dari Allah kita menjadi anak-anak-Nya. Roh Kudus memberi kesaksian dalam hati, meyakinkan kita bahwa kita adalah anak-anak Allah (ay. 16). Oleh Roh kita mampu dan berani menyapa Allah sebagai Bapa tanpa merasa takut karena dosa-dosa kita sudah diampuni-Nya (ay. 15).
Pembenaran di dalam Roh Kudus adalah dasar dan titik awal pengudusan. Anugerah keselamatan membawa kita bertumbuh dalam keserupaan dengan Kristus. Roh Allah memerdekakan dari dosa supaya hidup anak-anak Allah tidak dikendalikan oleh keinginan daging (ay. 13). Kemerdekaan dari dosa ditandai dengan hidup dalam kesucian, aktif bertindak melawan dosa untuk menghasilkan buah-buah kebenaran. Tindakan aktif ini bukan sekadar melakukan perbuatan yang kelihatan rohani tanpa dijiwai oleh motivasi yang benar. Bukan pula kamuflase yang digunakan sebagai topeng rohani. Hidup oleh Roh menghasilkan perubahan pola pikir, motivasi dan cara hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Selanjutnya, perubahan tersebut membuahkan kehidupan yang dipenuhi kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. --EBL/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: PENGKHOTBAH 3:1-15
Bacaan Setahun: Ezra 6-7
Nas: Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbah 3:11)
Peselancar Satu Lengan
Bethany Hamilton, seorang peselancar profesional yang hanya memiliki satu lengan, mendapat penghargaan Courage Award pada 2004 karena hidupnya dinilai memberi inspirasi bagi banyak orang. Bethany yang menyukai olahraga selancar sejak kecil ini, mengalami tragedi putus lengan tangan kiri usai digigit oleh ikan hiu sewaktu sedang berselancar. Sempat mengalami pukulan berat dan mempertanyakan rencana Tuhan, Bethany akhirnya bangkit dan kembali berkarier sebagai peselancar profesional, bahkan menjadi juara untuk kategori perlombaan umum.
Sesungguhnya tak ada seorang pun dapat memastikan kehidupan ini berjalan sesuai dengan harapan atau keinginannya. Rancangan kehidupan yang terlihat paling baik sekalipun, tak jarang menjadi berantakan karena satu dua perkara yang tak dapat dihindarkan terjadi. Terkadang Tuhan izinkan tragedi menimpa kehidupan umat-Nya, seperti dialami oleh Bethany. Tragedi kehidupan yang sukar untuk dipahami oleh pikiran dan pengertian manusia yang terbatas itu. Namun, dari nasihat Pengkhotbah kita mengerti bahwa ketika terjadi sesuatu yang sukar kita pahami, kita dapat meyakini bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
Jadi, apakah hari ini kita sedang mengalami perkara yang sukar kita pahami? Tetaplah bertahan dalam iman seraya memohon agar kasih karunia-Nya tercurah dalam hidup kita. Jika Tuhan berkehendak, tragedi kehidupan sekalipun kelak dapat dipakai untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Jadilah pribadi yang berani dan tegar dalam menjalani kehidupan, dalam kasih karunia-Nya. --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: MAZMUR 19:1-6
Bacaan Setahun: Ezra 8-9
Nas: Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya. (Mazmur 19:1)
Kagum dengan Tuhan
Tuhan mengizinkan saya kuliah teologia di daerah Lawang selama 4 tahun. Lawang adalah satu daerah yang termasuk bagian dari kabupaten Malang. Selama saya tinggal di sana saya banyak menyaksikan keindahan alam yang membuat saya kagum akan karya Tuhan. Saya dapat memandang gunung yang indah di depan kamar saya setiap saat, saya juga menikmati hamparan kebun teh yang indah dekat kampus, dan sebagainya. Itulah yang membuat saya selalu kagum akan Penciptanya, sungguh Pencipta yang kreatif.
Di tengah banyaknya keluhan yang terucap dari mulut Daud, akhirnya keluar suatu pujian akan alam semesta yang diciptakan Tuhan begitu indahnya. Pemazmur memakai bahasa antropomorfis untuk menjelaskan alam semesta, "langit menceritakan kemuliaan Allah, cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya, malam menyampaikan pengetahuan" (ay. 2, 3). Tuhan menciptakan alam semesta begitu kreatif dan tidak ada seorang seniman pun yang dapat menandingi-Nya. Ia menciptakan semua ini untuk manusia. Terpesonakah manusia dengan ini semua atau masih saja memikirkan pergumulan yang melanda?
Saat hari yang baru datang, lihatlah alam semesta. Tuhan menciptakannya dengan sungguh kreatif dan indah. Mahakarya yang luar biasa, bukan? Dialah yang layak menerima segala pujian dan kekaguman itu. Apakah kita sudah mensyukurinya dan menjaganya tetap lestari? Kagum akan karya Tuhan juga hendaknya terwujud dengan hati dan komitmen penuh yang mau menjaga dan melestarikannya. --YDS/www.renunganharian.net
* * *
& Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya ( LUKAS 1:17c )
"THE FUTURE IS NOW" (MASA DEPAN ADALAH SEKARANG) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar