RENUNGAN EDISI 19 JUNI 2022 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 18 Juni 2022

RENUNGAN EDISI 19 JUNI 2022

 RENUNGAN HARIAN


RENUNGAN SENIN
Bacaan: 1 TESALONIKA 5:12-22

Bacaan Setahun: Ester 4-7

Nas: Bersukacitalah senantiasa. (1 Tesalonika 5:16)


It's Ok

Jane "Nightbirde" Marczewski (1990-2022) beraksi dalam ajang America's Got Talent. Ia lantunkan lagu ciptaannya: "It's OK!" Jane bernyanyi dengan tegar dan penuh senyum menawarkan kekuatan dan penerimaan hidup yang mengagumkan. Padahal ia menderita kanker yang sudah menyebar ke paru-paru, hati dan tulang belakang. Dokter pun menyatakan harapan hidupnya hanya 2%. Namun Jane berkata pada Simon Cowell, "You can't wait until life isn't hard anymore, before you decide to be happy" (Kita tidak perlu menunggu kesusahan hidup berlalu untuk menjadi bahagia).

"Bersukacitalah senantiasa!" pesan Rasul Paulus untuk jemaat Tesalonika. Melalui nasihat ini Rasul Paulus mengingatkan agar sukacita umat Tuhan tidak berkurang atau terpengaruh oleh situasi yang kurang baik. Sukacita Kristen haruslah berakar dalam hati kita karena hubungan dengan Allah yang tidak dapat digoyahkan oleh faktor dunia apa pun. Sukacita sejati dari Tuhan tetap dan terus dapat kita rasakan, di tengah penderitaan terburuk sekalipun.

Di dalam Tuhan kita tidak akan kehilangan sukacita walupun ketidaknyamanan jasmani kita alami. Sebab bukan kemapanan dan kenyamanan hidup yang menjadi dasar sukacita Kristen. Sukacita sejati juga bukan hasil perjuangan kita, melainkan buah Roh. Ketika kita memprioritaskan Tuhan di atas segalanya: menempatkan Dia sebagai yang utama, menjadikan kehendak-Nya sebagai tujuan hidup dan merasa cukup asal hidup dekat Dia, sukacita sejati kita dapatkan. Apa pun yang terjadi, It's Ok selama kita ada di tangan Tuhan. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
CUKUP SATU ALASAN UNTUK SENANTIASA BERSUKACITA:
HIDUP DEKAT DENGAN TUHAN.

* * *


RENUNGAN SELASA
Bacaan: YESAYA 51:7-16

Bacaan Setahun: Ester 8-10

Nas: Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput? (Yesaya 51:12)


Pengaruh Rasa Takut

Perasaan takut dapat memengaruhi cara kita bertindak. Sebagai contoh, penduduk asli Amerika tidak ingin mendengar cemoohan dari orang lain. Untuk menghindari pandangan negatif itu, mereka menggunakan cemoohan itu untuk mengajarkan aturan kemasyarakatan. Aturan itu dipakai oleh para orang tua saat mengajar anak-anaknya tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Mereka tidak mengancam dengan hukuman bila mereka melanggar aturan itu. Sebaliknya mereka hanya mengingatkan si anak, "Seluruh orang di desa ini akan membicarakan banyak hal tentangmu jika kamu melanggar aturan itu." Ketakutan memengaruhi perilaku seseorang.

Namun tidak semua ketakutan dapat membentuk kehidupan seseorang menjadi baik. Apa yang menimpa orang-orang Israel menjadi contohnya. Tuhan mengingatkan umat-Nya untuk tidak takut jika orang lain mengaibkan atau menista mereka. Bahkan Tuhan berjanji akan membela mereka. Sayangnya umat Tuhan tidak percaya. Kata-kata buruk yang diucapkan orang membuat mereka takut dan membuat mereka berkompromi dalam kejahatannya dan melupakan Tuhan (ay. 12).

Kitab Amsal 29:25 mengingatkan kita bahwa "takut akan manusia" hanya akan mendatangkan jerat untuk kita. Bukankah acap kali kita "terpaksa" berkompromi dengan dosa karena ancaman dari orang-orang di sekitar kita? Apa pun alasannya, Tuhan tidak pernah melihat umat pilihan-Nya berkompromi dengan dosa. Tuhan menghendaki agar kita hanya takut kepada-Nya. Tunduk dan lakukanlah firman-Nya, siapa yang percaya kepada Tuhan, dilindungi. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
KETAKUTAN PADA MANUSIA BERUJUNG KOMPROMI AKAN DOSA,
RASA TAKUT KEPADA TUHAN AKAN BERUJUNG PADA KEHIDUPAN.

* * *


RENUNGAN RABU
Bacaan: YOHANES 6:32-40

Bacaan Setahun: Ayub 1-4

Nas: "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang." (Yohanes 6:37)


Tak Perlu Kosmetik

Banyak orang, khususnya kaum perempuan, merasa lebih percaya diri untuk tampil di muka umum dengan menggunakan kosmetik. Istilah kosmetik berasal dari bahasa Yunani kosmetikos yang artinya keterampilan dalam menghias atau menata. Jadi kosmetik adalah obat atau bahan yang dipakai untuk mempercantik wajah, kulit, rambut dan sebagainya, seperti bedak, lipstik, pemerah pipi, dan lainnya. Kosmetik digunakan untuk memoles atau menutupi berbagai kekurangan sehingga seseorang terlihat lebih memikat atau menarik.

Namun semua orang-seperti perempuan yang suka memakai kosmetika-suka menutupi dosa, kekurangan atau kelemahannya dengan berusaha memolesnya dengan tindakan tertentu. Cara bicaranya dipoles supaya terkesan pintar dan jujur. Sikapnya dipoles supaya disukai orang-orang tertentu. Sisi tertentu ditonjolkan agar terkesan hebat dan mudah diterima orang lain. Namun terkadang itu hanyalah topeng; pencitraan semu agar terlihat lebih baik dari yang sebenarnya. Tujuannya hanya ingin membuat orang lain terkesan.

Syukurnya, kita tidak perlu memoles diri di hadapan Tuhan agar terlihat lebih saleh, lebih pantas, atau lebih beriman di mata-Nya. Dia sudah tahu siapa kita sepenuhnya. Penuh dosa, hancur, tak berdaya, najis, dan hina. Tetapi Dia ingin kita datang kepada-Nya dengan apa adanya, tanpa polesan apa pun. Hanya datang dengan hati yang lapar dan haus akan kebenaran. Ingin dipuaskan oleh-Nya sendiri. Ada jaminan bahwa Dia tidak akan menolak atau membuang siapa pun yang datang kepada-Nya, bagaimanapun keadaannya. Ini adalah kabar baik yang sepatutnya kita sambut dengan sukacita. --HT/www.renunganharian.net

* * *
DATANG DAN MENYERAHKAN DIRI KEPADA TUHAN DENGAN APA ADANYA
ADALAH HAL TERBAIK YANG DAPAT KITA LAKUKAN UNTUK MENGALAMI KASIH-NYA.

* * *


RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 1 TAWARIKH 22:2-19

Bacaan Setahun: Ayub 5-8

Nas: "Tetapi firman TUHAN datang kepadaku, demikian: Telah kautumpahkan sangat banyak darah dan telah kaulakukan peperangan yang besar; engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku ...." (1 Tawarikh 22:8)


Menggapai Impian

Sebuah Dorama (drama TV Jepang) berjudul Mare mengisahkan seorang gadis bernama Mare yang mempunyai impian menjadi pâtissier (pembuat kue) terbaik sedunia. "Kapan Ibu menjadi pâtissier terbaik sedunia?" pertanyaan dari anak kembarnya sejenak membuat Mare terdiam. Meski sampai akhir cerita Mare belum menjadi pâtissier terbaik, ia boleh dikatakan berhasil. Mengapa? Karena keahliannya membuat kue berkembang jauh lebih baik.

Berbicara mengenai impian, Raja Daud pernah berkeinginan mendirikan rumah kediaman bagi nama Tuhan. Namun, Tuhan seolah tidak mengizinkannya menggapai impian itu. Dia berfirman, "... engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku." (ay. 8). Sebagai gantinya, Tuhan menunjuk Salomo merealisasikan impian ayahnya (ay. 9-10). Apakah Daud menyerah? Rupanya tidak. Daud justru giat membantu Salomo menyediakan bahan-bahan kebutuhan bagi pembangunan rumah Tuhan. Pada akhirnya, rumah Tuhan yang merupakan impian Daud berhasil didirikan (2Taw. 6:10-11). Jika demikian, apakah Daud berhasil menggapai impiannya? Tentu saja! Bukankah melalui upaya Daud, pembangunan Bait Allah dapat diselesaikan dengan semakin baik?

Hari ini kita diingatkan untuk tidak menyerah atas sebuah impian. Tidak perlu memikirkan apakah impian itu akhirnya menjadi kenyataan atau tidak. Faktanya, sekalipun tidak mencapai ujung langit, setidaknya kita telah berani mengepakkan sayap lalu terbang melihat keindahan dunia. Ingatlah, impian akan tetap menjadi impian kalau kita tidak berani melangkahkan kaki ke depan. Jadi apabila kita mempunyai impian, berusahalah menggapainya bersama dengan Tuhan. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
IMPIAN ADALAH MILIK SETIAP ORANG YANG MEMPUNYAI TANGAN IMAN
DAN KEBERANIAN UNTUK MENGGAPAINYA.

* * *


RENUNGAN JUMAT
Bacaan: ROMA 8:31-39

Bacaan Setahun: Ayub 9-12

Nas: Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesengsaraan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? (Roma 8:35)


Setia Sampai Akhir

Saya sungguh tak menyangka bahwa layanan ibadah rumah pada Sabtu sore itu menjadi layanan yang terakhir, terkhusus bagi Pak Muji, yang mengalami sakit kronis selama bertahun-tahun. Empat hari berselang, Pak Muji meninggal dunia setelah kesehatannya menurun drastis. Namun, percakapan di sela-sela layanan ibadah masih saya ingat dengan baik. "Pokoknya apa pun yang terjadi saya akan mengiring Tuhan Yesus. Saya ingin menikmati hidup kekal bersama Tuhan, Pak!" ujarnya tanpa ada keraguan. Ucapan yang membuat saya bersyukur, bahkan merasa dikuatkan jika melihat kondisi orang tersebut yang mengalami pergumulan berat atas sakitnya.

Nas renungan hari ini menyebutkan bahwa sesungguhnya tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, entahkah penindasan, penganiayaan, hingga bahaya kelaparan dan pedang. Itulah spirit pemenang yang Allah hendak tanamkan dalam diri setiap orang percaya. Kunci dari kehidupan yang luar biasa semacam ini terletak pada keyakinan bahwa Allah ada di pihak kita (ay. 31), sebagaimana nama-Nya disebut Imanuel yang berarti: Allah menyertai kita (Mat. 1:23). Orang percaya semacam inilah yang akan disebut: lebih dari orang-orang yang menang (ay. 37)!

Seberat apa pun pergumulan hidup kita, semua itu hanyalah sementara. Kelak ketika hidup kita berakhir di dunia, kita meyakini adanya janji kehidupan kekal yang kelak akan kita alami dalam Kerajaan Surga. Jadi, mari terus kuatkan iman dan jaga kesetiaan kita sampai akhir hayat, apa pun yang terjadi dalam hidup kita! --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
KESETIAAN DIPERLUKAN DALAM PENGIRINGAN
AKAN KRISTUS SAMPAI AKHIR HAYAT.

* * *


RENUNGAN SABTU
Bacaan: 1 RAJA-RAJA 10:14-29

Bacaan Setahun: Ayub 13-16

Nas: Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat. (1 Raja-raja 10:23)


Ketika Berkat Melimpah

Salomo adalah seorang raja yang sangat sukses dan tersohor. Diberkati dengan hikmat, kekayaan, dan kejayaan oleh Tuhan.

Namun di tengah berkat kesuksesan, hatinya kepada Tuhan berubah. Dia jatuh pada penyembahan berhala. Dalam 1 Raja-raja 11 dikatakan bahwa adapun Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun, ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het. Padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Sikap hati Salomo yang berubah, dan berpaling dari Tuhan membuat Tuhan murka. Ia tidak lagi mengikuti perintah Tuhan, justru berbalik mengkhianati dan menyakiti hati Tuhan. Salomo bukannya mempermuliakan Allahnya, tapi malah jatuh ke dalam dosa di saat berkat Tuhan sedang ia nikmati.

Ketika berkat melimpah, bagaimana sikap hati kita di hadapan Tuhan? Apakah kita semakin mengasihi Tuhan, atau sebaliknya melupakan-Nya? Betapa banyak Tuhan telah memberkati, namun terkadang kita tidak menyadari hati kita sering berubah. Sebelum diberkati, kita rajin berdoa, ibadah, bersikap rendah hati dengan siapa pun. Ketika berkat Tuhan sudah kita terima, kita menjadi orang yang berbeda. Lupa berdoa, lupa ibadah, menjadi sombong, bermegah dan bangga dengan apa yang kita miliki. Hati kita tidak lagi terfokus pada Tuhan, melainkan pada berkat materi yang kita miliki. Ketika berkat melimpah, mari tetap rendah hati, pautkan hati dengan Tuhan, Sang Pemberi Berkat. --ESE/www.renunganharian.net

* * *
KITA DIBERKATI AGAR SEMAKIN MEMPERMULIAKAN,
MENYENANGKAN HATI TUHAN SERTA MENJADI BERKAT UNTUK SESAMA.

* * *


MOTTO JPA : "ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN"
& Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya ( LUKAS 1:17c )


"THE FUTURE IS NOW" (MASA DEPAN ADALAH SEKARANG) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #TheFutureIsNow #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman