RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: 2 Tawarikh 7-9
Nas: "TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau." (Bilangan 6:24)
Berkat
Dalam sehari, berapa kali kita menggunakan kata "berkat"? Saat berdoa, kita meminta agar Tuhan memberkati kita, serta memberkati orang-orang yang kita kasihi. Kita berdoa agar Dia memberkati usaha kita. Saat berkomunikasi, baik secara lisan maupun pesan elektronik, banyak orang mengakhirinya dengan berkata, "Tuhan memberkati" atau disingkat GBU (God Bless You). Namun, apa konsep pemahaman kita mengenai berkat?
Banyak orang dengan mudahnya menghubungkan kata "berkat" dengan materi, yakni harta benda dan kekayaan, juga kesehatan fisik, memiliki keturunan yang banyak, panjang umur, serta kesuksesan usaha. Ini tidak sepenuhnya salah. Namun dalam Alkitab, berkat adalah segala sesuatu yang Allah berikan kepada anak-anak-Nya. Jadi berkat itu juga berupa perlindungan dan perkenanan Tuhan atas kita. Juga damai sejahtera dan sukacita yang kita alami karena mengenal dan menaati Dia. Pengampunan dosa dan keselamatan di dalam Kristus bahkan menjadi berkat terbesar yang Allah berikan bagi kita.
Allah adalah sumber segala berkat. Dialah sumber setiap pemberian yang baik serta setiap anugerah yang sempurna (Yak. 1:17). Allah ingin agar bangsa Israel memahami hal ini, sehingga para imam diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umat-Nya. Dan tentunya, Allah juga ingin kita mengetahui ini. Bahwa hanya Dialah yang berkuasa memberkati kita. Karena itu, janganlah kita hanya berfokus kepada berkat, tetapi bersyukur dan memuliakan Sang Pemberi Berkat. Sepatutnya jugalah kita mempergunakan setiap berkat tersebut sesuai dengan kehendak Allah, Sang Sumber Berkat. --HT/www.renunganharian.net
* * *
Bacaan Setahun: 2 Tawarikh 10-13
Nas: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu ... yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11)
Bebas dari Masa Lalu
Masa lalu merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi di waktu-waktu lampau. Walaupun sudah lama berlalu, jejak rekamnya dapat sangat kuat membayang dalam benak tiap-tiap orang. Inilah yang terkadang membuat mereka sulit untuk melangkah ke depan. Alih-alih memikirkan hidup mereka selanjutnya, mereka lebih suka berandai-andai untuk kembali ke masa lalu dan memperbaiki semuanya.
Seseorang yang terpenjara dalam kubu masa lalu melupakan kenyataan bahwa hari ini juga akan menjadi masa lalu untuk esok hari. Bahkan sekarang ini adalah masa lalu untuk satu menit kemudian. Demi menghindarkan bangsa Israel dari bayang-bayang masa lalu, di kota pembuangan Tuhan memerintahkan mereka untuk menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas hari ini. Mereka diminta mendirikan rumah, membuat kebun, membangun rumah tangga, juga berdoa bagi kesejahteraan kota tempat tinggal mereka (ay. 4-7). Tanpa perlu mengingat segala kemuliaan di masa lalu, satu hal yang dijanjikan Tuhan adalah bahwa mereka akan memiliki masa depan yang penuh harapan (ay. 11).
Firman Tuhan memuat janji bahwa masa depan sungguh ada dan harapan kita tidak akan hilang (Ams. 23:18). Apabila kita rindu melihat janji Tuhan ini digenapi dalam kehidupan kita, caranya adalah dengan menjalani kehidupan hari ini dengan sebaik-baiknya. Tidak peduli bagaimana suramnya hari-hari kemarin, hari ini adalah masa lalu bagi esok hari. Dengan menjalani setiap hari di depan dengan baik, tanpa sadar kita sudah mendekati penggenapan janji Tuhan, yakni masa depan yang penuh harapan. --LIN/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: 2 TIMOTIUS 4:1-8
Bacaan Setahun: 2 Tawarikh 14-17
Nas: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (2 Timotius 4:2)
Siap Sedia
Bertolak dari moto be prepared yang dicanangkan oleh Robert Baden-Powell, pendiri gerakan Pramuka, seorang anggota Pramuka harus selalu berada dalam keadaan siap sedia. Keadaan ini mengindikasikan, bahwa bersikap siap sedia menuntut kesediaan dan kewaspadaan saat mengemban tugas yang diamanatkan kepada dirinya. Sikap tersebut bertolak dari keyakinan dirinya terhadap panggilan mulia yang melekat pada amanat yang ada.
Amanat Agung Tuhan Yesus pun mengisyaratkan sikap serupa. Isyarat yang ditangkap secara baik oleh Rasul Paulus dan ditunjukkan melalui pemenuhan panggilan hidupnya sebagai seorang pengikut Kristus. Ia selalu siap sedia dalam memberitakan firman, baik atau tidak baik waktunya (ay. 2), demi menunaikan tugas pelayanannya (ay. 5). Sikap yang diperlihatkan oleh sang rasul terbukti bertahan hingga akhir hidupnya (ay. 6).
Pada tataran inilah Rasul Paulus menunjukkan kualitas dirinya sebagai murid sejati dalam mengemban Amanat Agung Sang Guru. Kualitas hidup semacam ini merujuk pada sikap sang rasul yang senantiasa siap sedia untuk memenuhi panggilan mulia dalam hidupnya. Sebab, ia yakin bahwa panggilan tersebut akan membawa dirinya sampai ke garis akhir (ay. 7) untuk menerima mahkota kebenaran yang tersedia bagi dirinya (ay. 8). Jejak seorang murid Kristus sejati dapat ditelusuri melalui sikapnya dalam menjalankan Amanat Agung Sang Guru. Bersikap siap sedia menandai kesungguhan hati saat memenuhi panggilan mulia tersebut di sepanjang hidupnya. --EML/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: LUKAS 24:50-53
Bacaan Setahun: 2 Tawarikh 18-20
Nas: Ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga. (Lukas 24:51)
Bahasa Tangan
Tangan mengekspresikan pengendalian atau penguasaan. Sesuatu yang masih dalam jangkauan tangan kita berarti masih bisa kita kendalikan. Ketika media massa mengabarkan suatu urusan telah ditangani oleh pihak yang berwajib, artinya petugas negara sudah mengendalikan proses penyidikannya. Menolak campur tangan berarti menampik kendali dari luar.
Kisah kenaikan Yesus ke surga adalah kisah penyerahan kendali atau kuasa atas seluruh semesta ciptaan ini kepada satu tangan, yaitu tangan Dia yang dilantik di surga sebagai Raja Semesta, Penguasa kekal langit dan bumi, Tuhan Yesus Kristus. Lukas melukiskan ketika Dia meninggalkan para murid-Nya kala itu, tangan-Nya sedang memberkati mereka (ay. 51). Tangan penuh kuasa ini sedang naik kian meninggi dalam posisi di atas segala sesuatu yang berlangsung di bumi ini. Mengendalikannya dengan wibawa penuh. Seperti judul lagu rohani, He's Got the Whole World in His Hands.
Sejujurnya hidup kita banyak dipengaruhi oleh bahasa tangan yang terarah kepada kita. Syukurlah jika itu tangan-tangan sentuhan bersahabat. Tetapi, nyatanya banyak tangan teracung menuding, memojokkan, menusuk, merampas, memeras, melempar, dan menggampar yang menghadirkan derita. Jangan gundah, jangan cemas. Saat itu arahkan mata kita ke atas. Ada Tangan pemegang kendali atas segalanya yang sedang memberkati kita. Serahkanlah beban kita dalam kendali tangan-Nya. Bagi-Nya senantiasa tersedia beribu jalan untuk memberkati kita. --PAD/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: IBRANI 13
Bacaan Setahun: 2 Tawarikh 21-24
Nas: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5)
Kawan yang Sejati
Joseph Scriven, seorang penyair ternama Irlandia, berencana menikahi kekasihnya. Namun tragis, sehari sebelum pernikahannya, sang kekasih pergi untuk selamanya karena tenggelam. Di umur yang masih muda yakni 25 tahun, demi mengubur lara yang dirasakannya ia kemudian pindah ke Kanada. Saat beberapa lama mengadu nasib di Kanada ia mendapat kabar bahwa sang ibu sakit keras. Ia sangat sedih tetapi ia tak dapat pulang. Lalu ia menulis puisi menghibur sang ibu. Puisi ini kemudian digubah Charles Crozat, menjadi himne yang sangat terkenal dan menguatkan jutaan orang di seluruh dunia. Himne itu adalah "Yesus Kawan yang Sejati".
Ibrani 13:5b berbunyi, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Nas ini dikutip Paulus dari Ulangan 31:6. Janji itu disampaikan Tuhan kepada Yosua sesaat setelah menggantikan Musa memimpin bangsa Israel. Karena janji itu Yosua yang penuh kekhawatiran dan ketakutan seolah mendapat semangat baru memimpin bangsa tegar tengkuk itu. Alkitab mencatat bahwa Yosua sukses dalam memimpin bangsa itu meski banyak sekali tantangan yang harus dihadapinya.
Paulus menguatkan orang-orang Ibrani yang sedang mengalami berbagai kesulitan pada saat itu karena iman mereka kepada Kristus. Mereka dianiaya dan diperlakuan secara tidak adil. Mereka hidup dalam kesusahan dan penderitaan.
Pesan yang sama disampaikan kepada kita bahwa Allah yang menyertai Yosua yang menjelma dalam Kristus tak akan pernah membiarkan dan meninggalkan mereka. Ia adalah Kawan yang sejati. --PRB/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: YOHANES 14:1-14
Bacaan Setahun: 2 Tawarikh 25-27
Nas: "... Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada." (Yohanes 14:3)
Tak Berhenti Berharap
Lagu-lagu yang diajarkan di sekolah minggu merupakan salah satu cara yang efektif untuk menanamkan rasa cinta anak-anak kepada Tuhan. Rasa cinta yang tumbuh di hati mereka akan senantiasa menimbulkan kerinduan yang dalam untuk mengalami perjumpaan dengan diri-Nya. Kerinduan inilah yang akan menuntun mereka masuk dalam pertemuan yang indah tiada tara ketika kelak Tuhan Yesus datang kali kedua.
Keindahan pertemuan tersebut sulit untuk diungkapkan lewat kata-kata. Sebab, ia bertolak dari penantian panjang pengharapan terhadap penggenapan janji Tuhan, sebagaimana terungkap melalui sepenggal lirik lagu yang akrab di telinga mereka, "Dia berjanji akan kembali, angkat kita semua." Penantian itulah yang pada akhirnya menguatkan keyakinan dalam diri mereka untuk tidak pernah berhenti berharap akan kedatangan-Nya.
Keyakinan inilah yang menjadikan kesetiaan menjadi kata kunci yang dapat menjawab kerinduan mereka untuk tinggal di tempat yang kini tengah disediakan oleh Tuhan Yesus (ay. 2). Tinggal di surga menyiratkan kebersamaan dengan diri-Nya (ay. 3). Kebersamaan itu menjadi penting lantaran membuka kesempatan untuk menikmati hidup berkemenangan. Hidup yang menepis kegelisahan dan kekhawatiran di hati mereka yang percaya kepada-Nya (ay. 1).
Surga adalah tempat perhentian yang pasti bagi mereka yang tiada pernah berhenti berharap akan kedatangan Tuhan Yesus kali kedua. Kepastian ini menyiratkan kehidupan yang menyodorkan kebahagiaan sebagai realitas berdimensi keabadian. --EML/www.renunganharian.net
* * *
& Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya ( LUKAS 1:17c )
"THE FUTURE IS NOW" (MASA DEPAN ADALAH SEKARANG) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar