RENUNGAN HARIAN
RENUNGAN SENIN
Bacaan: KELUARAN
14:5-31
Bacaan Setahun: Imamat 16-18
Nas: Tetapi seperti ada tertulis:
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: Semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9)
I Want to See You
Lagu Open the Eyes of My
Heart tampak tidak asing di telinga kita. Lagu tersebut biasa kita nyanyikan di
gereja ataupun di rumah. Tetapi, beda rasanya mendengar lagu itu dinyanyikan
seorang buta dan autis. Ya, Christopher Duffley, musisi dan pembicara terkenal,
lahir pada Mei 2001 menyanyikan lagu itu dan menyentuh hati para pendengarnya.
Karena lahir prematur, Duffley yang beratnya tidak sampai 2 pon (kurang lebih
900 gram) mengalami kebutaan. Beberapa waktu kemudian, Duffley dinyatakan
autis. Menariknya, meski buta dan autis, pekerjaan Tuhan di dalam dirinya tidak
pernah habis.
Kisah Duffley memberi
gambaran di mana Allah masih mampu berkarya di tengah kesulitan dan situasi tak
memungkinkan. Tidak sedikit orang menganggap kelemahan dan ketidakmampuan hanya
sebagai aib dan kemalangan. Mereka lupa bahwa justru pada situasi demikianlah
karya Allah makin sempurna dinyatakan. Karya-Nya ada sejak dahulu, tak berhenti
sampai sekarang, juga di masa yang akan datang. Faktanya, Allah tidak pernah
bekerja biasa-biasa, tetapi selalu luar biasa, melebihi dugaan manusia. Mari
membayangkan sejenak. Siapa berpikir Laut Teberau bakal terbelah menjadi dua?
Siapa menyangka bangsa Israel dapat berjalan di tengah-tengahnya? Dan lagi,
siapa menduga ketika orang Mesir mencoba menyusul bangsa Israel, mereka semua
mati tenggelam?
Ditempatkan pada situasi
sulit, tertekan, dan terjepit, dibanding menyerah dan berputus asa, mari
mengutip lirik lagu Open the Eyes of My Heart dengan mengatakan: "I want
to see You." (Aku ingin melihat-Mu)-dalam arti ingin melihat karya
pertolongan-Mu.
* * *
BAGI SETIAP ORANG PERCAYA, SITUASI SULIT BUKAN BERARTI KEMALANGAN,
MELAINKAN KESEMPATAN UNTUK MELIHAT KEBESARAN KARYA TUHAN.
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: 2
SAMUEL 13:1-22
Bacaan Setahun: Imamat 19-21
Nas: Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan
perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu
tidur dengan dia. (2 Samuel 13:14)
Cinta Sejati
Jatuh cinta itu mudah!
Benarkah? Bagaimana pemahaman cinta sejati menurut Anda? Cinta sejati bukanlah
semata-mata proses dari mata langsung turun ke hati, bukan juga terjadi pada
pandangan pertama. Cinta sejati butuh proses, perlu diuji, sebab itu butuh
kesabaran untuk membuktikannya.
Cinta bukanlah nafsu,
meski terkadang kita sulit untuk membedakannya. Cinta, secara sederhana dapat
diartikan sebagai rasa suka, tertarik atau perasaan sangat sayang. Sedangkan nafsu
berarti dorongan yang kuat dari dalam diri untuk melakukan sesuatu,
kecenderungan, keinginan, atau gairah yang tidak baik. Sungguh tidak mudah
membedakan cinta dan nafsu, tetapi seiring berjalannya waktu, cinta dan nafsu
akan teruji. Cinta sejati itu memberi, bukan merampas. Dan Amnon telah merampas
kegadisan Tamar (ay. 12-14). Cinta sejati tidak berhenti mengasihi, dan tidak
berakhir dengan kebencian.
Landasan seseorang dalam
menjalin cinta akan sangat menentukan cara orang tersebut memperlakukan pasangannya.
Orang yang menjalin hubungan dengan landasan kasih Tuhan akan memperlakukan
pasangannya dengan cara-cara yang baik. Ia akan menjaga, menyayangi,
memperhatikan dan memberikan yang terbaik. Mari uji hati kita! Apakah kita
mencintai pasangan kita dengan cinta sejati? Cinta sejati adalah mengasihi,
menghormati dan memberi yang terbaik bagi orang yang kita kasihi. Bukan cinta
sejati namanya jika kita mencintai seseorang hanya karena nafsu atau mencari
keuntungan apa yang bisa diperoleh dari orang yang kita cintai. Mari uji
kembali
cinta kita.
* * *
CINTA SEJATI PASTILAH TAHAN UJI, TETAPI NAFSU AKAN PUDAR.
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: 2
RAJA-RAJA 6:8-23
Bacaan Setahun: Imamat 22-23
Nas: "... Tetapi hidangkanlah
makanan dan minuman di depan mereka, supaya mereka makan dan minum, lalu pulang
kepada tuan mereka." (2 Raja-raja 6:22)
Senjata Kasih
Pada sejarah Kerajaan
Singasari, dikisahkan Ken Arok membunuh Tunggul Ametung seorang akuwu saat itu,
lalu mengambil Ken Dedes, istri Tunggul Ametung dan menikahinya. Bertahun-tahun
kemudian, Anusapati, putra Tunggul Ametung dan Ken Dedes memerintahkan
pembantunya untuk membunuh Ken Arok. Demi membalaskan dendam ayahnya. Tohjaya,
putra Ken Arok dan selirnya yaitu Ken Umang, membunuh Anusapati. Seperti itulah
lingkaran dendam yang menguasai kehidupan keluarga kerajaan.
Menghadapi sejumlah
besar tentara beserta kuda dan kereta yang siap menyerang, siapa tidak merasa
gentar? Karena itulah bujang Elisa mengatakan: "Celaka tuanku!" (ay.
15). Faktanya, bangsa Israel adalah bangsa yang dilindungi Tuhan (ay. 16-17).
Oleh Roh Allah, Elisa menuntun tentara itu sampai ke tengah-tengah Samaria (ay.
19-20). Mengetahui situasi sulit telah berbalik, bertanyalah raja Israel kepada
Elisa: "Kubunuhkah mereka, bapak?" (ay. 21). Tetapi bukannya
menyetujui "rencana emas" tersebut, Elisa malah menggantinya dengan
sebuah "rencana tak lazim" yakni menyuruh menghidangkan makanan dan
minuman di depan mereka (ay. 22). Luar biasanya, sejak rencana yang tak lazim
itu dijalankan, tidak ada lagi gerombolan-gerombolan Aram memasuki negeri
Israel (ay. 23).
Seandainya waktu itu
orang Israel membunuh tentara Aram, suatu hari nanti mereka pasti menyerang
kembali dengan sejumlah tentara yang lebih besar. Demikian rantai perselisihan
tidak akan terputus apabila kita membalas kejahatan dengan kejahatan.
Satu-satunya senjata untuk memutus rantai perselisihan tersebut adalah kasih.
Saat ini, sudahkah kita membekali diri dengan senjata kasih?
* * *
TIDAK ADA SENJATA YANG AMPUH UNTUK MEMUTUSKAN RANTAI
PERSELISIHAN DAN DENDAM SELAIN DARI SENJATA KASIH.
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: 2
SAMUEL 10
Bacaan Setahun: Imamat 24-25
Nas: Lalu Hanun menyuruh menangkap
pegawai-pegawai Daud itu, disuruhnya mencukur setengah dari janggut mereka dan
memotong pakaian mereka pada bagian tengah sampai pantat mereka, kemudian
dilepasnya mereka. (2 Samuel 10:4)
Jangan Asal Tuduh
Nahas, raja Amon adalah
sahabat raja Daud. Ketika sang raja meninggal, Hanun, anaknya menggantikannya.
Lalu Daud mengirim beberapa utusan untuk menyampaikan pesan turut berdukacita,
serta menunjukkan niat untuk melanjutkan persahabatan. Tetapi para pemimpin
Amon menuduh mereka sebagai mata-mata untuk menghancurkan negeri mereka. Para
utusan Daud diperlakukan dengan tidak hormat dan sangat dipermalukan. Perlakuan
ini memicu terjadinya peperangan, yang berakhir dengan kekalahan besar bagi
bangsa Amon.
Tindakan ini muncul
karena buruknya diplomasi, serta pikiran negatif yang menguasai mereka. Juga
karena mereka tidak belajar dari fakta masa lalu, tentang bagaimana raja mereka
bersahabat baik dengan Daud. Persis sebelum kisah ini, 2Sam. 9 menceritakan
bagaimana Daud menunjukkan kasih Allah kepada Mefiboset, cucu Raja Saul yang
selalu ingin membunuhnya. Daud melakukannya karena perjanjiannya dengan Yonatan
(1Sam. 20). Para pemuka negeri Amon lupa bahwa Daud adalah seorang yang setia,
teguh memegang perjanjian dan dapat dipercaya. Penghinaan yang mereka lakukan
harus dibayar dengan kehancuran satu negeri.
Terkadang kita salah
memahami itikad baik seseorang. Kita terlalu berprasangka, berpikiran buruk,
dan mengambil tindakan tanpa didasari bukti dan pertimbangan yang matang.
Memang sewajarnyalah kita waspada, hati-hati dan tidak percaya begitu saja.
Namun kita juga perlu mengumpulkan informasi yang akurat, agar tidak salah
langkah, serta terhindar dari kerugian dan kehancuran.
* * *
HUBUNGAN YANG BAIK DAPAT HANCUR DALAM SEKEJAP,
KETIKA PRASANGKA DAN PIKIRAN NEGATIF TELAH MENYERGAP.
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: ROMA
16:1-16
Bacaan Setahun: Imamat 26-27
Nas: Salam kepada Urbanus, teman sekerja
kami dalam Kristus, dan salam kepada Stakhis yang kukasihi. (Roma 16:9)
Cinta Anonim?
Dalam acara penobatan
prestasi artis-artis terbaik, sering terlihat adegan sang pemenang sedang
ditepuktangani para pendukung atau pengagumnya, kemudian ia segera membalas
dengan lambaian tangan berikut kecupan tangan di bibir mengiringi ucapan, "Saya
cinta kalian." Berulang kali. Suatu ungkapan cinta yang berlaku umum, tak
satu pun pribadi yang tersapa-dialamatkan tanpa nama.
Amat berbeda dengan
sapaan Rasul Paulus dalam penutup suratnya kepada jemaat di Roma. Setidaknya
ada dua puluh enam nama yang disebutnya. Dan terhadap masing-masing pribadi
pemilik nama itu, sang rasul menyebutkan pengenalan yang spesifik akan siapa
dia di matanya atau pengalaman apa yang pernah dijalaninya bersama dengan orang
itu. Itulah kasih yang sesungguhnya-senantiasa tumbuh di tengah-tengah hubungan
antarpribadi yang konkret. Personal. Bukan anonim. Dengan demikian, sapaan
kasih terasa ketulusan dan kehangatannya.
Kasih di antara manusia
tak pernah terpisah dari perkara kecil sehari-hari yang konkret. Tak mungkin
jauh dari perhatian akan soal-soal kecil nan sederhana. Sapaan akrab dengan
menyebut nama. Dukungan semangat saat dibutuhkan. Pemberian oleh-oleh yang
penuh perhatian. Kejutan di hari ulang tahun. Makan bersama. Mengenali hobi
masing-masing. Menghidupi kenangan indah bersama. Menikmati selingan humor yang
menghangatkan jalinan hubungan. Dan masih banyak lagi. Sebaliknya, kasih
"dari kejauhan" yang abstrak dan tanpa nama hanya ada di panggung
hiburan bukan di kehidupan nyata.
* * *
KASIH TUMBUH SUBUR DI ATAS TANAH YANG DITABURI PERHATIAN
TULUS DAN HANGAT AKAN HAL-HAL KECIL DAN SEDERHANA.
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: YOHANES
21
Bacaan Setahun: Bilangan 1-2
Nas: ... Petrus pun merasa sedih karena
Yesus berkata untuk ketiga kalinya, "Apakah engkau mengasihi Aku?"
Dan ia berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu
bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Peliharalah
domba-domba-Ku (Yohanes 21:17)
Petrus Tidak Dibuang
Bila Anda pemilik
perusahaan, apakah yang Anda harapkan dari para manajer dan karyawan Anda?
Mungkin Anda mendambakan agar pegawai terbaik Anda bersikap setia kepada Anda.
Karyawan senior yang terlatih dan terampil dapat terus bertahan. Jangan sampai
mereka meninggalkan Anda ketika perusahaan berada dalam kesulitan. Besar
kemungkinan Anda tidak bakal merekrut kembali mereka yang pernah meninggalkan
Anda ketika nantinya perusahaan berjaya kembali.
Namun Yesus tidak
menjalankan misi-Nya sebagaimana pemilik perusahaan menjalankan usahanya. Dia
memanggil murid-murid-Nya untuk diajar dan dilatih untuk melayani. Sebagai
guru, Ia justru merendah dan mencuci kaki semua murid-Nya. Pada malam sebelum
disalibkan, Kristus menjamu murid-Nya dengan anggur dan roti sebagai tanda
pengorbanan tubuh dan nyawa-Nya. Dalam keadaan tertekan dan sedih, Yesus masih
begitu sabar ketika murid-murid-Nya tertidur padahal mereka diminta berdoa.
Yesus masih mampu menatap dengan kasih ketika Petrus menyangkal dan
meninggalkan-Nya. Setelah Yesus bangkit, Ia menghampiri Petrus, bertanya dengan
lembut, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Bukan hendak memarahi Petrus,
Yesus justru meminta Petrus menggembalakan domba-Nya.
Kita pun jatuh dan
bangun dalam perjalanan kekristenan kita. Rasa gagal dan bersalah saat ini
mungkin membebani Anda. Namun seperti kepada Petrus, Tuhan mengasihi kita. Dia
tidak membuang kita. Yesus mengampuni, bahkan hendak memakai kita. Kasihilah
Kristus. Marilah peduli akan domba-domba-Nya.
* * *
KASIHILAH KRISTUS, PENEBUS KITA,
DAN MARI KITA MEMEDULIKAN DOMBA-DOMBA-NYA.
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar