RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: Imamat 14-15
Nas: "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau." (Ayub 42:5)
Bukan Kata Orang
Mungkin kita belum pernah pergi ke satu tempat wisata, tetapi kita bisa tahu seperti apa atau bagaimana tempat-tempat tersebut dengan melihat tayangan televisi, membaca buku pariwisata, atau mendengarkan cerita orang lain yang pernah berkunjung ke sana. Hanya saja, semuanya itu adalah sebatas "katanya" karena kita belum mengalaminya sendiri. Pengetahuan kita terbatas pada informasi yang kita terima yang bisa salah, kurang tepat, dan tidak komplet.
Ayub sering kali dirujuk sebagai contoh orang yang beriman. Ayub mengalami gelombang bahkan badai kehidupan yang begitu besar dan kencang. Hidup Ayub seperti terhempas, tetapi Ayub tetap bertahan. Pada saat istrinya memengaruhinya untuk menyalahkan dan meninggalkan Tuhan, dan para sahabatnya menuduhnya telah berbuat dosa, Ayub tetap bertahan dalam imannya dan tidak mau menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi dengan dirinya. Di saat Ayub tiba pada titik nadir kehidupannya, Tuhan Allah datang kepadanya dan menyatakan banyak hal kepada Ayub. Tuhan Allah menegaskan bahwa Ia adalah Tuhan yang punya kuasa dan kontrol atas kehidupan ini. Hal ini membuat Ayub mengalami sendiri perjumpaan dengan Tuhan yang telah memberinya pengertian dan hikmat. Ayub mengakui bahwa Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada satu pun rencana-Nya yang gagal.
Sebagai seorang beriman, hendaknya iman kita bukan lahir dari pengetahuan dan pengertian yang kita terima dari orang lain. Iman sejati seharusnya lahir dari pengenalan secara pribadi, hidup bergaul akrab dan karib dengan Tuhan. Lahir melalui pengalaman merasakan karya kasih Tuhan di dalam hidup kita sehari-hari. --AAS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: YOHANES 15:1-8
Bacaan Setahun: Imamat 16-18
Nas: "Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan bahwa kamu berbuah banyak dan menunjukkan kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:8)
Aktivis Spiritual
Ia sangat aktif mengikuti kegiatan gereja. Hampir dalam setiap acara gereja ia ada. Mulai dari hadir dalam ibadah Minggu, kegiatan Sekolah Minggu, persekutuan pemuda, sampai persekutuan doa. Ia pun begitu lihai membawakan renungan dan mengupas ayat Alkitab. Sayangnya, di tengah masyarakat ia kurang diterima. Tidak pernah menyediakan diri untuk turut berkegiatan bersama adalah alasan yang disampaikan para tetangga.
Mempermuliakan Tuhan tidak cukup hanya dengan menjadi aktivis gereja. Lebih dari sekadar aktivis, kita perlu menjadi spiritualis Kristiani. Memiliki spiritualitas bukan sekadar berpengetahuan tentang Allah atau pandai melakukan praktik keagamaan yang sia-sia. Spiritualitas sejati adalah pengalaman hidup bersekutu dengan pribadi Yesus Kristus. Adalah anugerah-Nya sekaligus tugas dan panggilan bagi kita untuk tetap berada di dalam-Nya. Dengan demikian spiritualitas adalah proses yang dinamis. Spiritualitas juga harus diekspresikan dalam cakupan yang holistik, mencakup seluruh kehidupan nyata: perjumpaan diri sendiri dalam keheningan (kontemplasi), perjumpaan dengan Allah dalam doa, serta relasi dengan sesama dalam kehidupan.
Yesus sebagai pokok telah memberikan teladan hidup yang berkenan bagi Bapa. Kita pun dipanggil untuk meneladani-Nya, menghasilkan buah bagi kemuliaan Bapa. Sudah pasti, buah yang baik bagi Tuhan hanya dapat dihasilkan ketika kita hidup dengan spiritualitas yang benar, bukan sekadar aktivis. Bukan hanya di tengah komunitas gereja, melainkan di seluruh dunia. --EBL/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: MATIUS 10:34-42
Bacaan Setahun: Imamat 19-21
Nas: "Jangan menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang." (Matius 10:34)
Bukan Damai tetapi Pedang
Kedatangan Sang Mesias bagi orang-orang Yahudi memang memiliki makna yang besar. Mereka terus menantikan kedatangan Sang Mesias seperti yang telah lama dinubuatkan Nabi Yesaya. Nabi Yesaya menyampaikan catatan penting tentang sosok Mesias itu: Raja Damai, Sang Pembebas. Mengacu pada julukan-Nya jelas bahwa Ia akan datang untuk memberikan kedamaian, keadilan, dan membebaskan mereka dari segala belenggu dan kelaliman. Nubuatan Yesaya itu telah tergenapi pada diri Yesus.
Yesus memang datang sebagai Raja Damai. Melalui diri-Nya, Ia mendamaikan manusia dengan Allah serta menghadirkan kedamaian di antara umat manusia. Namun, di sisi lain dengan tegas Ia berkata bahwa Ia datang membawa pedang! Rupanya Yesus hendak menyatakan bahwa kehadiran-Nya di dunia juga untuk membawa sebuah pertentangan dan pemisahan. Pemisahan antara orang yang percaya kepada-Nya dan orang yang tidak memercayai-Nya. Memisahkan antara terang dan gelap. Setiap orang yang memutuskan percaya dan mengikut Kristus, maka ia akan mengalami pertentangan. Karena mengikut Kristus, ia sadar untuk memikul salib. Tampak menyakitkan, namun itu bukan pilihan yang sia-sia.
Mengikut Kristus itu tidak menjanjikan perjalanan yang mudah. Karena ikut Kristus, beberapa orang harus ditolak, dibenci, dan terpisah dari keluarganya. Karena teguh berpegang pada kebenaran dan menjaga hidup benar, beberapa dari kita mungkin disingkirkan dan diperlakukan tidak adil. Sungguh pilihan yang sulit. Namun, Yesus menjanjikan bahwa pilihan mengikuti Dia tidaklah sia-sia. Itu menunjukkan kesejatian iman kita kepada-Nya. --SYS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: LUKAS 13:18-21
Bacaan Setahun: Imamat 22-23
Nas: "Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung bersarang pada cabang-cabangnya." (Lukas 13:19)
Dampak Benih Kerajaan Allah
Biji sesawi yang sangat kecil dalam pertumbuhannya dapat menjadi pohon besar yang memungkinkan burung-burung bersarang di atasnya. Ragi dalam jumlah yang sedikit dapat mengembangkan seluruh adonan roti yang banyak. Biji sesawi yang awalnya sangat kecil berdampak memberi perteduhan bagi burung-burung. Ragi yang sangat sedikit berdampak adonan roti mengembang besar. Demikianlah perumpamaan Kerajaan Allah yang hidup dalam setiap orang percaya.
Biji sesawi adalah benih kehidupan, ragi adalah bentuk jamur hidup. Keduanya benih kehidupan meski dengan ukuran kecil, lalu bertumbuh sehingga berdampak bagi sekitarnya. Kerajaan Allah adalah benih kehidupan bagi semua orang, jika bertumbuh baik akan berdampak bagi orang sekitarnya. Burung-burung memerlukan tempat bersarang, adonan roti perlu ragi, demikian pula orang-orang di sekitar kita memerlukan dampak Kerajaan Allah yang hidup.
Kerajaan Allah adalah kerajaan penuh kasih, rajanya itu Allah yang adalah kasih (1Yoh. 4:8). Kasih inilah benih kehidupan yang perlu kita tabur kepada pasangan, keluarga, dan komunitas di mana pun kita berada. Kasih itu sabar, saling mengampuni, tidak memegahkan diri dan penuh kemurahan (1Kor. 13:4-10). Kasih yang dinyatakan akan membuat orang lain atau komunitas kita merasakan hadirnya Kerajaan Allah. Kita sering masih disibukkan dengan urusan kita sendiri dan lupa untuk menabur. Mari menabur benih kehidupan, yakni kasih melalui perbuatan nyata kepada orang di sekitar kita. --AWS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 1 RAJA-RAJA 11:14-40
Bacaan Setahun: Imamat 24-25
Nas: Yerobeam bin Nebat, seorang Efraim dari Zereda, juga memberontak terhadap Raja. Ia seorang pegawai Salomo dan ibunya, seorang janda, bernama Zerua. (1 Raja-raja 11:26)
Undurnya Penyertaan Tuhan
Hadad, seorang dari keturunan raja Edom, dendam terhadap Daud. Sebab Daud telah membunuh seluruh anggota keluarganya, dan ia sendiri harus lari ke Mesir (ay. 15, 17). Selanjutnya Rezon bin Elyada, ia dendam karena Daud hendak membunuhnya (ay. 24). Bersama mereka bangkit untuk menjadi lawan Salomo. Pula Yerobeam bin Nebat, seorang Efraim dari Zereda, pegawai Salomo, turut memberontak (ay. 26). Sungguh mengherankan sebab semula situasi Kerajaan Israel aman sentosa.
Pada Daud, Tuhan menjanjikan penyertaan bagi Salomo, putranya. Akan ada sejahtera dan sentosa selama masa pemerintahannya. Tuhan akan memberikan keamanan dari musuh di sekelilingnya (lih. 1Taw. 22:9). Jadi walaupun ketiga lawan itu ada, tetapi mereka seolah tidak berdaya berbuat apa-apa. Sayang kemudian Salomo berlaku tidak setia kepada Tuhan. Ia jatuh ke dalam penyembahan berhala (ay. 33). Akibatnya ialah undurnya penyertaan Tuhan dari padanya. Maka ketiga lawan beroleh kesempatan berbuat sekehendak hati. Kehancuran pun tidak terelakkan. Puncaknya kerajaan Israel terbagi menjadi dua bagian (ay. 35-36).
Sebuah pelajaran berharga dipetik bagi kehidupan kita. Iblis, sang lawan, berjalan mengelilingi kita bak singa yang mengaum-aum mencari mangsa (1Ptr. 5:8). Tetapi ia seolah tidak berdaya berbuat apa-apa oleh karena penyertaan Tuhan bagi kita. Jadi, walaupun hadir banyak persoalan berat, selalu semua dapat diatasi. Hari ini, bulatkan tekad untuk tetap setia pada Tuhan! Agar tidak sampai penyertaan Tuhan undur dari kita. Agar iblis tidak beroleh kesempatan untuk berulah. Agar kehancuran tidak terjadi. Agar tidak diri kita terjatuh ke dalam dosa. --LIN/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: MAZMUR 37
Bacaan Setahun: Imamat 26-27
Nas: Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti. (Mazmur 37:25)
Tidak Pernah Meminta-minta
Agustin langsung teringat akan masa lalunya ketika melihat orang yang meminta-minta di perempatan jalan dengan pakaian badut. "Saya langsung teringat sewaktu mengalami kesulitan ekonomi, hampir saja saya menyewa kostum demi mendapatkan uang tambahan untuk keperluan susu anak, " ujar Agustin saat bersaksi. Namun, niat tersebut diurungkan karena alasan tertentu, terlebih karena mengalami pertolongan Tuhan yang memberkati keuangan keluarganya.
Kisah Agustin mengingatkan kita akan janji firman Allah mengenai pemeliharaan Allah bagi orang percaya, yang disebut oleh Pemazmur sebagai orang benar. Pemazmur rupanya mencermati kehidupan orang benar sejak masa muda hingga masa tuanya, lalu tiba pada satu kesimpulan: orang benar tidak pernah ditinggalkan atau harus meminta-minta roti. Tentu saja, janji firman Tuhan ini tidak berarti boleh mengabaikan keharusan untuk bekerja jika terkait pemenuhan kebutuhan. Namun, Allah dalam kasih setia-Nya takkan pernah kehabisan cara untuk memberkati umat-Nya, sehingga tak ada yang sampai harus meminta-minta demi sesuap nasi.
Hari ini, mungkin mulai muncul kekhawatiran dalam diri kita akan kondisi ekonomi keluarga yang secara matematis kurang atau mepet. Ada baiknya kita tenangkan diri sejenak, lalu renungkan janji firman-Nya mengenai pemeliharaan Allah bagi umat-Nya. Mintalah berkat dari-Nya, supaya kita dapat beroleh jalan keluar untuk pemulihan kondisi ekonomi keluarga. Selain itu, mintalah pula hikmat dari-Nya agar kita dapat mengelola keuangan dengan bijaksana. --GHJ/www.renunganharian.net
* * *
JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar