RENUNGAN HARIAN
Bacaan Setahun: Keluaran 13-15
Nas: Lalu Ia berkata kepada mereka, "Marilah menyendiri ke tempat yang terpencil, dan beristirahatlah sejenak!" Sebab, memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. (Markus 6:31)
Berhenti Sejenak
"Burnout" dapat diterjemahkan sebagai kelelahan fisik dan mental. Hal ini dapat terjadi pada semua orang yang terus-menerus sibuk dalam pekerjaan, bahkan pelayanan dalam waktu lama dan mengabaikan istirahat yang cukup. Pada akhirnya, orang-orang tersebut akan menjadi tidak efektif lagi dalam bekerja dan melayani.
Murid-murid telah kembali setelah diutus oleh Yesus berdua-dua untuk melakukan pelayanan. Mereka memberitahukan kepada Yesus, apa yang telah mereka lakukan dan ajarkan (ay. 30). Kemudian karena banyaknya orang yang terus datang dan pergi untuk mendapatkan pelayanan sepanjang hari itu, mereka bahkan tidak sempat makan, maka Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk beristirahat. Yesus mengajak mereka ke tempat yang terpencil supaya mereka bisa sendirian. Bagi Yesus, pelayanan itu penting, tetapi istirahat pun juga hal penting yang dapat memberikan efektivitas dalam melayani orang-orang. Dalam kesunyian, mereka mendapatkan ketenangan dan kesegaran secara fisik dan mental untuk pelayanan selanjutnya.
Kita hidup di zaman yang begitu sibuk. Sejak pagi sekali kita memulai aktivitas dan selesai ketika sore, bahkan tak jarang lembur tugas maupun pekerjaan sampai larut malam. Pernahkan kita merasa lelah, jenuh, dan merasa tidak bisa keluar dari lingkaran kesibukan itu? Marilah kita berhenti sejenak, dalam kesunyian dan kesendirian, ada waktu bagi kita untuk memperhatikan dan mengasihi diri kita yang rapuh dan terbatas dan memohon kekuatan kepada Tuhan sehingga menjadi lebih efektif dalam bekerja, mengasihi, dan melayani sesama. --ANT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SELASA
Bacaan: MATIUS 14:1-12
Bacaan Setahun: Keluaran 16-18
Nas: Ia berkata kepada pegawai-pegawainya, "Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah dibangkitkan dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." (Matius 14:2)
Abai pada Nurani Baik
Seorang tersangka koruptor duduk di kursi pesakitan dengan wajah pucat. Kehadiran para hakim di hadapannya membuat jantungnya semakin cepat berdetak. Ia tidak lagi bisa mengelak dari semua kejahatan dan ketidakjujuran yang telah dilakukannya. Semua kesalahan itu terus mengusik nuraninya. Ada penyesalan, namun ia tetap saja mengelak dan membela dirinya. Bukti kejahatan sudah jelas, ia harus siap menerima vonis hakim yang akan dijatuhkan kepadanya.
Pemberitaan tentang Yesus sampai di telinga Herodes dan itu membuat nuraninya terusik. Ia menyangka bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang telah bangkit kembali. Tiba-tiba saja ia teringat akan semua kejahatan yang telah dilakukannya di masa lalu. Menceraikan istri lalu menikahi istri iparnya sendiri hingga akhirnya memenggal kepala Yohanes Pembaptis yang dengan keras menegur dosa-dosanya. Perasaan bersalah menghantuinya. Padahal sejatinya Herodes punya nurani yang baik. Itu ditunjukkannya dengan hanya memenjarakan Yohanes pada awalnya. Sayang, ia tidak terus mengikuti suara nuraninya yang baik itu. Ia terperangkap oleh janjinya pada anak perempuan Herodias untuk melenyapkan Yohanes.
Tidak ada seorang pun yang dapat menyembunyikan dosa selamanya. Cepat atau lambat, kehadiran Yesus, Sang Firman itu, akan membongkar semua dosa tanpa terkecuali. Nurani kita terusik, Ia menunjukkan kembali kejahatan yang kita lakukan. Bisa jadi rasa bersalah itu menghantui kita, namun Yesus beranugerah untuk menyelesaikannya. Ketika kita bersedia mengikuti nurani baik kita untuk mengakui dan bertobat, maka Ia mengampuni kita. --SYS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN RABU
Bacaan: 2 TIMOTIUS 2:14-26
Bacaan Setahun: Keluaran 19-21
Nas: Namun, hindarilah omongan yang kosong dan tidak suci yang hanya menambah kefasikan. (2 Timotius 2:16)
Menjalar seperti Kanker
Beberapa kali terjatuh dengan luka di tempat yang sama, lutut sebelah kanan, dokter mencurigai adanya faktor penyebab lain. Ketika dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, hasilnya menunjukkan bahwa si pasien mengalami kanker tulang. Bermaksud mencegah terjadinya penyebaran, dokter menyarankan untuk segera dilakukan amputasi. Namun, setelah operasi kondisi si pasien tidak juga membaik. Rupanya sel kanker sudah menyebar di beberapa bagian organ dalam. Berbagai upaya medis yang dilakukan hasilnya pun nihil.
Seperti sel kanker yang cepat menyebar dan berpotensi membunuh, begitu pula perkataan yang menyesatkan. Terpengaruhnya satu orang ke dalam ajaran sesat berpotensi untuk segera memengaruhi banyak orang. Inilah alasan Paulus menyebut nama Himeneus dan Filetus, guru-guru sesat. Paulus memperingatkan semua orang supaya mereka tidak mendengarkan ajaran menyimpang dari dua orang tersebut, supaya iman mereka jangan dirusakkan.
Supaya tidak menebar penyesatan, pengikut Kristus harus memiliki pemahaman yang benar akan firman Allah, sekaligus menerapkan kebenaran itu dalam hidup mereka sehari-hari. Dalam hal berbicara, tidak layak orang Kristen mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat, apalagi melakukan perdebatan yang spekulatif dan provokatif. Tindakan ini hanya akan memantik pertikaian yang sangat tidak membangun iman. Begitu pula saat menjumpai seseorang yang melenceng dari kebenaran. Sebelum menegur yang tersesat, pastikan bahwa diri kita sungguh-sungguh menghidupi kebenaran sejati. --EBL/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN KAMIS
Bacaan: MAZMUR 73
Bacaan Setahun: Keluaran 22-24
Nas: Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. (Mazmur 73:26)
Tampak Tidak Adil
Beberapa tahun lalu saya kehilangan seorang teman baik karena kanker tulang. Hal yang paling tidak saya pahami adalah itu terjadi tanpa diduga sama sekali. Awalnya, teman saya hanya memeriksakan salah satu bagian kakinya yang tiba-tiba dirasanya sakit. Namun, ia keluar dari ruang pemeriksaan dengan diagnosa kematian! Dokter pun menyatakan bahwa ia hanya akan bertahan hidup selama sembilan bulan saja. Tapi perkiraan dokter itu salah. Teman saya hanya bertahan tiga bulan saja.
Di tengah kedukaan itu saya bertanya, "Mengapa?" Bukankah ia sedang giat-giatnya melayani Tuhan? Bukankah ia tanpa kenal lelah berbagi hidup dan melayani anak-anak jalanan yang hidup tanpa arah? Sungguh, saya melihat banyak buah yang baik dari hidupnya tapi mengapa ia tiba-tiba harus mengalami kejadian tak terduga itu? Hidup kelihatannya tidak adil.
Penilaian saya tak jauh berbeda dengan pemazmur. Pikiran saya begitu mudah tergelincir, hati saya begitu mudah cemburu tatkala menyaksikan orang-orang fasik yang selalu mujur dan jauh dari kesakitan. Saat itulah saya teringat kembali pada keteguhan hati teman saya ketika terbaring lemah tak berdaya. Tidak sekali pun terucap keluhan, ia tidak menyalahkan siapa pun. Justru di dalam ketidakberdayaannya itu ia tetap berusaha menunjukkan tawa dan semangatnya. Sungguh, Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya (ay. 1). --SYS/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN JUMAT
Bacaan: DANIEL 4
Bacaan Setahun: Keluaran 25-27
Nas: Berkatalah raja, "Bukankah ini Babel yang besar, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" (Daniel 4:30)
Berpusat pada Siapa?
Merasa puas terhadap diri sendiri atau mengagumi karya dan pekerjaan sendiri adalah hal yang wajar. Artinya, kita mengapresiasi potensi, kemampuan, karya, serta kualitas diri kita. Namun, jika tidak waspada, sikap ini bisa berbahaya. Kita bisa tergelincir pada kecenderungan mengidolakan diri sendiri, menilainya melampaui yang seharusnya. Akhirnya, kita mempertuhankan diri sendiri.
Sikap ini tergambar dalam diri Nebukadnezar. Sebagai raja dari negeri Babel yang saat itu paling berkuasa di bumi, ia tentunya bangga terhadap dirinya. Ia telah menaklukkan raja-raja beserta negeri mereka. Semua tunduk di bawah kuasanya. Ia pun membangun istana yang megah bagi dirinya. Lalu suatu kali, saat ia berada di atas istananya, ia memandangi kebesaran negerinya dengan takjub. Ia pun memuja dirinya. Mengira ia begitu hebat, mulia, dan agung. Ia beranggapan bahwa semua pencapaian itu adalah karena jasanya sendiri. Dan semua itu bertujuan untuk kemuliaan dirinya. Ia merasa dirinyalah pusat segala sesuatu.
Lalu saat itu juga Allah Yang Mahatinggi menunjukkan bahwa Nebukadnezar hanyalah manusia biasa. Tidak berdaya. Rapuh. Rentan. Bahkan, untuk sementara waktu, ia hidup tak ubahnya seperti hewan. Ini menunjukkan bahwa sesungguhnya hanya Allah sajalah yang layak menjadi pusat penyembahan kita. Dialah yang sungguh hebat, kekal, dan berkuasa. Dialah sumber dari segala yang kita miliki. Karenanya, Dialah yang seharusnya menjadi pusat pemujaan kita. Sehebat apa pun keberadaan serta pencapaian kita, sepantasnyalah kita merendahkan diri di hadapan-Nya dengan penuh syukur dan hormat. --HT/www.renunganharian.net
* * *
RENUNGAN SABTU
Bacaan: LUKAS 9:10-17
Bacaan Setahun: Keluaran 28-29
Nas: Tetapi, Ia berkata kepada mereka, "Kamu harus memberi mereka makan!" (Lukas 9:13)
Pelayanan Menyeluruh
Terkadang ada orang yang memahami bahwa pelayanan adalah hanya sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan rohani di gereja maupun persekutuan. Pelayanan hanya terbatas, seperti, menjadi pembawa renungan, pemimpin pemahaman Alkitab, pemimpin pujian, pemusik ibadah, dan pendoa syafaat. Hanya itukah sebuah pelayanan?
Ketika orang banyak terus mengikuti Yesus, Dia tetap melayani mereka dengan menyampaikan berita tentang Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang yang sakit. Menjelang malam murid-murid-Nya meminta Yesus menyuruh orang banyak pergi agar dapat mencari tempat menginap dan makan. Tetapi alangkah terkejutnya para murid ketika Yesus mengatakan bahwa mereka harus memberi makan orang banyak itu. Para murid mungkin berpikir bahwa memberi makan bukanlah menjadi tanggung jawab mereka sebagai pelayan. Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya suatu tanggung jawab pelayanan yang lebih luas dan menyeluruh. Sebab, ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu menjenguk Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku (Mat. 25:35-36).
Ketika melihat di sekitar kita, ada banyak sekali pelayanan yang bisa kita lakukan bagi Tuhan dengan mengasihi dan menolong sesama. Ada orang-orang yang mungkin lapar, haus, telanjang, sakit, dipenjara, dan tidak punya tempat tinggal, mari kita mengambil bagian, melayani dengan menolong dan meringankan beban mereka. --ANT/www.renunganharian.net
* * *
JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar