RENUNGAN EDISI 14 JANUARI 2024 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Jumat, 12 Januari 2024

RENUNGAN EDISI 14 JANUARI 2024

 RENUNGAN HARIAN



RENUNGAN SENIN
Bacaan: MATIUS 7:15-23

Bacaan Setahun: Kejadian 25-26

Nas: "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga." (Matius 7:21)


Antara Ada dan Tiada

Amat sering sesuatu banyak disebut ketika sesuatu itu muncul atau terjadi. Ketika ide tentang multiple intelligence muncul, misalnya, konsep itu dibahas di banyak forum. Namun, adakalanya sesuatu banyak dibicarakan justru ketika sesuatu itu seharusnya ada tetapi ternyata tidak ada, semula kuat namun kini melemah. Toleransi dan respek terhadap perbedaan, misalnya, banyak dibicarakan justru ketika dalam kenyataan keduanya kian menipis.

Tuhan bersabda, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga." Tuhan tidak menilai bahwa banyak menyebut nama Tuhan bertentangan dengan setia melakukan kehendak-Nya. Namun, Tuhan mau menegaskan bahwa sering menyebut nama Tuhan tak ada artinya kecuali disertai kesetiaan melakukan kehendak-Nya. Meski demikian, tak bisa disangkal, Tuhan berkata seperti itu karena Dia tahu bahwa adakalanya, orang menyebut nama Tuhan justru sebagai kamuflase untuk menutupi fakta bahwa orang itu banyak menafikan kehendak Tuhan.

Bagi kita, sabda itu adalah undangan untuk memeriksa diri. Ketika kita menyebut pelbagai keutamaan (kejujuran, kesetiaan, kasih, toleransi, kepedulian, dll.), adakah itu tanda kesungguhan kita dalam berjuang menghidupi keutamaan-keutamaan itu, atau adakah itu indikasi bahwa kita sedang memakainya sebagai kamuflase karena semua itu jauh dari hidup kita?

Tentu saja bukan orang lain, melainkan kita sendirilah yang diundang untuk menjawabnya. --EE/www.renunganharian.net

* * *
"BERBAHAGIALAH HAMBA-HAMBA YANG DIDAPATI TUANNYA
BERJAGA-JAGA KETIKA IA DATANG."-LUKAS 12:37A

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: YOHANES 12:37-43

Bacaan Setahun: Kejadian 27-29

Nas: Sebab, mereka lebih menyukai kehormatan manusia daripada kehormatan Allah. (Yohanes 12:43)


Menjaga Kehormatan

Seorang karyawan memilih tutup mulut sekalipun mengetahui duduk perkara sebuah kasus. Ia tidak mau memberikan kesaksian karena takut dianggap membela pihak tertentu. Ia juga tidak ingin melibatkan diri dalam kasus tersebut karena khawatir akan berimbas pada reputasinya sebagai karyawan teladan di tahun sebelumnya.

Mukjizat Yesus membuat banyak orang Yahudi menjadi percaya, termasuk para pemimpin Yahudi. Namun, mereka memilih diam, tidak berani berterus terang mengakuinya. Mereka takut kepada orang Farisi yang berwenang memperlakukan mereka dengan semena-mena. Mereka takut dikucilkan, diusir atau dilarang masuk ke rumah-rumah pertemuan orang Yahudi. Mereka memilih menyegani pendapat orang Farisi demi mendapatkan kehormatan manusia: dipuji imam-imam kepala dan ditinggikan rakyat sebagai putra-putra gereja Yahudi. Mengakui Yesus hanya membuat mereka kehilangan nama baik dan terhalangi kenaikan jabatannya.

Iman yang penuh dengan ketakutan dan rasa malu untuk menampakkan diri patut dipertanyakan ketulusannya. Sebab kehormatan dari Allah kita terima ketika kita menyaksikan karya-Nya dan menaati firman-Nya. Di dalam anugerah inilah kehormatan tertinggi kita dapatkan. Malangnya, ada banyak dosa yang membuahkan penghormatan bagi pelakunya. Mereka pun memunafikkan diri dengan memandang kehormatan manusia sebagai kebaikan yang pantas diperjuangkan. Agama hanya menjadi alat mencari kehormatan. Iman dan kesalehan diabaikan. Kemuliaan Allah tidak nampak sehingga dengan mudahnya mereka murtad. --EBL/www.renunganharian.net

* * *
APAKAH KEHORMATAN KITA MERUPAKAN ANUGERAH ALLAH
ATAU UPAH DARI PENOLAKAN KITA KEPADA ALLAH?

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: YOHANES 11:1-44

Bacaan Setahun: Kejadian 30-31

Nas: Orang yang telah mati itu keluar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka, "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." (Yohanes 11:44)


Menaklukkan Ketakutan Terbesar

Banyak ketakutan dialami manusia. Contohnya, takut gelap, takut ketinggian, takut membuat kesalahan, dan takut menderita kekurangan. Dari semua ketakutan itu, ada satu ketakutan terbesar, yakni takut akan kematian. "Itu karena tidak ada orang yang punya pengalaman kematian, " seseorang menuturkan pendapatnya kepada saya. Bila kita mencari di seluruh dunia ini, tidak akan kita temukan seorang yang mampu memberi tahu bagaimana rasanya mati. Karena itu, kematian dirasa amat mencekam.

Saat menerima kabar dari Maria dan Marta bahwa Lazarus, saudara mereka, sakit, Yesus tidak buru-buru pergi ke Betania mengunjungi mereka. Sengaja Yesus tinggal dua hari lagi di tempat di mana Dia berada. Tidak heran saat Yesus tiba, Lazarus sudah mati. Tubuh tak bernyawa, bahkan sudah empat hari terbaring di kuburan. Selanjutnya, Yesus meminta ditunjukkan letak kubur Lazarus. Di situ Dia memberi perintah untuk mengangkat batu penutup kubur. Lalu dengan keras Dia memanggil Lazarus keluar. Menakjubkan, orang yang telah mati itu keluar dengan kaki dan tangan masih terikat kain kafan dan muka tertutup kain peluh (ay. 44). Lazarus bangkit dari kematian.

Melalui peristiwa kebangkitan Lazarus, Yesus menaklukkan ketakutan terbesar manusia, yakni takut akan kematian. Kuasa Yesus nyata jauh terlebih besar dari kuasa maut. Maka mulai hari ini, jangan lagi bayang-bayang kematian mencekam kehidupan kita. Jangan lagi kita digentarkan oleh kenyataan bahwa suatu hari nanti kita akan mati. Benar kita tidak mampu mendeskripsikan suasana setelah kematian, namun kita beriman ada kebangkitan di dalam Yesus. Dalam Yesus, kematian bukan akhir, sebaliknya, awal kehidupan baru yang kekal dalam Kerajaan Surga. --LIN/www.renunganharian.net

* * *
TIDAK LAGI KEMATIAN DIRASA MENGGENTARKAN
APABILA KITA MEMILIKI IMAN DI DALAM YESUS.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: YAKOBUS 1:2-8

Bacaan Setahun: Kejadian 32-34

Nas: Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan. (Yakobus 1:2)


Bahagia dalam Pencobaan?

Seorang mahasiswa telah belajar sebaik-baiknya dan jujur dalam mengerjakan ujian, tetapi hasilnya jauh dari memuaskan. Seorang karyawan sudah bekerja dengan jujur dan sebaik-baiknya, tetapi mengalami fitnah, sehingga mendapatkan hukuman. Orang tua sudah berusaha menjaga anak-anaknya, tetapi anak-anaknya mengalami perundungan. Bukankah semua kejadian itu merupakan pencobaan yang jauh dari membahagiakan?

Ketika kita mengimani bahwa Tuhan adalah baik, maka pencobaan apa pun yang Dia ijinkan terjadi pada kita, yang bukan karena kesalahan kita, adalah sesuatu yang baik. Dia pasti mempunyai tujuan yang baik, sekalipun kita belum bisa mengerti. Pemahaman itulah yang membuat Yakobus menulis supaya kita menganggap suatu kebahagiaan apabila kita jatuh dalam berbagai pencobaan. Di dalam Tuhan, pencobaan seperti: kesulitan hidup, sakit penyakit, penderitaan, korban kejahatan, dan lainnya merupakan ujian iman yang menghasilkan ketekunan dan pada akhirnya membentuk kita semakin serupa dengan Kristus. Tetapi, memang dalam menghadapi pencobaan tentulah tidak mudah, sering kali kita tidak tahu harus bagaimana. Yakobus mendorong untuk kita meminta hikmat Tuhan (ay. 5), sehingga kita dapat menemukan jalan keluar yang Tuhan berikan.

Ada banyak hal di luar kendali kita, termasuk pencobaan, tetapi sesungguhnya tidak ada satu hal pun di luar kendali Tuhan. Dalam pencobaan, marilah kita bersabar, bertahan, dan memercayai jalan-jalan-Nya sehingga kita tidak jatuh dalam dosa. Ingatlah bahwa Yesus juga telah mengalami pencobaan, tetapi Dia tidak berbuat dosa. --ANT/www.renunganharian.net

* * *
MENGALAMI PENCOBAAN ADALAH
SALAH SATU KEBAHAGIAAN DI DALAM TUHAN.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: MAZMUR 11

Bacaan Setahun: Kejadian 35-37

Nas: Sebab Tuhan itu adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya. (Mazmur 11:7)


Tuhan di Tengah Ketidakadilan

Beberapa hari belakangan ketika saya menyiapkan tulisan ini, ada berita yang mengusik rasa keadilan. Ada terdakwa yang dibebaskan hakim, padahal dia melakukan penipuan dan penggelapan atas uang sedikitnya 23.000 nasabah koperasi simpan pinjam dengan nilai kerugian hingga 106 triliun. Ada mahasiswa naik motor dan ditabrak mati oleh pensiunan polisi, namun justru ditetapkan sebagai terdakwa dan dinyatakan meninggal oleh karena kesalahannya sendiri.

Kepahitan akibat menjadi korban ketidakadilan membuat beberapa orang meragukan kepedulian Tuhan. Apakah Allah itu adil hanya menurut Alkitab, tapi tidak berlaku dalam kenyataan hidup? Pengalaman Daud menjadi bukti bahwa TUHAN mencintai keadilan. Salah satu pengalaman Daud adalah ketika ia dikejar-kejar Saul untuk dibunuh. Daud dalam keadaan tidak berdaya, tempatnya berdiri seolah sudah dihancurkan (ay. 3). Teman-teman menasihatkan agar Daud melarikan diri ke gunung, namun Daud memilih berlindung pada Tuhan (ay. 1). Tuhan itu adil dan Ia membenci kekerasan. Kita dapat mengandalkan-Nya.

Kita bisa menjadi korban ketidakadilan. Namun, itu tidak berarti Tuhan tidak memedulikan kita. Tuhan pasti membalas kejahatan, meskipun terkadang memakan waktu bertahun-tahun. Daud pun dikejar Saul hingga belasan tahun hingga Saul akhirnya mati bunuh diri di tengah peperangan. Di tengah ketidakadilan yang besar yang dialami Daud, ia tetap percaya kepada Allah. Demikian pula, kita perlu sabar menantikan Tuhan bertindak dengan adil. --HEM/www.renunganharian.net

* * *
NANTIKANLAH TUHAN DAN JANGAN MENUNTUT BALAS. TUHAN MENYATAKAN
KEADILAN DAN AKAN BERTINDAK SESUAI KEHENDAK DAN WAKTU-NYA.

* * *




RENUNGAN SABTU
Bacaan: NEHEMIA 5:14-19

Bacaan Setahun: Kejadian 38-40

Nas: ... selama dua belas tahun, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil bahan makanan yang menjadi hak bupati. (Nehemia 5:14)


Tidak Mencari Untung

Memperhatikan dunia saat ini yang begitu mengagung-agungkan materi, tidaklah aneh bahwa segala sesuatu dilakukan atas dasar apakah itu menguntungkan bagiku? Keuntungan tambahan apa yang bisa aku dapatkan dari pekerjaanku? Tidak sedikit pemimpin-pemimpin yang tertangkap karena mengambil keuntungan dari jabatan yang dimiliki. Bahkan, seseorang yang awalnya terlihat baik pun menjadi tidak setia dan akhirnya juga mencari keuntungan bagi dirinya sendiri.

Ketika Nehemia menerima panggilan untuk membangun tembok Yerusalem, ia memahami bahwa Allah akan memelihara hidupnya dalam mengerjakan panggilan itu. Segala hal dilakukannya dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab sampai selesainya tembok dengan baik dalam waktu lima puluh dua hari. Ketika akhirnya Nehemia dipanggil untuk menjadi pemimpin di tanah Yehuda, selama dua belas tahun, ia tetap konsisten bahwa jabatan itu dari Tuhan dan merupakan pelayanan bagi Tuhan. Ia bahkan tidak mengambil bagian yang menjadi haknya sebagai pemimpin (ay. 14). Nehemia tidak menggantungkan hidupnya atas keuntungan-keuntungan yang sebenarnya bisa ia peroleh sebagai pemimpin karena ia takut akan Allah (ay. 15). Kesejahteraannya adalah karena pemeliharaan Allah.

Memperkaya dan mencari keuntungan sendiri tentulah sering menggoda kehidupan kita, sekalipun kita bukan seorang pemimpin. Jika kita terlena, kita bisa saja melakukannya, bahkan juga dalam pelayanan kita. Marilah kita belajar seperti Nehemia yang setia, di mana hidup dan panggilannya terus-menerus didasarkan pada takut akan Allah, itulah yang akan menolong kita bertahan. --ANT/www.renunganharian.net

* * *
ADALAH SUKACITA KETIKA KITA TIDAK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN
SEKALIPUN KARENA TAKUT AKAN ALLAH.

* * *





MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "
& JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya " ( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #UnlimitedLove #KasihTanpaBatas #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2024 #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman