RENUNGAN EDISI 20 OKTOBER 2024 - JPA CHANNEL

JPA CHANNEL

JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS )

MOTTO JPA : " KELUARGA JPA - TUHAN BEKERJA - JPA BERDAMPAK "

Breaking News


Cari Blog Ini

Sabtu, 19 Oktober 2024

RENUNGAN EDISI 20 OKTOBER 2024

 RENUNGAN HARIAN



RENUNGAN SENIN
Bacaan: MAZMUR 107:1-3, 23-32

Bacaan Setahun: Matius 27-28

Nas: Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia. (Mazmur 107:31)


Bersyukur atas Segala Hal

Di kala susah dan dalam pergumulan yang berat, begitu cepat kita mencari Tuhan dan berseru-seru memohon pertolongan-Nya. Bagaimana di saat senang, gembira, dan bahagia? Bisa jadi cepat pula kita lupa pada Tuhan dan berterima kasih untuk kebaikannya bagi kita. Contoh sederhana: saat sakit dan dalam pergumulan, kita menghubungi pendeta atau penatua untuk minta didoakan dan mungkin bahkan masuk dalam daftar pokok doa pada Warta Jemaat di gereja. Bagaimana saat kita sembuh dan pergumulan yang tadinya dihadapi telah selesai dan teratasi? Belum tentu kita juga menghubungi pendeta dan penatua untuk minta berdoa bersama menaikkan syukur atas kebaikan Tuhan.

Mazmur 107 ini merupakan mazmur setelah pembuangan dari Babel. Pemazmur mengajak umat Tuhan untuk bersyukur karena Tuhan baik dan kasih setia-Nya adalah untuk selama-lamanya. Tuhan sudah menebus umat-Nya dan menyelamatkan mereka dari negeri pembuangan. Sesungguhnya umat Tuhan sudah melihat berbagai bentuk kasih, kebaikan, dan kuasa Tuhan nyata di dalam hidup mereka. Hal ini terjadi terutama saat mereka berseru di dalam kesesakan yang mereka rasakan di negeri pembuangan. Saat mereka berseru, Tuhan menjawab seruan mereka. Gelombang diredakan-Nya dan dituntun-Nya umat-Nya ke pelabuhan kesukaan mereka, yaitu dikembalikan dari pembuangan. Oleh karena semuanya ini, umat bersyukur karena perbuatan ajaib Tuhan atas mereka.

Mazmur ini mengajar kita semua untuk bersyukur atas kasih dan setia Tuhan dalam hidup ini. Bersyukurlah dalam segala hal dan perkara. Bukan saja saat hal-hal besar menurut ukuran kita, tetapi untuk setiap detail berkat Tuhan mulai dari saat bangun pagi hari hingga menutup mata tidur di malam hari. --AAS/www.renunganharian.net

* * *
BERSYUKURLAH KEPADA TUHAN
ATAS SEGALA PERBUATAN-NYA DI DALAM HIDUP INI.

* * *



RENUNGAN SELASA
Bacaan: WAHYU 1:4-8

Bacaan Setahun: Markus 1-3

Nas: Bagi Dia, yang mengasihi kita dan telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. (Wahyu 1:5)


Membuatku Lebih Buruk

Philip Yancey membuka buku What's So Amazing About Grace? dengan cerita temannya yang melayani orang-orang tersisih di perkampungan kumuh Chicago. Ia bertemu dengan pelacur yang tak mampu membeli makanan untuk putrinya yang berumur dua tahun. Pelacur itu malah terpaksa menyewakan putrinya itu kepada pria yang hendak melampiaskan nafsu seksual tak wajar. Orang itu tertegun, lalu bertanya apakah si pelacur pernah ke gereja untuk mencari bantuan. Pelacur itu malah tersentak, "Gereja! Kenapa aku harus ke sana? Aku ini sudah muak dengan diriku sendiri. Dan mereka malah membuat keadaanku lebih buruk lagi."

Kisah tragis ini mewakili orang-orang yang enggan ke gereja karena gereja cenderung menghakimi. Gereja menuntut orang agar beres dulu hidupnya, barulah mereka akan diterima dengan baik.

Salam pembuka Rasul Yohanes di kitab Wahyu bernada sangat lain. Pernyataannya begitu bersahaja sehingga kita mungkin tidak cermat menyimaknya, mengiranya sekadar pembukaan surat yang kurang penting maknanya. Justru sebaliknya! Salam ini sangat bermakna: Allah tidak mengasihi kita karena kehidupan kita sudah beres dan bebas dari dosa; sebaliknya, Allah sejak awal mengasihi kita, menerima kita, dan, karena itu, Dia pun melepaskan kita dari dosa, memulihkan hidup kita. Bukankah itu hakikat Injil?

Adakah kehadiran gereja menjadi kabar baik bagi orang-orang tersisih di sekitarnya? Ataukah kita justru menjadi tembok penghambat bagi mereka untuk datang kepada Allah? --ARS/www.renunganharian.net

* * *
ALLAH TIDAK MENGASIHI MANUSIA KETIKA IA SUDAH BEBAS DARI DOSA,
TETAPI DIA MENGASIHI MANUSIA UNTUK MEMBEBASKANNYA DARI DOSA.

* * *



RENUNGAN RABU
Bacaan: YOSUA 5:13-6:7

Bacaan Setahun: Markus 4-5

Nas: Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, "Lihatlah, Aku sudah menyerahkan ke dalam tanganmu Yerikho dengan rajanya dan pejuang-pejuangnya yang gagah perkasa." (Yosua 6:2)


Bagai Tembok Tebal

Banyak yang bilang bahwa berjalan bersama Tuhan itu mudah. Benarkah demikian? Nyatanya tidak jarang kita dihadapkan dengan persoalan yang begitu rumit bagaikan menghadapi sebuah tembok tebal yang sulit diruntuhkan. Dalam situasi demikian acapkali hati kita ragu, iman kita diuji. Di tengah kemustahilan yang kita hadapi apakah kita masih memiliki keyakinan bahwa bersama Tuhan kita sanggup menemukan jalan keluarnya?

Yosua memandang kota Yerikho yang bertembok tebal dan diperlengkapi kekuatan besar itu dengan penuh keraguan. Rasanya mustahil mengalahkan kota itu. Di tengah keraguannya itu, tiba-tiba berdirilah seseorang di hadapannya dengan pedang terhunus. Dalam ketakutannya Yosua dengan spontan bertanya apakah ia membela Israel atau membela lawannya. Seseorang itu menjawab, "Bukan, tetapi aku adalah Panglima Balatentara Tuhan. Aku di sini sekarang." Yosua sadar siapa Pribadi yang dihadapinya saat itu. Ia pun sujud menyembah sampai mukanya ke tanah. Yosua berserah dan belajar percaya kepada Tuhan sambil tekun menanti-nantikan-Nya. Yosua belajar percaya bahwa Tuhan yang berfirman itu pasti menepati janji-Nya.

Apakah hari ini Anda dan saya melihat persoalan yang kita hadapi bagaikan tembok Yerikho yang mustahil untuk dilalui? Ketika keraguan mulai melanda, itulah saat yang tepat bagi kita untuk sujud dan menyembah Tuhan sebagai bentuk penyerahan kita. Di dalam hati yang berserah ada keyakinan untuk berpegang kepada janji Tuhan. Percaya bahwa Panglima Balatentara Tuhan itu berjalan bersama kita untuk menghancurkan persoalan di depan kita. --SYS/www.renunganharian.net

* * *
DI TENGAH KERAGUAN HATI KITA PUN TUHAN TETAP MENYATAKAN
KEHADIRAN-NYA UNTUK MENGUATKAN IMAN KITA.

* * *



RENUNGAN KAMIS
Bacaan: ROMA 2:1-16

Bacaan Setahun: Markus 6-7

Nas: Namun, kita tahu bahwa hukuman Allah berlangsung secara adil atas mereka yang berbuat demikian. (Roma 2:2)


Penghukuman yang Jujur

Mendapat perlakuan kurang menyenangkan dapat menimbulkan rasa dendam. Tak jarang perlakuan tidak menyenangkan ini pun dibalas dengan tindakan yang lebih jahat. Meski demikian, membalas kejahatan dengan perbuatan yang lebih jahat sering tidak diakui sebagai tindakan jahat. Mereka tetap merasa diri benar. Mereka mengaku tega melakukannya karena ingin memberi penghukuman. Memberi pelajaran supaya orang lain tahu rasanya dijahati.

Penghukuman adalah balasan. Perbuatan jahat mungkin perlu dibalas dengan hukuman yang setimpal. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan efek jera bagi para pelaku kejahatan. Penghukuman juga dapat menjadi sarana pendisiplinan, supaya pelaku kejahatan meninggalkan tabiat jahatnya dan beralih kepada kebaikan. Namun, masalahnya, siapa yang layak memberikan penghukuman semacam ini? Penghukuman yang jujur, yang sesuai dengan tingkat kejahatan yang telah dilakukan dan disertai dengan motivasi yang benar, untuk membawa pertobatan. Jawabnya sudah pasti, hanya Tuhan saja!

Bukankah tindakan main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan oleh hukum negara? Tuhan pun tidak memberi kewenangan kepada kita untuk menghakimi sesama! Menghakimi sesama menandakan kalau kita belum bertobat. Terlebih menjatuhkan hukuman kepada mereka. Menghakimi dan menghukum sesama adalah tindakan kemunafikan karena kita sendiri pun adalah pendosa. Hal ini hanya akan berbuahkan murka Tuhan atas diri kita. Bukankah seorang yang telah bertobat menjalani hidup dalam kasih dan tidak lagi gemar menghakimi? --EBL/www.renunganharian.net

* * *
DENGAN MENGHAKIMI KITA MENJADIKAN DIRI SENDIRI
LEBIH BERDOSA DARI ORANG YANG KITA HAKIMI.

* * *



RENUNGAN JUMAT
Bacaan: 1 PETRUS 3:1-7

Bacaan Setahun: Markus 8-9

Nas: Demikian juga kamu, suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai sesama ahli waris anugerah kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. (1 Petrus 3:7)


Umoja

Umoja adalah sebuah desa para wanita di Samburu, sekitar 380 km dari Nairobi, Kenya, yang artinya "bersatu". Desa ini didirikan tahun 1990 oleh Rebecca Lolosoli, sebagai tempat penampungan dan perlindungan bagi para perempuan korban kekerasan. Rebecca sendiri adalah korban kekerasan yang mengalami trauma. Menariknya, jumlah penghuninya makin lama makin bertambah karena semakin banyak wanita yang bergabung ke sana. Mereka membangun sistem pemerintahan desa yang demokratis, menyediakan sarana pendidikan bagi anak-anak, serta pelatihan keterampilan membuat berbagai perhiasan. Mereka beranggapan bahwa laki-laki adalah penindas dan monster. Dan mereka hendak membuktikan bahwa mereka dapat hidup sejahtera tanpa laki-laki. Desa ini kemudian menjadi desa wisata yang terkenal.

Banyak istri mengalami kekerasan justru dari suami yang seharusnya melindungi dan mengasihinya. Praktik ini juga terdapat dalam sebagian keluarga Kristen, bahkan di antara para pelayan Tuhan. Banyak orang menutupinya karena menganggapnya aib keluarga.

Rasul Petrus mengajarkan agar dalam relasi suami istri, laki-laki hidup secara bijaksana dengan istrinya. Suami harus memandang istrinya sebagai teman pewaris anugerah Allah. Bahwa Kristus juga mati bagi para perempuan. Bahwa mereka juga berharga bagi-Nya. Perempuan sama seperti laki-laki diciptakan dalam gambar dan rupa Allah (Kej. 1:27). Karenanya, sepantasnyalah laki-laki memperlakukan perempuan, terlebih suami memperlakukan istrinya, dengan penuh hormat. Itu adalah tanda ketaatan kepada Tuhan. --HT/www.renunganharian.net

* * *
HUBUNGAN YANG BERES DENGAN TUHAN MEMAMPUKAN KITA
MEMPERLAKUKAN PASANGAN DAN ORANG LAIN SESUAI KEHENDAK-NYA.

* * *



RENUNGAN SABTU
Bacaan: FILIPI 1:12-19

Bacaan Setahun: Markus 10-11

Nas: Tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan tidak dengan tulus, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara. (Filipi 1:17)


Salah Sangka

Pernahkah Anda merasa gusar atau marah ketika firman Tuhan disampaikan dengan maksud yang tidak semestinya, misalkan untuk kepentingan sendiri atau kelompok, hingga ada motivasi terselubung? Saya pernah marah dengan tindakan seorang pemimpin kelompok mission trip kami, yang diam-diam memakai dokumentasi kegiatan kami untuk mendapat sponsor untuk mendukung pelayanan pribadinya.

Rasul Paulus pernah menghadapi situasi serupa. Hal yang jelas disampaikannya saat menyurati jemaat di Filipi. Ada pihak tertentu yang memberitakan Injil karena kepentingan pribadi, juga dengan maksud yang tidak ikhlas, supaya memperberat beban pikiran Paulus yang sedang dipenjara. Namun, di luar dugaan bahwa Paulus justru mampu untuk tetap bersukacita-karena bagaimanapun nama Kristus diberitakan (ay. 18). Tentu saja hal ini tidak berarti kita "diizinkan" melakukan pelayanan atau pemberitaan Injil dengan maksud terselubung. Firman ini hanya sebagai pengingat bahwa adakalanya orang membelokkan berita Injil untuk kepentingan pribadinya, tetapi kuasa Allah sanggup bekerja melampaui niat-niat culas, licik, dan jahat sekalipun!

Kita meyakini bahwa Allah sanggup bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan (Rm. 8:28). Tak hanya dalam rangka pelayanan atau penginjilan, tetapi dalam segala perkara. Oleh karena itu, jagalah hati kita agar jangan sampai terusik oleh hal-hal yang mengecewakan, tetapi fokuslah untuk hidup seturut kehendak dan rencana-Nya sehingga hidup kita dapat memuliakan Dia senantiasa. --GHJ/www.renunganharian.net

* * *
DALAM SITUASI YANG TAMPAK MERUGIKAN,
PENGIKUT KRISTUS SEJATI DIMAMPUKAN UNTUK TETAP BERSUKACITA.

* * *



MOTTO JPA : " ANDA BUKAN ORANG ASING, TETAPI KELUARGA KAMI DALAM TUHAN "

&
JPA VISION : " Mempersiapkan Bagi Tuhan Suatu Umat Yang Layak Bagi-Nya "
( LUKAS 1:17c )


JPA VISION 2024 : " UNLIMITED LOVE " ( KASIH TANPA BATAS ) | Komunitas Warga GPdI JPA secara online! Anda bebas membicarakan semua tentang GPdI JPA, memberikan komentar, kesaksian, informasi, ataupun kiritikan untuk GPdI JPA agar lebih baik!!

#KeluargaJPA​​​ #TuhanBekerja​​​ #JPABerdampak​​​ #JPAVision​​​ #UnlimitedLove #KasihTanpaBatas #GPdI​​​ #GPdIJPA​​​ #Praise​​​ #Renungan2024 #InfoIbadah​​​ #multimediaJPA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "

 Ps. Calvin Waworuntu " Revolusi Penyembahan "  Maz. 32:6 Sebab itu hendaklah setiap orang saleh berdoa kepada-Mu, selagi Engkau d...

Post Bottom Ad

Halaman